Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat beberapa tahun terakhir ini mendorong wanita untuk bepartisipasi dalam dunia kerja. Salah satu profesi yang sebagian besar digeluti oleh wanita, memiliki tanggung jawab yang berat, dan memiliki jam kerja yang padat antara lain adalah perawat. Subjective well-being merupakan penilaian subjektif individu terhadap kehidupan secara keseluruhan yang ditunjukkan dengan tingginya afek positif dan kepuasan dalam hidup. Work-family conflict adalah pertentangan antara tuntutan peran pekerjaan dan keluarga yang menimbulkan tekanan pada individu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara work-family conflict dengan subjective well-being pada perawat Rumah Sakit Panti Wilasa “Dr. Cipto” Semarang. Jumlah perawat yang menjadi sampel penelitian ialah 70 orang, yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala psikologi berupa Skala Subjective Well-being (33 aitem valid, α = 0.898) dan Skala Work-Family Conflict (20 aitem valid, α = 0.891).Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = -0.407 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan negatif antara work-family conflict dengan subjective well-being. Semakin tinggi work-family conflict yang dialami maka semakin rendah subjective well-being, demikian pula sebaliknya. Work-family conflict memberikan sumbangan efektif sebesar 16,6% subjective well-being dan sebesar 83,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.