Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Proyeksi EXIT Chart untuk Memprioritaskan Data Komunikasi Manusia pada Jaringan Super Padat NI?AMAH, KHOIRUN; LARASATI, SOLICHAH
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 7, No 3 (2019): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v7i3.508

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk menguji jaringan masa depan dengan melibatkan ribuan mesin. Teknik Coded Random Access (CRA) akan dijadikan bagian penting pada teknologi komunikasi seluler generasi ke-5 (5G) tahun 2020 yang diprediksi data komunikasi manusia bercampur dengan mesin. CRA pada penelitian ini dipandang sebagai skema multiple access terbaru yang memanfaatkan coding (repetition dan MDS codes), penelitian ini berdasarkan repetition codes untuk mendesain sub-optimal degree distribution pada grup manusia dan mesin. Kinerja sistem dievaluasi menggunakan parameter proyeksi Extrinstric Information Transfer (EXIT) chart, throughput, dan packet-loss rate (PLR). Sub-optimal degree distribusi untuk grup manusia ((3,1),0.3, (8,1),0.7), grup mesin ((2,1),0.6, (4,1),0.4). Throughput grup manusia tanpa fading 0,775 paket/slot dengan fading 0,736 paket/slot dan grup mesin tanpa fading 0,669 paket/slot dengan fading 0,646 paket/slot. Kontribusi penelitian ini sangat signifikan karena data pada komunikasi manusia dapat diprioritaskan yang dilihat dari kinerja deteksi paket yang diterima tanpa error (throughput) pada grup manusia lebih tinggi dibanding mesin.Kata kunci: Repetition codes , EXIT Chart, Degree Distribusi, Manusia, Mesin. ABSTRACTThis research considers future super-dense networks. Coded Random Access (CRA) technique is ecxpected to be important in fifth generation (5G) celullar communication in 2020 predicted that human data communication are mixed with machines. CRA as a new multiple accesss sheme which exploiting coding (repetition and MDS codes), this research is based on repetition codes for design sub-optimal degree distribution for human and machines groups. The performance of prioritized are evaluated based on parameters, e.g., projection Extrinsic Information (EXIT) chart, throughput, and packet-loss rate (PLR). Sub optimal degree distribution human ((3,1),0.3, (8,1),0.7), machines ((2,1),0.6, (4,1),0.4). Throughput human without fading 0,775 packet/slot with fading 0,736 packet/slot and machine without fading 0,669 packet/slot with fading 0,646 packet/slot. The contribution of this research is significant because the data on human communication can be prioritized as seen from the performance of correctly received packets (throughput) in the human group is higger than machines.Keywords: Repetition Codes, EXIT Chart, Degree Distribution, Human, Machines.
Sub-Optimal Degree Distribution untuk Prioritas Komunikasi Manusia menggunakan Proyeksi EXIT Chart pada Jaringan Masa Depan LARASATI, SOLICHAH; NI?AMAH, KHOIRUN
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 7, No 3 (2019): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v7i3.442

