Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Formulasi dan Evaluasi Tablet Dispersi Padat Kalsium Atorvastatin Gozali, Dolih; Wardhana, Yoga Windhu; Shofa, Shofa
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 2 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kalsium Atorvastatin  merupakan obat antihiperlipidemia golongan statin.  Berdasarkan Biopharmaceutical Classification System (BCS),   Kalsium Atorvastatin termasuk dalam golongan obat yang memiliki kelarutan rendah. Kelarutan atorvastatin yang rendah dalam air menyebabkan laju disolusi rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan disoluisi adalah dengan  dispersi padat. Dispersi padat  yaitu suatu keadaan dimana satu atau lebih bahan aktif terdispersi dalam polimer pembawa pada keadaan padat. Pada penelitian sebelumnya (Lakshmi, 2010), dispersi padat atorvastatain kalsium dengan PEG 6000 (1:3) menunjukkan hasil laju disolusi yang tertinggi. Pada penelitian ini dispersi padat kalsium atorvastatain (ATC) dengan PEG 6000 sebagai pembawa hidrofilik dalam perbandingan 1:3, 1:6, 1:9 Kemudian hasilnya dibuat tablet dengan metode kempa langsung. Uji disolusi dilakukan dengan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil disolusi yang dilakukan, menunjukkan bahwa  bahwa adanya peningkatan laju  disolusi dilihat dari persen terdisolusi yang dihasilkan setelah 30 menit yaitu sebesar  formula 1 (ATC tanpa PEG 6000)  25,63%, formula 2  (1:3) 27,90 %), formula 3 (1:6)  31,83 % dan  formula 4  (1:9)   13,61 %. Kata Kunci :  Kalsium Atorvastatin, Dispersi Padat, Disolusi, PEG 6000 ABSTRACTAtorvastatin calcium is anti-hyperlipidemia drugs known as statins. Based on Biopharmaceutical Classification System (BCS), Calcium Atorvastatin belongs to a class of drugs which have low solubility. The low solubility of atorvastatin in water causes low dissolution rate. One way to improve disolution is by solid dispersion. Solid dispersion is a condition which one or more active ingredients dispersed in a polymer carrier in the solid state. In the previous study (Lakshmi, 2010), solid dispersion of calcium atorvastatain with PEG 6000 (1: 3) showed the results of highest dissolution rate. In this study, solid dispersions of calcium atorvastatain (ATC) with a hydrophilic PEG 6000 as a carrier in a ratio of 1: 3, 1: 6, 1: 9 Then the results are made into tablet by direct compress method.  Dissolution rates are tested by UV-Vis spectrophotometry. The dissolution result shows that there is an increase of the  dissolution rate, viewed by percent dissolved after 30 minutes in the amount of formula 1 (ATC without PEG 6000) 25.63%, formula 2 (1: 3) 27.90%), formula 3 (1: 6) 31.83% and the formula 4 (1: 9) 13.61%.Keyword : Atorvastatin calcium, Solid Dispersion, Dissolution, PEG 6000
Peningkatan Permeasi Mikroemulsi Ketoprofen Gozali, Dolih; Warhead, Fara; Levita, Jutti; Khoirunisa, Anis
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.418 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v2i2.7811

