Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pendampingan Kelompok Konselor Sebaya di Kota Batu Shohib, Muhammad; Firmanto, Ari; Andhyka Kusuma, Wahyu; Indah Martasari, Gita
Jurnal Dedikasi Vol 13 (2016): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.234 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v13i0.3135

Abstract

Pendampingan Kelompok Konselor Sebaya di Kota BatuMuhammad Shohib1, Ari Firmanto2, Wahyu Andhyka Kusuma3, Gita Indah Martasari41,2Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang3,4Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah MalangE-mail : 1) mshohib@umm.ac.id, 2)arifirmanto@yahoo.com, 3)kusuma.wahyu.a@gmail.com, 4) gita.voyager@gmail.comABSTRAKBimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan di sekolah. Peran dan fungsi strategisnya adalah untuk pencegahan dan penanggulangan permasalahan remaja. Oleh karena itu, perlu strategi lain untuk mengoptimalkan peran dan fungsi bimbingan dan konseling yaitu dengan membentuk kelompok konselor sebaya, mengingat masa remaja sangat dekat dengan rekan atau peer group. Metode kegiatan ini menggunakan model pelatihan dan bimbingan untuk memantau kelompok konselor yang dibentuk di sekolah - sekolah. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pembentukan kelompok konselor oleh sekolah diharapkan membantu penanganan berbagai masalah remaja (siswa), baik berkaitan dengan studi dan pergaulan remaja. Pembentukan kelompok konselor sebaya juga dapat meminimalkan munculnya perilaku kenakalan remaja karena pelatihan kompetensi sebagai konselor membutuhkan karakter yang kuat (empati, menolong, proaktif, bersedia untuk mendengarkan dan berbagi serta kreatif mencari solusi). Implikasinya adalah kebutuhan untuk membentuk lebih banyak konselor di sekolah dan perguruan tinggi serta program mentoring lainnya.Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling, Peer Group
KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGAKSES FACEBOOK PADA REMAJA Ari Firmanto, Hefrina Rinjani dan
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.418 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v1i1.1359

Abstract

Salah satu sumber informasi internet yang saat ini sangat terkenal di kalangan masyarakat adalah situs jejaring sosial facebook. Situs jejaring sosial facebook ini dapat dimanfaatkan untuk mencari teman sebanyakbanyaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas mengakses facebook pada remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 12-22 tahun yang memiliki akun facebook. Sampel penelitian ini berjumlah 50 orang dan sampling yang digunakan adalah incendental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala dan dokumentasi, selanjutnya dianalisa dengan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasilrxy=0,675 p= 0,000yang berarti adanya hubungan positif dan sangat signifikan antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas mengakses facebook pada remaja. Sumbangan efektif kebutuhan afiliasi dengan intensitas mengakses facebook sebesar 45,6%.Kata kunci: Kebutuhan Afiliasi, Intensitas Mengakses Facebook, RemajaFacebook is one of a well known social media nowadays. Facebook can be used to find friends as much as it can. This research aimed to know correlation between need of affilliation and intensity in using Facebook. Population in this research is adolescent in 12-22 years old who has Facebook account. Samples consisted of 50 people and sampling technique used is incidental sampling. Data collection method used is scale and documentation, while data analysis method is product moment correlation. The resulted showed correlation coefficient value (r) = 0,675 and level of siginificance (p) = 0,000, which means there is significant and positive correlation between need for affiliation and Facebook accessing intensity in adolescent. Effective contribution of affiliation needs with Facebook accessing intensity is 45.6%.Keywords: Affiliation Needs, Facebook Accessing Intensity, Adolescent
The pursuit of happiness: Predicting happiness based on anchor theory Akhtar, Hanif; Firmanto, Ari
Indigenous Vol 6, No 1 (2021): Vol. 6 No. 1, 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v6i1.11905

