Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

PERSEPSI PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS OBAT GENERIK Mardiati, Nurul; Sampurno, Sampurno; Wiedyaningsih, Chairun
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.148

Abstract

Upaya peningkatan penggunaan obat generik sebenarnya sudah dilakukan pemerintah jauh sebelum pemberlakuan skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Akan tetapi, persepsi pasien terhadap obat generik di masa penerapan JKN ini dinilai oleh banyak pengamat masih buruk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi pasien terhadap kualitas obat generik ditinjau dari dimensi safety, efficacy, dan acceptability serta mengidentifikasi pengaruh karakteristik pasien dengan persepsi pasien. Rancangan penelitian adalah penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan kuantitatif, desain survei cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 150 responden. Penelitian dilakukan di RS PKU Muhammadiyah 1, Yogyakarta, Indonesia. Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data meliputi analisis deskriptif, analisis bivariat (uji Chi-square dengan alternatif yaitu uji Kolmogorov-Smirnov) dan analisis multivariat regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap kualitas obat generik mayoritas tergolong baik, yaitu sebesar 113 responden (75,3%), rata-rata skor mulai dari yang terbesar berturut-turut safety (3,02), efficacy (2,75), dan acceptability (2,73). Hal ini bermakna bahwa pasien percaya dengan kualitas obat generik. Analisis bivariat menunjukkan persepsi pasien tidak dipengaruhi secara signifikan oleh usia dan jenis kelamin. Analisis multivariat menunjukkan persepsi pasien secara positif dan signifikan dipengaruhi tingkat pendidikan dan status kepemilikan asuransi kesehatan, namun tidak signifikan dipengaruhi tingkat penghasilan per bulan.
Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Analgetik di Kecamatan Cangkringan Sleman Cahyaningsih, Indriastuti; Wiedyaningsih, Chairun; Kristina, Susi Ari
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v13i2.1060

Abstract

Banyaknya pilihan obat bebas golongan analgetik menyebabkan masyarakat kesulitan memilih obat yang tepat dan cenderung memilih tanpa mengetahui kesesuaian khasiat dan mutu obat dengan penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan analgetik di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah eksperimental kuasi dengan One-Group Pretest-Postest Design. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan mengikutsertakan 33 responden. Tingkat pengetahuan diperoleh melalui pengisian kuesioner pada saat pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum penyuluhan, sedangkan post-test dilaksanakan 1 bulan setelah penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan satu kali dengan metode ceramah dan alat bantu leaflet. Uji perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dianalisis menggunakan  paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar tergolong sedang (48,48%) dan setelah dilakukan penyuluhan sebagian besar tergolong tinggi (84,84%). Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan tentang analgetik yang bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan (p = 0,000) dengan kenaikan sebesar 26,36%. Disimpulkan bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dengan alat bantu leaflet dapat meningkatkan pengetahuan tentang analgetik. A large number of analgesic nonprescription drugs make people difficult to choose the right medication and tend to choose without knowing the suitability between the efficacy and quality of medicines and their diseases. This study aims to determine the effect of the education with the lecture method and leaflet toward the level of public knowledge about the use of analgesics in Cangkringan, Sleman Regency, Yogyakarta.This research was quasi-experimental research design with one-group pretest-posttest design. Sampling method was purposive sampling with 33 respondens. Level of knowledge were obtained through questionnaires at pretest and posttest. Pretest was measured right before education session, while postest was conducted a month after education session. Education session was given once with the lecture method and leaflet. The differences in the level of knowledge between before and after education session were analyzed using paired sample t-test. The results showed that the prior level of knowledge were largely classified as moderate (48.48%) and after education session most of the respondent categorised high (84.84%). The analysis showed that there was an increase as 26.36% in the knowledge about analgesics after the education session Concluded that the education with the lecture method and leaflet can improve knowledge of analgetic.
Karakteristik Klinik dan Pola Antibiotik pada Pasien Rawat Inap Coronavirus Disease 2019 di Rumah Sakit Wava Husada Malang Ardiyatul I. Kelana; Zullies Ikawati; Chairun Wiedyaningsih
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2021.10.4.321

