Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

ANALISIS DAN ARAHAN PENGEMBANGAN LAHAN UNTUK MENCAPAI SWASEMBADA PANGAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI Sudadi, Untung; Kurniawan, Agus; Ardiansyah, Muhammad
GEOMATIKA Vol 19, No 2 (2013)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/JIG.2013.19-2.205

Abstract

Sebagai wilayah “hinterland”, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi memiliki potensi sumberdaya lahan yang perlu dikembangkan dan diarahkan untuk mendukung penyediaan pangan di tingkat lokal maupun regional. Penelitian ini bertujuan menyusun arahan pengembangan lahan untuk mencapai swasembada pangan di Kabupaten Muaro Jambi. Hasil analisis menunjukkan potensi ketersediaan lahan prioritas untuk pengembangan padi sawah seluas 55.899 ha dengan kelas kesesuaian S3 (sesuai marginal) dan 100.870 ha lahan lainnya diarahkan untuk pertanian pangan lahan kering. Untuk mencapai swasembada pangan pada tahun 2031, Kabupaten Muaro Jambi membutuhkan sawah dan lahan kering masing masing seluas 30.545 ha dan 1.064 ha, sehingga potensi lahan yang tersedia masih dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan Kabupaten Muaro Jambi maupun untuk penggunaan lain. Di sisi lain, dalam Rencana Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi dialokasikan lahan untuk sawah dan pertanian lahan kering masing-masing seluas 6.271 ha dan 65.972 ha. Dari pola ruang lahan pangan tersebut, seluas 1.962 ha sawah dan 18.807 ha pertanian lahan kering tidak sesuai dengan kondisi eksisting. Oleh karena itu, Rencana Pola Ruang ini perlu direvisi.Kata Kunci: arahan pengembangan, swasembada pangan, kesesuaian lahan, ketersediaan lahan, pola ruangABSTRACTAs an hinterland, Muaro Jambi Regency, Jambi Province has potential land resource needs to be developed to support the provision of food both at local as well as regional levels. This research aimed to formulate a land development direction to achieve food self-sufficiency in Muaro Jambi Regency. Results of analyses showed the availability of prioritized land for rice fields development amounted to 55,899 ha with suitability class of S3 (marginally suitable), while another 100,870 ha of the land could be directed for dryland food-crop farming. To achieve the food self-sufficiency in the year 2031, Muaro Jambi Regency needs rice fields and drylands of 30,545 ha and 1,064 ha, respectively. Thus, the potentially available lands still can be developed to meet the food needs in Jambi City or allocated for other land uses as well. On the other hand, in the Spatial Regional Plan of Muaro Jambi Regency, lands allocated for rice field and dryland food-crop farming are 6,271 ha and 65,972 ha, respectively. Of this food-crop spatial pattern, area of 1.962 ha and 18,807 ha that are allocated for rice field and dryland food-crop farming do not match with the existing condition. Therefore, this Spatial Pattern Plan needs to be revised.Keywords: development direction, food self-sufficiency, land availability, land suitability, spatial pattern
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERIKANAN BUDIDAYA DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Ambasari, Lia; Gandasasmita, Komarsa; Sudadi, Untung
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 15, No 2 (2013)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.358 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2013.15-2.83