Abstract

Penggunaan obat yang sukar larut air tidak efisien apabila kadar penetrasi obat ke dalam tubuh sangat kecil. Mikroemulsi ialah satu sistem dispersi yang dapat meningkatkan kelarutan obat. Pada penelitian ini dilakukan formulasi mikroemulsi ketoprofen menggunakan zat peningkat penetrasi mentol (0%, 1%, 3%, 5%). Asam oleat digunakan sebagai fase minyak, tween 80 sebagai komponen surfaktan, dan propilen glikol sebagai kosurfaktan. Evaluasi sediaan mikroemulsi dilakukan dengan uji permeasi mikroemulsi ketoprofen secara in vitro menggunakan sel difusi Franz terhadap membran kulit ular dengan medium dapar fosfat pH 7,4 selama 90 menit. Formula F4 (mengandung mentol 5%) menunjukkan permeasi tertinggi setelah 90 menit (16,21 ppm) dibandingkan dengan F1 (tidak mengandung mentol). Keempat formula memiliki kestabilan yang baik selama pengamatan. Dapat disimpulkan bahwa mentol meningkatkan permeasi ketoprofen. Kata kunci: Ketoprofen, mentol, mikroemulsi, uji permeasi
Formulasi Tablet Hisap Yang Mengandung Ekstrak Akar Ginseng Korea (Panax ginseng C. A. Meyer) Dan Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) Gozali, Dolih; Susilawati, Yasmiwar; Simorangkir, T.P.H.; Utami, Nadya Firdianna
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: The aims of this research is to find the best organoleptically acceptable formula of lozenges that contain ginseng and curcuma extract. Lozenges were prepared using wet granulation method with variation in concentration of sweetener (aspartame) and citric acid, i.e. for formula I aspartame 1% and citric acid 3%, formula II aspartame 0,75% and citric acid 4%, formula III aspartame 0,5% and citric acid 5%, and formula IV without aspartame and citric acid. The result of quality test of the tablets showed that tablets have a good quality and complied with the requirement. Thin Layer Chromatography indicated that all formulas still contain active ingredients from ginseng and curcuma extract after formulation process. Organoleptic test showed that formula II is the most suitable compared to the other three formulas. Keywords: formulation, lozenges, ginseng, temulawak, Panax ginseng, Curcuma xanthorrhiza ABSTRAK : Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan formula tablet hisap yang mengandung ekstrak Ginseng Korea (Panax ginseng C. A. Meyer) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) yang dapat diterima oleh masyarakat. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dengan variasi konsentrasi pemanis (aspartam) dan asam sitrat, yaitu untuk formula I aspartam 1% dan asam sitrat 3%, formula II aspartam 0,75% dan asam sitrat 4%, formula III aspartam 0,5% dan asam sitrat 5%, dan formula IV tanpa aspartam dan asam sitrat. Pengujian kualitas tablet menunjukan bahwa tablet memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan. Hasil uji kromatografi lapis tipis menunjukan bahwa senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak ginseng dan temulawak masih terdapat dalam tablet hisap. Hasil uji kesukaan yang dilakukan terhadap 30 responden menunjukan bahwa formula II lebih disukai dibandingkan ketiga formula lainnya. Kata kunci: formula, tablet hisap, ginseng, temulawak, Panax ginseng, Curcuma xanthorrhiza 
Formulasi Tablet Hisap Yang Mengandung Ekstrak Akar Ginseng Korea (Panax ginseng C. A. Meyer) Dan Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) Gozali, Dolih; Susilawati, Yasmiwar; Simorangkir, T.P.H.; Utami, Nadya Firdianna
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.474 KB) | DOI: 10.35617/jfi.v8i1.233

Abstract

ABSTRACT: The aims of this research is to find the best organoleptically acceptable formula of lozenges that contain ginseng and curcuma extract. Lozenges were prepared using wet granulation method with variation in concentration of sweetener (aspartame) and citric acid, i.e. for formula I aspartame 1% and citric acid 3%, formula II aspartame 0,75% and citric acid 4%, formula III aspartame 0,5% and citric acid 5%, and formula IV without aspartame and citric acid. The result of quality test of the tablets showed that tablets have a good quality and complied with the requirement. Thin Layer Chromatography indicated that all formulas still contain active ingredients from ginseng and curcuma extract after formulation process. Organoleptic test showed that formula II is the most suitable compared to the other three formulas. Keywords: formulation, lozenges, ginseng, temulawak, Panax ginseng, Curcuma xanthorrhiza ABSTRAK : Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan formula tablet hisap yang mengandung ekstrak Ginseng Korea (Panax ginseng C. A. Meyer) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) yang dapat diterima oleh masyarakat. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dengan variasi konsentrasi pemanis (aspartam) dan asam sitrat, yaitu untuk formula I aspartam 1% dan asam sitrat 3%, formula II aspartam 0,75% dan asam sitrat 4%, formula III aspartam 0,5% dan asam sitrat 5%, dan formula IV tanpa aspartam dan asam sitrat. Pengujian kualitas tablet menunjukan bahwa tablet memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan. Hasil uji kromatografi lapis tipis menunjukan bahwa senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak ginseng dan temulawak masih terdapat dalam tablet hisap. Hasil uji kesukaan yang dilakukan terhadap 30 responden menunjukan bahwa formula II lebih disukai dibandingkan ketiga formula lainnya. Kata kunci: formula, tablet hisap, ginseng, temulawak, Panax ginseng, Curcuma xanthorrhiza 
Improvement of Dissolution Rate and Bioavailability of Simvastatin Tablet Dolih Gozali; Taofik Rusdiana; Firman Gustaman
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25858

