Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA PANTANG LARANG SUKU MELAYU SAMBAS Aslan, Aslan
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 16, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.529 KB) | DOI: 10.18592/jiiu.v16i1.1438

Abstract

Kearifan lokal merupakan khazanah yang dimiliki oleh suku yang ada di Indonesia saat ini. Kearifan lokal adalah nilai dari budaya yang merupakan alat kontrol manusia. Diantara salah satu banyaknya kearifan lokal yang dimiliki oleh Suku Melayu adalah Budaya pantang larang. Budaya ini merupakan warisan leluruh atau nenek moyang yang hampir terlupakan dan bahkan kurang mendapat sentuhan oleh masyarakat, termasuk penerus di zaman generasi era informasi. Hal ini diakibatkan oleh orangtua tidak lagi menceritakan petitih dan petuah dari nilai-nilai kearifan lokal sehingga perilaku anak banyak menimbulkan hal yang negatif yang diakibatkan dari budaya pantang larang sebagai alat kontrol dan pedoman hidup tidak lagi menjadi pedoman, tetapi hanya sejarah cerita masa lalu. Tulisan ini merupakan kajian kualitatif yang menceritakan budaya pantang larang Suku Melayu yang bersangkutan.
PENDIDIKAN REMAJA DALAM KELUARGA DI DESA MERABUAN, KALIMANTAN BARAT (PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) Aslan, Aslan
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.123 KB) | DOI: 10.18592/al-banjari.v16i1.1158

Abstract

The research discusses adolescents as an issue of education in the family. As many experts recognize that family education is a major issue in the study of Islamic education. This is because the family is the first place for learning and planting Islamic values of a child to adolescence. In the context of family education, parents have a very vital position, in which parents become the main figures for a child in obtaining the internalization of the expected values in the family. This study is a field research that takes the site to families in Merabuan village, Sambas district, West Kalimantan, focusing on adolescents as the unit of analysis. Data collection techniques in this research using interviews, observation, and documentation. The findings of this research explain that family education conducted by families in Merabuan village through exemplary in the family environment, with the ways often provide guidance and advice, encouraging adolescents into youth members of the mosque, including adolescents praying in congregation in the mosque.
Kurikulum Pendidikan Islam di Amerika Aslan, Aslan
Journal of Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol 8, No 2 (2018): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.506 KB) | DOI: 10.18592/aladzkapgmi.v8i2.2361

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kurikulum pendidikan Islam yang ada di Amerika sehingga membawa kontribusi bagi kurikulum yang ada di Indonesia. Metode penelitian menggunakan kajian pustaka untuk mendapatkan data yang terkait agar bisa dapat terpercaya. Akan tetapi dalam pengambilan sumber referensi banyak dari internet. Hal ini disebabkan sejauh ini artikel maupun buku yang membahas kurikulum di berbagai negara termasuk Amerika sangat jarang atau boleh dikatakan langka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Amerika terkenal dengan sistem desentralisasi yang semuanya diserahkan oleh negara melalui bagian wilayahnya masing-masing. Sementara kurikulum yang masuk di Amerika mempunyai dua tujuan; Pertama mengenalkan ajaran Islam; Kedua, pemerintah Amerika sendiri memberi izin untuk masuknya kurikulum yang berlabelkan Islam dengan tujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat Amerika, bahwa Islam yang identik dengan anti kekerasan adalah tidak benar. Adapun hal yang perlu diterapkan di Indonesia adalah dari tenaga pendidiknya yang mendapatkan lisensi dengan jangka waktu terbatas selama lima tahun. Jika lisensi itu habis, maka akan diperbaharui lagi melalui ujian kembali sehingga jika dilihat dari sekilas, bahwa guru-guru Amerika memang dikatakan sebagai guru yang profesional.
KURIKULUM PENDIDIKAN VS KURIKULUM SINETRON Aslan, Aslan
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : UIN Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.995 KB) | DOI: 10.18592/khazanah.v14i2.1482

Abstract

Kurikulum yang ada di Indonesia saat ini selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum rentan terhadap perubahan sosial. Hal ini disebabkan, adanya tingkah laku perbedaan peserta didik dari tahun ke tahun yang mengalami penurunan bukan kenaikan, sehingga mau tidak mau Pemerintah harus mengganti kurikulum dengan berbagai macam namanya, tujuannya dan output yang dihasilkan. Akan tetapi, adanya perkembangan teknologi saat ini, telah mempengaruhi hasil output pendidikan saat ini, sehingga kurikulum sinetron lebih berhasil ketimbang kurikulum pendidikan. 
Peran Pendidikan dalam Merubah Karakter Masyarakat Dampak Akulturasi Budaya di Temajuk Aslan, Aslan; Setiawan, Agus; Hifza, Hifza
FENOMENA FENOMENA VOL 11 NO. 1, 2019
Publisher : LP2M IAIN Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.527 KB) | DOI: 10.21093/fj.v11i1.1713

