Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI RUMEN SAPI TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI VINASSE Putri, Rr. Dewi Artanti; Tsani, Sunar Tejo
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 4, No 1 (2015): June 2015
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v4i1.3767

Abstract

Vinasse merupakan limbah yang dihasilkan oleh produksi bioetanol yang mempunyai kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) yang tinggi. Dengan karakteristik tersebut vinasse lebih tepat diuraikan dengan proses anaerob menjadi biogas. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh suhu dan perbandingan rumen sapi  yang dibutuhkan untuk mendapatkan biogas dengan hasil yang optimum. Suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dan kecepatan reaksi dalam pembentukan biogas. Rumen sapi adalah inokulum atau starter yang merupakan bahan yang perlu ditambahkan ke dalam sistem digester biogas. Percobaan dilakukan dalam digester volum 500 ml, dioperasikan pada pH 7 dengan memvariasikan perbandingan suhu,yaitu suhu ruang, suhu 50 oC, dan suhu60 oC dan variasi konsentrasi rumen sapi  5%, 10%, 15%. Proses fermentasi dilakukan dengan cara batch dengan pengukuran gas setiap 2-3 hari menggunakan metode water displacement technique sampai gas tidak terbentuk selama 60 hari. Respon yang diambil pada penelitian ini adalah volume gas yang dihasilkan berdasarkan pengaruh suhu dan konsentrasi rumen sapi terhadap produksi biogas. Perubahan suhu dan konsentrasi rumen sapi sangat mempengaruhi produksi biogas. Hasil yang terbaik dari penelitian ini adalah pada konsentrasi rumen 15% pada suhu ruang yaitu sebanyak 370 ml. Kata kunci: biogas, vinasse, suhu, rumen sapiVinasse is the waste generated by the production of bioethanol which has high content of COD (Chemical Oxygen Demand). With these characteristics, it is more appropriate to convert it into biogas through anaerobic digestion process. This study was conducted to assess the effect of temperature and the cow rumen concentration needed to obtain biogas with optimum results. Temperature affects the growth of microorganisms and speed of reaction in the formation of biogas. The cow rumen was used as inoculum or starter material that needs to be added to the biogas digester system. Experiments conducted in the digester volume of 500 ml, operated at pH 7 with varying the ratio of the temperature, i.e. room temperature, temperature of 50 oC and 60 oC, and variations in the cow rumen concentration of 5%, 10%, 15%. The fermentation process was done in batch condition with gas measurement every 2-3 days using the method of water displacement technique until the gas was not formed for 60 days. Responses were taken in this study is the volume of gas produced by the effect of temperature and concentration of the cow rumen production of biogas. Changes in temperature and concentration greatly affects the cow rumen production of biogas. The best results from this study was obtained from the fermentation with the rumen concentration of 15% at room temperature which was as much as 370 ml.Keywords: biogas, vinasse, the temperature, the cow rumen
PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI RUMEN SAPI TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI VINASSE Putri, Rr. Dewi Artanti; Tsani, Sunar Tejo
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 4, No 1 (2015): June 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v4i1.3767

Abstract

Vinasse merupakan limbah yang dihasilkan oleh produksi bioetanol yang mempunyai kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) yang tinggi. Dengan karakteristik tersebut vinasse lebih tepat diuraikan dengan proses anaerob menjadi biogas. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh suhu dan perbandingan rumen sapi  yang dibutuhkan untuk mendapatkan biogas dengan hasil yang optimum. Suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dan kecepatan reaksi dalam pembentukan biogas. Rumen sapi adalah inokulum atau starter yang merupakan bahan yang perlu ditambahkan ke dalam sistem digester biogas. Percobaan dilakukan dalam digester volum 500 ml, dioperasikan pada pH 7 dengan memvariasikan perbandingan suhu,yaitu suhu ruang, suhu 50 oC, dan suhu60 oC dan variasi konsentrasi rumen sapi  5%, 10%, 15%. Proses fermentasi dilakukan dengan cara batch dengan pengukuran gas setiap 2-3 hari menggunakan metode water displacement technique sampai gas tidak terbentuk selama 60 hari. Respon yang diambil pada penelitian ini adalah volume gas yang dihasilkan berdasarkan pengaruh suhu dan konsentrasi rumen sapi terhadap produksi biogas. Perubahan suhu dan konsentrasi rumen sapi sangat mempengaruhi produksi biogas. Hasil yang terbaik dari penelitian ini adalah pada konsentrasi rumen 15% pada suhu ruang yaitu sebanyak 370 ml. Kata kunci: biogas, vinasse, suhu, rumen sapiVinasse is the waste generated by the production of bioethanol which has high content of COD (Chemical Oxygen Demand). With these characteristics, it is more appropriate to convert it into biogas through anaerobic digestion process. This study was conducted to assess the effect of temperature and the cow rumen concentration needed to obtain biogas with optimum results. Temperature affects the growth of microorganisms and speed of reaction in the formation of biogas. The cow rumen was used as inoculum or starter material that needs to be added to the biogas digester system. Experiments conducted in the digester volume of 500 ml, operated at pH 7 with varying the ratio of the temperature, i.e. room temperature, temperature of 50 oC and 60 oC, and variations in the cow rumen concentration of 5%, 10%, 15%. The fermentation process was done in batch condition with gas measurement every 2-3 days using the method of water displacement technique until the gas was not formed for 60 days. Responses were taken in this study is the volume of gas produced by the effect of temperature and concentration of the cow rumen production of biogas. Changes in temperature and concentration greatly affects the cow rumen production of biogas. The best results from this study was obtained from the fermentation with the rumen concentration of 15% at room temperature which was as much as 370 ml.Keywords: biogas, vinasse, the temperature, the cow rumen
PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK GORENG BEKAS MENJADI SABUN CUCI PIRING UNTUK PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kusumaningtyas, Ratna Dewi; Qudus, Nur; Putri, Rr Dewi Artanti; Kusumawardani, Rini
Jurnal Abdimas Vol 22, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sekaran memiliki Pertumbuhan penduduk, perkembangan industry, restoran dan usaha kuliner pesat karena terdapat universitas yang setiap tahunnya mengalami peningkatan mahasiswa. Hal ini memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat, namun di sisi lain juga menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan dari sisi lingkungan. Salah satu dampak negatif dari keberadaan usaha kuliner di wilayah Gunungpati adalah volume limbah minyak goreng tinggi. Ini terjadi karena kebanyakan masyarakat, dalam ha1 ini adalah para pedagang membuang limbah minyak goreng begitu saja. limbah minyak goreng tersebut apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah bagi lingkungan, yaitu menjadikan lingkungan kotor dan dapat menemari air serta tanah.  Untuk mengatasi masalah itu, perlu adanya inovasi dalam pengelolaan limbah minyak goreng dengan melibatkan masyarakat luas sehingga limbah minyak goreng dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis.Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah volume limbah minyak goreng  yang tinggi, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi limbah minyak goreng dengan jalan mengolah limbah minyak goreng  menjadi sabun cuci piring. Pelatihan ketrampilan mengenai pengolahan limbah minyak goreng  menjadi sabun cuci piring ramah lingkungan telah dilaksanakan bagi masyarakat di desa Sekaran wilayah Gunungpati. Pengabdian masyarakat ini memberikan manfaat: 1) Masyarakat mengetahui dampak negative minyak goreng bekas terhadap kesehatan dan lingkungan, 2) Masyarakat mengetahui dan terampil mengaplikasikan teknologi tepat guna pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci piring, 3) Masyarakat mengetahui potensi ekonomis limbah minyak goreng bekas, 4) Mendorong pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna.
Analisis Penambahan Carboxymethyl Cellulose terhadap Edible Film Pati Umbi Garut sebagai Pengemas Buah Strawberry Rr. Dewi Artanti Putri; Desi Sulistyowati; Tias Ardhiani
JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) Volume 3 No. 2 September 2019: JRST
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1316.661 KB) | DOI: 10.30595/jrst.v3i2.4911

