Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Resiliensi Remaja Dalam Menghadapi Perilaku Bullying Yuliani, Silvia; Widianti, Efri; Sari, Sheizi Prista
KEPERAWATAN Vol 6, No 1 (2018): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.049 KB)

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan catatan Komnas Perlindungan Anak Indonesia di tahun 2013, KPAI menerima 3.339 kasus pelanggaran terhadap anak. Jumlah ini meningkat menjadi 4.965 kasus di tahun 2014, dimana pelaku bullying meningkat menjadi 26%. Plan International dan International Center Reasearch on Women (2015) menunjukan bahwa terdapat 84% anak yang mengalami kekerasan di sekolah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil studi ahli intervensi bullying, sebanyak 10-60% siswa di Indonesia melaporkan telah mendapatkan perilaku bullying sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu. Seseorang yang mendapatkan perilaku negatif dan menjadi terpuruk, ada sebagian dari diri seseorang yang mampu bangkit dan pulih kembali dari keadaan terpuruknya yang dikenal dengan istilah resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resiliensi remaja dalam menghadapi perilaku bullying di SMP 1 PGRI Jatinangor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 123 orang kelas VII dan VIII yang diambil dengan menggunakan teknik probability sampling. Penelitian menggunakan instrumen 25-Item Resilience Scale yang disusun oleh Wagnild dan Young dengan nilai validitas .369 sampai .778 dengan nilai reliabilitas 0.943. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar dari responden yaitu 90 orang (73%) memiliki nilai resiliensi yang rendah dalam menghadapi perilaku bullying. Sebagian kecil dari responden (26%) yaitu 32 orang yang memiliki nilai resiliensi sedang dan sangat sedikit dari responden 1 siswa (1%) yang memiliki nilai resiliensi tinggi. Simpulan dari penenlitian ini ialah resiliensi rendah perlu diperhatikan dalam perkembangan remaja. Dalam meningkatkan resiliensi perlunya dukungan dari faktor protektif dalam meningkatkan resiliensi. Karena dorongan positif dari faktor protektif merupakan salah satu faktor eksternal maupun internal dalam meningkatkan resiliensi. Kata kunci : Bullying, korban bullying, Resiliensi remaja
Resiliensi Remaja Stunting: Sebagian Merasa Sulit Bangkit dan Bertahan Menghadapi Permasalahan Sari, Rina Fajar; Sari, Sheizi Prista; Hernawaty, Taty
KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2017): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.774 KB)

