Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS SISTEM OPERASIONAL PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) Kurniawan, V Reza Bayu; Heston, Yudha Pracastino; Widyasani, Chitra
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 7, No 3 (2015)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1147.405 KB)

Abstract

Evaluasi kinerja penting bagi perusahaan, seperti halnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), evaluasi kinerja merupakan tugas Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM). Evaluasi kinerja dikategorikan menjadiempat aspek yaitu keuangan, pelayanan, operasional, dan sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisa sistem operasional PDAM, melalui pengukuran produktivitas yang lebih komprehensif dan memberikan rekomendasi perbaikan kinerja. Objek penelitian adalah enam PDAM di Indonesia: Kabupaten Badung, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Tegal, Kabupaten Sintang, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Lombok Utara. Pengukuran produktivitas menggunakan konsep model matematis Overal Equipment Effectiveness (OEE) yang terdiri dari indikator operation availability, performance efficiency, dan production rate. Hasil pengukuran produktivitas adalah PDAM Kota Balikpapan memiliki nilai produktivitas tertinggi,66.98% availability 95.83%, performance efficiency 96.40%, dan quality rate 72.50%. Sedangkan nilai produktivitas terendah adalah PDAM Kabupaten Sintang 10.18% availability 37.50%, performance efficiency 41.30%, dan quality rate 65.70%. Rekomendasi pengukuran produktivitas PDAM dapat menjadi pertimbangan untuk digunakan oleh BPPSPAM.
PENGUKURAN NILAI INTANGIBLE PADA PROJECT BASED ORGANIZATION V. Reza Bayu Kurniawan
Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 2 No 1 (2016): Februari
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.454 KB) | DOI: 10.30738/jst.v2i1.409

Abstract

Intangible factor is a very important factor. The importance of measuring the value of intangible has become a challenge for a company nowadays, not only for functional companies (functional-based organization) but also for project companies (project-based organization). This research aimed to identify intangible factors and measure the value of intangible in organizations which are in the form of project. The value of measured intangible can be used to predict the potential gained value of a project conducted by a company. The object of this research is a project-based company running business on repair and maintenance service (after sale service), logistic, and general contractor (general construction). The identification process of intangible was done by using Analytic Hierarchy Process (AHP) method.  Then, a prediction model for determining the project value was made by considering its intangible factor. This model was made using multiple-regression analysis. Intangible factors that have been identified are technology, human knowledge, management capability, networking, and financial support. The intangible values of each intangible factor and their qualities respectively are: management capability is 0.444, networking is 0.262, financial support is 0.152, human knowledge is 0.089, and technology is 0.052. From the measured intangible, it can be seen that the value of mean square error (MSE) is 0.0065. It shows that this prediction model can be used to predict a project value by considering its intangible factor
Fuzzy AHP – DEMATEL Methods To Investigate Passengers’ Decision Factors On Using Public City Bus In An Indonesian Region V. Reza Bayu Kurniawan; Trisna Yulianti; Fransiska Hernina Puspitasari
OPSI Vol 14, No 1 (2021): ISSN 1693-2102
Publisher : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/opsi.v14i1.4478

Abstract

An advanced public transportation system becomes an indicator for a country. Accordingly, it is essential that the decision-makers (DMs) conduct an initial study based on passengers’ view in order to improve the public transportation services. Since involving multi factors, the problem is often solved using the multi-criteria decision-making (MCDM) approaches. This study aims to examine significant factors on passengers decision making to use public transportation using Fuzzy AHP and DEMATEL. The Fuzzy AHP method is proposed to determine criteria weights so that significant critera are obtained, then the causal relations including the criteria are visualized using DEMATEL. This study demonstrates the integration of the two MCDM methods in a BRT system in the region of Yogyakarta, Indonesia, and invites passengers and the DMs. The result indicated that 21 criteria are identified, while the 11 significant criteria are selected based on the Fuzzy AHP weight – α-cut screening. Besides, the DEMATEL has succeeded in describing the influence relationship for the criteria, where firstly, the significant criteria are classified into cause and effect group and secondly, the two criteria, namely coverage to strategic points and on time arrival, should be put on the top priority list. This study enables the DMs to solve public transportation problems more effectively. However, the follow-up study should be carried out by including other factors such as economic and sustainability to strengthen the decision-making process.
Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Adi Kristianto; V. Reza Bayu Kurniawan
Journal Industrial Servicess Vol 1, No 1 (2015): Oktober 2015
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v1i1.295