Abstract

Kabupaten Lampung Timur ditetapkan sebagai kawasan minapolitan pada Tahun 2010 sehingga merancang strategi pengembangan perikanan budidaya menjadi hal yang penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis komoditas unggulan, kesesuaian lahan, memetakan arahan pengembangan perikanan budidaya dan merancang strategi pengembangan perikanan budidaya di Kabupaten Lampung Timur. Hasil analisis menunjukkan bahwa rumput laut, kerang hijau, udang vaname, udang windu, ikan bandeng, ikan nila, ikan patin dan ikan gurame merupakan komoditas unggulan budidaya di Kabupaten Lampung Timur. Kesesuaian lahan untuk budidaya perikanan di Kabupaten Lampung Timur sebagian besar memiliki kriteria sangat sesuai (S1) dan sesuai (S2). Pengembangan budidaya laut diarahkan pada wilayah laut sepanjang pantai Kabupaten Lampung Timur seluas 38.871 ha, sedangkan untuk pengembangan budidaya air payau diarahkan di dua kecamatan yaitu Labuhan Maringgai dan Pasir Sakti. Pengembangan budidaya air tawar diarahkan pada lahan seluas 53.304 ha yang tersebar di delapan kecamatan yaitu Kecamatan Bumi Agung, Batanghari, Sekampung, Raman Utara, Purbolinggo, WayBungur, Way Jepara dan Jabung. Strategi yang bisa menjadi alternatif untuk ditempuh adalah meningkatkan kualitas SDM berbasis pengetahuan, meningkatkan kelembagaan pembudidaya, meningkatkan kelembagaan pemasaran danmeningkatkan penyediaan sarana dan prasarana.Kata Kunci: Komoditas Unggulan, Perikanan Budidaya, Kesesuaian Lahan.ABSTRACTLampung Timur Regency appointed as a minapolitan area in 2010 so designing  aquaculture development strategy becomes important. The purpose of this study are to analyze the prime commodities of aquaculture, land suitability, mapping the direction of the development of aquaculture and formulate strategies for developing aquaculture in Lampung Timur regency. The analysis showed that aquaculture prime commodities are seaweed, green mussel, vaname shrimp, black tiger shrimp, milkfish, tilapia, catfish and gurame. Land suitability for aquaculture in LampungTimur regency mostly fall ini highly suitable and suitable criteria. Aquaculture development is directed to marine areas along the coast of Lampung Timur district covering 48,871 ha, while for brackish water aquaculture development is directed at two districts namely Labuhan Maringgai and Pasir Sakti. Freshwater aquaculture development is directed at an area of 53,304 ha of land that spread over 8 districts, those are Bumi Agung District, Batanghari, Sekampung, Raman Utara, Purbolinggo, Way Bungur, Way Jepara, and Jabung. The alternative strategy to improve the human resources quality is development based on knowledge, improvement institutional farmers, marketing institutions and the provision of facilities and infrastructure.Keywords : Prime Commodities, Aquaculture, Land Suitability
SIMULASI MANAJEMEN LAHAN DI DAS CILIWUNG HULU MENGGUNAKAN MODEL SWAT Yustika, Rahmah Dewi; Tarigan, Suria Darma; Sudadi, Untung
Informatika Pertanian Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.236 KB) | DOI: 10.21082/ip.v21n2.2012.p71-79

Abstract

INDONESIA Pengelolaan DAS merupakan masalah serius karena luas lahan kritis meningkat yang diakibatkan oleh pengelolaan lahan yang tidak sesuai dengan kesesuaian dan kemampuannya dan tidak disertai dengan usaha konservasi tanah dan air, serta perubahan pola penggunaan lahan bervegetasi. Pengukuran lapang parameter yang berpengaruh terhadap hidrologi suatu DAS tidak mudah dilakukan karena karakteristik yang bersifat kompleks dan komprehensif. SWAT (Soil and Water Assessment Tool) merupakan suatu model yang dapat membantu dalam memperkirakan kondisi hidrologi berbasis proses fisik (physical based model). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui nilai validasi aplikasi model SWAT di sub DAS Ciliwung Hulu dan menentukan Pengelolaan Lahan Terbaik (PLT) pada lahan pertanian di sub DAS Ciliwung Hulu. Metode yang digunakan meliputi pengumpulan data, pengolahan data input, penggunaan model SWAT, kalibrasi, validasi dan simulasi Pengelolaan Lahan Terbaik (PLT). Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2011 sampai dengan Juni 2012. Validasi debit harian bulan Februari dan Maret tahun 2009 dan 2011 menunjukkan R 0,88 dan NSE 0,74. Nilai kalibrasi ini menunjukkan bahwa model SWAT dapat digunakan untuk memprediksi kondisi hidrologi pada sub DAS Ciliwung Hulu. Aplikasi teras bangku, penanaman menurut kontur, penanaman menurut strip dan agroforestri dapat menurunkan aliran permukaan. Teras bangku terbukti paling efektif menurunkan aliran permukaan hingga 79,21%.INGGRIS
Spesiasi Aluminium Terlarut dan Sifat Kimia Ultisol yang Diameliorasi dengan Dolomit dan Lignit-Teraktivasi Fahmi Arief Rahman; Budi Nugroho; Atang Sutandi; Untung Sudadi
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.1.42