Abstract

ABSTRAKRemaja dengan perawakan pendek (stunting) perlu memiliki resiliensi yang tinggi  agar mampu bangkit dan bertahan dalam situasi yang terjadi pada dirinya. Jika mereka mempunyai tingkat resiliensi yang rendah maka akan menimbulkan permasalahan psikososial yang semakin parah seperti depresi dan menarik diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran resiliensi remaja dengan stunting yang dilakukan melalui pendekatan deskriptif kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 2 Jatinangor kelas VII dan kelas VIII yang mengalami stunting sebanyak 65 siswa. Data dikumpulkan menggunakan instrumen Resilience Scale for Adolescent (READ) yang telah diuji back translate methode dan dilakukan uji construct dengan nilai reliabilitas 0,86-0.90. Hasil penelitian menunjukan bahwa 53,8% responden sudah memiliki resiliensi tinggi namun masih terdapat 46,2% responden memiliki tingkat resiliensinya rendah. Resiliensi rendah ditemukan mayoritas pada siswa berjenis kelamin laki-laki. Diperlukan upaya pendampingan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan resiliensi, khususnya pada remaja yang masih memiliki resiliensi rendah, supaya mereka dapat dicegah dari depresi dan menarik diri serta dapat melewati masa remaja dengan baik.   Kata kunci: Remaja, Resiliensi, Stunting   ABSTRACTAdolescents who are stunting need to have high resilience to adopt in any difficult situations because of their physical condition. If they have low level of resilience it will lead to severe psychosocial problems such as depression and withdrawal. This study aimed to determine the resilience of adolescents who are stunting by quantitave descriptive method. Respondents were all stunting students of SMPN 2 Jatinangor class VII and class VIII. Data were collected using Resilience Scale for Adolescent (READ) instrument with reliability value 0.86-0.90. The results showed that some respondents (53.8%) or as many as 35 people have high resilience level, while some respondents (46.2%) or 30 people have low resilience. Low resilience is found in majority among female students. An intensive and well planning program is needed to improve resilience among students who still have low capability in adaptation process in order to accompany them successfully past adolescence.  Keywords: Adolescent, Resilience, Stunting.
Kebutuhan Masyarakat Sekolah Tentang Media Edukasi Dalam Meningkatkan Personal Hygiene Pada Anak Di SD Sukagalih Putra, Deni Maisa; Juniarti, Neti; Sari, Sheizi Prista
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.608 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Kebutuhan masyarakat sekolah tentang media edukasi kesehatan  dalam meningkatkan personal hygiene anak masih belum banyak dikembangkan. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan media edukasi dapat meningkatkan kemampuan kritis anak. Personal hygiene atau kebersihan diri perorangan perlu diaplikasikan pada diri pribadi serta keluarga agar terhindar dari penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali ide-ide atau persepsi masyarakat sekolah tentang kebutuhan untuk meningkatkan Personal hygiene pada anak di SD Sukagalih. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kualitatif eksploratif untuk menggali ide-ide secara mendalam dari partisipan. Pemilihan partisipan menggunakan teknik purposive sample, berdasarkan kriteria inklusi. Sebanyak sembilan belas orang partisipan yang bersedia terlibat dalam penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam pada orangtua, guru, masyarakat, dan tenaga kesehatan, sedangkan pada anak-anak dilakukan focus group discussion (FGD). Waktu penelitian pada bulan September sampai dengan bulan November 2017, analisis data menggunakan teori Braun and Clarke (2006). Hasil: Penelitian didapatkan empat tema yaitu; kebutuhan akan media, kriteria media yang baik, jenis media yang dibutuhkan, dan penyitaan waktu dalam kebiasaan bermain. Diskusi: Bahwa masyarakat sekolah membutuhkan media dan metode untuk meningkatkan personal hygiene pada anak. Diperlunya kerjasama masyarakat sekolah untuk meningkatkan personal hygiene anak dan akan kebutuhan media edukasi yang dapat membantu pengetahuan, motivasi anak, dan  mendidik anak kearah yang lebih baik dalam kesehatan personal hygiene. ABSTRACTIntroduction: The needs of the school community about health education media in improving child hygiene are still not widely developed. Health education by using educational media can improve children's critical ability. Personal hygiene or personal hygiene needs to be applied to personal and family to avoid disease. The purpose of this study was to explore the ideas or perceptions of the school community about the need to improve personal hygiene in children in SD Sukagalih. Method: This study was conducted using a qualitative explorative design to explore the ideas in depth from the participants. The selection of participants was used purposive sample technique, based on the inclusion criteria. Nineteen participants were agreed to join in the study. Data collection used in-depth interview techniques for parents, teachers, communities, and health workers, while in children focus group discussions (FGDs) were conducted. During the study period from September to November 2017, data analysis used Braun and Clarke's theory (2006). Result: The research found four themes; the need for media, good media criteria, the type of media required, and the seizure of time in play habits. Discussion: That the school community needs media and methods to improve personal hygiene in children. There is a need for school community co-operation to improve the child's personal hygiene and the need for educational media that can help knowledge, motivate children, and educate children towards better health of personal hygiene. 
Hubungan Persepsi dengan Perilaku Ibu Membawa Balita ke Posyandu Dian Palupi Kusuma; Sheizi Prista Sari; Ikeu Nurhidayah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.503 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i1.93

Abstract

Posyandu merupakan pusat pemantauan tumbuh kembang balita berbasis masyarakat, namun masih banyak ibu yang tidak membawa anak berkunjung teratur ke posyandu. Di Kabupaten Bandung, Posyandu Desa Cimekar memiliki angka kunjungan balita yang terendah yaitu 70,3% pada Bulan Oktober– Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku membawa balita ke posyandu dengan pendekatan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 94 ibu balita yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling di 10 Posyandu Desa Cimekar. Analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,12% memiliki persepsi positif tentang posyandu dan 59,57% responden memiliki perilaku rutin membawa balita ke posyandu. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu membawa balita ke posyandu (nilai p=0,000; α=0,05). Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang posyandu belum merata dengan baik. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar puskesmas memberikan pembinaan terhadap para ibu balita bukan hanya penyuluhan, namun diberikan pengarahan dan bimbingan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu. Kata kunci: Balita, Health Belief Model, perilaku, persepsi, posyandu The Relationship between Mother’s Perception and Behavior on Attending Posyandu Abstract Community health post as well known as posyandu provide as center to monitor growth in children under five years old. Data showed that the number of mother’s attendance behavior to Posyandu in Cimekar’s Village was very low, only 70.5% from October to December 2013. The aimed of this study was to identify the relationship between mother’s perception and parents behavior on taking their children to posyandu based on Health Belief Model Theory. The method of this study was descriptive with cross sectional study. Simple random sampling was used as sampling technique with 97 mothers who has child under five years old among 10 Posyandu in Cimekar was taken in this study. Data was analyzed by chi-square. The result of this study showed that there was significant relationship between mother’s perception and mother’s behavior to attend Posyandu (p=0.000; α=0.05). Data showed that 52.25% respondents had a positive perception about posyandu and 59.5% respondents had positive behavior to take their child to posyandu. The recommendation for Puskesmas is to give further information and motivation to mother to attend posyandu frequently.Key words: Behavior, child under five years old, Health Belief Model, perception, posyandu.
The Effect Analysis of Braden Scale on Pressure Ulcer in Community-Dwelling Older Adults Desri Kristina Silalahi; Husneni Mukhtar; Sheizi Prista Sari; Eka Afrima Sari; Dandi Trianta Barus
ComTech: Computer, Mathematics and Engineering Applications Vol. 11 No. 2 (2020): ComTech
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/comtech.v11i2.6237

