Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

TEKNIK RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN GEJALA KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI Yulistiani, Mustiah; Santosa, Agus
Proceeding Seminar LPPM UMP 2015: Buku III Bidang Ilmu Kesehatan dan Sains Teknik, Proceeding Seminar Nasional LPPM 2015, 26 Se
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya teknik relaksasi dapat dilakukan untuk mengintervensi kecemasan pre operasi. Keadaan relaksasi akan meningkatkan sekresi hormon endorfin dari dalam tubuh pasien. Pasien akan merasa nyaman dan tidak berfokus pada kecemasan akan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penurunan gejala kecemasan pada pasien sesudah penggunaan teknik relaksasi dan menganalisis keefektifan penggunaan teknik relaksasi terhadapat penurunan tiap-tiap gejala kecemasan.  Penelitian ini merupakan penelitian merupakan penelitian pre eksperimental dengan desain One Gruop Pretest-Postes Design. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang akan dilakukan operasi di ruang bedah RSUD Banyumas yang berjumlah 30 responden. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan pair t-test dan chi square test. Pasien pre operasi rata-rata mengalami 11 gejala kecemasan dari 20 gejala kecemasan, setelah dilakukan tehnik relaksasi turun menjadi 4 gejala kecemasan. Penggunaan teknik relaksasi secara signifikan menurunkan gejala kecemasan pada pasien pre operasi (p<0,05). Penggunaan teknik relaksasi secara signifikan berpengaruh menghilangkan gejala kecemasan  berupa perasaan khawatir, merasa tegang, gemetar, lesu, tidak bisa beristirahat dengan tenang, sering terbangun dimalam hari, sedih atau terlihat murung, nyeri pada otot, lemas, denyut nadi meningkat, berdebar-debar, rasa tertekan atau sempit di dada, nafas pendek atau sesak dan  kepala terasa berat (p<0,05). Penggunaan teknik relaksasi tidak dapat menghilangkan gejala kecemasan secara signifikan berupa gejala pucat, rasa mual atau muntah, sering buang air kecil, mudah berkeringat dan kepala pusing, tidak tenang serta gelisah (p>0,05).  Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Teknik relaksasi efektif menurunkan gejala kecemasan pada pasien pre operasiKata Kunci: Teknik relaksasi, Kecemasan
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN KEJADIAN ULKUS DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Santosa, Agus; Nihayatun Nikmah, Ihda Maulida
medisains Vol 18, No 3 (2014)
Publisher : medisains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Perevalensi patients with diabetic ulcers in Indonesia amounted to 15% of patients with diabetes mellitus. Most of the treatment of diabetes mellitus is always associated with diabetic ulcers. In an effort to control blood sugar levels are appropriate, patients with diabetes also need to have knowledge about the disease. Knowledge of patients with diabetes mellitus, can be seen in the attitudes and skills such as in efforts to control / control of blood sugar levelsObjective: this study to determine the relationship of knowledge regarding the control of blood sugar levels with the incidence of diabetic ulcers in patients with diabetes mellitusMethod: This study is an observational analytic cross-sectional study design. The population in this study were all patients who suffer from Diabetes Mellitus Diabetic ulcers in hospitals RAA Soewondo Starch, while the samples used were 50 respondents. Analysis used to determine the relationship of knowledge regarding the control of blood sugar levels with the incidence of diabetic ulcers using the chi-square testResulth: Most of the patients knowledge level of control of blood sugar levels are categorized as less as many as 31 (62%). Diabetic ulcer incidence of 50 patients suffering from diabetes mellitus as much (38%). There is a significant relationship between knowledge about blood sugar control with the incidence of diabetic ulcers with p <0.005 and the value of RR 2:22.Conclution: Less knowledge about blood sugar control in people with diabetes are at risk 2:22 times greater incidence of diabetic ulcersKeywords: Knowledge Blood Sugar Control, Diabetic Ulcers
EVALUASI PENGGUNAAN OKSIGEN SEBAGAI PENGHASIL UAP TERAPI NEBULIZER PADA PASIEN ASMA Santosa, Agus; ., Endiyono
Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP Purwokerto 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN PRESENTASI HASIL-HASIL PENELITIAN SERTA PENGABDIAN MASYARAKAT B
Publisher : Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.892 KB)