Abstract

PT. D merupakan perusahaan penerbit buku pendidikan yang menjadi anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) yang bergerak dalam spesialis buku pendidikan dan percetakan. Sistem produksi yang digunakan adalah just in time dan make to order demi menciptakan kepuasan dan kepercayaan konsumen. PT. D ingin meningkatkan hasil produksi dengan memaksimalkan proses produksi yang ada di lantai produksi agar keseimbangan lintasan dalam proses produksi dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat memenuhi pesanan dengan tepat waktu. Penelitian ini bertujuan menyeimbangkan lintasan pada stasiun kerja untuk keperluan perbaikan kerja selanjutnya dengan meningkatkan dan mengoptimalkan keseimbangan lini proses produksi. Dengan menggunakan metode Helgeson-Birnie/Ranked Positional Weight (RPW) menggelompokan pekerjaan berdasarkan jumlah stasiun kerja minimal dan melakukan pengalokasian sesuai waktu siklus yang dimiliki. Dari hasil penelitian tersebut, telah didapatkan pengukuran waktu per stasiun kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja dalam mengerjakan sebuah produk dengan jumlah jam kerja selama satu hari sebesar 7 jam kerja sesuai 27 hari kerja sebanyak 3.949 eksemplar selama satu bulan dengan waktu siklus 250 menit. Jumlah stasiun kerja dengan analisa keseimbangan lini, memberikan informasi tentang tingkat efisiensi kerja sehingga diperoleh 4 stasiun kerja dengan balance delay 7,5% tingkat efisiensi lintasan sebesar 92,5% memperlihatkan tingkat efisiensi, berdasarkan perhitungan manual maupun dengan software hasilnya tetap sama dengan demikian efisiensi stasiun kerja harus tetap dipertahankan untuk stasiun kerja selanjutnya. 
A MATHEMATICAL MODEL FOR DELIVERY ZONE GROUPS BASED ON COURIER ASSIGNMENT OPTIMIZATION: A CASE STUDY IN A LOGISTICS SERVICE PROVIDER V. Reza Bayu Kurniawan; Fransiska Hernina Puspitasari
Spektrum Industri Vol 18, No 2: October 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v18i2.17824

Abstract

Logistics service providers are the key stakeholder in Indonesian logistics activities that are growing significantly and face many challenges. In this research, a case study on a logistics service provider located in the city of Yogyakarta Indonesia is evaluated. The provider is currently experiencing rapid growth indicated by increasing delivery volume and scopes. However, optimal resource management has not been able to be adequately calculated, such as inefficient courier assignment and overloaded couriers' volume. Thus, this study aims to minimize total distances through optimal zone groups under several restrictions. An optimization approach is selected in this research by initially building a mathematical model using a standard form of linear programming. Then, the mathematical model is solved to generate minimum distances. The result indicated that the total minimum distances had been reached with considerable changes in delivery zone grouping, and the couriers' capacity was optimally utilized without overloaded capacity. These zone groups can be used as a reference for further research by taking into account some restrictions such as packages fluctuations as well as adding objective to minimize couriers' traveling time.
PROFIL ADOPSI TEKNOLOGI E-COMMERCE USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADA HIMPUNAN INDUSTRI MEBEL DAN KERAJINAN INDONESIA (HIMKI) YOGYAKARTA Dyah Ari Susanti; Emmy Nurhayati; V. Reza Bayu Kurniawan
INDUSTRIAL ENGINEERING JOURNAL of the UNIVERSITY of SARJANAWIYATA TAMANSISWA Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Teknik Industri Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/iejst.v3i2.6706

Abstract

Memasuki era industri 4.0 menjadikan teknologi informasi dan digitalisasi berkembang secara cepat telah memunculkan potensi ekonomi digital yang sangat besar. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 171,17 juta pengguna pada tahun 2019 dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Potensi tersebut hendaknya dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis, terutama Usaha Kecil dan Menengah (UKM) karena merupakan tonggak perekonomian di Indonesia. Salah satu tantangannya adalah pengimplementasian E-Commerce. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat adopsi teknologi E-Commerce juga faktor-faktor yang mempengaruhi UKM dalam mengadopsi E-Commerce. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penyebaran kuesioner dengan objek populasi yaitu anggota HIMKI Yogyakarta. Hasil jawaban kuesioner akan diolah dengan statistik deskriptif untuk menemukan profil tingkat adopsi teknologi pada UKM. Tingkat Kesiapterapan Teknologi pada penelitian ini adalah pada level 2 yaitu formulasi konsep dan/ atau aplikasi formulasi. Penelitian ini melibatkan 50 UKM anggota HIMKI yang berpartisipasi, Hasil penelitian ini adalah gambaran persentase tingkat adopsi teknologi E-Commerce pada UKM anggota HIMKI Yogyakarta, didapatkan 10 faktor yang mempengaruhi adopsi E-Commerce. Kata Kunci: E-Commerce, HIMKI, Yogyakarta, Adopsi
Causal Relations on Beneficial and Non-beneficial Factors for A Supplier Selection Problem V. Reza Bayu Kurniawan
INDUSTRIAL ENGINEERING JOURNAL of the UNIVERSITY of SARJANAWIYATA TAMANSISWA Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/iejst.v5i1.10435

