Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Sipil

Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Irigasi Pada Petak Sawah Di Daerah Irigasi Rawa Kecamatan Mandastana Iriansyah, Andri; Hayati, Fitriani; Fakhrurrazi, Fakhrurrazi
Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2019
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.519 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v3i1.730

Abstract

Kabupaten Barito Kuala adalah salah satu pemerintah kabupaten yang berbatasan dengan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, Indonesia. Dalam musim hujan pada waktu pasang air Sungai Kapuas, Sungai Barito dan air kiriman dari Kabupaten Banjar yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Mandastana dapat membanjiri sebagian besar wilayah ini dan mengakibatkan permukaan tanah tergenang terus menerus. Masalah yang dialami oleh persawahaan di Kecamatan Mandastana adalah masalah yang mempengaruhi tata kelola air terkait saluran irigasi yang ada di pertanian itu sendiri mengalami pasang surut air, yang bergerak naik turun yang disebabkan oleh pasang air pada Sungai Barito dan Sungai Kapuas, dimana pada saat pasang area persawahan mengalami kelebihan air. Metode perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mock untuk perhitungan debit andalan dan neraca air dan metode penman dan standar KP-01 untuk perhitungan kebutuhan air. Berdasarkan analisis neraca air (ketersediaan air dari curah hujan dikurang kebutuhan air disawah kondisi eksisting) didapat hasil 3,017 m3/detik, sehingga pada petak sawah terjadi kelebihan air, jadi apabila ingin dilakukan perluasan lahan persawahan ketersediaan air masih mencukupi untuk mengairi air di sawah. Abstract Barito Kuala Regency is one of the district governments that borders the provinces of Central Kalimantan and South Kalimantan, Indonesia. During the rainy season at the time of the tide of the Kapuas River, the Barito River and consignment water from Banjar Regency, which is directly adjacent to Mandastana District, can overwhelm most of this area and result in continuous inundation of the land surface. The problem experienced by the field in Mandastana Subdistrict is a problem that affects water management related to irrigation channels in agriculture itself which experiences tidal water, which moves up and down caused by tides on the Barito River and Kapuas River, where at the time of tide the area rice fields experience excess water. The calculation method used in this study is the mock method for calculating the mainstay discharge and water balance and penman method and the KP-01 standard for calculating water requirements. Based on the analysis of water balance (availability of water from rainfall minus water requirements under existing conditions) obtained results of 3.017 m3 / sec, so that the paddy fields occur excess water, so if you want to expand rice fields the availability of water is still sufficient to irrigate water in the fields.
ANALISA PENGEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN NERACA AIR PADA POLDER LIANG MENGGUNAKAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN DENGAN METODE NRECA Fakhrurrazi; Fahrudin, Muhammad; Farial Agoes, Herliyani; Hayati, Fitriani
Jurnal Teknik Sipil Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v5i1.990

Abstract

Polder Liang yang berletakak ada di sebelah barat kota Martapura di desa tambak baru Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Luas polder lebih dari 900 Ha dikelilingi jalan sebagai tanggul polder liang berada di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Matapura, Karang Intan, Astambul. Polder liang memiliki beberapa pintu air yaitu 6 pintu air utama dan 29 pintu air kecil. Sistem pintu air yang ada di sekitaran polder masih bersifat manual. Perhitungan ini menggunakan metode Nreca untuk perhitungan debit andalan dan debit nreca dan metode panmen dan standar KP-01 untuk perhi tungan kebutuhan air pada BAB IV dan menghitung pengembangan lahan pertanian berdasarkan neraca air.Hasil Perhitungan kebutuhan air yang ada di desa tambak baru kecamatan martapura kabupaten banjar kebutuhan air tertinggi pada bulan juni II berjumlah dengan rata-rata 0,442 m3/detik ketersedian air dihitung dengan debit andalan 80% didapat rata-rata ketersedian air 31,095 dengan awal pola tanam digunakan juni II perhitungan neraca air yang ada di petak sawah pada bulan juni II 5,384 m3/detik.perhitungan perkembangan lahan yang awalny tercatat 638 Ha bisa di kembangkan menjadi 845 Ha.
KEHILANGAN AIR AKIBAT PIPA PENYADAPAN LANGSUNG DI SALURAN IRIGASI RIAM KANAN RUAS BRK 0 - 7 Muhlis, Adriani; Rahmalia, Siti; Agoes, Herliyani Farial; Hayati, Fitriani
Jurnal Teknik Sipil Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v5i2.1228

Abstract

Permasalahan saluran primer pada Irigasi Riam Kanan yang terjadi akibat adanya pengambilan air secara langsung menggunakan pipa penyadap yang dapat berpengaruh pada sulitnya pemeliharaan pada tanggul saluran dan mengakibatkan kapasitas air di saluran berkurang dari yang telah direncanakan. Metode yang digunakan dengan mengambil data langsung di lapangan berupa jumlah, dimensi, jenis serta elevasi tinggi jatuh (outlet) pipa, melakukan analisis nilai koefisien debit serta merekapitulasi debit kehilangan air. Banyaknya pipa penyadap dari ruas BRK 0 sampai BRK 7 berjumlah 1.163 buah dengan jenis pipa PVC AW berdiameter bervariasi. Adapun besarnya kehilangan debit air akibat penyadapan melalui pipa penyadap adalah sebesar 11.299,7 liter/detik dari debit rencana aktual 25.000 liter/detik atau dengan prosentase kehilangan air sebesar 48%. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, terjadi penambahan banyaknya pipa penyadap yaitu dari 692 buah berdasarkan penelitian sebelumnya, menjadi 795 buah atau bertambah sebanyak 103 buah serta diiringi juga dengan peningkatan jumlah debit pengambilan airnya di saluran primer ruas BRK 1 sampai BRK 4 adalah 7.806,3 liter/detik dari sebelumnya tahun 2015 hanya 4.682,9 liter/detik, sehingga ada kenaikan sebesar 3.123,5 liter/detik (naik sebesar 40,01 %) dan untuk penambahan jumlah pipa sebanyak 12,96 %.