I Kadek Yudiana, I Kadek
Prodi Magister Pendidikan Sejarah, Pascasarjana, FKIP-UNS

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGEMBANGAN SITUS KENDENGLEMBU SEBAGAI OBJEK PARIWISATA SEJARAH DI KABUPATEN BANYUWANGI Yudiana, I Kadek
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v7i1.13303

Abstract

Situs Kendenglembu terletak di Desa Karangharjo, Glenmore, Banyuwangi. Situs ini menyimpan beragam potensi sumber daya arkeologi yang dapat dikembangkan menjadi objek daya tarik wisata, khususnya pariwisata sejarah. Adapun jenis peninggalan yang ada meliputu peninggalan pada masa prasejarah, pada masa klasik, dan pada masa kolonial. Penelitian ini bertujuan: 1) menhganalisis potensi apa saja yang terdapat pada situs Kendenglembu yang dapat dikembangkan menjadi destinasi pariwisata sejarah; 2) mengembangkan model pariwisata sejarah situs Kendenglembu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu penentuan lokasi penelitian, metode penentuan informan, metode pengumpulan data, istrumen penelitian, metode pengujian keabsahan data, dan metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs Kendenglembu memiliki potensi untuk dikembankan menjadi destinasi pariwisata sejarah di Kabupaten Banyuwangi. Potensi yang ada meliputi tiga masa, yaitu masa Prasejarah (Neolitikum), masa klasik (Kerajaan Majapahit dan Blambangan), dan masa kolonial Belanda. Masa prasejarah terdiri dari Beliung, Alat Serpih, Tatal, Batu Asah, pertambangan masa neolitikum, bekas hunian masyarakat neolitikum, alat pemukul kulit kayu, Batu Lumpang, Pemberat Jaring, dan pecahan gerabah. Sedangkan pada masa klasik ditemukan Lingga Yoni, Batu Lumpang, Kendi Susu, dan pecahan gerabah pada masa majapahit dan Blambangan. Selanjutnya, pada masa kolonial ditemukan bangunan-bangunan yang di bangun pada masa kolonialisme Belanda seperti rumah dinas besaran dan pagargunung, pabrik pengolahan kakao dan karet, mesin pabrik dan mesim pabrik yang digerakkan dengan tenanga kincir air. Selain potensi utama pada situs Kendenglembu juga terdapat potensi pendukung berupa pemandangan alam di sekitar Situs Kendenglembu, Waduk Sidodadi, proses pengolahan Kakao dan karet, proses pembuatan gula merah. Selain itu Situs Kendenglembu bukanlah situs satu-satunya yang menyimpan kekayaan peninggalan prasejarah dan sejarah seperti Situs Pagergunung, Sungai lembu 1-3, Senepo Lor, Sukobumi, Trebasala, Panuwunmukti, kampunganyar, seneposari, seneposepi, Tunggul Arum, Mulyosari, Kaliagung, Sumbergandeng 1 dan 2. Adapun pengembangan model pariwisata sejarah Kendenglembu adalah model pariwisata sejarah terpadu dan berkelanjutan. Kata Kunci: Pengembangan, Pariwisata Sejarah, Situs Kendenglembu, Banyuwangi
ANALISIS KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA PADA MASYARAKAT MULTIKULTUR DI UJUNG TIMUR PULAU JAWA (STUDI KASUS DI DESA PATOMAN, BLIMBINGSARI, BANYUWANGI, JAWA TIMUR) Yudiana, I Kadek; Miskawi, Miskawi; Pardi, I Wayan
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v6i2.12033

