Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ALIH DAYA (OUTSOURCING) MENURUT UU NO.13 TAHUN 2003 (STUDI PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL, SULTRA, SULBAR DI KOTA MAKASSAR RINTO, EDUARDOS; ., MUSTARI
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 1, Maret 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.524 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi tentang: (1) Perlindungan hukum bagi pekerja Outsourcing menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra, Sulbar di kota Makassar, (2) Hak – hak pekerja Outsourcing di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra, Sulbar di kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.  Dan jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive sampling (Sampel Pertimbangan) ini karena peneliti menganggap bahwa responden yang dipilih tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi peneliti, yaitu sebanyak 13 orang, dimana 10 orang dari pihak pekerja outsourcing yang sudah memiliki pengalaman cukup lama sebagai pekerja outsourcing, 1 orang dari perusahaan outsourcing, dan 2 orang unsur pimpinan di PT. PLN. Pengambilan data dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perlindungan hukum terhadap pekerja outsourcing pada PT. PLN (Persero) wilayah Sulsel, Sultra, Sulbar di kota Makassar belum berjalan secara maksimal. Dalam hal terjadi pelanggaran yang dilakukan pekerja, tidak ada kewenangan dari PT.PLN  untuk melakukan penyelesaian sengketa karena antara PT.PLN dengan pekerja outsourcing secara hukum tidak mempunyai hubungan kerja, sehingga yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan tersebut adalah perusahaan penerima pemborongan pekerjaan, walaupun peraturan yang dilanggar adalah  peraturan perusahaan pemberi kerja (PT.PLN), misalnya terjadi perselisihan atau perkelahian diantara pekerja yang terjadi di wilayah kerja (PT. PLN). (2)  Hak – hak yang diterima oleh pekerja outsourcing di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra, dan Sulbar di kota Makassar belum berjalan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan terutama peraturan yang berkaitan dengan Ketenagakerjaan, dimana belum semua pekerja outsourcing telah mendapatkan semua haknya, seperti yang dialami oleh beberapa security yang tidak mendapatkan hak cuti. Berikut ini merupakan hak-hak yang harus terpenuhi oleh suatu perusahaan yang mempekerjakan pekerja outsourcing, diantaranya :a).hak penandatanganan kontrak kerja, b).hak – hak pekerja outsourcing, dan c).hak mendapatkan bantuan hukum.Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Pekerja, Alih Daya (Outsourcing)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG T, SULFADLI.; ., MUSTARI
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 1, Maret 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.524 KB)

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran PKn Kelas VIIA SMP Negeri 2 Tompobulu Kabupaten Bantaeng tahun ajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari 7 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dari siklus I ke siklus II menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dengan senantiasa meningkatkan keaktifan belajar siswa. Adapun hasil penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa: 1) Pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa hal ini nampak dari aktivitas belajar siswa yang meningkat yang pada siklus I dengan kualifikasi cukup berubah menjadi baik pada siklus II. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas VIIA SMP Negeri 2 Tompobulu Kab. Bantaeng yang dapat dilihat dari keaktifan belajar siswa, yaitu dari kategori sangat kurang pada siklus I meningkat menjadi kategori sangat tinggi pada siklus II. 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap penjelasan guru (pandangan siswa terhadap penjelasan guru, mencatat materi penting yang disampaikan oleh guru dan respon siswa saat guru memberikan umpan balik), kerja sama siswa dalam kelompoknya (ikut serta menyelesaikan tugas kelompok dan menjalin komunikasi yang baik dengan teman kelompok), kemampuan siswa mengemukakan pendapatnya dalam kelompok (siswa menjawab pertanyaan yang diberikan dari kelompok lain serta siswa sudah menanggapi jawaban yang diberikan oleh kelompok lain), dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat pada waktunya (siswa sudah bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, serta siswa menyelesaikan lembar tugas tepat pada waktu yang ditentukan). KATA KUNCI: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing, Keaktifan, Pembelajaran PKn
PENGGUNAAN BOLA PLASTIK DAN PEMAKAIAN KALUNG BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENGUASAAN TEKNIK TOLAK PELURU PADA SISWA SMA NEGERI 1TINGGIMONCONG ., Mustari
Jurnal Office Vol. 1, No. 1, Januari - Juni 2015
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jo.v1i1.1504

Abstract

Penggunaan kalung berwarna merah dan biru yang dibuat menyerupai medali (terbuat dari karton manila yang diikatkan pada tali rafia). Siswa yang yang menggunakan kalung berwarna merah masuk pada kelompok belum menguasai teknik tolak peluru (kurang), untuk kalung berwarna biru pada kelompok (cukup) dan tidak menggunakan kalung adalah kelompok yang (baik) (sudah menguasai dasar-dasar teknik tolak peluru). Data diperoleh melalui hasil pengamatan yang penulis lakukan secara berulang-ulang berdasarkan pengalaman belajar terhadap peserta didik (responden) dan studi kepustakaan, kemudian hasil pengamatan dianalisis secara kualifikasi dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah termotivasinya siswa untuk senantiasa berusaha melakukan teknik menolak yang baik sesuai teknik yang benar melalui urut-urutan gerakan (pengalaman belajar) yang telah diberikan oleh guru dengan menggunakan bola plastik dan kalung berwarna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk rata-rata hasil motivasi tolak peluru yang dicapai Kelas X.4 adalah  2,54 menjadi 2,43 dan menjadi 2,62. Sedangkan untuk rata-rata hasil kemampuan tolak peluru yang dicapai Kelas X.4 adalah  76,58 lebih baik daripada sebelumnya yaitu 65,70.
Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan ., Mustari
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Vol 3, No 1 (2015): Januari
Publisher : Program Studi Magister Pedagogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.125 KB) | DOI: 10.22219/jkpp.v3i1.2204

Abstract

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktifdi SMK Negeri 1 TarakanMustariPengawas SMK pada Dinas Pendidikan Kota TarakanEmail: mus_ari@ymail.comAbstract:This research used a descriptive quantitative research methods and qualitative methods. The results showed that the implementation of pedagogical competences of the productive teachers at SMK Negeri 1 Tarakan as stated in the Educational Minister Regulation No.16 of 2007 has been well implemented. The conclusion was based on the computed profile recapitulation average of productive teachers’ pedagogical competences at SMK Negeri 1 Tarakan of 3,79 and with a percentage of 75,77 %. The data were supported by data from interviews, observations and documentation studies. Especially for the competence of empoying reflective action to improve the quality of instruction and the aspect of conducting classroom action research to improve the quality of instruction for the subject matter were not significant. It was based on the value of computed recapitulation average score of 1,85 with the percentage of 36,92 %. The data were also supported with data obtained from several interviewed respondents.Keywords: pedagogic competences, productive teachersAbstrak:Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kompetensi pedagogik guru produktif di SMK Negeri 1 Tarakan sebagaimana terdapat dalam Permendiknas No.16 tahun 2007 sudah dilaksanakan dengan baik. Kesimpulan ini berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan rekapitulasi profil kompetensi pedagogik guru produktif di SMK Negeri 1 Tarakan sebesar 3,79 dengan prosentase 75,77%. Data ini didukung oleh data hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Khusus untuk kompetensi melakukan tindakan refleksi untuk peningkatan kualitas pembelajaran pada aspek melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu masih kurang. Hal ini berdasarkan nilai pada rekapitulasi rata-rata skor sebesar 1,85 dengan prosentase 36,92%. Data ini dikuatkan juga oleh data hasil wawancara dengan beberapa responden.Kata kunci: kompetensi pedagogik, guru produktif