Abstract

ABSTRAKPada jaringan masa depan melibatkan komunikasi antara mesin dan manusia. Penelitian ini mengusulkan konsep coding dalam jaringan menggunakan Maximum Distance Separable (MDS) codes. Desain sub-optimal degree distribution untuk memprioritaskan manusia menggunakan proyeksi EXIT Chart. Pada penelitian ini dasar dari skema multiple akses untuk jaringan super-padat menggunakan Coded Random Access (CRA). Usulan model jaringan menggunakan Binary Erasure Channel (BEC). Evaluasi performansi untuk grup manusia dan mesin diukur berdasarkan throughput dan packet-loss-rate dan hasilnya juga dibuktikan menggunakan frequency-flat Rayleigh fading. Sub-optimal degree distribusi yang diusulkan untuk manusia ((8,2),1) dan untuk mesin ((3.2),0.2),((4,2),0.8)), dengan hasil throughput sebelum fading untuk manusia 0.35 paket/slot dan throughput mesin 0.32 paket/slot, sedangkan setelah fading throughput manusia 0.34 paket/slot dan throughput mesin 0.22 paket/slot.Kata kunci: MDS codes, CRA, human, machines, EXIT chart ABSTRACTFuture wireless network involving machines and human communications.This research proposed new concept of network coding based on Maximum Distance Separable (MDS) codes. Designed optimally sub-optimal degree distribution for prioritizing human using projected EXIT chart. This research fundamental multiple access scheme for wireless super-dense network using Coded Random Access (CRA). In this research, proposed scheme under Binary Erasure Channel (BEC) to model a network. We evaluate the performance for human and machines group in terms of throughput and packet-loss-rate, and the result are then verified using frequency-flat Rayleigh fading. We have proposed sub-optimal degree distributions for human ((8,2),1) and for machines ((3.2),0.2),((4,2),0.8)), the resulting throughput for human 0.35 packet/slot and throughput for machines 0.32 packet/slot under fading and without fading throughput for human 0.34 packet/slot than throughput for machines 0.22 packet/slot.Keywords: MDS codes, CRA, human, machines, EXIT chart
Effects of Power Allocation and User Mobility on Non-Orthogonal Multiple Access Using Successive Interference Cancellation Niamah, Khoirun; Larasati, Solichah; Jannah, Raudhatul
ELKHA : Jurnal Teknik Elektro Vol. 13 No. 1 April 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/elkha.v13i1.41708

Abstract

This research based on simulation to show impact of the power allocation on Non-Orthogonal Multiple Access (NOMA) using Successive Interference Cancellation (SIC). NOMA used superposition code (SC) on the transmitter and SIC on the receiver. NOMA has two categories power domain (PD) and code domain (CD). This research based on PD-NOMA simulated for downlink. The number of users who use the same recourse block are divided into two conditions: user with apply SIC and without SIC base on the value of channel gain from each user. Applying SC on the transmitter and SIC on the receiver will cancel of interference. Novelties of this research are the best performance of power allocation and user mobility based on parameter BER and SNR. Allocation of the power transmit based on value of channel gain every user, where user with value of channel gain is low will be allocated high power transmit, and otherwise. The best result performance of BER vs SNR used ratio power transmit 0.45 dB:0.55 dB, BER  get value SNR for 17 dB and  18 dB. The best performance SNR for mobility of user with speed    = 40 km/h value SNR 18 dB for BER . This research has proposed to show impact of power transmit and interference in performance NOMA.
Analisa Pengaruh Interferensi Terhadap Availibility pada Jaringan Microwave dengan Passive Repeater Pradana, Zein Hanni; Ni’amah, Khoirun; Larasati, Solichah
Edu Elektrika Journal Vol 9 No 2 (2020): Edu Elektrika Journal
Publisher : Electrical Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eej.v9i2.42823

Abstract

Penelitian ini melakukan perancangan dan simulasi pada jaringan microwave site Cibadak-Cipetir dengan jarak 11,42 Km, frekuensi yang digunakan 37 GHz dan menggunakan passive repeater back-to-back dengan pengaruh interferensi. Perancangan jaringan microwave ini dilakukan menggunakan software simulasi Pathloss 5.0 dengan memasukkan data site berupa latitude, longitude dan elevasi, kemudian melakukan pengaturan pada antena, jenis radio akses, redaman hujan dan passive repeater back-to-back. Daerah pada site Cibadak-Cipetir merupakan daerah perbukitan, sehingga untuk mendukung agar site Cibadak dan Cipetir dapat berkomunikasi, maka digunakan passive repeater back-to-back yang ditempatkan ditempat tertinggi antara kedua site tersebut. Parameter yang dianalisa pada performansi jaringan microwave link Cibadak-Cipetir ini adalah availibility berdasarkan standar ITU-T-G.821. Simulasi pada perancangan link Cibadak-Ciipetir yang telah dilakukan tanpa menggunakan passive repeater didapatkan nilai availibility sebesar 98,57875%, setelah ditambahkan passive repeater back-to-back antena mengalami peningkatan nilai availibility menjadi 99,55955%. Interferensi terjadi karena menggunakan frekuensi yang sama pada dua antena pada site yang sama. Nilai availibility ini belum memenuhi standar ITU-T-G.821 dikarenakan adanya interferensi dan banyaknya multipath pada daerah site tersebut, untuk selanjutnya dapat dilakukan optimasi pada link jaringan microwave ini.
Analisa Pengaruh Interferensi Terhadap Availibility pada Jaringan Microwave dengan Passive Repeater Pradana, Zein Hanni; Ni’amah, Khoirun; Larasati, Solichah
Edu Elektrika Journal Vol 9 No 2 (2020): Edu Elektrika Journal
Publisher : Electrical Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eej.v9i2.42823