Abstract

Phytotoxicity of soil aluminum (Al), both directly to the plant growth as well as indirectly through the increase of soil potential acidity, is closely related to the occurrence of various soil soluble-Al species. Amongst them, Al3+ and monomeric-Al species are the primary causes of Al phytotoxicity in soils with high Al content. This study was aimed to evaluate the effects of soil amelioration with dolomite and base-activated lignite (BAL) on changes in soluble-Al species and other soil chemical properties, and vegetative growth of soybean (Glycine max Merr) on Ultisol of Jasinga (Al-dd 16,03 cmol(+)/kg). A green house experiment was conducted by applying a Completely Randomized Design with dolomite and BAL amelioration as the treatments, each with three levels of repectively 0, 1, 1,5 x exchangeable-Al and 0, 2,5, 5 tons BAL ha-1, and three replications. The ameliorants were incubated at field capacity of soil moisture content for one week before planting soybean for one month. Soil soluble-Al speciation was carried out using colorimetric aluminon method to determine concentrations of total soluble-Al, monomeric-Al, and polymeric-Al species. Monomeric-Al were further speciated into inorganic monomeric-Al and organic monomeric-Al species. The results revealed that only dolomite amelioration that significantly increased soil pH-H2O, pH-KCl, Ca- dd, Na-dd, and decreased exchangeable-Al concentration, except for those of all soluble-Al species that only showed a decreasing trend. Soil exchangeable-Al that was negatively and significantly correlated with soybean measure parameters were plant height, root length, total roots and shoots wet and dry weights, as well as Ca concentration. These results indicated that soil Al phytotoxicity evaluation could be relied on the result of routine analysis on soil exchangeable-Al concentration. Keywords: exchangeable-Al, inorganic monomeric-Al, organic monomeric-Al, polymeric-Al
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN PADI BERBASIS PREFERENSI PETANI DAN SUMBERDAYA LAHAN DI KABUPATEN BANGKA SELATAN Ardilles Akbar; Untung Sudadi; Komarsa Gandasasmita
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 1 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.851 KB) | DOI: 10.29244/jitl.16.1.9-15

Abstract

Sebagai penghasil padi terbesar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bangka Selatan belum mampu mencapai swasembada beras. Meningkatnya aktivitas penambangan timah dan perkebunan di wilayah ini memicu petani padi untuk beralih profesi menjadi penambang timah atau bekerja di sektor penunjang pertambangan timah. Diperlukan strategi yang tepat untuk mengantisipasi permasalahan terkait ketahanan pangan tersebut. Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis prioritas strategi pengembangan pertanian padi berdasarkan hirarki preferensi petani, (2) mengidentifikasi sumberdaya lahan tersedia untuk pengembangan pertanian padi berbasis interpretasi citra Landsat dan evaluasi kesesuaian lahan, serta (3) menyusun arahan pengembangan lahan pertanian padi di Kabupaten Bangka Selatan. Dua strategi utama yang diprioritaskan petani adalah pengembangan infrastruktur pertanian dan sarana-prasarana produksi padi. Strategi penting lainnya yang dipilih petani daerah cukup berkembang adalah peningkatan pemasaran hasil, sedangkan petani daerah belum berkembang lebih memilih peningkatan insentif dari pemerintah. Sumberdaya lahan yang sesuai untuk budidaya padi ladang teridentifikasi berkelas S1 dan S3 masing-masing seluas 8,460 dan 12,630 ha, sedangkan untuk padi sawah berkelas S1, S2 dan S3 masing-masing seluas 8,680; 30 dan 3,070 ha. Strategi pengembangan di daerah cukup berkembang terutama diarahkan untuk peningkatan produktivitas usahatani, sedangkan di daerah berkembang untuk melindungi eksistensi aktivitas pertanian padi.
ARAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN LAHAN SAWAH DI WILAYAH PESISIR PROVINSI KALIMANTAN BARAT Yustian Yustian; Untung Sudadi; Muhammad Ardiansyah
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 1 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.605 KB) | DOI: 10.29244/jitl.16.1.31-37

