Fauzan Saleh
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

The Metaphysics of The Ikhwan Al-safa: A Preliminary Survey on Their Concept Fauzan Saleh
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 61 (1998)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1998.3661.119-142

Abstract

Tulisan ini mencoba   menyoroti   formulasi   Ikhwān al-Ṣafa' tentang   Tuhan sebagai suatu   aspek penting   dalam     konsep    metafisika mereka.  Diskusi ini menjadi menarik karena di satu pihak, sebagai sekelompok filosof   Muslim, mereka tidak   dapat   melepaskan diri dari prinsip-prinsip ajaran Islam; tetapi   di pihak lain, wacana kefilsafatan mereka banyak dipengaruhi   oleh   Neoplatonisme yang memang menjadi tema utama pada masa hidup mereka.  Lalu, bagaimana doktrin mereka tentang Tuhan? Dimulai dengan     penjelasan   secara   umum tentang Ikhwān dan Rasā’il mereka, artikel ini mencoba menguak   tentang siapa sebenrnya Ikhwān dan siapa pengarang   Rasāil yang sebenarnya, yang masih terus diperdebatkan hingga saat   ini.  Tentu saja bahasan   ini tidak lepas dari pembicaraan tentang warisan   Yunani   yang sangat mewarnai pemikiran Ikhwān. Konsep tentang Tuhan   dalam   pemikiran kefilsafatan Ikhwān di satu pihak terpengaruh oleh konsep emanasi yang dicetuskan oleh kaum Neoplatonis. Tetapi, di lain pibak, terdapat   perbedaan antara penjelasan emanasi Ikhwān dengan Plotinus. Dalam hal ini, Ikhwān lebih dipengaruhi oleh Pythagoras. Secara singkat, Ikhwān mendasarkan doktrinnya tentang Tuhan pada   ajaran Islam, tetapi mencoba memformulasikan pemahaman keislamaan mereka sendiri tentang Tuhan berdasarkan prinsip-prinsip   kefilsafatan. Ikhwān menerapkan doktrin tentang emanasi dan hirarki sebagai solusi yang tepat untuk menjelaskan kesatuan Tuhan, karena mereka yakin bahwa Shari'ah telah dinodai oleh kesalahan-kesalahan, dan ak ada jalan lain untuk memperbaikinya kecuali lewat Filsafat. Kritik tajam yang dapat diajukan kepada Ikhwān adalah ketidakkonsistenan ide-ide mereka. Berlawanan dengan Neoplatonisme, yang berpendapat bahwa penciptaan adalah suatu keharusan, Ikhwān berpendapat bahwa penciptaan alam merupakan basil perbuatan Tuhan at as kehendak Suci-Nya. Kemudian   Tuhan, dalam   kaitannya dengan alam semesta, disebut dengan al-Mubdi', al-Mukhtari', al-Muhdits al-Khāliq danal-Muṣawwir, yang secara umum berarti sang pencipta. Pendapat ini tentu saja be,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, memiliki sifat. Tulisan ini banyak mendasarkan pada karya Ian R. Netton yang berjudul muslim Neoplatonism: An Introduction to the Thoutht of Brethren of Purity (1982) dan Nasr an Introduction to Islamic Cosmological Doctrines (1978). Karya Ikhwan sendiri baik Rasā’il maupun al-Jami’ah juga digunakan sebagai cross-reference.