Abstract

The research aimed to analyze the Braden Scale on the incidence of compressive wounds in elderly people who lived in homes, whether they were or not under the supervision of health workers. The research was analytic with a cross-sectional study. With the purposive sampling technique, the data collection was carried out from several areas in Bandung from October to November 2017. Moreover, the analysis used was multiple regression to see the effect of the Braden Scale on pressure ulcers. The multiple linear regression model was also tested. The results show that 48,22% of pressure ulcer factors can be influenced by sensory perception, humidity, activity, mobility, nutrition, and friction. Sensory perception, activity and friction have significant influence on incidence of pressure ulcers. Meanwhile, the humidity, mobility, and nutrition do not significantly influence it.
Faktor Risiko yang Mempengaruhi Tingkat Keparahan Luka Tekan pada Lansia di Masyarakat Husneni Mukhtar; Sheizi Prista Sari; Eka Afrima Sari
Journal of Health Science and Prevention Vol. 3 No. 1 (2019): JHSP Vol 3 No 1 - 2019
Publisher : State Islamic University of Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.644 KB) | DOI: 10.29080/jhsp.v3i1.187

Abstract

Kejadian luka tekan pada lansia di rumah merupakan masalah global yang terus diupayakan untuk diminimalisir risikonya. Luka tekan pada lansia di rumah telah diketahui memiliki karakteristik yang berbeda dengan luka tekan yang terjadi pada pasien lansia di rumah sakit atau rumah perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko dominan berdasarkan pengukuran skala Braden serta kekuatan hubungan diantara faktor risiko tersebut yang mempengaruhi keparahan luka tekan pada lansia di masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang (cross sectional) terhadap 35 orang lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari 325 orang lansia di masyarakat yang ditemui dan dipilih secara acak. Data dianalisis dengan rumus korelasi Pearson menggunakan software Matlab. Hasil penelitian menunjukkan faktor dominan yang mempengaruhi tingkat keparahan luka tekan pada lansia di masyarakat adalah faktor aktivitas (r=0.9437), mobilisasi (r=0.9200) dan gesekan (r=0.8603). Sebaliknya, faktor kelembaban dan nutrisi memiliki hubungan paling rendah. Interaksi faktor gesekan dengan faktor aktivitas dan mobilitas sangat kuat mempengaruhi kejadian luka tekan pada lansia di masyarakat dengan nilai r berturut turut adalah 0.8405 dan 0.8200. Hasil penelitian merekomendasikan adanya upaya untuk meminimalkan faktor gesekan pada bagian tubuh lansia di masyarakat.
Kebutuhan Masyarakat Sekolah Tentang Media Edukasi Dalam Meningkatkan Personal Hygiene Pada Anak Di SD Sukagalih Deni Maisa Putra; Neti Juniarti; Sheizi Prista Sari
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPEREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.608 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v4i1.94