Abstract

Identifying the relationship between criteria in the supplier selection problem (SSP) decision making is a challenging as it brings many impacts to supplier performance as well as ensuring end-products’ quality. However, evaluating the supplier selection factors in terms of beneficial and non-beneficial criteria is worth-exploring. This study aims to analyze the causal relations between supplier selection factors categorized into beneficial and non-beneficial criteria. A case study in a medium-sized paper manufacturer in Indonesia involving three decision-makers (DMs) in procurement and manufacturing division is proposed. Since the problem is often considered as an multi-criteria decision-making (MCDM) problem, the DEMATEL method is utilized to illustrate the cause-and-effect relationship between factors in an impact-relation map. Initially, ten factors were identified based on the five initial criteria, while six and four factors are included in beneficial and non-beneficial group, respectively. The result indicated that the three factors, namely complaint networks, integrity, and on-time delivery, were identified as effect factors, whilst the remaining factors were cause factors. This study recommend the DMs to focus on the strongest influencing factors to determine the supplier performance. Additionally, they are also able to determine the different approaches pertaining to SSP considering factors’ characteristics.
Perancangan Kemasan Ramah Lingkungan berbahan Corugated dan Penerapan Sistem Pemasaran Daring pada Produk Jamu Tradisional Dwi Wijayanti; Reza Bayu Kurniawan; Dwi Susanto
ABDIMAS DEWANTARA Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.046 KB) | DOI: 10.30738/ad.v2i1.2888

Abstract

AbstrakPengabdian Masyarakat dengan judul “Perancangan Kemasan Ramah Lingkungan Berbahan Corugated dan Penerapan Sistem Pemasaran Daring Pada Produk Jamu Tradisional Kiringan, Dusun Kiringan, Kabupaten Bantul D.I. Yogyakarta”.Pengabdian ini bertujuan untuk: (1) Memberikan sosialisasi tentang perancangan kemasan ramah lingkungan berbahan corugated produk jamu tradisional, (2)Memberikan sosialisasi tentang penerapan sistem pemasaran daring pada produk jamu tradisional, (3) Memberikan motivasi untuk meningkatkan regenerasi penjual jamu sehingga image kiringan sebagai “sentral jamu gendong” dapat dipertahankan, sekaligus dapat menjadi desa wisata. Tempat pengabdian di Balai Dusun Kiringan. Waktu kegiatan, Rabu 22 November 2017 pukul 09.00-17.00 WIB.Sasaran kegiatan yaitu kelompok usaha jamu Mekar Sari dan kelompok jamu Sehat Asri.Pengabdian ke masayarakat ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab.Hasil kegiatan in antara lain: (1) Munculnya kesadaran untuk melestarikan dusun Kiringan sebagai desa wisata jamu tradisional. Hal ini nampak dari Ibu-ibu kelompok usaha jamu tradisional di dusun Kiringan yang termotivasi untuk bersama-sama membentuk kelompok promosi desa wisata, (2) Pengetahuan Ibu-ibu kelompok usaha jamu tradisional semakin bertambah terutama tentang berbagai bentuk mapun jenis kemasan yang lebih menarik dan ramah lingkungan, sehingga diharapkan mampu meningkatkan nilai jual jamu tradisional, dan (3) Ibu-Ibu kelompok usaha jamu tradisional menjadi memiliki pengetahuan baru untuk memasarkan jamu melalui online, selain itu dapat menarik minat remaja (anak penjual jamu) untuk membantu orang tua mereka berjualan jamu tanpa harus merasa malu. Kata kunci: pengabdian, jamu tradisional, kiringan
Penerapan Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) Untuk Meningkatkan Kuantitas Usaha Rintisan Mahasiswa Di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Sri Hermuningsih; V.Reza Bayu Kurniawan
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS Vol 5, No 1 (2019): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/pengabdian_iptek.v5i1.2157