Abstract

Penelitian ini melakukan perancangan dan simulasi pada jaringan microwave site Cibadak-Cipetir dengan jarak 11,42 Km, frekuensi yang digunakan 37 GHz dan menggunakan passive repeater back-to-back dengan pengaruh interferensi. Perancangan jaringan microwave ini dilakukan menggunakan software simulasi Pathloss 5.0 dengan memasukkan data site berupa latitude, longitude dan elevasi, kemudian melakukan pengaturan pada antena, jenis radio akses, redaman hujan dan passive repeater back-to-back. Daerah pada site Cibadak-Cipetir merupakan daerah perbukitan, sehingga untuk mendukung agar site Cibadak dan Cipetir dapat berkomunikasi, maka digunakan passive repeater back-to-back yang ditempatkan ditempat tertinggi antara kedua site tersebut. Parameter yang dianalisa pada performansi jaringan microwave link Cibadak-Cipetir ini adalah availibility berdasarkan standar ITU-T-G.821. Simulasi pada perancangan link Cibadak-Ciipetir yang telah dilakukan tanpa menggunakan passive repeater didapatkan nilai availibility sebesar 98,57875%, setelah ditambahkan passive repeater back-to-back antena mengalami peningkatan nilai availibility menjadi 99,55955%. Interferensi terjadi karena menggunakan frekuensi yang sama pada dua antena pada site yang sama. Nilai availibility ini belum memenuhi standar ITU-T-G.821 dikarenakan adanya interferensi dan banyaknya multipath pada daerah site tersebut, untuk selanjutnya dapat dilakukan optimasi pada link jaringan microwave ini.
Analisis Kualitas Jaringan Tembaga Terhadap Penerapan Teknologi Annex M Pada Perangkat MSAN Studi Kasus Di PT.Telkom Purwokerto Solichah Larasati; Wahyu Pamungkas; Eka Wahyudi
Semantik Vol 4, No 1 (2014): Semantik 2014
Publisher : Semantik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.037 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi telekomunikasi, khususnya jaringan kabel  semakin  lama semakin berkembang pesat. Ini  ditandai dengan berkembangnya  layanan yang ditawarkan  oleh operator yang  meliputi voice,  ADSL, Internet Protokol Television (IPTV), dan  wifi.  Berkembangnya layanan tersebut membawa dampak terhadap kenaikan kebutuhan bandwidth.  PT. Telkomsebagai salah satu operator telekomunikasi di Indonesia  melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan bandwidth yang semakin besar dengan melakukan moderinasi jaringan menggunakan perangkat Multi Service Access Node (MSAN).  Salah satu  jenis teknologi MSAN adalah Annex M.  Annex M adalah ADSL2+ yang mempunyai nilai upstream sampai 3 Mbps dan downstream sampai 24 Mbps.  Teknologi ini membutuhkan kualitas jaringan tembaga yang baik.  Penelitian ini menggunakan metode analisis dengan membandingkan dua variabel sebelum dan sesudah menggunakan Annex M dalam persen rasio. Variabel yang dibandingkan diantaranya adalah SNR, Attenuation dan Attainable Rate.  Berdasarkan perhitungan sampel sebelum dan sesudah menggunakan  Annex M maka didapatkan bahwa parameter Signal to Noise Ratio (SNR) mengalami perbaikan kualitas jaringan upstream sebesar 10,306% dan downstream sebesar 3,048%. Parameter Attenuation sebelum dan sesudah menggunakan Annex M mengalami perbaikan kualitas jaringan upstream sebesar 13,491% dan downstream sebesar 2,797%. Parameter Attainable Rate upstream sebelum dan sesudah menggunakan Annex M mengalami kenaikan sebesar 3,9106% dan Attainable Rate downstream sebelum dan sesudah menggunakan Annex M mengalami pen urunan sebesar 3%
Comparison of Hybrid Diversity and Space Diversity for Microwave Link Between Islands Mohammad Andri Kurnia; Eka Wahyudi; Solichah Larasati
CESS (Journal of Computer Engineering, System and Science) Vol 5, No 2 (2020): JULI 2020
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1955.479 KB) | DOI: 10.24114/cess.v5i2.18160