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) disebabkan oleh infeksi virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang mengakibatkan manifestasi klinik pneumonia. Pneumonia pada COVID-19 utamanya disebabkan virus, namun bakteri dapat berperan sebagai penyebab ko-infeksi sehingga meningkatkan risiko kematian. Studi serial kasus ini menyajikan karakteristik klinik dan gambaran regimen antibiotik yang diberikan pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit Wava Husada Malang dengan menggunakan data rekam medik. Sebanyak 21 pasien yang terpilih selama periode bulan Maret–Agustus 2020 menunjukkan tingkat keparahan sedang-berat yang selanjutnya dilakukan analisis secara deskriptif. Rata-rata usia pasien yaitu 52±13 tahun dan sebanyak 62% adalah pria. Gejala yang paling banyak ditemukan yaitu sesak (81%) dan batuk (76,2%). Selain itu, beberapa gejala lain yang ditemukan antara lain demam (57,1%), diare (19%), mual/muntah (33,3%), pusing (14,3%) dan anoreksia (4,8%). Seluruh pasien memiliki gambaran radiologi pneumonia dengan sebagian besar menunjukkan jumlah leukosit normal dan jumlah limfosit yang rendah. Sebesar 76,2% (16 pasien) mendapatkan antibiotik tunggal dan 23,8% (5 pasien) mendapatkan kombinasi. Levofloksasin merupakan antibiotik yang paling sering diberikan baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dengan nilai tengah durasi pemberian antibiotik yaitu 11 hari. Lama rawat inap pasien yaitu antara 12–24 hari dengan kondisi membaik sebesar 71,4% sementara 28,6% meninggal. Pengukuran prokalsitonin perlu diupayakan di rumah sakit tempat pengambilan data sebagai strategi penatalayanan penggunaan antibiotik pada pasien COVID-19.Kata kunci: Antibiotik, COVID-19, karakteristik klinik, ko-infeksi bakteri Clinical Characteristic and Antibiotic Patterns among Coronavirus Disease 2019 In-patient Wava Husada Hospital MalangAbstractCoronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infection caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), which resulted in the clinical manifestation of pneumonia. A virus mainly causes pneumonia COVID-19, but bacterial co-infection plays a role in increasing mortality. This case series aimed to identify clinical characteristics and antibiotic use in treating COVID-19 patients at Wava Husada Hospital Malang. Data of a total sample of 21 patients selected from March to August 2020 showed moderate to severe infection and was further analyzed descriptively. The mean age of patients was 52±13 years, and 62% were men. Meanwhile, the most common symptoms were shortness of breath and cough with 81% and 76.2%, respectively. Several symptoms found include fever, diarrhea, nausea/vomiting, dizziness, and anorexia at 57.1%, 19%, 33.3%, 14.3%, and 4.8%. The patients had radiological features of pneumonia, where most of them had normal leukocyte and low lymphocyte counts. Additionally, 76.2% or 16 patients received antibiotic monotherapy, and 23.8% or 5 patients received the combination. Levofloxacin is the most commonly administered antibiotics, either single or combined, with a median duration of 11 days. Patients' length of stay ranged from 12 to 24 days; where 71.4% were discharged home, and 28.6% died. Procalcitonin measurement should be attempted as a stewardship strategy for using antibiotics in COVID-19 patients.Keywords: Antibiotic, bacterial co-infection, clinical characteristics, COVID-19
Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Analgetik di Kecamatan Cangkringan Sleman Indriastuti Cahyaningsih; Chairun Wiedyaningsih; Susi Ari Kristina
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v13i2.1060

Abstract

Banyaknya pilihan obat bebas golongan analgetik menyebabkan masyarakat kesulitan memilih obat yang tepat dan cenderung memilih tanpa mengetahui kesesuaian khasiat dan mutu obat dengan penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan analgetik di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah eksperimental kuasi dengan One-Group Pretest-Postest Design. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan mengikutsertakan 33 responden. Tingkat pengetahuan diperoleh melalui pengisian kuesioner pada saat pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum penyuluhan, sedangkan post-test dilaksanakan 1 bulan setelah penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan satu kali dengan metode ceramah dan alat bantu leaflet. Uji perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dianalisis menggunakan  paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar tergolong sedang (48,48%) dan setelah dilakukan penyuluhan sebagian besar tergolong tinggi (84,84%). Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan tentang analgetik yang bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan (p = 0,000) dengan kenaikan sebesar 26,36%. Disimpulkan bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dengan alat bantu leaflet dapat meningkatkan pengetahuan tentang analgetik. A large number of analgesic nonprescription drugs make people difficult to choose the right medication and tend to choose without knowing the suitability between the efficacy and quality of medicines and their diseases. This study aims to determine the effect of the education with the lecture method and leaflet toward the level of public knowledge about the use of analgesics in Cangkringan, Sleman Regency, Yogyakarta.This research was quasi-experimental research design with one-group pretest-posttest design. Sampling method was purposive sampling with 33 respondens. Level of knowledge were obtained through questionnaires at pretest and posttest. Pretest was measured right before education session, while postest was conducted a month after education session. Education session was given once with the lecture method and leaflet. The differences in the level of knowledge between before and after education session were analyzed using paired sample t-test. The results showed that the prior level of knowledge were largely classified as moderate (48.48%) and after education session most of the respondent categorised high (84.84%). The analysis showed that there was an increase as 26.36% in the knowledge about analgesics after the education session Concluded that the education with the lecture method and leaflet can improve knowledge of analgetic.
Investigation on drug dosage form : analysis of prescriptions available in pharmacy in kotamadya Yogyakarta Chairun Wiedyaningsih; Oetari .
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 14 No 4, 2003
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.907 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm0iss0pp201-207