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk menganalisis latar belakang kerukunan antarumat beragama pada masyarakat multikultur di Desa Patoman, Rogojampi, Banyuwangi, 2) Menganalisis bentuk kerukunan antarumat beragama pada masyarakat multikultur di Desa Patoman, Rogojampi, Banyuwangi, 3) Menganalisis nilai-nilai karakter yang terkandung dalam kerukunan antarumat beragama pada masyarakat multikultur di Desa Patoman Rogojampi, Banyuwangi. Sedangkan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu penentuan lokasi penelitian, metode penentuan informan, metode pengumpulan data, istrumen penelitian, metode pengujian keabsahan data, dan metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan latar belakang kerukunan antarumat beragama di Desa Patoman dapat dilihat dari perspektif agama Islam tentang toleransi; agama Hindu dengan ajaran Tat Twam Asi, Ahimsa, Tri Hita Karana, dan Desa Kala Patra; agama Kristen dengan ajaran cinta kasihnya. Sedangkan dalam perspektif ajaran agama Budha terdapat ajaran satu adalah semua dan semua adalah satu. Selain kemajemukan dan kemultikulturan masyarakat di Desa Patoman dapat terjaga berkat keberadaan ideologi pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa. Adapun bentuk kerukunan antarumat beragama pada masyarakat multikultur di Desa Patoman meliputi: dialog lintas agama maupun etnik dan kerjasama antarumat beragama; meyakini agama sendiri dan menghargai agama orang lain; dan doa bersama. Sedangkan nilai yang terkandung dalam kemultikulturan masyarakat Desa Patoman meliputi: Nilai Social, Simpati, Toleransi dan Empati, Religious, Nasionalisme, Gotong Royong, Demokrasi, Bersahabat/komunikatif, kecintaan terhadap lingkungan, cinta damai, dan peduli sosial. Kata Kunci: Kerukunan,antar umat beragama,  Multikultural, dan Nilai Karakter
PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS MULTIKULTURAL DI DESA PATOMAN Yudiana, I Kadek; Wahyudiono, Andhika
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v9i2.22358

Abstract

Kemultikulturan merupakan suatu kekuatan dan kelemahan bagi sebuah bangsa oleh karena itu, kemultikulturan harus dikelola untuk menghindari disintegrasi. Salah satu solusi alternative dalam mengelola kemultikulturan pada pedesaan adalah dengan cara mengemas kemultikulturan tersebut menjadi daya tarik wisatawa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis wujud multikultural masyarakat Desa Patoman Blimbingsari, Banyuwangi dan menganalisis model desa wisata berbasis multikulturalisme di Desa Patoman, Blimbingsari, Banyuwangi.  Metode penelitan yang digunakan adalah Deskriftif Kualitatif. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi dokumen. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujud kemultikulturan terintegrai dalam nilai-nilai yang terkandung dalam kemultikulturan masyarakat Desa Patoman meliputi: Nilai Social, Simpati, Toleransi dan Empati, Religious, Nasionalisme, Gotong Royong, Demokrasi, Bersahabat/Komunikatif, kecintaan terhadap lingkungan, cinta damai, dan peduli sosial. Selain itu, terjadi interaksi intra dan antar agama dengan pola interaksi asosiatif. Sedangkan model desa wisata berbaisis multikultur yang berkembang menggunakan model terpadu dan berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari indikator yang ada berupa demand, suplay, dan ekternal factor dengan didukung oleh sistem pemberdayaan masyarakat desa.
HISTORIS DAN TRADISI ZIARAH MAKAM BUYUT SAYU ATIKAH DI BANYUWANGI Mahfud, Mahfud; Yudiana, I Kadek; Fatimah, Siti
Nusantara Hasana Journal Vol. 1 No. 10 (2022): Nusantara Hasana Journal, March 2022
Publisher : Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tomb pilgrimage is a form of culture or customs for some people in Indonesia. And tomb pilgrimages, carried out by visiting the graves of guardians, scholars, and also family graves. And in this study aims to study or analyze related to the history and tradition of the pilgrimage to the Tomb of the Great-grandfather Sayu Atikah. This study uses a qualitative descriptive method of phenomena that occur in habits that have been passed down from the community's ancestors by making a pilgrimage to the Tomb of Sayu Atikah's great-grandfather. The method of data collection in this study used the method of observation and interviews with several respondents who became the data source. Results and discussion in this study. First, related to the history of the tomb historically, it can also be concluded that the existence of the tomb of Buyut Atika is historical evidence of the spread of Islam in the land of Blambangan, which has existed since the 14th century, since the birth of Sunan Giri, who was born to Sheikh Maulana Ishaq and Dewi Sekardadu or Sayu. Atika. Sayu Atika's tomb is believed to be the oldest Islamic tomb in Banyuwangi. The tradition of pilgrimage to the tomb at Buyut Sayu Atikah is a form of tradition or customs handed down by ancestors. Pilgrimage is an activity carried out to ask for prayer or to pray for people who have died. The pilgrims who visit the tomb of Buyut Sayu Atikah, are based on intentions, goals that are driven by a solid goal, both fulfilling vows, asking for a better life and various other requests.