Abstract

The development of telecommunications technology today, so that some islands are still not affordable from telecommunications technology. The considerable distance between islands requires the efficiency and flexibility of the technology used. The microwave communication system is a technology that is widely implemented as a cellular network backhaul network because it has advantages in the simplicity of installation and can reach remote areas that are difficult to reach. But on the receiving side, the signal received not only comes from the LOS (Line of Sight) signal but the signal is also reflected by the surface of the Earth. The signal from some of these reflections is called multipath, the signal will cause interference that can cause fading or changes in the electromagnetic waves received. To overcome multipath fading that is too high, it is necessary to optimize antenna diversity using hybrid diversity and space diversity techniques. At maximum optimization of hybrid diversity with 135λ and 300 MHz, RSL -34.54 dBm is obtained, the fading margin is 33.70 dB, and availability is 99.99987%, the optimization is better than space diversity at maximum optimization with 135λ. Optimization of hybrid diversity has met ITU-R standards, with RSL values below -30 dBm and availability above 99.900% - 99.9966%, for the value of fading margins still do not meet the standards but can overcome multipath fading problems.
Optimasi Jaringan Microwave Site Cipetir-Cibadak Dengan Menggunakan Space Diversity Zein Hanni Pradana; Khoirun Ni'amah; Solichah Larasati
CESS (Journal of Computer Engineering, System and Science) Vol 6, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.584 KB) | DOI: 10.24114/cess.v6i2.21584

Abstract

Penelitian ini melakukan optimasi pada jaringan microwave site Cipetir-Cibadak dengan menggunakan space diversity dengan frekuensi kerja 32 GHz. Kondisi wilayah site Cipetir-Cibadak merupakan daerah perbukitan dengan jarak 11,42 Km, sehingga diperlukan penambahan antena diversity. Optimasi jaringan microwave ini dilakukan menggunakan software Pathloss 5.0 untuk melihat perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan antena diversity. Parameter yang digunakan pada performansi optimasi jaringan microwave ini adalah availibility yang diperoleh berdasarkan simulasi menggunakan vigent barnet dan ITU-R. Nilai availibility yang diperoleh sebelum optimasi berdasarkan vigent barnet 99,86112% dan ITU 99,87924%, setelah pemasangan antena diversity pada jarak 100l, 125l, 150l, 175l dan 200l dan pada jarak 200l nilai availibility meningkat berdasarkan vigent barnet 99,91027% dan ITU-R 99,9118%. Penggunaan teknik space diversity ini dapat meningkatkan kehandalan sistem.
Sub-Optimal Degree Distribution untuk Prioritas Komunikasi Manusia menggunakan Proyeksi EXIT Chart pada Jaringan Masa Depan SOLICHAH LARASATI; KHOIRUN NI’AMAH
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 7, No 3 (2019): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v7i3.442

