This Author published in this journals
All Journal Medicina
Sari Wulan, Sari
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ABSES SEPTUM NASI PADA SEORANG ANAK USIA SEMBILAN TAHUN Rikakaya, Putu Vira; Ratnawati, Luh Made; Wulan, Sari
Medicina Vol 46 No 3 (2015): September 2015
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.33 KB)

Abstract

Abses septum nasi adalah terdapatnya atau terbentuknya nanah pada daerah di antara tulang rawanatau tulang septum nasi dengan mukoperikondrium atau mukoperiosteum yang melapisinya akibatdari trauma pada hidung. Kasus abses septum nasi ini jarang terjadi.  Jika terlambat ditanganimenyebabkan komplikasi perforasi septum nasi, hidung pelana atau disebut saddle nose, selain itubisa menyebabkan infeksi ke intrakranial. Dilaporkan satu kasus abses septum nasi pada anaklelaki umur 9 tahun dengan riwayat mengorek-ngorek hidung. Didapatkan pembengkakan septumnasi pada ke dua sisi yang berbentuk bulat, merah, dan teraba fluktuasi yang telah dilakukan aspirasiuntuk  pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas kemudian dilanjutkan insisi drainase lalu pemasangandrain dan tampon serta pemberian antibiotik parenteral. Setelah dilakukan insisi drainase absesserta pemberian antibiotik parenteral yang adekuat, septum nasi kembali normal dan tidak didapatkantanda-tanda perforasi septum. [MEDICINA 2015;46:201-4].Nasal septal abscess defined as a collection of pus between the cartilaginous or bony nasal septum andits overlying mucoperichondrium and/ or mucoperiosteum. Nasal septal abscess is an uncommoncondition. If left untreated, there are risks of nasal septal perforation which called by saddle nosedeformity and also intracranial complications. A case of nasal septal abscess on a child, male 9 yearsold with history of nose picking has been reported. On the physical examination there were bilateralnasal septal round swelling, reddish and fluctuation and already done with aspiration for the cultureand sensitivity test examination and then incision drainage, drain and nose packed and also parenteralantibiotic therapy. After incision drainage and an adequate parenteral antibiotic, the nasal septalback to normal condition and  there was no septal perforation. [MEDICINA 2015;46:201-4].
SINDROM RAMSAY HUNT Astari, Ni Luh Indri; Sudana, I Wayan; Wulan, Sari
Medicina Vol 45 No 3 (2014): September 2014
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.527 KB)

Abstract

Sindrom Ramsay Hunt atau herpes  zoster  otikus merupakan neuropati akut  saraf  fasialis perifermengenai daun telinga, liang telinga dan atau mukosa orofaring. Terjadinya infeksi pada gangliongenikulatum oleh human herpes virus 3 atau varicella-zoster virus. Insiden sindrom Ramsay Huntsekitar 10-15% dari seluruh kasus paralisis  fasialis akut. Dilaporkan satu kasus sindrom RamsayHunt dengan paresis nervus fasialis sinistra lesi setinggi ganglion genikulatum, saat datang kekuatanmotorik 20% dengan House Brackmann IV. Penderita diberi terapi metilprednisolon, mekobalamin,betahistin mesilat, flunarizin. Bagian kulit kelamin memberikan terapi asam mefenamat, kompresNacl  0,9%,  dan  gentamisin  salep. Fisioterapi  oleh  bagian  rehabilitasi medis. Terapi  bagian Mataantara  lain  tarsoterapi  temporer,  gentamisin  salep mata,  dan  cendo  lyters  tetes mata.  Setelahmendapatkan terapi selama hampir 2 bulan, didapatkan perbaikan dengan kekuatan motorik 76%dengan House Brackmann II. [MEDICINA 2014;45:199-203].
Abses septum nasi pada anak Rikakaya, Putu Vira; Ratnawati, Luh Made; Wulan, Sari
Medicina Vol 47 No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.063 KB)

Abstract

Abses septum nasi adalah terdapatnya atau terbentuknya nanah pada daerah di antara tulang rawan atau tulang septum nasi dengan mukoperikondrium atau mukoperiosteum yang melapisinya akibat dari trauma pada hidung. Kasus abses septum nasi jarang terjadi. Jika terlambat ditangani menyebabkan komplikasi perforasi septum nasi, hidung pelana atau disebut saddle nose, selain itu bisa menyebabkan infeksi intrakranial. Dilaporkan satu kasus abses septum nasi pada anak lelaki umur 9 tahun dengan riwayat mengorek-ngorek hidung. Pada pemeriksaan fisis didapatkan pembengkakan septum nasi pada kedua sisi yang berbentuk bulat, merah, dan teraba fluktuasi yang telah dilakukan aspirasi untuk pemeriksaan biakan dan tes sensitivitas kemudian dilanjutkan insisi drainase lalu pemasangan drain dan tampon serta pemberian antibiotik parenteral. Setelah dilakukan insisi drainase abses serta pemberian antibiotik parenteral yang adekuat, septum nasi kembali normal dan tidak didapatkan tanda-tanda perforasi septum. Abses septum nasi merupakan kondisi yang memerlukan tindakan pembedahan segera berupa insisi dan drainase untuk mencegah komplikasi yang berbahaya. Nasal septal abscess defined as a collection of pus between the cartilaginous or bony nasal septum and its overlying mucoperichondrium and/ or mucoperiosteum. Nasal septal abscess is an uncommon condition. If left untreated, there are risks of nasal septal perforation which called by saddle nose deformity and also intracranial complications. A case of nasal septal abscess on a child, male 9 years old with history of nose picking has been reported. On the physical examination there were bilateral nasal septal round swelling, reddish and fluctuation and already done with aspiration for the culture and sensitivity test examination and then incision drainage, drain and nose packed and also parenteral antibiotic therapy. After incision drainage and an adequate parenteral antibiotic, the nasal septal back to normal condition and there was no septal perforation. Nasal septal abscess is a serious condition that necessitates urgent surgical management in order to prevent potential life threatening complications.