Abstract

Edible film dari pati merupakan strategi penyusunan kemasan makanan bersifat biodegradable. Film dari  pati memiliki kekurangan sebagai kemasan makanan karena realtif mudah robek, sehingga perlu penambahan plasticizer gliserol agar lebih elastis. Sedangkan untuk meningkatkan kuat tarik dan perbaikan struktur permukaan digunakan turunan selulosa yaitu CMC (Carboxy Methyl Cellulose). Umbi garut berpotensial sebagai bahan baku edible film dengan kandungan pati 86,1%. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis edible film dengan penambahan konsentrasi CMC bervariasi (0%, 5%, 10%, 15%, 20% b/b). Selanjutnya dilakukan karakterisasi pengaruh konsentrasi CMC pada ketebalan, ketahanan, kelarutan dalam air, kuat tarik, perpanjangan, dan elastisitas. Edible film dengan penambahan 20% CMC menunjukkan karakteristik ketebalan (0,144 mm), ketahanan terhadap air (93,75%), dan kelarutan dalam air (34%) terbaik. Edible Film dengan penambahan CMC 10% menunjukkan karakteristik kuat tarik (3,5597 Mpa) dan elastisitas (25,85 Mpa) terbaik. Nilai perpanjangan terbaik (18,3%) dengan penambahan CMC 15%. Edible film yang telah diaplikasikan pada buah strawberry dapat memperpanjang umur simpan buah hingga 4 hari.
PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK GORENG BEKAS MENJADI SABUN CUCI PIRING UNTUK PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Ratna Dewi Kusumaningtyas; Nur Qudus; Rr Dewi Artanti Putri; Rini Kusumawardani
Jurnal Abdimas Vol 22, No 2 (2018): December 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v22i2.16587

Abstract

Desa Sekaran memiliki Pertumbuhan penduduk, perkembangan industry, restoran dan usaha kuliner pesat karena terdapat universitas yang setiap tahunnya mengalami peningkatan mahasiswa. Hal ini memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat, namun di sisi lain juga menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan dari sisi lingkungan. Salah satu dampak negatif dari keberadaan usaha kuliner di wilayah Gunungpati adalah volume limbah minyak goreng tinggi. Ini terjadi karena kebanyakan masyarakat, dalam ha1 ini adalah para pedagang membuang limbah minyak goreng begitu saja. limbah minyak goreng tersebut apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah bagi lingkungan, yaitu menjadikan lingkungan kotor dan dapat menemari air serta tanah.  Untuk mengatasi masalah itu, perlu adanya inovasi dalam pengelolaan limbah minyak goreng dengan melibatkan masyarakat luas sehingga limbah minyak goreng dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis.Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah volume limbah minyak goreng  yang tinggi, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi limbah minyak goreng dengan jalan mengolah limbah minyak goreng  menjadi sabun cuci piring. Pelatihan ketrampilan mengenai pengolahan limbah minyak goreng  menjadi sabun cuci piring ramah lingkungan telah dilaksanakan bagi masyarakat di desa Sekaran wilayah Gunungpati. Pengabdian masyarakat ini memberikan manfaat: 1) Masyarakat mengetahui dampak negative minyak goreng bekas terhadap kesehatan dan lingkungan, 2) Masyarakat mengetahui dan terampil mengaplikasikan teknologi tepat guna pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci piring, 3) Masyarakat mengetahui potensi ekonomis limbah minyak goreng bekas, 4) Mendorong pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna.