Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Hubungan Perawatan Genetalia dengan Kejadian Keputihan pada Santriwati Pondok Pesantren Al Iman Sumowono Kabupaten Semarang Arismaya, Anggun Mita; Andayani, Ari; Diah L, Moneca
Jurnal Keperawatan Anak Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Anak
Publisher : Jurnal Keperawatan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan genetalia dilakukan untuk menjaga alat kelamin agar terhindar dari infeksi. Salah satumasalah yang timbul apabila perawatan genetalia tidak dilakukan dengan baik adalah keputihan.Keputihan apabila tidak ditangani akan berakibat fatal, karena dapat menjalar ke organ reproduksilainnya. Untuk itu diperlukan perawatan genetalia yang baik untuk menghindari kejadian keputihan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan genetalia dengan kejadian keputihan padasantriwati Pondok Pesantren Al Iman Sumowono. Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsikorelasi dengan pendekatan Cross Sectional, pengambilan data menggunakan data primer (kuesioner).Populasi dalam penelitian ini adalah santriwati Pondok Pesantren Al Iman Sumowono, yang sudahmengalami menstruasi yaitu 67 santriwati. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik totalsampling yaitu 67 responen. Didapatkan hasil perawatan genetalia dalam kategori baik 38,8%, sedangkandalam kategori kurang baik 61,2%. Untuk kejadian keputihan dengan kategori fisiologi 19,4% dan 80,6%dalam kategori patologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antaraperawatan genetalia dengan kejadian keputihan pada santriwati Pondok Pesantren Al Iman Sumowono,dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan nilai p (0,012<0,05). Bagi santriwati agar menjagaorgan reproduksinya terutama daerah genetalia agar tetap bersih dan kering untuk menghindari penyakityang mungkin timbul akibat organ reproduksi yang tidak terjaga kebersihannya terutama terhadapkejadian keputihan.
Gambaran Dampak Biologis Dan Psikologis Remaja Yang Menikah Dini Di Desa Munding Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Minarni, May; Andayani, Ari; Haryani, Siti
Jurnal Keperawatan Anak Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Keperawatan Anak
Publisher : Jurnal Keperawatan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak remaja di Desa Munding terutama di Dusun Cemanggal yang cenderung mengalami pernikahan dini. Mereka belum begitu memahami arti dari sebuah ikatan suci perkawinan dan dampak yang ditimbulkan dari pelaksanan pernikahan dini seperti hubungan sexual yang dilakukan pada usia dibawah umur 20 tahun beresiko terjadi kanker serviks dan penyakit menular sexual, belum lagi dampak lain yang ditimbulkan seperti cemas, stress, depresi saat menghadapi masalah yang timbul dalam keluarga yang dapat berakibat pisah rumah bahkan perceraian karena emosi remaja yang masih labil. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh data jumlah remaja yang menikah dini dan telah melahirkan bayi sebanyak 25 orang, ternyata dari 25 orang tersebut mengalami dampak biologis dan psikologis dari pelaksanaan pernikahan dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dampak biologis dan psikologis remaja yang menikah dini di Desa Munding, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Desain penelitian diskriptif dengan pendekatan Cross sectional. Pengambilan data menggunakan data primer. Populasi seluruh remaja yang telah melakukan pernikahan dini dan telah melahirkan bayi di Desa Munding, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang sebanyak 30 orang. Tehnik sampling dengan menggunakan total sampling sebanyak 30 orang akan tetapi dalam pelaksanaan penelitian hanya bisa dilakukan terhadap 25 orang dikarenakan 5 orang pindah wilayah tempat tinggal. Hasil penelitian gambaran biologis dan psikologis remaja yang melakukan pernikahan dini sebagian besar adalah tinggi sebanyak 13 responden (52%) sedang sebanyak 7 responden (28%) rendah sebanyak 5 responden (20%). Diharapkan bidan terus memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang dampak dari pelaksanaan pernikahan dini sehingga dapat mengurangi terjadinya angka pernikahan dini dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Resolution of Retinal Bleeding And Exudative Retinal Detachment After Chemotherapy with Melphalan In Multiple Myeloma Andayani, Ari; Budhiastra, I Putu; Adnyana, I Wayan Losen; Wijayati, Made Paramita
International Journal of Retina Vol 1 No 1 (2018): International Journal of Retina (IJRetina) - INAVRS
Publisher : International Journal of Retina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.064 KB)

Abstract

Introduction: Multiple myeloma is the second most common hematologic cancer. It is characterized by the clonal proliferation of malignant plasma cells and associated organ dysfunction. Ophthalmic manifestations include hyperviscosity retinopathy and retinal detachment.&nbsp;The aim of this study is to report retinal manifestation in Multiple Myeloma. Methods: A man 45 years old, complained loss of vision on both eyes especially left eye over 1 month. He also feels weakness and 3 times spontaneous nose bleeding. His visual acquity is 6/12 on the right and 2/60 left eye with Retinal Bleeding and Retinal Detachment. His Laboratory examination result increase in WBC 65.91 x 103/µL (Neutrophil, Monocyte, Basophil and Lymphocyte) decrease RBC 3 x 106/µL, HGB 6.85 g/dL, normal PLT 193.60 103/µL, Normal Bleeding and Clotting Time and increase ESR 140 mm/hour. Multiple myeloma was diagnosed by Internal Department with bone marrow biopsy and increase of Gamma Globulin. Results: The patient was treated with melphalan 3 tablet 2 times a day and prednisone 4 mg 3 times a day for 5 days every 28 days.&nbsp; After 8 month the VA 6/6 on the right and 6/10 on the left with complete resolution of on the right eye and there are resolution on the left eye with fibrosis, the laboratory examination normal WBC 3.8 x 103/µL with Neutrophil 59.3%, Monocyte 6.1 %, Eosinophil 6.3 %, Basophil 0.3 % and Lymphocyte 28.0 %, normal RBC 4.6 x 106/µL, slightly decrease HGB 12.8 g/dL, normal PLT 177.0 x 103/µL and decrease Gamma Globulin. Discussion: This case of bilateral Retinal Bleeding and Exudative Retinal Detachment are remarkable for both its presentation and response to melphalan therapy. Treatment with melphalan and prednison alone was sufficient to clear the Retinal Bleeding and restoration of Exudative Retinal Detachment. Conclusion: Complication of Multiple Myeloma can caused organ disfunction such as retinal bleeding and exudative retinal detachment. Early Diagnosis&nbsp; is very crucial. In our case combination cemotheraphy with&nbsp; Melphalan and Prednison showed clinically significant resolution. Workship Internal Department and Ophthalmology Department are very important for management and monitoring ophthalmology manifestation in multiple myeloma.
The Characteristic of Central Serous Chorioretinophaty Patients at Sanglah General Hospital Bali-Indonesia Lienderi-Wati, N. M.; Budhiastra, P.; -, Ari-Andayani
BALI MEDICAL JOURNAL Volume 1, Number 2, May-August 2012
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.737 KB)

Abstract

Objective: to describe characteristics of central serous chorioretinophaty (CSC) patients in Sanglah General Hospital, correlation between visual acuity and foveal thickness before and after oral acetazolamide theraphy, the differences of visual acuity and foveal thickness of CSC’s patients before and after oral acetazolamide theraphy. Methods: This study is a descriptive study, than followed by cross sectional study. Data were collected retrospectively from medical report of CSC patients who came to Sanglah General Hospital during period Januari 1st 2010 until December 31st 2011. Results: Central serous chorioretinopathy were found in 22 patients (22 eyes), male predominance (72.7%), majority were in age group 30-40 years (54.55%), and all of cases were unilateral. Most of CSC patients worked as private employees (77.3%). Mean onset patients presented to the hospital was 14.64±5.68 days, with the most common symptom was decreasing vision (86.4%). Mean of follow ups in CSC patients were 64.11±6.15 days. There was correlation between visual acuity and foveal thickness before and after oral acetazolamide theraphy, respectively r=0.76; p=0.001 and r=0.73; p=0.001 (Spearman test). The differences between visual acuity of CSC patients before and after oral acetazolamide theraphy was significant (0.55±0.26 logMAR vs 0.11±0.12 logMAR; p=0.001; Wilcoxon test). The differences between foveal thickness of CSC patients before and after oral acetazolamide theraphy  was also significant (484.23±6.42 vs 258.41±4.21; p=0.001; Wilcoxon test). Conclusions: CSC patients was male predominance, majority in decade 3-4, all of cases were unilateral and most of the patients worked as private employees. There is a strong correlation between visual acuity and foveal thickness before and after oral acetazolamide theraphy. A significant differences found in visual acuity and foveal thickness of CSC’s patients before and after oral acetazolamide theraphy. In this study, the role of oral acetazolamide in clinical resolution improvement of CSC’patients can not be concluded. Further study with control group needed to find it’s role.
NEODYMIUM:YTTRIUM-ALUMINIUM-GARNET LASER HYALOIDOTOMI PADA PERDARAHAN SUBHYALOID PREMAKULA Rismawati, Nyoman Novita; Andayani, Ari; Budhiastra, Putu
Medicina Vol 46 No 3 (2015): September 2015
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.351 KB)

Abstract

Perdarahan subhyaloid premakula merupakan akumulasi darah pada lapisan subhyaloid di depanmakula yang menimbulkan penurunan visus mendadak tanpa rasa nyeri. Penyebabnya adalah kelainanvaskular, kelainan hematologi, valsalva retinopati, trauma atau sindrom Terson’s.Dilaporkan satukasus perdarahan subhyaloid premakula yang ditangani dengan laser hyaloidotomi menggunakanlensa goldmann three-mirror di RSUP Sanglah Denpasar. Penderita mengeluh mata kiri kaburmendadak tanpa nyeri 2 hari sebelumnya.Visus mata kiri 1/60 pinhole tidak maju.Segmen anteriordalam batas normal.Segmen posterior terlihat gambaran perdarahan subhyaloid pada area makulaberbatas tegas,boat-shaped,air fluid level, dan berukuran 6 disc diameter.Terapi konservatif, laserhyaloidotomi dengan lensa mainster, dan pneumatic displacement tidak berhasil,kemudian dilakukanlaser hyaloidotomi ulang dengan lensa goldmann three-mirror. Visus menjadi 6/10 pada 15 menitsetelah laser hyaloidotomi ulang dan 6/6 saat kontrol 1 bulan. [MEDICINA 2015;46:189-94].Premacular subhyaloid hemorrhageis defined as blood accumulation in the subhyaloid membranewhich on premacular area can cause significant visual acuity loss without pain. It caused by vascular orhematologic disorders, valsalva retinopathy, trauma or Terson’s syndrome. We reported a case ofpremacular subhyaloid hemorrhage managed by laser hyaloidotomy with goldmann three-mirror lensin Sanglah Hospital. The patient complained with left eye blur suddenly without pain since 2 daysbefore. Visual acuity on left eye 1/60 pinhole no improved. Anterior segment within normal limit.Posterior segment was found premacular subhyaloid hemorrhage with well demarcated, boat shaped,air fluid level, and 6 disc diameters in size. Conservative management, laser hyaloidotomy with mainsterlens, and pneumatic displacement showed no improvement, then laser hyaloidotomy with goldmannthree-mirror lens was performed. Visual acuity became 6/10 fifteen minutes afterward and 6/6 on 1month follow up. [MEDICINA 2015;46:189-94].
Perbedaan produksi ASI pada ibu post partum setelah pemberian pijat oksitosin Setyowati, Heni; Andayani, Ari; Widayati,
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 10 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2015.10.3.624

Abstract

ASI eksklusif sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan bayi, meningkatkan jalinan kasih sayang, dan untuk memenuhi kebutuhan bayi. Pada peride awal kelahiran bayi secara fisiologis ASI belum keluar pada hari 1 dan 2 kelahiran, sedangkan bayi akan rewel sehingga orang tua dengan pengetahuan kurang akan berupaya untuk memberikan MPASI bagi bayinya. Banyak orang tua yang tidak mengetahui tentang pijat oksitosin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan produksi ASI pada ibu post partum yang di lakukan pijat oksitosin dengan tidak dilakukan pijat oksitosin. Penelitian dilaksanakan di bidan-bidan di wilayah kerja puskesmas Ambarawa dengan melibatkan 15 orang ibu post partum yang dilakukan tindakan pijat oksitosin dan 15 orang ibu post partum tidak dilakukan tindakan pijat oksitosin. Rancangan penelitian yang dipergunakan yaitu quasi experiment design dengan rancangan posttest only design control group perbedaan yang dilakukan pijat oksitosin dengan yang tidak dilakukan pijat oksitosin. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa ibu post partum yang dilakukan pemijatan oksitosin memproduksi ASI lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu yang tidak dilakukan pemijatan oksitosin.  Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan bagi ibu post partum juga bagi penolong persalinan untuk memberikan edukasi agar dapat menerapkan beberapa teknik pemijatan untuk meningkatkan produksi ASI, khususnya pijat oksitosin.
Penerapan Counter Pressure Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Di Klinik Rahayu Ungaran Tya Lestari; Ari Andayani
Journal of Holistics and Health Science Vol 3 No 2 (2021): Journal of Holistics and Health Science, September
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v3i2.78

Abstract

Pain during labor increases maternal anxiety which can increase the risk of prolonged labor and high rates of secsio caesaria because this is the determining point of whether a mother can undergo a vaginal delivery or end with an action due to complications caused by severe pain.It is very important for the delivery helpers to meet the mother's need for their security and comfort.This study was conducted to find out the effectiveness of Counter Pressure Massage Against Decreased Labor Pain During I Active Phase at Rahayu Ungaran Clinic. This research uses preecperiment research method with the design of one group pretest posttest research. Samples were taken using accidental sampling techniques, namely as many as 20 maternity mothers. The instruments used in this study are SOP sheets (Standard Operating Procedures). The results of this study using Marginal Homogenity Test showed the value of Asymp value. Sig. (2-tailed) acquired 0.000. Based on statistical test criteria: If a Significant value > 0.05 then there is a difference or H0 is accepted. So 0.000 > 0.05 means in this case there is a difference before and when counter pressure technique or H0 is accepted. There is an effect of Counter Pressure Massage on the reduction of labor pain during the I active phase at Rahayu Ungaran Clinic. It is expected that future researchers will carry out a Counter Pressure Massage for mothers so that they can be used as a method of effective pain reduction. ABSTRAK Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang dapat menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti ketokolamin dan steroid. Nyeri dapat dikurangi dengan teknik farmakologi dan teknik nonfarmakologi. Teknik farmakologi dengan menggunakan obat analgesik, sedangkan teknik nonfarmakologik adalah pengendalian nyeri dengan menggunakan teknik counterpressure yang mengurangi sensasi nyeri dengan menghambat rasa sakit dari sumbernya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas Counter Pressure Massage Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Klinik Rahayu Ungaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian preeksperimen dengan rancangan penelitian one group pretest posttest. Sampel diambil menggunakan teknik accidental sampling, yaitu sebanyak 20 ibu bersalin. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar SOP (Standar Operasional Prosedur). Hasil penelitian ini menggunakan uji Marginal Homogenity Test menunjukkan nilai nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diperoleh 0.000. Berdasarkan kriteria pengujian statistik: Jika nilai Signifikan > 0.05 maka terdapat perbedaan atau H0 diterima. Jadi 0.000 > 0.05 berarti dalam hal ini terdapat perbedaan sebelum dan saat dilakukan teknik counter pressure atau H0 diterima. Ada pengaruh Counter Pressure Massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif di Klinik Rahayu Ungaran. Diharapkan ibu bersalin peneliti yang akan datang untuk melakukan Counter Pressure Massage sehingga dapat dijadikan metode pengurangan rasa nyeri yang efektif.
PREVELENSI KASUS BRANCH RETINAL VEIN OCCLUSION DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI 2018-JUNI 2018 Made Ayu Hapsari Dwi Ambarini; Ari Andayani; Ni Made Laksmi Utari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.25 KB)

Abstract

Branch Retinal Vein Occlusion (BRVO) merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan penurunan fungsi penglihatan pada penderitanya. Branch Retinal Vein Occlusion terjadi akibat sumbatan pada percabangan vena retina yang terjadi akibat kekakuan arteri yang nantinya akan menekan vena. Gejala yang sering dialami penderita adalah penurunan fungsi penglihatan pada salah satu mata tanpa disertai dengan rasa sakit. Pengobatan dari BRVO ini dibedakan menjadi tiga jenis yaitu pengobatan secara sistemik dengan mengobati faktor risiko yang mungkin terjadi, pengobatan secara medical, serta pengobatan dengan cara operasi vitrektomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevelensi kasus Branch Retinal Vein Occlusion (BRVO) berdasarkan faktor risiko, usia, dan jenis kelamin. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif cross- sectional. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder pasien BRVO di RSUP Sanglah pada Januari 2018 sampai Juni 2018. Variabel pada penelitian ini adalah faktor risiko, usia, dan jenis kelamin. Pada penelitian ini terdapat 16 pasien BRVO dengan usia mayoritas diatas 60 tahun. Kejadian terbanyak terjadi pada bulan April 2018. Dengan presentase laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Faktor risiko tersering adalah hipertensi. Kata Kunci : BRVO, prevelensi, faktor risiko, usia, jenis kelamin
DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih; Ari Andayani
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.082 KB)

Abstract

Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2004 bahwa ditemukan sekitar 15% dari bayi diseluruh dunia yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan, sedangkan 85% yang lain sudah diberikan makanan pendamping ASI. Menurut World Health Organization (WHO) 2010 sebanyak 1,5 juta balita 0-6 bulan meninggal akibat pemberian makanan tambahan sebelum waktunya serta pemberian ASI Eksklusif di Indonesia sekitar 52% ibu telah memberikan ASI Eksklusif dan 48% telah diberi makanan tambahan. Kurang dukungan suami juga dapat mengganggu proses pemberian ASI secara eksklusif, sehingga peran suami harus mendapatkan perhatian. Hasil wawancara pada bulan September 2013 di Desa Koripan Kec. Susukan, kunjungan posyandu ibu yang memiliki bayi di bawah usia 2 tahun sebanyak 54 orang dan hanya 30 ibu yang memiliki riwayat menyusu secara eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran dukungan suami tentang pemberian ASI eksklusif di desa Koripan kecamatan Susukan.Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan teknik sampling total populasi. Sampel yang digunakan yaitu ibu menyusui secara eksklusif di wilayah Desa Koripan kecamatan Susukan yang berjumlah 30 orang. Data diperoleh dari data primer (kuesioner). Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat untuk menggambarkan variabel dukungan suami tentang pemberian ASI eksklusif.Hasil penelitian yang didapatkan mengenai dukungan suami tentang pemberian ASI eksklusif adalah sebagian besar suami mendukung ibu dalam pemberian ASI eksklusif (56,7%). Diharapkan bidan untuk meningkatkan sosialisasi terhadap ibu menyusui dan suami mengenai pemberian ASI eksklusif pada bayi serta suami diharapkan menjalankan perannya sebagai ayah menyusui, dan sebagai support sistem bagi ibu agar dapat memberikan ASI eksklusif.Kata Kunci : Dukungan suami, ASI eksklusif
KEBUTAAN OLEH KARENA PRIMARY ANGLE CLOSURE GLAUCOMA PADA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR Satya Nugraha; Agus Kusumadjaja; Ari Andayani
Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.575 KB) | DOI: 10.37304/jkupr.v7i1.576

Abstract

Primary Angle Closure Glaucoma adalah salah satu jenis glaucoma yang bisa menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan. Kebutaan bisa terjadi karena adanya tekanan intraokular (TIO) di dalam bola mata yang tinggi akibat cairan aquos humor tidak dapat keluar karena canalis schlem terhambat (sudutnya menutup). Di Indonesia banyak terjadi kasus Glaukoma Primer Sudut Tertutup, karena itu dibuatlah penelitian karena angka kejadian yang tinggi. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif cross sectional dimana sumber data berasal dari data sekunder yaitu rekam medis pasien penderita Glaukoma Primer Sudut Tertutup. Pengambilan data dilakukan dengan metode total sampling bertempat di Instalasi Rekan Medis. Distribusi variabel penelitian meliputi usia, jenis kelamin, tekanan intra okular. Analisis data di paparkan dalam bentuk tabel dan narasi. Dari 211 sampel yang ditemukan mengalami Glaukoma yang terdata di Ruang Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, pasien Glaukoma didominasi oleh usia 60-69 tahun yaitu 71 orang (31,0%), dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 112 (51,9%) orang dibandingkan perempuan 99 orang (48,1%), dan lebih banyak TIO diatas nilai normal baik pada mata kanan maupun mata kiri yaitu 124 orang (64,6%) dibanding TIO normal 87 orang (35,4%). Untuk jumlah kebutaan adalah 96 orang, didominasi oleh pasien dalam rentang usia 60 – 69 yaitu 39 orang. Pada kelompok jenis kelamin didapatkan kebutaan lebih banyak pada perempuan dengan 58 orang. Kebutaan terlihat lebih banyak dengan peningkatan tekanan intraokuler yaitu 71 orang.