Abstract

The analysis of dispensing prescriptions available in Pharmacy in Yogyakarta was performed. The analysis included observation problems of dosage form preparations, and examination compounds of medicines which were mentioned in dispensing prescriptions. The study was conducted by sampling dispensing prescriptions from the pharmacy located in Yogyakarta. Questionnaires and interviews to pharmacists were also conducted in order to support the prescription data. The result showed that the oral solid dosage forms were the majority (71%) of dispensing prescriptions written. tablet crushing was the major problems of. The majority objective of therapy with this type of dispensing were for asthma, infection and allergy. It was also found that brand names (74%) medicine were more written than generic names. The most generic name written/added was CTM (chlorpheniramin maleat). Results of questionnaire evaluation showed that semi solid (unguentum, cream) was the major problem (69%) of pharmaceutical dispensing in the Pharmacy. Dispensing Salicylic acid with other semi solids were the most problems. Prescription analysis showed that about 14,2% dispensing prescriptions contain salycilic acid mixed with cream, and 26,5% dispense prescriptions contains salicylic acid mixed with any kinds of drugs or other semi solid forms. Liquid were the minor (7,2%) dispensing prescriptions written by physicians. However problems were still remain caused bycrushing coated tablets and dispensing to the liquid.Keywords : prescription, pharmaceutical stores, dosage forms, Yogyakarta
Medicine advertisements: evaluation and implementation of cema-community method Chairun Wiedyaningsih; Nia Primayani; Warastuti .
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 22 No 4, 2011
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.869 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm0iss0pp286-292

Abstract

Non-prescription medicines are advertised widely to general public. These advertisements attempt to influence consumers’ choices about medicines. Since the  advertisements  rare  to  give  objective  information,  therefore  it  may  affect people’s perception and have potential harmful effect for public health. In order to  improve  the  use  of  medicines  by  general  public,  the  CEMA-community (Critical  Evaluation  Medicine  Advertisement  by  the  community))  was  proven effective  empower  community  in  evaluating  medicine  advertisements.  The objectives of the study, therefore, were to investigate medicine advertisements, and improve knowledge and skills of participants in critically evaluating medicine advertisements.  Medicine  advertisements  running  within  the  period  of  study were  evaluated  and  analyzed  according  to  the  Indonesian  legal  requirements. Community  empowerment  to  improve  participants’  knowledge  and  skills  was conducted  using  CEMA-community  method.  The  method  consisted  of  two activites,  the  first  was  a  brief  lecture  and  the  second  was  small  group discussions in a problem-oriented approach. Data on knowledge was obtained by questionnaire.  Data  on  skills  was  assessed  by  the  number  of  inappropriate claims they could identify the advertisements. All data was collected at baseline, immediately,  and  one  month  after  intervention.  Medicine  advertisements  in television media accounted for 15% off all commercials, with 21.53%; 17.98%; 14.17%;  and  10.08%  being  medicine  products  for  influenza, analgesic/antipyretic,  supplement,  and  cough,  respectively.  Incomplete  and misleading  information  mostly  appeared  in  the  advertisements.  Intervention study  showed  that  the  average  of  participants’  knowledge  in  subtopic  of medicine  misleading  was  low  and  could  be  increased  from  34.2  (pretest)  with maximum score 100, to 65.3 (post I) and 58.3 (post II). Participants’ skills also improved  immediately  after  intervention  and  this  was maintained  at  the  one month  follow  up  (score  means:  3.33;  26.67;  26.67 of  maximum  score  100,  at pre test, post I, and post II, respectively).Key  words:  medicine  advertisements,  community  empowerment,  CEMA-community method, knowledge; skills 
Persepsi Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit 1 Yogyakarta Terhadap Kualitas Obat Generik Ditinjau dari Dimensi Efficacy Nurul Mardiati; Sampurno Sampurno; Chairun Wiedyaningsih
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i2.5743