Abstract

Happiness has been proven to bring many positive impacts on human life. One theory from the perspective of Islamic Psychology that explains how individuals achieve authentic happiness is the Anchor theory. There are four kinds of individual’s Anchor, that is virtues, self, others and materials. The organization of these anchors determines happiness. This study aims to verify whether Anchor theory is able to predict individual happiness. Subjects in this study were 201 students with an age range of 18-20 years. Happiness is measured by two scales namely Satifaction with Life Scale (SWLS) and Scale of Positive and Negative Experience (SPANE), while Anchor structure is measured by Anchor Personality Inventory. Regression analysis is used to invesitigate whether the Anchor structure is able to predict happiness. The results of a single regression analysis showed that Anchor stability was not able to be a predictor of life satisfaction (F = 0.37; P 0.05) and affective balance (F = 2.83; p 0.05). However, the results of multiple regression analysis showed that materials, self, others, and virtues simultaneously act as predictors of life satisfaction (F = 3.06; R2 = 0.059; p 0.05) and affective balance (F = 7.84; R2 = 0.138; p 0.01). Anchor virtues are the most powerful predictors of life satisfaction and affective balance. The implications and suggestions for efforts to increase individual happiness will be discussed in this article.
KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGAKSES FACEBOOK PADA REMAJA Hefrina Rinjani dan Ari Firmanto
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 1 No. 1 (2013): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.418 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v1i1.1359

Abstract

Salah satu sumber informasi internet yang saat ini sangat terkenal di kalangan masyarakat adalah situs jejaring sosial facebook. Situs jejaring sosial facebook ini dapat dimanfaatkan untuk mencari teman sebanyakbanyaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas mengakses facebook pada remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 12-22 tahun yang memiliki akun facebook. Sampel penelitian ini berjumlah 50 orang dan sampling yang digunakan adalah incendental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala dan dokumentasi, selanjutnya dianalisa dengan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasilrxy=0,675 p= 0,000yang berarti adanya hubungan positif dan sangat signifikan antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas mengakses facebook pada remaja. Sumbangan efektif kebutuhan afiliasi dengan intensitas mengakses facebook sebesar 45,6%.Kata kunci: Kebutuhan Afiliasi, Intensitas Mengakses Facebook, RemajaFacebook is one of a well known social media nowadays. Facebook can be used to find friends as much as it can. This research aimed to know correlation between need of affilliation and intensity in using Facebook. Population in this research is adolescent in 12-22 years old who has Facebook account. Samples consisted of 50 people and sampling technique used is incidental sampling. Data collection method used is scale and documentation, while data analysis method is product moment correlation. The resulted showed correlation coefficient value (r) = 0,675 and level of siginificance (p) = 0,000, which means there is significant and positive correlation between need for affiliation and Facebook accessing intensity in adolescent. Effective contribution of affiliation needs with Facebook accessing intensity is 45.6%.Keywords: Affiliation Needs, Facebook Accessing Intensity, Adolescent
Pendampingan Kelompok Konselor Sebaya di Kota Batu Muhammad Shohib; Ari Firmanto; Wahyu Andhyka Kusuma; Gita Indah Martasari
Jurnal Dedikasi Vol. 13 (2016): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v13i0.3135

Abstract

Pendampingan Kelompok Konselor Sebaya di Kota BatuMuhammad Shohib1, Ari Firmanto2, Wahyu Andhyka Kusuma3, Gita Indah Martasari41,2Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang3,4Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah MalangE-mail : 1) mshohib@umm.ac.id, 2)arifirmanto@yahoo.com, 3)kusuma.wahyu.a@gmail.com, 4) gita.voyager@gmail.comABSTRAKBimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan di sekolah. Peran dan fungsi strategisnya adalah untuk pencegahan dan penanggulangan permasalahan remaja. Oleh karena itu, perlu strategi lain untuk mengoptimalkan peran dan fungsi bimbingan dan konseling yaitu dengan membentuk kelompok konselor sebaya, mengingat masa remaja sangat dekat dengan rekan atau peer group. Metode kegiatan ini menggunakan model pelatihan dan bimbingan untuk memantau kelompok konselor yang dibentuk di sekolah - sekolah. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pembentukan kelompok konselor oleh sekolah diharapkan membantu penanganan berbagai masalah remaja (siswa), baik berkaitan dengan studi dan pergaulan remaja. Pembentukan kelompok konselor sebaya juga dapat meminimalkan munculnya perilaku kenakalan remaja karena pelatihan kompetensi sebagai konselor membutuhkan karakter yang kuat (empati, menolong, proaktif, bersedia untuk mendengarkan dan berbagi serta kreatif mencari solusi). Implikasinya adalah kebutuhan untuk membentuk lebih banyak konselor di sekolah dan perguruan tinggi serta program mentoring lainnya.Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling, Peer Group
Kualitas Pernikahan Dan Stres Pengasuhan Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus Moch Aji Chandra Raharja; Siti Suminarti; Ari Firmanto
PSIKOVIDYA Vol 24 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/psikovidya.v24i2.115

