Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Macronutrient Analysis Of Crab Meat Analogue Made From Non-Consumable Fish With Alginate Addition Sinurat, Ellya; Wibowo, Singgih; Fransiska, Dina
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Supp 1, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.044 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v1i1.10434

Abstract

The crab meat analogue products using alginates and proteins such as soybean. A mixture of sh added alginate croslinking with calcium chloride making gel and water retention. The purpose of this study to analysis macronutrient from the effects of alginate addition to the characteristics of the crab meat analogue. The formulation was made from the combination of alginate from Sargassum sp. The formulation was applied to the surimi from silver giddy (Gerres Kapas Blkr) to make crab meat analogue with different concentrations (0.25%, 0.5%, 0.75%, 1%). Parameters used to study the effects were moisture content, total ash, protein content, fat content, thiobarbituric acid value and sensory evaluation. The chemical analysis, moisture content, and ash content analysis showed a signi cant difference among the treatments, while the thiobarbituric acid value showed no difference among the samples. Based on sensory evaluation, the most preferred product was formula A (0.25% alginate) in terms of texture, taste, juiciness and overall acceptance with the characteristics of 2.47% ash content, 75.98% moisture content, 0.47% fat content, 12. 07% protein content, thiobarbituric acid value of 0.69 μmol/g. Keyword : crab meat analog, alginate, macronutrient, non consumable, Sargassum sp. 
Produksi Kitin Skala Pilot Plant dari Cangkang Rajungan (Portunus spp.) Putro, Sumpeno; Syamdidi, Syamdidi; Wibowo, Singgih
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v2i1.25

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dimaksudkan untuk mencari konsentrasi NaOH teknis (technical grade) dan waktu ekstraksi optimum dalam proses pengolahan kitin dari limbah cangkang rajungan (Portunus spp.) skala pilot plant. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa NaOH merupakan bahan kimia yang efektif dalam proses deproteinasi cangkang rajungan, namun harganya cukup mahal. Untuk skala besar, maka perlu digunakan NaOH teknis yang harganya lebih murah. Karena NaOH teknis mempunyai tingkat kemurnian yang lebih rendah, maka perlu dilakukan penyesuaian konsentrasi yang diperlukan, agar tercapai efiensi usaha, dalam arti kualitas produk terjamin, tetapi biaya produksi dapat ditekan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk pembuatan kitin diperlukan NaOH p.a. (pro analysis grade) sebanyak 3%, penelitian ini didesain dengan menggunakan NaOH teknis dengan konsentrasi 3,5%, 5% dan 6,5% dan waktu perendaman 2 dan 3 jam. Hasil penelitian skala pilot plant ini menunjukkan bahwa penggunaan NaOH teknis dengan konsentrasi 3,5%, 5% dan 6,5% dan waktu perendaman selama 2 dan 3 jam tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen kitin yang dihasilkan. Dari uji coba skala pilot plant ini dapat disimpulkan bahwa proses deproteinasi cangkang rajungan yang paling optimal adalah dengan menggunakan larutan NaOH teknis 3,5% selama 2 jam. Rendemen kitin yang dihasilkan cukup tinggi (13,3%) dan mutunya sesuai dengan standar yang berlaku di pasar internasional.
Studi Sifat Fisiologi Ikan Gurami (Osphronemus gourami) Pada Suhu Rendah untuk Pengembangan Teknologi Transportasi Ikan Hidup Syamdidi, Syamdidi; Ikasari, Diah; Wibowo, Singgih
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i1.233

Abstract

Tulisan ini melaporkan tentang studi sifat fisiologi ikan gurami dalam media air yang suhunya diturunkan secara bertahap sebagai dasar penyusunan teknologi transportasi ikan gurami hidup. Metode yang dilakukan adalah dengan menurunkan suhu media air secara bertahap dengan kecepatan 5oC/jam sampai ikan gurami tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas dan metabolisme (respirasi dan produksi metabolit) ikan. Hasil studi menunjukkan bahwa respirasi dan metabolit ikan gurami cenderung menurun seiring dengan makin rendahnya suhu, terutama setelah suhu mencapai 23,6oC. Pada awal penurunan suhu terjadi sedikit peningkatan respirasi (dari 168,0 menjadi 177,6 mg O2/kg ikan/jam) kemudian turun dan mencapai titik terendah (1,6 mg O2/kg ikan/jam) pada suhu 13,6oC. Pola produksi metabolit serupa dengan pola laju respirasi, yaitu meningkat di awal penurunan suhu (NH3 dari 5,76 menjadi 11,52 mg NH3/kg ikan/jam, dan NO2 dari 0,16 menjadi 0,66 mg NO2/kg ikan/jam) kemudian turun seiring dengan penurunan suhu (1,64 mg NH3/kg ikan/jam dan 0,16 mg NO2/kg ikan/jam pada suhu 13,6oC).
Optimization of Processing Conditions of Alkali Treated Cottonii (ATC) from Sap-free Eucheuma cottonii Fateha, Fateha; Wibowo, Singgih; Santoso, Joko; Agusman, Agusman; Uju, Uju
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnol

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.021 KB) | DOI: 10.15578/squalen.v14i2.397

Abstract

Alkali treated cottonii (ATC) is a derivative product of Eucheuma cottoniithat is treated with alkali. This study used raw material of sap-free seaweed for ATC processing. Sap-free seaweed is a seaweed which thallus has been extracted with liquid known as sap. The use of sap-free seaweed as an ATC product is constrained by its low quality, so an effort to improve its quality is needed. Therefore the obejcetive of this Research was to get the optimal conditions of ATC processing. Experimental data were designed and analyzed using Response Surface MethodologyCentral Composite Design (RSM-CCD) using Design Expert 10.0.7® program. The optimization of ATC processing involved three components that were considered influential, namely KOH concentration, temperature, and processing time. Recommendation for optimal conditions issued by RSM-CCD on ATC processing from sap-free seawee d were 6 % KOH concentration at 75 oC for 120 minutes (93.1% desirability). The results of the response analysis showed a yield of 39.47% and a gel strength of 595.32 g/cm2. As a research control, the recommendation of RSMCCD used in ATC processing from nonsap-free seaweed was obtained yield of 36.81% and gel strength of 574.44 g/cm 2. ATC from sap-free seaweed has higher yield and gel strength than that from nonsap-free seaweed. Thismight be due to the sap-free seaweed was obtained using the proper sap extraction process and ATC processingunder optimal conditions, so that the quality of seaweed was better maintained.