Abstract

Simvastatin is used to reduce cholesterol levels via inhibition of the 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A (HMG-CoA) reductase. The low bioavailability in simvastatin is due to the influence of P-glycoprotein, the transporter efflux that plays a role in drug absorption.To increase the bioavailability of simvastatin, it is necessary to add a surfactantwhich serves as a solubilizer and enhancer.The purpose of the study is to determine the effect of Cremophor RH 40 to the dissolution rate and bioavailability improvement of simvastatin tablet. The experiment was consist of four formula with different concentration of Cremophor RH 40 that were 0% (F1), 0,5% (F2), 1%(F3), and 1,5% (F4). Preparation of simvastatin tablets was done by wet granulation method. The tablets obtained were done dissolution test and in vivo test. The formulas with the best value were tested in vivo to the animals. For in vivo study, on the 7th day, the rats blood were taken as Cmax∞ and then the plasma was analyzed with HPLC. Based on the dissolution test results,F2 and F3 gave significant differences (p <0.05) compared to F1. Addition of Cremophor RH 40 of 1% in F3 has the largest simvastatin dissolution rate. The analyze of HPLC on F3 which is the best dissolution result and significant differences was Cmax of F3 (0.3968 ppm). It can be concluded that the addition of Cremophor RH 40 as a surfactant can increase dissolution rate and bioavilability of simvastatin tablet.Keywords: Simvastatin, Cremophor RH 40, Dissolution, HPLC
Formulasi dan Evaluasi Sediaan Hair Tonic Anti Alopesia Riska Nurul Hidayah; Dolih Gozali; Rini Hendriani; Resmi Mustarichie
Majalah Farmasetika Vol 5, No 5 (2020): Vol. 5, No. 5, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i5.27555

Abstract

Permasalahan yang belakangan ini sering terjadi pada sebagian besar masyarakat salah satunya adalah kerontokan. Kerontokan adalah suatu kelainan dimana rambut terlepas dari permukaan kulit dengan jumlah diluar batas normal. Beberapa tanaman yang telah diteliti memiliki potensi sebagai perangsang pertumbuhan rambut adalah kangkung, teh hijau, mangkokan, alpukat, kembang sepatu, pakis munding, seledri, lidah buaya, akar manis, mentimun, kacang panjang, waru dan meniran. Tanaman tersebut dibuat sediaan hair tonic untuk memudahkan dalam penggunaannya. Hair tonic termasuk sediaan kosmetik yang berfungsi menjaga kesehatan rambut, merangsang pertumbuhan rambut, serta menguatkan rambut. Tujuan pembuatan artikel review ini untuk memberikan informasi mengenai ekstrak atau fraksi tanaman dengan formulasi dan evaluasi sediaan herbal hair tonic perangsang pertumbuhan rambut yang paling baik. Metode yang digunakan yaitu studi pustaka secara elektronik dengan mengakses situs pencarian jurnal internasional dan nasional menggunakan kata kunci formulation of hair tonic. Hasil dari artikel review ini menunjukkan bahwa formulasi sediaan herbal hair tonic sebagai perangsang pertumbuhan rambut dari ekstrak atau fraksi tanaman harus terdiri dari pelarut, humektan, peningkat penetrasi, anti oksidan, pengkelat, serta pengawet dengan hasil evaluasi meliputi pengujian penampilan, aroma, pH, homogenitas, stabilitas, viskositas, dan bobot jenis sesuai persyaratan yang diperuntukkan. Dari artikel review ini dapat disimpulkan bahwa sediaan herbal hair tonic sebagai perangsang pertumbuhan rambut yang mengandung 2.5% ekstrak daun teh hijau menunjukkan formula terbaik dimana formula tersebut terdiri dari bahan 75% etanol, 10% propilen glikol, 1% tween 80, 0.1% mentol, 0.2% sodium metabilsulfit, 0.025% Na2EDTA, 0.075% metil paraben, dan aquades dengan hasil evaluasi sesuai persyaratan yang diperuntukkan dan hasil uji aktivitas dengan parameter bobot rambut  sebesar 22.20 mg/cm2.
Potensi Kitosan Bersumber dari Limbah Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus) dalam Bidang Farmasi Patihul Husni; Junaedi Junaedi; Dolih Gozali
Majalah Farmasetika Vol 5, No 1 (2020): Vol. 5, No. 1, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i1.23804

