Kabupaten Barito Kuala adalah salah satu pemerintah kabupaten yang berbatasan dengan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, Indonesia. Dalam musim hujan pada waktu pasang air Sungai Kapuas, Sungai Barito dan air kiriman dari Kabupaten Banjar yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Mandastana dapat membanjiri sebagian besar wilayah ini dan mengakibatkan permukaan tanah tergenang terus menerus. Masalah yang dialami oleh persawahaan di Kecamatan Mandastana adalah masalah yang mempengaruhi tata kelola air terkait saluran irigasi yang ada di pertanian itu sendiri mengalami pasang surut air, yang bergerak naik turun yang disebabkan oleh pasang air pada Sungai Barito dan Sungai Kapuas, dimana pada saat pasang area persawahan mengalami kelebihan air. Metode perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mock untuk perhitungan debit andalan dan neraca air dan metode penman dan standar KP-01 untuk perhitungan kebutuhan air. Berdasarkan analisis neraca air (ketersediaan air dari curah hujan dikurang kebutuhan air disawah kondisi eksisting) didapat hasil 3,017 m3/detik, sehingga pada petak sawah terjadi kelebihan air, jadi apabila ingin dilakukan perluasan lahan persawahan ketersediaan air masih mencukupi untuk mengairi air di sawah. Abstract Barito Kuala Regency is one of the district governments that borders the provinces of Central Kalimantan and South Kalimantan, Indonesia. During the rainy season at the time of the tide of the Kapuas River, the Barito River and consignment water from Banjar Regency, which is directly adjacent to Mandastana District, can overwhelm most of this area and result in continuous inundation of the land surface. The problem experienced by the field in Mandastana Subdistrict is a problem that affects water management related to irrigation channels in agriculture itself which experiences tidal water, which moves up and down caused by tides on the Barito River and Kapuas River, where at the time of tide the area rice fields experience excess water. The calculation method used in this study is the mock method for calculating the mainstay discharge and water balance and penman method and the KP-01 standard for calculating water requirements. Based on the analysis of water balance (availability of water from rainfall minus water requirements under existing conditions) obtained results of 3.017 m3 / sec, so that the paddy fields occur excess water, so if you want to expand rice fields the availability of water is still sufficient to irrigate water in the fields.