Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tambahan Makanan Lidah Buaya Dan Peningkatan Ekonomi Keluarga Minda Muliana SEBAYANG; Nur Asyiah DALIMUNTHE; Siti AISYAH
Akuntansi dan Humaniora: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Akuntansi dan Humaniora: Jurnal Pengabdian Masyarakat (Februari – Mei 2022)
Publisher : Indonesia Strategic Sustainability

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38142/ahjpm.v1i1.189

Abstract

Gracilaria sp. merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar-agar dimana senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan, tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas dengan membentuk gel. Produksi agar-agar di Indonesia menggunakan metode yang melibatkan ekstraksi rumput laut dengan pelarut asam pada suhu tinggi. Paluh Kemiri merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, yang berpotensi memiliki tanaman pekarangan rumah berupa tanaman Lidah Buaya. Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kel Puluh Kemiri bertujuan mensosialisasi dan mengajak ibu – ibu PKK memanfaatkan lidah buaya untuk kesehatan khusunya bagi anak-anak, dan bertujuan agar dapat meningkatkan ekonomi keluarga. PKM telah dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 11 - 13 Januari 2022 dengan peserta ibu-ibu PKK Kel Puluh Kemiri Kec. Lubuk Pakam. Agar – agar merupakan salah satu makanan yang banyak mengandung kalsium selain susu dan olahannya yang begitu digemari anak-anak sebagai makanan cemilan dikarenakan teksturnya begitu lembut dan mudah untuk dicerna sehingga para ibu dapat menambahkan nutrisi yang terdapat pada tumbuhan lidah buaya berupa vitamin (A, B1, B2, B3, B12, C, E), mineral (Calsium, Magnesium, Potasium, Sodium, Iron, Seng, Chromium), dan enzim (Amylase, Catalase, Cellulose, Carboxypepilase, Carboxyhelulose, Bradykinase). Lidah buaya dapat diolah menjadi agar-agar supaya anak-anak bisa langsung mendapatkan manfaat kandungannya, dan dapat dijadikan sebagai alternatif cemilan sehat sebagai pengganti jajanan, dengan biaya pengolahan yang begitu murah sehingga bisa juga sebagai alernatif untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Dengan biaya produksi yang murah dalam pengolahannya maka dapat dijadikan usaha jualan jajanan agar-agar lidah buaya.
Religiosity as Moderator of Stress and Well-being among Muslim Students During the Pandemic in Indonesia Nurussakinah Daulay; Nefi Darmayanti; Ade Chita Putri Harahap; Sri Wahyuni; Rina Mirza; Salamiah Sari Dewi; Suryani Hardjo; Yudistira Fauzy Indrawan; Siti Aisyah; Dinda Permatasari Harahap; Munisa Munisa
Islamic Guidance and Counseling Journal Vol. 5 No. 2 (2022): Islamic Guidance and Counseling Journal
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung in collaboration with Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/igcj.v5i2.2696

Abstract

This study aimed to examine the effect of stress and religiosity on well-being and the role of religiosity in moderating the relationship between stress and well-being during the COVID-19 pandemic. This study involved 1233 Indonesian Muslim students from whom data were collected through a survey by distributing questionnaires online. Data collection was made through surveys by distributing online questionnaires in Bahasa, including The Depression Anxiety Stress Scale-21 (DASS-21), the Short Muslim Belief and Practice Scale (Short-MPBS), and The Warwick-Edinburgh Mental Well-being Scale (WEMWBS). The data analyses included bivariate correlation, multiple regression, and moderated regression analyses. The results showed: 1) There was a negative relationship between stress and religiosity and well-being; 2) There was an effect of stress and religiosity together on well-being; 3) Religiosity moderated the relationship between stress and well-being, which means that the hypotheses were supported by the data. The implication of this study is to strengthen positive psychological theory that various factors that previously could cause anxiety and stress in students do not have a bad impact on causing misery, because religiosity can provide reinforcement so that their welfare is maintained in the midst of difficult conditions.