Abstract

Produksi rajungan (Portunus pelagicus) di Indonesia dalam satu tahun mencapai 30.000 ton yang yang menghasilkan sisa buangan limbah cangkang rajungan. Rajungan, memiliki kandungan kitin yang dapat diproses lebih lanjut melalui reaksi deasetilasi menjadi kitosan. Kitosan bersifat biocompatible dan biodegradable. Kitosan dalam bidang farmasi dimanfaatkan sebagai bahan eksipien obat dan belum banyak dimanfaatkan sebagai zat aktif obat. Dengan demikian, limbah cangkang rajungan memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan produk yang lebih bermanfaat, yaitu berupa kitosan. Kata kunci: rajungan (Portunus pelagicus), kitin, kitosan 
Review: Formulasi Dan Evaluasi Sampo Berbagai Herbal Penyubur Rambut Astiningsih Diah Pravitasari; Dolih Gozali; Rini Hendriani; Resmi Mustarichie
Majalah Farmasetika Vol 6, No 2 (2021): Vol. 6, No. 2, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i2.27629

Abstract

Sampo adalah produk perawatan rambut paling umum yang digunakan masyarakat dengan bahan utama berupa surfaktan/deterjen. Salah satu tujuan penggunaan sampo adalah untuk mengobati masalah rambut rontok. Pengobatan rambut rontok menggunakan bahan sintetis serperti minoksidil dinilai belum cukup mengatasi rambut rontok karena menimbulkan efek samping yang tidak nyaman. Artikel ini bertujuan untuk membahas formulasi dan evaluasi sampo berbahan herbal perangsang pertumbuhan rambut disertai mekanisme herbal terhadap aktivitas pertumbuhan rambut. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka secara elektronik berbagai jurnal internasional dan nasional yang diakses dari situs Google Scholar dan ScienceDirect terhadap jurnal internasional maupun nasional. Hasil kajian pustaka menunjukan perbedaan formula berpengaruh terhadap hasil evaluasi fisik 7 formula sampo herbal. Mekanisme herbal dalam menyuburkan rambut yaitu antioksidan, antiinflamasi, peningkat densitas rambut, pelebar folikel rambut, perpanjang fase anagen, sebagai nutrisi folikel rambut, metabolisme androgen, inhibisi PAK1 (P21-activated kinases) dan induksi reaksi immunologi. Dari artikel ini dapat disimpulkan bahwa formula terbaik sampo adalah formula sampo ekstrak licorice dengan kandungan kombinasi surfaktan dan hasil evaluasi sesuai dengan syarat parameter evaluasi yang telah ditetapkan. Dalam perangsangan pertumbuhan rambut, herbal yang dijadikan sebagai bahan utama sampo memiliki mekanisme yang beragam.
REVIEW ARTIKEL: KESALAHAN PENGOBATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN FITRI NURJANAH; DOLIH GOZALI
Farmaka Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i3.34841

Abstract

Kesalahan pengobatan merupakan suatu masalah yang sering terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan. Kesalahan pengobatan dapat terjadi pada beberapa fase yaitu fase prescribing, transcribing, dispensing dan administrating Kesalahan pengobatan dapat merugikan pasien dan berpotensi membahayakan pasien dalam proses pengobatan ataupun perawatan sesuai dengan dampak klinisnya. Review artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait kejadian kesalahan pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan, faktor penyebab yang bervariasi pada setiap tahapahnya dan berbagai strategi  yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya medication error.Kata kunci: Medication error, prescribing, transcribing, dispensing, administrating
REVIEW ARTIKEL: PERAN ZINK, VITAMIN C DAN D DALAM MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH Diah Siti Fatimah; Dolih Gozali
Farmaka Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i3.34787

Abstract

Saat ini, dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-COV-2. Oleh karena penyebarannya yang sangat cepat, maka sistem imun yang kuat diperlukan untuk melindungi tubuh dan mencegah infeksi Covid-19. Nutrisi seperti vitamin dan mineral memiliki peran penting dalam pengaturan fungsi fisiologis, termasuk sistem imun. Zink, Vitamin C dan D merupakan salah satu nutrisi yang diketahui dapat meningkatkan imunitas. Dalam review artikel ini, dibahas peran zink, vitamin C dan D dalam imunitas terkait dengan Covid-19. Dapat disimpulkan bahwa zink, vitamin C dan D memiliki ativitas sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan berperan sebagai imunomodulator dalam imunitas bawaan dan adaptif serta berperan dalam menjaga integritas epitel penghalang. Oleh karena itu, zink, vitamin C dan D dapat bermanfaat dalam meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan infeksi, termasuk Covid-19. Hasil studi klinis diperlukan untuk mendukung dan memperjelas peran zink, vitamin C dan D terkait Covid-19.