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Kebutuhan masyarakat sekolah tentang media edukasi kesehatan  dalam meningkatkan personal hygiene anak masih belum banyak dikembangkan. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan media edukasi dapat meningkatkan kemampuan kritis anak. Personal hygiene atau kebersihan diri perorangan perlu diaplikasikan pada diri pribadi serta keluarga agar terhindar dari penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali ide-ide atau persepsi masyarakat sekolah tentang kebutuhan untuk meningkatkan Personal hygiene pada anak di SD Sukagalih. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kualitatif eksploratif untuk menggali ide-ide secara mendalam dari partisipan. Pemilihan partisipan menggunakan teknik purposive sample, berdasarkan kriteria inklusi. Sebanyak sembilan belas orang partisipan yang bersedia terlibat dalam penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam pada orangtua, guru, masyarakat, dan tenaga kesehatan, sedangkan pada anak-anak dilakukan focus group discussion (FGD). Waktu penelitian pada bulan September sampai dengan bulan November 2017, analisis data menggunakan teori Braun and Clarke (2006). Hasil: Penelitian didapatkan empat tema yaitu; kebutuhan akan media, kriteria media yang baik, jenis media yang dibutuhkan, dan penyitaan waktu dalam kebiasaan bermain. Diskusi: Bahwa masyarakat sekolah membutuhkan media dan metode untuk meningkatkan personal hygiene pada anak. Diperlunya kerjasama masyarakat sekolah untuk meningkatkan personal hygiene anak dan akan kebutuhan media edukasi yang dapat membantu pengetahuan, motivasi anak, dan  mendidik anak kearah yang lebih baik dalam kesehatan personal hygiene. ABSTRACTIntroduction: The needs of the school community about health education media in improving child hygiene are still not widely developed. Health education by using educational media can improve children's critical ability. Personal hygiene or personal hygiene needs to be applied to personal and family to avoid disease. The purpose of this study was to explore the ideas or perceptions of the school community about the need to improve personal hygiene in children in SD Sukagalih. Method: This study was conducted using a qualitative explorative design to explore the ideas in depth from the participants. The selection of participants was used purposive sample technique, based on the inclusion criteria. Nineteen participants were agreed to join in the study. Data collection used in-depth interview techniques for parents, teachers, communities, and health workers, while in children focus group discussions (FGDs) were conducted. During the study period from September to November 2017, data analysis used Braun and Clarke's theory (2006). Result: The research found four themes; the need for media, good media criteria, the type of media required, and the seizure of time in play habits. Discussion: That the school community needs media and methods to improve personal hygiene in children. There is a need for school community co-operation to improve the child's personal hygiene and the need for educational media that can help knowledge, motivate children, and educate children towards better health of personal hygiene. 
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Skrining TB Pada Kontak Serumah di Kabupaten Pandeglang Nono Sukarna; Mamat Lukman; Sheizi Prista Sari
Jurnal Medika Cendikia Vol 2 No 02 (2015): JURNAL MEDIKA CENDIKIA
Publisher : STIKes Karsa Husada Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia represent countris burden high as contributor of case of tuberculosis to four after India, Chinese and African South. Tuberculosis represent contagion with number mortality one among other contagion. Disease of tuberculosis because of catching tuberculosis mycobacterium pass air. Date of Public Health Service in Pandeglang District show house contact with patient of tuberculosis doing screening only 5%, though ought to all house contact do skrining before medication started by patient of tuberculosis. Low of him of screening tuberculosis at house contact result infection continue happened, found overdue case and many symptom by patient of medication after even death. This research aim to know factors related to behavior of tuberculosis screening at house contact. This Research type is quantitative research with analytic desain of corelasional with approach of study control case. Its research sample that is family contact house with patient of tuberculosis in District of Pandeglang counted 250 family. Technique intake of sampel by purposive sampling. Pursuant to result of research that there is relation of signifikan between age, gender, nuptials status, race, education, work, distance, transportation, time, health insurance, and knowledge with behavior of tuberculosis screening and no relation of signifikan between earnings, expense of, relation with patient of tuberculosis, family type, belief health and perceived of need with behavior of tuberculosis screening. Variable most dominant its relation with behavior of tuberculosis screening at house contact in Pandeglang District year 2015 that is work variable.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMILIHAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU HAMIL DI KELURAHAN MARGAWATI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASUNDAN KABUPATEN GARUT Erlina Windyastuti; Sheizi Prista Sari; Mamat Lukman; Ahmad Yamin
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 6 No. 1, Januari 2015
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.111 KB)