Abstract

Guru adalah aktor dalam dunia pendidikan dan manuskrip cerita adalah kurikulumnya. Tanpa guru maka dunia pendidikan akan mengalami masalah yang begitu besar. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Hasil temuan penelitian ini adalah: perkembangan teknologi membuat kewajiban seorang guru semakin besar, karena jika peran guru hanya sebatas mengajar, maka anak didik hanya ahli dalam intelektual tetapi tidak mempunyai adab dan sopan santun. Begitu juga sebaliknya, jika peran guru tidak hanya mengajar tetapi memberikan nilai keteladanan baik di sekolah maupun luar lingkungan sekolah, maka bukan hanya menghasilkan intelektual tetapi juga menghasilkan adab dan sopan santun. Oleh karena itu, peran kurikulum dalam lembaga pendidikan sangat penting terlebih pada pendidikan Islam, sehingga tidak  hanya sebagai rangkaian dari proses belajar mengajar, akan tetapi nilai-nilai dari kurikulum tersebut merupakan filosofi dari tujuan pendidikan membentuk nilai-nilai karakter siswa.
Dinamika Pendidikan Islam di Zaman Penjajahan Belanda Aslan, Aslan
SYAMIL: Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education) SYAMIL VOL. 6 NO. 1, 2018
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.879 KB) | DOI: 10.21093/sy.v6i1.1024

Abstract

Pendahuluan: Artikel ini ingin menyoroti tentang dinamika pendidikan Islam di Zaman Penjajahan Belanda., yang mana, telah membawa perubahan yang besar bagi pendidikan yang ada, khususnya di Indonesia. Peran Kolonial Belanda tidak terlepas dari pembaharuan Belanda dalam pendidikan yang ada di Indonesia ini. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat kajian pustaka dengan menganalisis sumber-sumber yang terkait. Hasil: Perjalanan sejarah pendidikan yang ada di Indonesia telah mengalami perubahan yang luar biasa, yang tidak terlepas dari peran orang Belanda. Oleh karena itu, dalam hal melakukan perubahan tersebut dikenal dengan istilah transformasi, Ulama-ulama Indonesia dalam menuntut ilmu di Mekah, dengan relanya tinggal beberapa tahun di Mekah demi mendapatkan ilmu yang nantinya akan di ajarkan di Kampung halamannya. Ilmu yang diperoleh dari Mekah, nantinya akan diajarkan kepada santri-santri pada pondok Pesantren sehingga membawa perubahan pada pendidikan Indonesia yang dikenal sebagai modernisasi. Dampak yang dihasilkan dari perubahan ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kurikulum ikut mengalami perubahan juga.
Paradigma Baru Tradisi “Antar Ajung” Pada Masyarakat Paloh, Kabupaten Sambas Aslan, Aslan; Sihaloho, Nahot Tua Parlindungan; Nugraha, Iman Hikmat; Karyanto, Budi; Zakaria, Zukhriyan
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 18 No 1 (2020): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.633 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v18i1.3354