Abstract

Roadmap upaya peningkatan penggunaan obat generik sebenarnya sudah dilakukan pemerintah jauh sebelum resmi memberlakukan skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Akan tetapi persepsi pasien terhadap obat generik di masa penerapan JKN ini dinilai oleh banyak pengamat masih buruk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi pasien terhadap kualitas obat generik ditinjau dari dimensi efficacy. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan kuantitatif, desain survey cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 150 responden. Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap kualitas obat generik ditinjau dari dimensi efficacy menunjukkan rata-rata skor 2,75. Hal ini bermakna bahwasanya kualitas obat generik dari dimensi efficacy secara rata-rata dipersepsikan dengan baik oleh responden. Seluruh rata-rata skor jawaban responden pada item-item pernyataan dimensi efficacy menunjukkan persepsi yang baik pasien terhadap kualitas obat generik. Kata kunci: Persepsi Pasien, Kualitas, Obat Generik, Efficacy
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Renni Simorangkir; Tri Murti Andayani; Chairun Wiedyaningsih
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i12021.83-90

Abstract

Pendahuluan: Hemodialisis (HD) merupakan salah satu terapi pengganti fungsi ginjal pada pasien penyakit ginjal kronis (PGK) yang dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas, namun terapi HD dapat menimbulkan munculnya berbagai komplikasi yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan: Menganalisis faktor sosiodemografi dan faktor klinis yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien PGK yang menjalani HD. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional dengan melibatkan 130 pasien yang menjalani hemodialisis selama periode bulan Februari-April 2020 dengan kriteria inklusi pasien berusia ≥ 18 tahun, menjalani hemodialisis selama ≥ 3 bulan dan kriteria eksklusi pasien dalam kondisi kritis. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dan melihat rekam medis pasien. Kualitas hidup diukur menggunakan kuesioner Kidney Disease Quality of Life-Short Form-36 (KDQOL-SF36). Data pada domain kesehatan fisik, kesehatan mental dan skor KDQOL-SF36 dianalisis menggunakan analisis regresi berganda-dummy. Hasil: Rata-rata usia responden penelitian adalah 49,6 ± 13,1 tahun, jumlah resep obat kronis 5,5 ± 1,7 jenis obat. Rata-rata skor KDQOL adalah 71,4 ± 10,1; kesehatan fisik 61,4 ± 20,4 dan kesehatan mental 81,2 ± 15,7. Faktor sosiodemografi yang memengaruhi kualitas hidup adalah usia (p = 0,000) dan tingkat penghasilan (p = 0,024) pada domain kesehatan fisik dan usia (p = 0,010), pada skor KDQOL (p = 0,010), untuk faktor klinis adalah jumlah peresepan (p = 0,010), dan komorbiditas (p = 0,007), lalu pada domain kesehatan fisik dan jumlah peresepan (p = 0,016) skor KDQOL. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor sosiodemografi dan klinis yakni faktor usia, tingkat penghasilan, komorbiditas DM dan jumlah peresepan obat kronis terhadap kualitas hidup pasien PGK yang menjalani HD (p < 0,05).
Analisis Kesesuaian Biaya Riil Terhadap Tarif INA-CBGS Pada Pengobatan Stroke Non Hemoragik Pasien JKN Rawat Inap RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2015 Ari Dwidayati; Tri Murti Andayani; Chairun Wiedyaningsih
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 13 No 2 (2016): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.57 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v13i2.284

Abstract

Stroke is one of the degenerative diseases and is also the number one cause of death in Indonesia. Enforcement INA-CBGs (Indonesia Case Based Groups) on the financing of the hospital for stroke patients in need of treatment planning and cost analysis for a costly stroke so that the hospital can make cost savings and is expected to be a solution in controlling health care costs. The purpose of this study was to determine treatment pattern of non-hemorrhagic stroke, correlation between real cost to INA-CBG's cost, and factors affecting the real cost. This study was an observational research, the data was taken retrospectively from the document of national health insurance claim in January-June 2015 period. The descriptive analysis is used for patient characteristic and real cost, the data analysis was conducted using one sample t-test to compare the real cost and INA-CBG’s tariff, correlational test to find out the factors affecting the real cost. The results showned that treatment pattern were citicoline (35,31 %), clopidogrel (26,02 %), amlodipin (7,06 %), simvastatin (5,20 %). Analysis using one sample t-test obtained severity I treatment class 3 Rp. 1.066.143,-, severity II treatment class 3 Rp. 766.848,-, dan severity III treatment class 3 Rp. 931.119,-. Factors that affect were secondary diagnosis, severity, treatment class and LOS.
EFFECT OF KNOWLEDGE LEVEL TO QUALITY OF LIFE WITH DRUG USE COMPLIANCE AS INTERMEDIATE VARIABLE AT RHEUMATOID ARTHRITIS PATIENTS IN OUTPATIENT PHARMACY DEPO Dr. MOEWARDI HOSPITAL SURAKARTA Rahmadani .; Chairun Wiedyaningsih; Gunawan Pamudji Widodo
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 13 No 2 (2016): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.237 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v13i2.290