Abstract

Setiap orang tua dengan anak berkebutuhan khusus umumnya memiliki stres pengasuhan yang lebih tinggi dibandingkan orang tua dengan anak normal, karena anak berkebutuhan khusus sangat membutuhkan perhatian dan perlakuan khusus yang lebih. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat stres tersebut adalah kualitas pernikahan. Sepasang suami istri dengan pernikahan yang berkualitas akan memiliki komunikasi dan interaksi yang baik antar keduanya sehingga stres pengasuhan pun dapat menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang hubungan dari kedua variabel tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan teknik pengambilan data quota sampling dengan subjek berjumlah 80 orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Subjek diukur menggunakan skala berjumlah 63 item yang dimodifikasi dari Parenting Stress Index (PSI) dan skala kualitas pernikahan milik Allendorf & Ghimire (2013). Data dianalisa secara korelasional menggunakan product momment pearson. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pernikahan dan stres pengasuhan memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan nilai (r = -293 ; p = 0.008), dimana saat orang tua memiliki kualitas pernikahan yang baik maka stres pengasuhannya akan semakin rendah. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para orang tua agar dapat menjaga kualitas pernikahan mereka guna meminimalisir stres pengasuhan yang dapat mereka alami.
The pursuit of happiness: Predicting happiness based on anchor theory Hanif Akhtar; Ari Firmanto
Indigenous Vol 6, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v6i1.11905

Abstract

Happiness has been proven to bring many positive impacts on human life. One theory from the perspective of Islamic Psychology that explains how individuals achieve authentic happiness is the Anchor theory. There are four kinds of individual’s Anchor, that is virtues, self, others and materials. The organization of these anchors determines happiness. This study aims to verify whether Anchor theory is able to predict individual happiness. Subjects in this study were 201 students with an age range of 18-20 years. Happiness is measured by two scales namely Satifaction with Life Scale (SWLS) and Scale of Positive and Negative Experience (SPANE), while Anchor structure is measured by Anchor Personality Inventory. Regression analysis is used to invesitigate whether the Anchor structure is able to predict happiness. The results of a single regression analysis showed that Anchor stability was not able to be a predictor of life satisfaction (F = 0.37; P 0.05) and affective balance (F = 2.83; p 0.05). However, the results of multiple regression analysis showed that materials, self, others, and virtues simultaneously act as predictors of life satisfaction (F = 3.06; R2 = 0.059; p 0.05) and affective balance (F = 7.84; R2 = 0.138; p 0.01). Anchor virtues are the most powerful predictors of life satisfaction and affective balance. The implications and suggestions for efforts to increase individual happiness will be discussed in this article.
A Comparison Tool For Quality Software Requirement Specification Novi Trisman Hadi; Ari Firmanto
Engineering Software Requirements Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.848 KB) | DOI: 10.12962/j12342343.v1i1.4364

Abstract

Most of the problems in software development come from a bad requirement specification. Failure on the requirements gathering phase is usually caused by unclear, ambiguous, inconsistent or incomplete requirements [1]. Thus, many researchers work on how to improve the quality of requirement specification. Even this is not the largest task of a project, it is really important to provide a flawless requirement specification
Pasca penanganan bencana: Diantara anugrah dan bencana kedua Ari Firmanto
Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi Vol. 3 No. 1 (2015): Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/procedia.v3i1.2189

Abstract

Bencana alam merupakan fenomena tak terduga yang tidak dapat terhindarkan. Terkadang dapat terdeteksi keberadaannya namun manusia tidak mampu merubah atau menghindarinya. Tsunami Aceh 2005 merupakan bencana alam yang tak terdeteksi, datang tiba-tiba dan meluluhlantakkan kehidupan yang telah mapan. Berikutnya dapat dipahami bahwa penanganan bencana alam dengan masuknya berbagai bantuan dari segala elemen masyarakat luas, telah menyisakan hal baru berupa masuknya budaya baru, konflik budaya, nilai-nilai baru. Tentunya kehadiran budaya baru tidak serta merta dapat ditolak atau dihindari. Ketika ini sudah terjadi, maka menjadi tugas kita untuk melakukan seleksi, filterisasi atau bahkan asimilasi budaya. Nilai-nilai kearifan lokal yang ada pada masyarakat perlu diidentifikasikan kembali yang selanjutnya menjadi pedoman dalam mensikapi budaya baru yang masuk. Dengan ini maka kita dapat membekali diri terutama generasi muda (anak-anak, remaja) untuk tetap menjunjung tinggi value orang Aceh dan bersikap bijak menghadapi masuknya budaya baru (asing)Kata Kunci: Bencana, penanganan bencana, tsunami, budaya baru, nilai.