Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Sipil

Koordinasi Simpang Empat Bersinyal Jalan S.Parman-Belitung Dengan S.Parman-Tarakan Kota Banjarmasin Anisari, Rezky
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.682 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i1.408

Abstract

Evaluasi lampu lalu lintas di kota Banjarmasin seharusnya dilakukan setiap tahun agar bisa diketahui apakah lampu lalu lintas tersebut sudah berfungsi dengan baik dan benar atau sebaliknya, agar tidak menimbulkan kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Mengevaluasi ulang lampu lalu lintas yang berada di persimpangan jalan S.Parman-Belitung dengan jalan S.Parman-Tarakan Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. Agar dapat diketahui kapasitas jalan, waktu siklus, derajat kejenuhan dan koordinasi antar dua persimpangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode observasi, yaitu pengambilan data langsung dilapangan data yang diperlukan berupa data primer alat-alat yang diperlukan pada metode penelitian yaitu meteran, blanko dan alat tulis. Pengambilan data dilakukan selama dua hari dipersimpangan S.Parman-Belitung dengan S.Parman­Tarakan Hasil Penelitian pada persimpangan jalan S.Parman-Belitung dengan jalan S.Parman-Tarakan Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan kondisi existing sudah tidak efektif lagi, hal iniut dapat dilihat dari besarnya angka derajat kejenuhan pada tiap tiap lengan simpang yang rata-rata melebihi dari batas ideal yaitu <0,85 dengan demikian jelas bahwa pada simpang-simpang tersebut terjadi kemacetan. Waktu siklus pada kondisi existing pada persimpangan S.parman-Belitung 118 detik dan Persimpangan S,Parman-Tarakan 151 detik. Itu menunjukan bahwa waktu tersebut sangatlah lama sehingga disetting ulang persimpangan S.parman-Belitung 100 detik dan Persimpangan S,Parman-Tarakan 100 detik. Dengan kecepatan kendaraan rata-rata 20 km/jam dari persimpangan S.Parman-Belitung menuju persimpangan S.Parman-Tarakan maka dapat dipastikan bahwa kendaraan yang sudah melewati persimpangan S.parman-Belitung menuju S.Parman-Tarakan tidak akan ikut antrian selanjutnya di persimpangan S.Parman-Tarakan.
Analisa Kapasitas Jalan Dan Derajat Kejenuhan Berdasarkan Survey Lalu Lintas Harian Rata-Rata Di Kabupaten Paser Kalimantan Timur Anisari, Rezky
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.062 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.435

Abstract

In the province of East Kalimantan, especially the city of Tana Paser, Paser Regency, has a fairly high population growth, and is a fairly dense city and it is included as a fairly developed city hence many migrants who migrate to trade or to find a job. Based on the results of the Central Bureau of Statistics recording in 2016, the population of Tana Paser city was 50,000 people which make the city of Tana Paser as the city with the largest population in the Southern part of East Kalimantan Province. To find out the traffic density level, it is necessary to analyze and survey the traffic, the results of the analysis show that the surveyed road with the highest density level or the highest Degree of Saturation (DS) is MT Haryono road with DS value of 0.494 with road capacity of 1406 , 725 SMP / hour and total of traversing current of 694,4 SMP / hour followed by road of Untung Suropati with DS equals to 0,441 with road capacity of 2134,458 SMP / hour and total of traversing current equal to 942,350 SMP / hour. For the surveyed road with the lowest density level or the lowest Degree of Saturation (DS) is the Pelopor road with DS value of 0,020 with the road capacity of 2229,323 SMP / hour and the total traversing current is only 45,100 SMP / hour; then Sungai Tuak Sultan Hasanuddin road with DS value of 0,066 with road capacity of 3305,275 SMP / hour and total traversing current only equals to 217,050 hence the road is categorized as quiet road.
PERBANDINGAN BIAYA GALIAN TANAH MENGGUNAKAN ALAT BERAT DENGAN PROSES PENGERJAAN MANUAL Kusuma, Gusti Arya; Anisari, Rezky
Jurnal Teknik Sipil Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2020
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v4i2.784