Abstract

Wilayah Pengembangan (WP) Pesisir merupakan sentra produksi beras bahkan penyuplai untuk tiga WP lainnya di Provinsi Kalimantan Barat. Pada tahun 2015, penduduk di WP Pesisir diperkirakan 2.29 juta jiwa. Bila terjadi konversi lahan basah 30,000 ha tahun-1 dan tanpa penambahan luas lahan baku sawah, ada indikasi berkurangnya suplai beras diluar WP Pesisir dan tahun 2016 bahkan mengalami defisit beras. Oleh karena itu, diperlukan arahan yang komprehensif dan strategi untuk pengembangan sawah sawah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi lahan potensial, (2) menentukan keunggulan komparatif dan kompetitif, (3) menentukan tipologi lahan dan klaster, dan (4) menyusun arah secara spasial dan strategi untuk pengembangan sawah lahan basah di WP Pesisir. Hasil analisis spasial diperoleh luasan lahan potensial 411,950 ha untuk pengembangan padi sawah dari 5,664,580 ha luas total WP Pesisir. Berdasarkan analisis LQ dan SSA ada lima dari tujuh kabupaten/kota sebagai wilayah basis pertanian padi, sedangkan analisis tipologi membentuk tiga klaster wilayah. Keseluruhan hasil analisis menunjukkan bahwa Kabupaten Sambas dan Kabupaten Kubu Raya adalah Kabupaten yang paling besar luas lahan potensialnya disusul oleh Kota, merupakan wilayah basis unggulan dan aktivitas pertaniannya yang sudah berkembang sehingga paling diprioritaskan untuk pengembangan kawasan padi sawah.
Acacia auriculiformis dan Eragrostis chariis: Vegetasi Potensial dari Lahan Bekas Tambang Timah Pulau Bangka Sebagai Fitoremediator Pb dan Sn: Acacia auriculiformis and Eragrostis chariis: Potential Vegetations from Tin-Mined Lands in Bangka Island as Pb and Sn Phytoremediator Eka Sari; Giyanto Giyanto; Untung Sudadi
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 18 No 1 (2016): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.849 KB) | DOI: 10.29244/jitl.18.1.1-7

Abstract

Lead (Pb) and Tin (Sn) are heavy metals most commonly found in tin-mined lands, Bangka Island. Heavy metal contaminated soil can be remediated by applying phytoremediation technology. This research was aimed to analyze vegetation composition and structure in tin-mined lands, to evaluate Pb and Sn accumulation in soils and tissues of the dominant vegetations, and to determine potential vegetations to be utilized as Pb and Sn phytoremediator. The observation was conducted at reclaimed tin-mined lands (LBTR), unreclaimed tin-mined lands (LBTB), and secondary forest lands as the control. Dominant vegetation was determined by the species-area curve and vegetation analysis using the Square method. Accumulation of Pb and Sn in soil and tissue of the dominant vegetation were respectively determined using Morgan extractant and toxicity characteristic leaching procedure (TCLP). The results showed that soil-Sn was undetected. The total soil-Pb in LBTR and LBTB exceeded its quality standard. The highest level of total soil-Pb was found in LBTR. The content of tissue-Pb and -Sn in the dominant vegetation did not exceed them each normal limits. Acacia auriculiformis in secondary forest and Eragrostis chariis in LBTB were found potential to be utilized as Pb and Sn phytoremediator. Keywords: Acacia auriculiformis, Eragrostis chariis, Pb, phytoremediator, Sn
MODEL SPASIAL KERUSAKAN LAHAN DAN PENCEMARAN AIR AKIBAT KEGIATAN PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI RAYA, KALIMANTAN BARAT Romiyanto Romiyanto; Baba Barus; Untung Sudadi
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.742 KB) | DOI: 10.29244/jitl.17.2.47-53