Abstract

The constant change of human life from the agricultural era, industrial era, and the present era which is known as information era has come with great transformation in new faces. In the meantime, there is a living tradition within the Paloh community that does not rot through the changes of time called Antar Anjung. This research is qualitative with a descriptive method. The results showed that Antar Ajung which is carried out by the Sambas people, particularly the Paloh community, historically came from the tax paid to Majapahit kingdom who was in power over Sambas at that time, it was transported through a river on sailboats. However, since the Sambas Sultanate came to power, the payment was no longer obliged by the Sultan of Sambas, the tradition was still practiced by the Paloh community whatsoever, especially in Tanah Hitam, Matang Danau, Matang Putus, Kalimantan and Arung Parak in a new name, Antar Ajung. Antar Ajung ritual has become entrenched in the lives of the Paloh community, it has been done for tens of years until now, except those in Matang Danau Village, who have changed the tradition into Berobat Kampung. Perubahan yang terus berlanjut dari masa pertanian, industri dan masa sekarang yang dikenal dengan informasi mengalami perubahan yang drastis dengan wajah yang baru, tetapi budaya di masyarakat Paloh tidak lekang dimakan zaman. Kajian dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sejarah Antar Ajung yang dilakukan oleh masyarakat Sambas pada umumnya dan masyarakat Paloh pada khususnya, berasal dari upeti yang dibayar kepada kerajaan Majapahit yang berkuasa di Sambas melalui sarana transportasi sungai dengan menggunakan perahu layar. Namun, sejak kesultanan Sambas berkuasa di Sambas, maka pembayaran dari upeti tersebut tidak dilakukan di masa kerajaan Sultan Sambas, tetapi masih dilakukan oleh masyarakat Paloh, khususnya di Tanah Hitam, Matang Danau, Matang Putus, Kalimantan dan Arung Parak yang dalam wajah yang baru, yakni Antar Ajung. Ritual Antar Ajung sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat Paloh, yang sudah mencapai puluhan tahun dan bahkan masyarakat Paloh masih melaksanakan ritual tersebut, kecuali Desa Matang Danau, telah mengalami perubahan menjadi Berobat Kampung.
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI AMERIKA Aslan, Aslan
Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol 8, No 2 (2018): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/aladzkapgmi.v8i2.2361

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kurikulum pendidikan Islam yang ada di Amerika sehingga membawa kontribusi bagi kurikulum yang ada di Indonesia. Metode penelitian menggunakan kajian pustaka untuk mendapatkan data yang terkait agar bisa dapat terpercaya. Akan tetapi dalam pengambilan sumber referensi banyak dari internet. Hal ini disebabkan sejauh ini artikel maupun buku yang membahas kurikulum di berbagai negara termasuk Amerika sangat jarang atau boleh dikatakan langka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Amerika terkenal dengan sistem desentralisasi yang semuanya diserahkan oleh negara melalui bagian wilayahnya masing-masing. Sementara kurikulum yang masuk di Amerika mempunyai dua tujuan; Pertama mengenalkan ajaran Islam; Kedua, pemerintah Amerika sendiri memberi izin untuk masuknya kurikulum yang berlabelkan Islam dengan tujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat Amerika, bahwa Islam yang identik dengan anti kekerasan adalah tidak benar. Adapun hal yang perlu diterapkan di Indonesia adalah dari tenaga pendidiknya yang mendapatkan lisensi dengan jangka waktu terbatas selama lima tahun. Jika lisensi itu habis, maka akan diperbaharui lagi melalui ujian kembali sehingga jika dilihat dari sekilas, bahwa guru-guru Amerika memang dikatakan sebagai guru yang profesional.
INTERNALIZATION OF VALUE EDUCATION IN TEMAJUK-MELANO MALAYSIA BORDER SCHOOL Aslan, Aslan; Setiawan, Agus
EDUKASIA Vol 14, No 2 (2019): EDUKASIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/edukasia.v14i2.6031

Abstract

Social changes in human life make the challenges in the education world greater, like in Temajuk schools. This research used descriptive qualitative method. The results showed that; first, a boundary school in Temajuk was inseparable from the explorations carried out by the Paloh community in 1980; second, value internalization from schools in Temajuk does not play an important role if there is no collaboration among teachers, students and community. Third, obstacles in the education world which were caused by the effects of globalization era does not only give impact in urban areas or developing areas but also the boundary areas in Temajuk
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA PANTANG LARANG SUKU MELAYU SAMBAS Aslan, Aslan
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 16, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.529 KB) | DOI: 10.18592/jiu.v16i1.1438

Abstract

Kearifan lokal merupakan khazanah yang dimiliki oleh suku yang ada di Indonesia saat ini. Kearifan lokal adalah nilai dari budaya yang merupakan alat kontrol manusia. Diantara salah satu banyaknya kearifan lokal yang dimiliki oleh Suku Melayu adalah Budaya pantang larang. Budaya ini merupakan warisan leluruh atau nenek moyang yang hampir terlupakan dan bahkan kurang mendapat sentuhan oleh masyarakat, termasuk penerus di zaman generasi era informasi. Hal ini diakibatkan oleh orangtua tidak lagi menceritakan petitih dan petuah dari nilai-nilai kearifan lokal sehingga perilaku anak banyak menimbulkan hal yang negatif yang diakibatkan dari budaya pantang larang sebagai alat kontrol dan pedoman hidup tidak lagi menjadi pedoman, tetapi hanya sejarah cerita masa lalu. Tulisan ini merupakan kajian kualitatif yang menceritakan budaya pantang larang Suku Melayu yang bersangkutan.