Abstract

In regional hospitals are still found nebulizer therapy using oxygen as a as a driving gas, but there is already a tool Jet nebulizer is intended specifically for producing steam therapy for asthma patients. This study aims to evaluate the effectiveness of oxygen as a driving gas for nebulisers steam therapy in asthmatic patients. This study is an observational analytic study. Popolation in this study was asthma patients who received nebulizer therapy by using oxygen as a driving gas, the number of samples in this study amounted to 30 respondents. The measured variables were Breath Pattern, Respiration Rate (RR), Breath Sound, Oxygen Saturation (SpO2). The results showed that, the nebulizer using oxygen as a driving gas is still effective against changes in breath patterns from fast and shallow (Tachypne) to become normal (Eupnea). Nebulizer using oxygen as a driving gas is still effective for lowering RR of asthma patients. Nebulizer using oxygen as a driving gas is still effective against changes in breath sound from rhonchi / wheezing to vesicular. Nebulizer using oxygen as a driving gas is still effective against the increase in blood spO2 in asthmatic patients. The conclusions of this study are nebulizer therapy by using oxygen as a driving gas, still effective a changes in breath sound from tachypne to eupnea , can increase SpO2 in blood and decrease RR, and change breath pattern from rhonchi / wheezing to vesicular. Keywords: Nebulizer, Asthma
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian musculoskeletal disorders pada pekerja batik di kecamatan Sokaraja Banyumas Santosa, Agus; Ariska, Dwi Kuat
MEDISAINS Vol 16, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v16i1.2559

Abstract

Latar Belakang: Musculoskeletal disorders (MSDs) dapat menyerang seseorang yang bekerja dalam posisi statis yang cukup lama, salah satunya yaitu para pekerja batikTujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kejadian musculoskeletal disorders pada pekerja batik di Kecamatan Sokaraja Banyumas.Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi, populasi penelitian adalah para pekerja batik di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Bayumas, Jawa Tengah, jumlah berjumlah 45 responden pekerja batik yang mengalami masalah MSDs. Variable yang diukur dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, lama kerja, jam kerja perhari, posisi kerja dan banyaknya keluhan MSDs. Instrument penelitian menggunakan Nordic Body Map dan Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Analisis data menggunakan Pearson correlation.Hasil: Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang negative antara usia dengan keluhan MSDs (r: -0,327; p<0,05). Ada hubungan yang positif antara jenis kelamin dengan keluhan MSDs (r: -0,379; p<0,05). Ada hubungan yang negative antara lama kerja dengan keluhan MSDs (r: -0,301; p<0,05). Ada hubungan yang positif antara jam kerja perhari dengan keluhan MSDs (r: 0,445; p<0,01) dan ada hubungan yang positif antara posisi kerjai dengan keluhan MSDs (r: 0,642; p<0,01).Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usia, jenis kelamin, lama kerja, jam kerja perhari dan posisi kerja berhubungan dengan keluhan MSDs.
Test toleransi glukosa oral pada subjek dengan berat badan berlebih Santosa, Agus
MEDISAINS Vol 16, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v16i3.3793

Abstract

Latar Belakang: Diabetes melitus sering tidak terdiagnosa karena perjalanan penyakit ini berlangsung cukup lama. Perlu dilakukanya skrining rutin diabetes sejak umur 45 tahun, dengan adanya deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat memperlambat perkembangan kondisi prediabetes menjadi diabetes melitus.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tes toleransi glukosa oral pada subjek dengan berat badan berlebihMetode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Lokasi penelitian berada di wilayah Puskesmas Kembaran I Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dari Juli-September 2017.  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh responden yang berusia >30 tahun dengan berat badan berlebih. Sampel penelitian ini berjumlah berjumlah 68 respenden. Instrument penelitian yang digunakan adalah, timbangan injak, metline pengukur tinggi badan dan gluometer. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif sederhana.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata IMT responden sebesar 27,6 kg/m2 yang seluruhnya masuk dalam kategori obesitas. Kadar gula darah hasil TGT menunjukkan nilai rata-rata sebesar 147,6 mg/dl dan masuk dalam kategori prediabetes. Hasil penelitian menemukan dari sebanyak 68 responden dengan berat badan berlebih/obesitas sebanyak 79,4% hasil TGT- nya dinyatakan Prediabetes sedangkan 20,6% dinyatakan Normal.Kesimpulan: Pada seseorang dengan berat badan berlebih, hasil test toleransi glukosa oralnya sebagian besar masuk pada kategori prediabetes.
Prediksi score ankle brachial index (ABI) ditinjau dari tanda gejala peripheral arterial disease (PAD) Santosa, Agus; Listiono, Dwi
MEDISAINS Vol 15, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v15i2.1649