Abstract

Illegal gold mining activities create mine pits, taillings, stressed vegetation and unvegetated land. The aims of this study were to identify and to develop spatial model of land degradation and water pollution caused by illegal gold mining activities in Raya watershed, West Kalimantan. The spatial land degradation model was developed by multiplication the score of mine age and type of mine tailings, while the scores for water pollution was based on the results of spatial distribution analysis of the water’s total dissolved solids (TDS) and Hg concentration levels in Lake Serantangan. Vegetations of the degraded area showed nutrient deficiency and toxicity symptoms. Based on the NDVI (normalized difference vegetation index), the degraded area generated a value range of 0.1-0.6. Mine land in the study area were classified as rather degraded (29.33%), degraded (28.70%), and severe degraded (41.97% of the total 4,551 ha area). While, 65.87% or 83 ha of the Lake Serantangan area was classified as severely polluted based on the water’s concentration of Hg and TDS. The accuracy of the spatial model developed was 88.30 and 82.57% for land degradation and water pollution, respectively. Keywords: Illegal gold mining, land degradation, spatial model, water pollution
Dinamika Fraksi Fosfor dan Sifat Kimia Tanah Sawah Terkait Indeks Pertanaman Padi Sawah dan Praktik Pengairan: Dynamics of Phosphorus Fractions and Chemical Properties of Paddy Soils as related to Paddy Rice Cropping Index and Irrigation Practices Untung Sudadi; Laode Muhamad Asdiq Hamsin Ramadhan; Budi Nugroho; Arief Hartono
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 19 No 1 (2017): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.711 KB) | DOI: 10.29244/jitl.19.1.19-25

Abstract

Dinamika fraksi-fraksi P dan sifat kimia lainnya pada tanah sawah terkait dengan indeks pertanaman padi sawah (IP) dan kadar air tanah pada kondisi lapang (KAL). Penelitian eksploratif ini bertujuan mengevaluasi pengaruh IP berbeda yang direpresentasikan oleh dosis ameliorasi dan pemupukan serta KAL sebagai representasi praktik pengairan yang diaplikasikan oleh petani pada tanah sawah penelitian terhadap dinamika fraksi P, sifat kimia tanah lainnya dan produksi padi sawah. Contoh tanah komposit diambil pada lahan sawah yang sedang dibudidayakan petani dengan IP 100%, 200% dan 300% pada periode 7, 9, 11 dan 13 minggu setelah penggenangan awal. Fraksionasi P dilakukan untuk memperoleh fraksi PH2O, PNaHCO3-inorganik (Pi), PNaHCO3-organik (Po), PNaOH-Pi, PNaOH-Po dan PHCl tanah. Nilai KAL pada keempat waktu pengambilan contoh tanah pada IP 100% < IP 200% ≈ IP 300%. Sifat-sifat kimia dan fraksi-fraksi Po pada IP 100% cenderung menurun, sedangkan fraksi-fraksi Pi cenderung meningkat dengan peningkatan KAL. Dinamika fraksi-fraksi P tanah pada ketiga IP terutama ditentukan oleh Corg. Peningkatan Corg tanah menurunkan kadar Pi pada IP 100% dan Po pada IP 200%, tetapi meningkatkan Pi pada IP 300%. Penurunan dosis P2O5 dan peningkatan dosis jerami menurunkan Eh tanah. Faktor yang paling berpengaruh terhadap produksi padi sawah adalah KAL. Kata kunci : Pupuk P, jerami padi, kadar air lapang tanah, fraksi P tanah
Strategi Pengembangan Lahan Budidaya Jagung dan Padi di Wilayah Daratan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur: Land Development Strategies for Corn and Paddy Cultivation in the Mainland of Sumenep Regency, Madura, East Java Khairul Anam; Khursatul Munibah; Untung Sudadi
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 22 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.22.2.56-62

Abstract

The main challenges in improving food security in Indonesia have been solving problems related to decreasing ratio of available land area suitable for staple-food crops cultivation againts their demands. Existing farmland in the mainland of Sumenep Regency, Madura, which is one of the food estates of East Java Province, is cultivated mainly for corn and paddy that respectively occupies 55% and 20,67% of the areas. This research aims to (a) analyze available lands suitable for corn and paddy cultivation development, (b) determine food balance of both crops and their cultivation areas needed for fulfilling their demands; and c) formulate priority of land development strategy for both crops to support food security in the mainland of Sumenep Regency. This study was conducted by applying maps visual interpretation, overlay and matching techniques aided with Geographic Information System softwares, and descriptive methods as well. The available lands suitable for corn and paddy cultivation in the research area covered areas of ​​respectively 20.078 and 10.565 Ha. The food balance for maize and rice showed a surplus of respectively 254.334 and 1.483 tons at year 2033, and the cultivation area needed to fulfill the projected demand of both commodities were respectively 10.774 and 17.673 Ha. This indicated an increasing number of local people that changed their custom in staple food consumption to a mixed maize-rice with higher rice portion. Three priorities of land development strategy were elaborated and discussed.