Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Gaster

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) DENGAN MINAT MAHASISWA MENGIKUTI PROGRAM PROFESI NERS DI STIKES AISYIYAH SURAKARTA Tri Susilowati; Irma Mustika Sari
Gaster Vol 11 No 2 (2014): AGUSTUS
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.521 KB)

Abstract

Latar Belakang : Program pendidikan profesi Ners merupakan suatu rangkaian pendidikan perawat profesional jenjang sarjana. Namun pada kenyataannya banyak fenomena yang menunjukkan bahwa program tersebut merupakan momok yang ditakuti oleh mahasiswa program studi ilmu keperawatan yang masih menempuh program akademik. Studi pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswa STIKES Aisyiyah Surakarta Program Studi Ilmu Keperawatan terutama semester 8, diperoleh hasil sebagian besar mahasiswa beranggapan bahwa program profesi ners tidak begitu diperlukan dikarenakan masih ada beberapa lahan pekerjaan yang tidak harus menggunakan ijazah profesi. Sebagian lagi berpendapat bahwa program profesi ners sangat memberatkan, dikarenakan penugasan yang banyak dan biaya yang cukup mahal. Tujuan : Mengetahui hubungan dukungan sosial teman sebaya (peer group) dengan minat mahasiswa mengikuti program profesi ners di STIKES Aisyiyah Surakarta. Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan menggunakan sampling jenuh, dengan jumlah sampel 83 mahasiswa tingkat akhir, sedangkan instrument penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Hasil : Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya (peer group) mahasiswa sebagian besar dalam kategori cukup (44.6 %) dan minat mahasiswa dalam mengikuti program profesi ners sebagian besar dalam kategori cukup (43.4 %). Hasil bivariat dengan menggunakan Chi Square diperoleh hasil terdapat hubungan dukungan sosial teman sebaya (peer group) dengan minat mahasiswa mengikuti program profesi ners dengan p value sebesar 0.000 < 0,05. Kesimpulan : Terdapat hubungan dukungan sosial teman sebaya (peer group) dengan minat mahasiswa mengikuti program profesi ners di STIKES Aisyiyah Surakarta Kata Kunci : Dukungan Sosial, Minat, Teman Sebaya, Program Profesi Ners
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN PASIEN HEMODIALISA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Irma Mustikasari
Gaster Vol 15 No 1 (2017): FEBRUARI
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.649 KB) | DOI: 10.30787/gaster.v15i1.139

Abstract

Interdialytic Weight Gain (IDWG) diukur sebagai dasar untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk selama periode interdialitik. Interdialytic Weight Gain (IDWG) dihitung berdasarkan berat badan kering pasien setelah menjalani hemodialisa. Berbagai faktor internal yang mempengaruhi Interdialytic Weight Gain (IDWG) pasien hemodialisa seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama hemodialisa. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Interdialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode Penelitian : deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian adalah pasien yang menjalani hemodialisa secara rutin di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebanyak 44 orang dengan purposive sampling. Pengambilan data pasien menggunakan kuesioner. Hasil : Analisis dengan menggunakan regresi linear menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama hemodialisa dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan nilai p value > 0,05. Kesimpulan : faktor internal seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama hemodialisa tidak mempengaruhi nilai Interdialytic Weight Gain (IDWG) pasien hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN FISIK PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU Erika Dewi Noorratri; Irma Mustika Sari
Gaster Vol 15 No 2 (2017): AGUSTUS
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.738 KB) | DOI: 10.30787/gaster.v15i2.200