Abstract

ABSTRAKPada jaringan masa depan melibatkan komunikasi antara mesin dan manusia. Penelitian ini mengusulkan konsep coding dalam jaringan menggunakan Maximum Distance Separable (MDS) codes. Desain sub-optimal degree distribution untuk memprioritaskan manusia menggunakan proyeksi EXIT Chart. Pada penelitian ini dasar dari skema multiple akses untuk jaringan super-padat menggunakan Coded Random Access (CRA). Usulan model jaringan menggunakan Binary Erasure Channel (BEC). Evaluasi performansi untuk grup manusia dan mesin diukur berdasarkan throughput dan packet-loss-rate dan hasilnya juga dibuktikan menggunakan frequency-flat Rayleigh fading. Sub-optimal degree distribusi yang diusulkan untuk manusia ((8,2),1) dan untuk mesin ((3.2),0.2),((4,2),0.8)), dengan hasil throughput sebelum fading untuk manusia 0.35 paket/slot dan throughput mesin 0.32 paket/slot, sedangkan setelah fading throughput manusia 0.34 paket/slot dan throughput mesin 0.22 paket/slot.Kata kunci: MDS codes, CRA, human, machines, EXIT chart ABSTRACTFuture wireless network involving machines and human communications.This research proposed new concept of network coding based on Maximum Distance Separable (MDS) codes. Designed optimally sub-optimal degree distribution for prioritizing human using projected EXIT chart. This research fundamental multiple access scheme for wireless super-dense network using Coded Random Access (CRA). In this research, proposed scheme under Binary Erasure Channel (BEC) to model a network. We evaluate the performance for human and machines group in terms of throughput and packet-loss-rate, and the result are then verified using frequency-flat Rayleigh fading. We have proposed sub-optimal degree distributions for human ((8,2),1) and for machines ((3.2),0.2),((4,2),0.8)), the resulting throughput for human 0.35 packet/slot and throughput for machines 0.32 packet/slot under fading and without fading throughput for human 0.34 packet/slot than throughput for machines 0.22 packet/slot.Keywords: MDS codes, CRA, human, machines, EXIT chart
Model Kanal 5G dengan Pengaruh Kelembapan pada Frekuensi 3,3 GHz dan Bandwidth 99 MHz Berbasis Convolutional Codes RENI DYAH WAHYUNINGRUM; KHOIRUN NI’AMAH; SOLICHAH LARASATI
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 9, No 4 (2021): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektro
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v9i4.878

Abstract

ABSTRAKGenerasi telekomunikasi kelima (5G) diterapkan pada 2021 dengan frekuensi tinggi yang menyebabkan redaman yang besar dibandingkan pita sub-1 GHz. Penelitian ini mengkaji sistem 5G dengan frekuensi operasi 3,3 GHz dan bandwidth 99 MHz berdasarkan spesifikasi 5G dari Cyclic Prefix-Orthogonal Frequency Division Multiplexing (CP-OFDM) numerologi μ = 1 menggunakan parameter lingkungan yang diukur secara langsung di kota Bandung. Penelitian ini menemukan bahwa model kanal 5G dengan pengaruh kelembapan maksimum memiliki power delay profile (PDP) 9 path dengan nilai daya yang lebih kecil dan outage performances (????>????) yang lebih buruk dengan gap sebesar 0,3 dB dibandingkan dengan pengaruh kelembapan minimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan convolutional codes dapat membantu menghemat Signal to Noise Ratio (SNR) dengan gap sebesar 3 dB. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan komunikasi nirkabel 5G di Indonesia.Kata kunci: 5G, model kanal, convolutional codes, PDP, FER, BER. ABSTRACTThe fifth generation of telecommunications (5G) implemented in 2021, where high frequency which causes a large attenuation compared to the sub-1 GHz band. This research examines a 5G system with an operating frequency of 3.3 GHz and a bandwidth of 99 MHz based on the 5G specification of the Cyclic Prefix - Orthogonal Frequency Division Multiplexing (CP-OFDM) numerology μ = 1 using environmental parameters measured directly in Bandung, Indonesia. This research shows that the 5G channel model under maximum humidity has a 9 power delay profile (PDP) with a smaller power value and worse outage performances (????>????) with a gap of 0.3 dB compared to the effect of minimum humidity. The results showed that the use of convolutional codes can save the Signal to Noise Ratio (SNR) with gap of 3 dB. The results of this research are expected to contribute to the development of 5G wireless communications in Indonesia.Keywords: 5G, channel model, convolutional codes, PDP, FER, BER.