Abstract

Abstrak Dalam proyek konstruksi biasanya pihak pengerja dalam hal ini dapat disebut kontraktor lapangan terkadang mengalami beberapa kendala dalam mengerjakan proyek yang tidak mempunyai akses jalan yang baik, permasalahan tersebut adalah sulitnya untuk mobilisasi alat berat.Akan tetapi terkadang pelaksanaan secara manual pun sulit dilaksanakan dikarenakan terbatasnya waktu pengerjaan dan perekrutan pekerja untuk proyek tersebut. Lokasi penelitian untuk ini mencakup daerah Desa tatah alayung kecamatan mandastana kabupaten barito kuala. Metode penelitian data untuk Tugas Akhir ini ialah dengan observasi, yaitu melakukan pengamatan di lapangan berkaitan dengan materi yang dibahas. Observasi dilakukan Daerah Irigasi Rawa (DIR) tanipah Desa Tatah Alayung Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan analisis perhitungan didapat Volume pekerjaan galiannya sebesar 216,476.80 m3. Biaya excavator long-arm sebesar 1,928,609,738 rupiah, Biaya excavator long-arm + Ponton sebesar 2,571,479,650 rupiah, dan Biaya excavator standard sebesar 714,480,000 rupiah. Jika pekerjaan dilakukan dengan menggunakan alat-alat manual dan dikerjakan oleh pekerja galian didapatkan hasil sebesar 22,580,000,000 rupiah. Rasio perbandingan biaya antara alat berat dengan pekerjaan manual adalah 2,571,479,650 : 22,580,000,000 atau sama dengan 1 : 8,78 (Bila diambil dari biaya alat berat yang terbesar). Kata kunci : Excavator, Biaya, Pekerja Abstract In construction projects, usually the workman in this case can be called a field contractor, sometimes experiencing some obstacles in working on projects that do not have good road access, the problem is the difficulty of mobilizing heavy equipment. However, sometimes even manual implementation is difficult to carry out due to limited working time and recruitment of workers for the project. The research location for this area includes tatah alayung village, mandastana sub-district, barito kuala district. This data research method is by observation, which is conducting observations in the field relating to the material discussed. Observations were carried out in the Swamp Irrigation Area (DIR) Tanipah, Tatah Alayung Village, Mandastana District, Barito Kuala Regency. Based on the analysis of calculations, the volume of excavation works is 216,476.80 m3. The cost of long-arm excavators is 1,928,609,738 rupiahs, the cost of long-arm excavators + Pontoons is 2,571,479,650 rupiahs, and the cost of standard excavators is 714,480,000 rupiahs. If the work is carried out using manual tools and is carried out by excavated workers, the result is 22,580,000,000 rupiah. The ratio of the cost ratio between heavy equipment with manual work is 2,571,479,650: 22,580,000,000 or equal to 1: 8,78 (If taken from the largest cost of heavy equipment). Keywords : Failure, Settlement, Eccentricity
Koordinasi Simpang Empat Bersinyal Jalan S.Parman-Belitung Dengan S.Parman-Tarakan Kota Banjarmasin Rezky Anisari
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v1i1.408

Abstract

Evaluasi lampu lalu lintas di kota Banjarmasin seharusnya dilakukan setiap tahun agar bisa diketahui apakah lampu lalu lintas tersebut sudah berfungsi dengan baik dan benar atau sebaliknya, agar tidak menimbulkan kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Mengevaluasi ulang lampu lalu lintas yang berada di persimpangan jalan S.Parman-Belitung dengan jalan S.Parman-Tarakan Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. Agar dapat diketahui kapasitas jalan, waktu siklus, derajat kejenuhan dan koordinasi antar dua persimpangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode observasi, yaitu pengambilan data langsung dilapangan data yang diperlukan berupa data primer alat-alat yang diperlukan pada metode penelitian yaitu meteran, blanko dan alat tulis. Pengambilan data dilakukan selama dua hari dipersimpangan S.Parman-Belitung dengan S.Parman­Tarakan Hasil Penelitian pada persimpangan jalan S.Parman-Belitung dengan jalan S.Parman-Tarakan Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan kondisi existing sudah tidak efektif lagi, hal iniut dapat dilihat dari besarnya angka derajat kejenuhan pada tiap tiap lengan simpang yang rata-rata melebihi dari batas ideal yaitu <0,85 dengan demikian jelas bahwa pada simpang-simpang tersebut terjadi kemacetan. Waktu siklus pada kondisi existing pada persimpangan S.parman-Belitung 118 detik dan Persimpangan S,Parman-Tarakan 151 detik. Itu menunjukan bahwa waktu tersebut sangatlah lama sehingga disetting ulang persimpangan S.parman-Belitung 100 detik dan Persimpangan S,Parman-Tarakan 100 detik. Dengan kecepatan kendaraan rata-rata 20 km/jam dari persimpangan S.Parman-Belitung menuju persimpangan S.Parman-Tarakan maka dapat dipastikan bahwa kendaraan yang sudah melewati persimpangan S.parman-Belitung menuju S.Parman-Tarakan tidak akan ikut antrian selanjutnya di persimpangan S.Parman-Tarakan.
Analisa Kapasitas Jalan Dan Derajat Kejenuhan Berdasarkan Survey Lalu Lintas Harian Rata-Rata Di Kabupaten Paser Kalimantan Timur Rezky Anisari
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.435