Abstract

Latar Belakang : Tuberculosis adalah penyakit yang mematikan dan menular di dunia. Kasus baru ada 9 juta setiap tahunnya dan hampir mencapai 2 juta manusia pada kasus kematian. Indonesia menempati urutan ketiga jumlah kasus dengan jumlah sebesar 700 ribu kasus tuberculosis setelah India dan Cina.(WHO,2013). BKPM Magelang ada 399 pasien tuberculosis pada tahun 2015. Ada beberapa faktor penyebab kasus TB RR/TB MDR terus meningkat dilihat dari sisi pasien yaitu rendahnya kesadaran diri pasien untuk sembuh, dan rendahnya kepatuhan minum obat yang sering disebabkan adanya efek samping obat. Kesembuhan pasien tuberculosis membutuhkan waktu yang cukup lama, yang membuat pasien merasa jenuh dan bosan dalam menjalankannya. Kemandirian fisik perlu ditingkatkan pada pasien tuberculosis. Tujuan Penelitian : menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kemandirian fisik pasien Tuberculosis Paru. Metode Penelitian : deskriptif kuantitatif sampel diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian : faktor jenis kelamin diperoleh nilai p=0,524 (p>0,05), faktor usia p=0,588 (p>0,05), faktor jarak rumah p=0,201 (p>0,05), pendapatan nilai p=0,688 (p>0,05), status pernikahan nilai p=1,000 (p>0,05), pekerjaan diperoleh nilai p=0,204 (p>0,05), pendidikan nilai p=0,529 (p>0,05) dan penyakit lain diperoleh nilai p=0,440 (p>0,05). Simpulan: Tidak ada faktor yang berhubungan pada kemandirian fisik TB Paru.
PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN BREAST CANCER YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT DR.MOEWARDI SURAKARTA Eska Dwi Prajayanti; Irma Mustika Sari
Gaster Vol 15 No 2 (2017): AGUSTUS
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.912 KB) | DOI: 10.30787/gaster.v15i2.201

Abstract

Latar Belakang: Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari Deoxyribo Nucleid Acid(DNA) seluler. Salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia adalah breast cancer. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dapat mengalami perubahan berbagai aspek-aspek kehidupan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Hal ini akan berdampak pada kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi Benson terhadap kualitas hidup pasien breast cancer yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Metode: desain penelitian Studi Quasi pra-posttest control satu desain kelompok eksperimental. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 22 responden yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebagai salah satu responden dengan menangani sesuai dengan standar rumah sakit tanpa diberi relaksasi Benson. Hasil: ada terdapat pengaruh kualitas hidup antara pasien yang diberikan teknik relaksasi Benson dan pasien yang tidak mendapatkan teknik relaksasi Benson (sign. 2-tailed <0.05) pada domain I (KesehatanFisik), II (Psikologis) dan IV (Lingkungan). Kesimpulan: Terapi Relaksasi Benson adalah salah satu jenis teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien breast cancer yang menjalanikemote api di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta.
Pemberian Intervensi Support Group Menurunkan Kecemasan Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Eska Dwi Prajayanti; Irma Mustika Sari
Gaster Vol 18 No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.312 KB) | DOI: 10.30787/gaster.v18i1.524

Abstract

Pendahuluan: Hemodialisa merupakan salah satu terapi pengganti pada penderita penyakit ginjal kronis terminal yang banyak digunakan di dunia termasuk di Indonesia. Proses hemodialisa yang lama menimbulkan efek psikologis seperti kecemasan. Kecemasan yang berlebihan akan mengakibatkan terhambatnya proses penyembuhan penyakit. Dukungan sangat diperlukan oleh pasien yang menjalani hemodialisa, salah satunya adalah dukungan kelompok dengan intervensi support group. Tujuan penelitian ini adalah dengan pemberian intervensi support group apakah berpengaruh pada penurunan tingkat kecemasan pasien yang menjalani hemodialisa. Metode: Metode yang digunaka dalam penelitian ini adalah quasy experimental pre-post test without control group terhadap 20 pasien hemodialisa dengan cara pengambilan sampel consecutive sampling dan dilakukan analisa data dengan menggunakan Wilcoxon test.Hasil: Terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi support group dengan ρvalue 0.000. Kesimpulan: Intervensi support group mampu menurunkan tingkat kecemasan. Intervensi support group dapat dijadikan tindakan mandiri perawat dalam mengatasi kecemasan pada pasien hemodialisa
THE EFFECT OF SWEDISH MESSAGE THERAPY ON BLOOD PRESSURE IN PRIMARY HYPERTENSION PATIENTS Eska Dwi Prajayanti; Irma Mustika Sari
Gaster Vol 20 No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.51 KB) | DOI: 10.30787/gaster.v20i2.804

Abstract

Background: Primary hypertension is one of the comorbidities in the transmission of the Sar-Cov virus. Relaxation therapy is needed in patients with hypertension in order to relax the blood vessels so that vasodilation will occur which causes blood pressure to return to normal. Swedish massage is a technique massage that focuses on relaxation and enhancing blood circulation by involving the muscles. Purpose: giving a swedish message as an effort to lower blood pressure in patients with primary hypertension. Methods: This study used in a research quasi-experimental design : one group pre test and post test design. The population in this study amounted to 8 respondents. Result: there is an influence between Swedish massage for lowering blood pressure in primary hypertension patient Conclusion: Swedish massage that is carried out regularly and consistently can be used to lower blood pressure in patients with primary hypertension