Abstract

Prevalensi rheumatoid arthritis di berbagai negara termasuk Indonesia meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti asupan makanan, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan obat-obatan. Peningkatan pengetahuan dan kepatuhan penggunaan obat diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan kualitas hidup pasien rheumatoid arthritis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan terhadap kualitas hidup dengan kepatuhan penggunaan obat sebagai variabel antara. Penelitian menggunakan metode cross sectional, dengan survey untuk melihat pengaruh tingkat pengetahuan terhadap kualitas hidup dan kepatuhan penggunaan obat sebagai variabel antara. Penilaian pengetahuan menggunakan ACREU RAKQ, penilaian kepatuhan menggunakan MMAS-8 dan penilaian kualitas hidup menggunakan The AIMS2-SF. Data yang diambil adalah data tingkat pengetahuan, kepatuhan penggunaan obat dan kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner dan data dianalisis menggunakan path analysis. Subyek yang diperoleh dalam penelitian sejumlah 30 pasien rheumatoid arthritis. Hasil kuesioner tingkat pengetahuan yaitu didapatkan 13 responden (43,33%) yang memiliki pengetahuan tinggi. Hasil kuesioner kepatuhan penggunaan obat yaitu didapatkan 14 responden (46,67%) yang memiliki kepatuhan sedang. Hasil kuesioner kualitas hidup yaitu didapatkan 16 responden (53,33%) yang memiliki kualitas hidup sedang. Pengaruh signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap kualitas hidup dengan kepatuhan penggunaan obat sebagai variabel antara dengan nilai estimasi atau besaran persentase pengaruh 79%, artinya kepatuhan penggunaan obat berpengaruh signifikan.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdillah Mursyid Anna Wahyuni Widayanti Ardiyatul I. Kelana Ari Dwidayati Bai Athur Ridwan Dewa Ayu Putu Satrya Dewi Fita Rahmawati Fivy Kurniawati Gunawan Pamudji Widodo Gunawan Pamudji Widodo Gunawan Pamudji Widodo Haris, Restu Nur Hasanah Harnita Harnita Hasina, Raisya Heni Lutfiyati Heni Lutfiyati, Heni Indriastuti Cahyaningsih, Indriastuti Iwan Yuwindry Juniawan Akbar Karisma Putra Khrisna Heryanti Febti Kurniasar Kiki Yuli Handayani Kristanti, Nugraheni Dwiari Kurniawati, Fivy Mahdiyani, Ulfah Malina, Rachma Marhenta, Yogi Bhakti Meicella Azni Melia Eka Rosita Muh Irham Bakhtiar Mulyagustina Mulyagustina Mulyagustina, Mulyagustina Mursyid, Abdillah Mursyida Ulfa Nanang Munif Yasin Nanang Munif Yasin Nanang Munif Yasin Nananng Munif Yasin Nia Primayani Niken Nur Widyakusuma Nita Trinovitasari Nugraheni Dwiari Kristanti Nur Aini Budiyanti Nur Hamida Nurul Mardiati Nurul Mardiati Nurul Mardiati Oetari . Pramuji Eko Wardani Probosuseno Probosuseno Probosuseno Probosuseno, Probosuseno Rachma Malina Rahmadani . Raisya Hasina Raymon Simanullang Renni Simorangkir Restu Nur Hasanah Haris Ria Widyaswari Sampurno Sampurno Sampurno Sampurno Sampurno Sampurno Satibi Satibi Satibi Satibi Satibi Satibi Sumarni Sumarni Sumarni Sumarni Susi Ari Kristina Susi Ari Kristina Susi Ari Kristina Susi Ari Kristina Susi Ari Kristina Susi Ari Kristina Tri Murti Andayani Tri Murti Andayani Ulfah Mahdiyani Wa Ode Masrida Warastuti . Yogi Bhakti Marhenta Yulia Citra Yuwindry, Iwan Zullies Ikawati