Abstract

Latar Belakang: Penderita Diabetes Melitus (DM) akan berisiko mengalami komplikasi berupa Peripheral Arterial Disease (PAD) yang biasanya terjadi pada ekstremitas bawah. Pemeriksaan penunjang yang paling dapat dilakukan untuk mendeteksi PAD adalah dengan menilai Score Ankle Brachial Index (ABI). Alat yang digunakan untuk mengukur score ABI yaitu vascular doppler. Alat untuk mengukur score ABI merupakan alat yang cukup mahal, di samping mahal tidak semua orang dapat melakukan pemeriksaan ABI, oleh karena itu diperlukan metode untuk mengetahui penderita DM mengalami PAD selain dengan alat vascular doppler. Tujuan penelitian: Memprediksi Score Ankle Brachial Index (ABI) dengan melihat gejala Peripheral Arterial Disease (PAD). Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian Analitis Korelatif dengan metode survey. Populasi pada penelitian ini adalah pasien DM di Puskesmas II Cilongok. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 31 responden, dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Instrument pengambilan data menggunakan Tensimeter Aneroid dan Portable Vascular Doppler, sedangkan variabel PAD di ukur diukur dengan wawancara dan observasi terhadap 10 tanda gejala PAD yang dirangkum dari berbagai sumber. Analisis data menggunakan Pearson Correlation Product Moment dan dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya dengan rumus regresi linear sederhana Hasil Penelitian: Terdapat hubungan antara gejala klinis Peripheral Arterial Disease (PAD) terhadap Score Ankle Brachial Index (ABI) pada pasien DM dengan nilai r − 0,952. Hasil analisis regresi linear menunjukkan nilai konstanta 1,106 dan koefisien regresi − 0,081. Kesimpulan: Semakin banyak gejala PAD yang dikeluhkan oleh responden, maka score ABI responden akan semakin menurun.
SENAM KAKI UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GULA DARAH DAN MENURUNKAN TEKANAN BRACHIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS Santosa, Agus; Rusmono, Widi
MEDISAINS Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v14i2.1653

Abstract

Latar Belakang: Kondisi hyperglikemi kronis pada penderita diabetes melitus menyebabkan komplikasi yang mengenai hampir setiap sistim organ, salah satunya aterosklerotik sehingga penderita DM akan berisiko mengalami komplikasi Pheriperal Arterial Disease (PAD) ekstremitas bawah yang berakibat pada kakunya arteri sehingga terjadi peningkatan tahanan pembuluh darah dan menurunkan tekanan volume pada ekstremitas bawah. Peningkatan tahanan pembuluh darah arteri dapat terlihat dari nilai Ankle Brachial Pressure Index (ABPI) >1,2 secara terus menerus dan secara berlahan-lahan turun 0,05. Tekanan brachial menurun secara signifikan pada pasien diabetes yang telah melakukan senam kaki sebanyak 4 kali seminggu p
Innovative post mastectomy bra for increasing self-convenience and confidence patients Susilawati, Oting; Santosa, Agus
MEDISAINS Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v17i1.4348

Abstract

Background: The act of mastectomy can affect body image because it loses part of the body and affects their social relationships with others. The existed bra is felt uncomfortable when worn so it is necessary to develop a special post mastectomy bra to increase the confidence and comfort of post mastectomy patients.Purpose: This study aimed to examine and develop a special post mastectomy bra to increase self-confidence in post-mastectomy patients.Research Methods: This is a Research and Development (R & D) research. This study consisted of 3 phase, namely research phase I, phase II, and phase III or product testing.Results: The results of a post mastectomy special bra tested to 10 respondents mentioned that a special post mastectomy bra is comfortable to wear and they are not ashamed anymore do activities outside the home.Conclusion: Special post mastectomy bras are proven to increase post-mastectomy patients' convenience and confidence.
A pain management specialist Santosa, Agus
MEDISAINS Vol 17, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v17i3.6396

Abstract

Pain management must be done systematically according to the type of pain and its severity level in order to obtain optimal results. Therefore it is necessary to have an expert in pain management, who is equipped with a variety of pain management knowledge. In Indonesia there is no specific profession or license to become a pain management specialist. In this article the author tries to explain what is pain management specialist from various references abroad.
Underwear innovation for hemorrhoids patient Setiyaningsih, Rani; Utami, Evi Dwi; Nugroho, Yopi Aji; Santosa, Agus
MEDISAINS Vol 17, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v17i3.6352

Abstract

Background: Symptoms experienced hemorrhoid sufferers are feeling pain in the anus, especially in sitting position. It is necessary to innovate special underwear which can reduce pressure on the anus and the pain experienced by the patientObjective: the study aimed to create and analyze special underwear for hemorrhoid sufferers which increased comfort and reduce the intensity of pain.Methods: This research imitated Research and Development (R&D. It consisted of 3 stages; stage I (literature study), stage II (product development) and stage III (product experiment).Result: The literature study in stage I obtained materials used to create special underwear for hemorrhoid sufferers by Cotton Combed 30s of 100% premium cotton and foam as a cushion. In the second phase of the research, designs and shapes were obtained. The results of product experiment in the third phase of the study discovered that respondents felt more comfortable by the special underwear than ordinary underwear and it was very effective in reducing pain.Conclusion: The innovation of hemorrhoid underwear is effective to increase comfort and reduce pain intensity in hemorrhoid sufferers.