Abstract

Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) adalah program multi-tahun yang disediakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan jumlah wirausaha mahasiswa di UST. Program ini telah berjalan selama dua tahun (2017 dan 2018) di UST, dan telah melibatkan berbagai pihak seperti pelajar, mentor, dan pemangku kepentingan eksternal. Agenda utama program ini adalah pelatihan manajemen dan kewirausahaan, lokakarya pengembangan produk, inkubator bisnis, pendanaan, dan pameran. Program kewirausahaan yang dijalankan di UST pada 2017 dan 2018 telah menghasilkan 21 bisnis tahap awal dengan persentase terbesar adalah sektor kuliner sebesar 62%, dan diikuti oleh sektor kerajinan / kreatif dalam persentase terbesar kedua sebesar 24%, sektor mode pada 9% dan yang lainnya 5%. Selain itu, penyewa yang diawasi dalam program ini juga telah disertifikasi sebagai sertifikat produksi makanan industri rumah tangga (P-IRT) untuk dua penyewa dan penyewa lain telah menerima perjanjian kemitraan dengan perusahaan tingkat nasional. Dalam implementasi tahun ke-3, program ini akan fokus pada adopsi sains dan teknologi di tahap inovasi produk, tahap produksi, dan tahap pemasaran. Kata Kunci: sains dan teknologi, kewirausahaan, penyewa
Employee Performance Evaluation in an Indonesian Metal Casting Manufacturer using an Integrated MCDM Approach V. Reza Bayu Kurniawan; Trisna Yulianti; Fransiska Hernina Puspitasari
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol. 11 No. 2 (2021): VOLUME 11 NO 2 JULI 2021
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Indusri Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.628 KB) | DOI: 10.25105/jti.v11i2.9700

Abstract

Abstrak— Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja karyawan di sebuah pabrik fitting pipa yang terletak di wilayah Yogyakarta, Indonesia, dengan menggunakan teknik pengambilan keputusan multi kriteria (MCDM). Pabrikan saat ini telah melakukan evaluasi kinerja; namun, ada dua kelemahan dalam penilaian sistem saat ini. Pertama, metode saat ini tidak dapat menentukan prioritas kriteria. Kedua, penilaian pribadi juga mempengaruhi peringkat karyawan, dan oleh karena itu hal ini memungkinkan adanya ambiguitas dalam evaluasi. Dalam penelitian ini diperkenalkan hybrid BWM-Fuzzy TOPSIS untuk mengevaluasi kinerja secara lebih realistis yang melibatkan 15 karyawan. BWM digunakan untuk menentukan bobot kriteria yang terdiri dari tiga kriteria dan sembilan subkriteria, sedangkan Fuzzy TOPSIS untuk pemeringkatan kinerja pegawai. Dengan mensimulasikan model optimasi min-max yang dirumuskan, bobot kriteria optimal dari yang tertinggi hingga yang terendah adalah semangat kerja karyawan (M), efektivitas kerja (E), dan produktivitas kerja (P). Bobot global pada prioritas tertinggi adalah loyalitas karyawan (M2), dan prioritas terendah adalah akurasi pekerjaan (P3). Penelitian ini telah mengevaluasi kinerja karyawan di perusahaan dengan cara yang lebih terstruktur dan dapat diandalkan. Karena secara spesifik dapat mengurutkan yang berkinerja terbaik hingga yang berkinerja terburuk, sedangkan pada metode saat ini, ada sembilan dari 15 karyawan yang tidak dapat diurutkan karena nilai total yang sama. Untuk studi lebih lanjut, analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan mensimulasikan berbagai skenario untuk membawa lebih banyak informasi bagi pengambil keputusan ketika berhadapan dengan situasi tertentu. Abstract— The purpose of this study is to evaluate employee performance in a pipe fittings manufacturer situated in the region of Yogyakarta, Indonesia, using multi-criteria decision-making (MCDM) techniques. The manufacturer has currently conducted a performance evaluation; however, there have been two drawbacks in the current system assessment. Firstly, the current method cannot determine the priority of criteria. Secondly, personal judgment has also influenced the employee rankings, and therefore this allows ambiguity on evaluation. In this study, a hybrid BWM-Fuzzy TOPSIS is introduced to more realistically evaluate performance involving 15 employees. BWM is used to determine the weight of the criteria comprising three criteria and nine sub-criteria, while Fuzzy TOPSIS is for ranking employees’ performance. By simulating the formulated min-max optimization models, the optimal criteria weights from the highest to the lowest one are employee morale (M), job effectiveness (E), and job productivity (P), respectively. The global weight at the highest priority is employee loyalty (M2), and the lowest priority is job accuracy (P3). This research has evaluated employee performance in the company in a more structured and reliable way. It is because it can specifically rank the best performer to the worst performer, while in the current method, there have been nine out of 15 employees who cannot be ranked due to similar total value. For further study, a sensitivity analysis can be carried out by simulating various scenarios to bring more information for the decision-makers when dealing with a particular situation.