Abstract

ABSTRAKPertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu strategi untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Data dari Puskesmas Pasundan, cakupan pertolongan persalinan oleh paraji di Kelurahan Margawati masih tinggi yaitu 67% pada tahun 2013. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan ibu hamil di kelurahan Margawati wilayah kerja Puskesmas Pasundan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional study. Populasi penelitian adalah ibu hamil di Kelurahan Margawati pada bulan November tahun 2014. Pengambilan sampel secara total sampling, yaitu sebanyak 60 ibu hamil. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan rumus Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% ibu memilih pertolongan persalinan tidak tepat dan 25% tepat. Ada hubungan yang bermakna antara penghasilan keluarga (p=0,000) dan pendidikan (p=0,000) dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan yang tepat oleh ibu hamil. Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil (p=0,179), tempat pemeriksaan kehamilan (p=0,560) dan dukungan suami (p=0,560) dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan yang tepat oleh ibu hamil. Kesimpulan adalah penghasilan keluarga dan pendidikan memiliki peran penting dalam penentuan rencana pertolongan persalinan ibu hamil di Kelurahan Margawati. Sebagai tenaga kesehatan, perawat perlu memberikan perhatian dan motivasi lebih terhadap ibu hamil yang memiliki penghasilan keluarga dan pendidikan rendah agar dapat memilih tempat persalinan yang tepat.Kata kunci: Pertolongan persalinan, ibu hamil, Kelurahan Margawati.ABSTRACTDelivery by health personnel is one of strategic to solve mother and child health problem in Indonesia. Based on data from Pasundan health center, delivery by traditional attendants in Margawati village are still very high at 67% in 2013. The purpose of this study was to determine the factors of associated with the selection of delivery helper of pregnant woman in Margawati village, in Pasundan Health Center.This research is a quantitatif research applying cross sectional study. The population are pregnant woman in Margawati village in November 2014. Sample taken by total sampling amounted to 60 pregnant womant. Data collection by using a questionnaire and was tested with chi square.The result showed that 75% of pregnant woman in selection of delivery helper is not appropriate. There is significant relationship between the economic status (p=0,000) and the level education (p=0,000) in selection of delivery helper by appropriate of pregnant woman. There is no significant relationship between the age of pregnant woman (p=0,179), the place of antenatal care (p=0,560) and husband support (p=0,560) in selection of delivery helper by exactly of pregnant woman.The conclusion are economic status and the level of education have a role in selection of delivery helper by pregnant woman in Margawati village. As a health personnel, the nurse must be give more attention and motivation to pregnant woman with the low economic status and the low level of education for in selection of delivery helper by appropriate.Keywords: delivery helper, pregnant womant, Margawati village
E-Growth Monitoring System (EGMS) sebagai Upaya Penurunan Prevalensi Stunting HUSNENI MUKHTAR; HESTY SUSANTI; WILLY ANUGRAH CAHYADI; DIEN RAHMAWATI; TEUKU ZULKARNAIN MUTTAQIEN; OOY ARIE SUDIYONO; KUSNAHADI SUSANTO; SUTO SETIYADI; ARIK GERALDI; YOGA PUJIRAHARJO; SHEIZI PRISTA SARI; EKA AFRIMA SARI; DIENA YUDIARTI
Jurnal Elkomika Vol 10, No 4 (2022): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektr
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v10i4.903

Abstract

ABSTRAKPemerintah Indonesia melalui Stranas Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (stunting) 2018-2024 memprioritaskan pencegahan dan penurunan prevalensi stunting dengan menyasar berbagai penyebab langsung dan tidak langsung yang memerlukan kerjasama dan koordinasi lintas sektor di seluruh tingkatan pemerintah, swasta, dunia usaha dan masyarakat, terutama di Posyandu. EGrowth Monitoring System (EGMS) yang dirancang ini berfungsi untuk mengukur tumbuh kembang bayi dan balita, terutama mendeteksi terjadinya stunting dan gizi buruk sejak dini agar dapat dilakukan upaya perbaikan secara tepat. Implementasi produk inovasi ini menggunakan sensor ultrasonik dan load cell untuk mengukur tinggi badan dan berat badan bayi dan balita, di mana rentang error pembacaan sensor-sensor tersebut secara berturut-turut adalah 0,01 – 4,36% dan 0,00 – 1,43%.Kata kunci: stunting, e-growth monitoring system, berat badan, tinggi badan, posyandu ABSTRACTIndonesian government, through National Strategy for Preventing Child Stunting 2018-2024, prioritize both prevention and reduction of stunting prevalence by targeting the causes. It requires inter-sector coordinations between government, private companies, businesses, and citizens, especially in local clinics. E-Growth Monitoring System (EGMS) is proposed to measure the growth of infant and toddler, specifically to detect a possible stunting and bad nutrition as early as possible in order to devise an improvement effectively. The implementation of this innovation employs the use of both ultrasonic sensor and load cell to measure the body height and weight of infant and toddler. Its expected margin of error for the sensors are 0.01 – 4.36% and 0.00 – 1.43% for ultrasonic sensor and load cell, respectively.Keywords: stunting, e-growth monitoring system, weight, height, posyandu