Abstract

In the province of East Kalimantan, especially the city of Tana Paser, Paser Regency, has a fairly high population growth, and is a fairly dense city and it is included as a fairly developed city hence many migrants who migrate to trade or to find a job. Based on the results of the Central Bureau of Statistics recording in 2016, the population of Tana Paser city was 50,000 people which make the city of Tana Paser as the city with the largest population in the Southern part of East Kalimantan Province. To find out the traffic density level, it is necessary to analyze and survey the traffic, the results of the analysis show that the surveyed road with the highest density level or the highest Degree of Saturation (DS) is MT Haryono road with DS value of 0.494 with road capacity of 1406 , 725 SMP / hour and total of traversing current of 694,4 SMP / hour followed by road of Untung Suropati with DS equals to 0,441 with road capacity of 2134,458 SMP / hour and total of traversing current equal to 942,350 SMP / hour. For the surveyed road with the lowest density level or the lowest Degree of Saturation (DS) is the Pelopor road with DS value of 0,020 with the road capacity of 2229,323 SMP / hour and the total traversing current is only 45,100 SMP / hour; then Sungai Tuak Sultan Hasanuddin road with DS value of 0,066 with road capacity of 3305,275 SMP / hour and total traversing current only equals to 217,050 hence the road is categorized as quiet road.
Perbandingan Biaya Galian Tanah Menggunakan Alat Berat Dengan Proses Pengerjaan Manual Gusti Arya Kusuma; Rezky Anisari
Jurnal Teknik Sipil Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2020
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v4i2.784

Abstract

Abstrak Dalam proyek konstruksi biasanya pihak pengerja dalam hal ini dapat disebut kontraktor lapangan terkadang mengalami beberapa kendala dalam mengerjakan proyek yang tidak mempunyai akses jalan yang baik, permasalahan tersebut adalah sulitnya untuk mobilisasi alat berat.Akan tetapi terkadang pelaksanaan secara manual pun sulit dilaksanakan dikarenakan terbatasnya waktu pengerjaan dan perekrutan pekerja untuk proyek tersebut. Lokasi penelitian untuk ini mencakup daerah Desa tatah alayung kecamatan mandastana kabupaten barito kuala. Metode penelitian data untuk Tugas Akhir ini ialah dengan observasi, yaitu melakukan pengamatan di lapangan berkaitan dengan materi yang dibahas. Observasi dilakukan Daerah Irigasi Rawa (DIR) tanipah Desa Tatah Alayung Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan analisis perhitungan didapat Volume pekerjaan galiannya sebesar 216,476.80 m3. Biaya excavator long-arm sebesar 1,928,609,738 rupiah, Biaya excavator long-arm + Ponton sebesar 2,571,479,650 rupiah, dan Biaya excavator standard sebesar 714,480,000 rupiah. Jika pekerjaan dilakukan dengan menggunakan alat-alat manual dan dikerjakan oleh pekerja galian didapatkan hasil sebesar 22,580,000,000 rupiah. Rasio perbandingan biaya antara alat berat dengan pekerjaan manual adalah 2,571,479,650 : 22,580,000,000 atau sama dengan 1 : 8,78 (Bila diambil dari biaya alat berat yang terbesar). Kata kunci : Excavator, Biaya, Pekerja Abstract In construction projects, usually the workman in this case can be called a field contractor, sometimes experiencing some obstacles in working on projects that do not have good road access, the problem is the difficulty of mobilizing heavy equipment. However, sometimes even manual implementation is difficult to carry out due to limited working time and recruitment of workers for the project. The research location for this area includes tatah alayung village, mandastana sub-district, barito kuala district. This data research method is by observation, which is conducting observations in the field relating to the material discussed. Observations were carried out in the Swamp Irrigation Area (DIR) Tanipah, Tatah Alayung Village, Mandastana District, Barito Kuala Regency. Based on the analysis of calculations, the volume of excavation works is 216,476.80 m3. The cost of long-arm excavators is 1,928,609,738 rupiahs, the cost of long-arm excavators + Pontoons is 2,571,479,650 rupiahs, and the cost of standard excavators is 714,480,000 rupiahs. If the work is carried out using manual tools and is carried out by excavated workers, the result is 22,580,000,000 rupiah. The ratio of the cost ratio between heavy equipment with manual work is 2,571,479,650: 22,580,000,000 or equal to 1: 8,78 (If taken from the largest cost of heavy equipment). Keywords : Failure, Settlement, Eccentricity