Bugie M.H. Kusumohartono
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM REKONSTRUKSI PERTUMBUHAN PEMUKIMAN TROWULAN KUNA: SUATU PEMIKIRAN INDUKTIF Bugie M.H. Kusumohartono
Berkala Arkeologi Vol 6 No 1 (1985)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1561.007 KB) | DOI: 10.30883/jba.v6i1.436

Abstract

Para ilmuwan yang bergerak di bidang arkeologi pada umumnya sependapat bahwa situs Trowulan adalah lokasi pusat pemerintahan kerajaan Majapahit pada kurang lebih abad ke - 14 Masehi. Nagarakrtagama menggambarkan bahwa pertengahan abad ke - 14 merupakan masa kemasan peradaban dan kejayaan kerajaan Majapahit (Pigeaud, 1962, IV). Sedikit atau banyak kondisi yang tercipta tersebut berkaitan dengan situasi pemerintahan yang berpusat di pemukiman kuna Trowulan.
STRATEGI ADAPTASI LINGKUNGAN, POLA EKONOMI, DAN PELESTARIAN KEKUASAAN, PAPARAN MENGENAI BEBERAPA DATA JAMAN INDONESIA KUNA Bugie M.H. Kusumohartono
Berkala Arkeologi Vol 6 No 2 (1985)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1215.393 KB) | DOI: 10.30883/jba.v6i2.442

Abstract

Data arkeologis menunjukkan bahwa kelompok-kelompok masyarakat yang tersebar di kepulauan Nusantara telah berkembang sejak masa yang tua. Perkembangan tersebut tumbuh secara khas pada masing- masing kelompok sesuai dengan situasi lingkungan, karakteristik kelompok, maupun kondisi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sementara itu dimensi ruang dan waktu juga mempengaruhi model-model perubahan kebudayaan serta perkembangan masyarakatnya. Oleh sebab itu tidak mustahil sistem sosial dan budaya masyarakat di Nusantara pada saat yang bersamaan dapat menampilkan wujud yang majemuk.
MENUJU PERUMUSAN PERAN SERTA ARKEOLOGI DALAM PELAKSANAAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Bugie M.H. Kusumohartono
Berkala Arkeologi Vol 7 No 2 (1986)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2408.97 KB) | DOI: 10.30883/jba.v7i2.461

Abstract

Selama ini dampak negatif terhadap segala bentuk tinggalan arkeologis masih sepenuhnya merupakan biaya (cost) eksternal dari kegiatan pembangunan yang mengakibatkannya, serta menjadi beban sepenuhnya bagi pihak pengelola benda cagar budaya. Artinya, manfaat dan dampak negatif suatu kegiatan pembangunan, masing-masing dirasakan oleh sebagian anggota masyarakat yang berlainan. Dalam skala makro kepentingan nasional, biaya yang diperhitungkan atas resiko tersebut seringkali cukup besar, atau bahkan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh. Hal ini dapat terjadi karena tinggalan arkeologi sebagai benda cagar budaya memiliki nilai yang tinggi dan kerapkali tidak dapat dihitung dengan jumlah nilai tukar tertentu.
EKSPLORATIF-DESKRIPTIF-EKSPLANATIF DALAM KAJIAN ARKEOLOGI INDONESIA Bugie M.H. Kusumohartono
Berkala Arkeologi Vol 8 No 2 (1987)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2738.305 KB) | DOI: 10.30883/jba.v8i2.489

Abstract

Tulisan ini lahir karena terdorong oleh karya tulis Drs. Mundardjito dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi (PIA) IV 1986, yang berjudul Metode lnduktif-Deduktif dalam Penelitian Arkeologi di lndonesia. Dalam makalah tersebut disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan berpikir induktif dalam penelitian arkeologi Indonesia selama ini dan tercermin pada makalah-makalah PIA (l, II, lll). Sehubungan dengan itu Drs. Mundardjito menyodorkan gagasan-gagasan berupa upaya menerapkan penalaran induktif-deduktif dalam penelitian arkeologi untuk pada akhimya dapat secara efektif dan efisien menghasilkan berbagai teori dalam disiplin arkeologi di Indonesia.
Formasi Tinggalan Budaya Permukaan Situs Medowo Bugie M.H. Kusumohartono
Berkala Arkeologi Vol 11 No 1 (1990)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2556.354 KB) | DOI: 10.30883/jba.v11i1.550

Abstract

Potensi situs Medowo dikenali berdasarkan peninjauan arkeologik oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada bulan Agustus 1986. Di permukaan situs dijumpai berbagai tinggalan arkeologik, di antaranya tembikar, bata, terakota, keramik asing, lumpang batu, dan batu calon prasasti andesitik, yang sepintas memperlihatkan corak budaya Indonesia kuna (klasik). Berbagai tinggalan tersebut tersebar di area yang relatif luas dan merupakan petunjuk bahwa situs Medowo pernah berfungsi sebagai lokasi suatu pusat kegiatan pada periode Indonesia kuna.
Akumulasi Sisa Fauna Dari Satuan Ruang Mikro Situs Medowo Bugie M.H. Kusumohartono; Siswanto
Berkala Arkeologi Vol 12 No 1 (1991)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.732 KB) | DOI: 10.30883/jba.v12i1.556

Abstract

Situs Medowo adalah sebuah sisa pusat hunian kuna yang bercorak Indonesia klasik. Temuan keramik import menandai periodesasi situs yang kurang lebih sejaman dengan fase Majapahit. Pada survei sistematik di permukaan Situs Medowo yang dilakukan baik pada tahun 1987 maupun 1990, tulang (hewan) merupakan temuan yang minor sifatnya (Kusumohartono, 1990). Namun penyingkapan lahan secra vertikal menunjukkan bahwa akumulasi tulang di bawah permukaan tanah cukup tinggi frekuensinya.
Penelitian Arkeologi Dalam Konteks Pengembangan Sumberdaya Arkeologi Bugie M.H. Kusumohartono
Berkala Arkeologi Vol 13 No 2 (1993)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2312.487 KB) | DOI: 10.30883/jba.v13i2.576

Abstract

Upaya mengungkapkan dan menjelaskan manusia serta kebudayaan dalam rentang dan proses masa lampau ke masa kini, melalui tinggalan- tinggalan bendawinya, adalah tantangan yang dihadapi bidang arkeologi di setiap negara. Namun dalam dinamika interaksi antar dan lintas sektoral saat ini, tentu saja tantangan sektor arkeologi juga semakin berkembang. Dunia arkeologi berada dalam proses tarik-ulur konflik kepentingan antar sektor. Sementara itu,dalam negara-negara dunia ke 3 terdapat kecenderungan konflik-konflik seperti tersebut di atas berorientasi ekonomik.