Ragil Setia Dianingati
Pharmacy Study Program, Faculty Of Medicine, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Development of Cost Analysis Guidance for Indonesian Hospitals Ragil Setia Dianingati; Arthorn Riewpaiboon
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 9, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.264 KB) | DOI: 10.22146/jmpf.45656

Abstract

Health technology assessment is important in the process of national health insurance system development. On the other hand, health technology assessment study needs a cost analysis as a basic, which is a troublesome if there is not any guidance. To help performing the cost analysis study, this study describes the development of a costing manual book and template as a guide for costing analysis in Indonesian hospitals. This management tool developed in stages, from tool drafting, testing in the real life environment, to approval from stakeholders. Costing templates were developed using Microsoft Excel formulas, such as IF, SUMIF and TRANSPOSE. The costing manual book and template were designed for the Indonesian hospital context. The costing template successfully assessed the unit costs of healthcare services in the study hospital. It can calculate the unit costs of healthcare services for 3 main objectives: hospital internal management, reimbursement rate setting and economic evaluation. The costing analysis tool was reviewed and approved by the study hospital staff and stakeholders. Even the model test was only tested in one district hospital, but it was designed to be flexible enough to adapt to different hospital organization structures. The cost analysis guidance is relevant and applicable to district hospitals in Indonesia. It is well accepted by stakeholders and helpful in calculating the hospital unit costs in a practical way. Hopefully, there will be further hospital cost analyses in the future. These cost analyses can then be used as inputs for universal health coverage development. 
Pengaruh Jumlah Responden terhadap Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan dan Perilaku Swamedikasi Rezha Nur Amalia; Ragil Setia Dianingati; Eva Annisaa'
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 2, No 1 (2022): Generics : Journal of Research in Pharmacy, Volume 2, Edisi 1, 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.446 KB) | DOI: 10.14710/genres.v2i1.12271

Abstract

Swamedikasi merupakan upaya untuk melakukan pengobatan sendiri. Dalam bidang farmasi sosial, penelitian mengenai swamedikasi tentang pengetahuan dan perilaku merupakan sesuatu yang lazim dilakukan. Tidak jarang, peneliti dituntut untuk membuat kuesioner sendiri. Untuk menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah menggunakan validasi dan reliabilitas secara statistik. Namun, jumlah responden yang digunakan tidak ada patokan khusus, sebagian besar menggunakan 30 responden yang kadang memberatkan untuk penelitian dengan populasi kecil.  Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana melakukan uji validitas dan reliabilitas yang baik dengan menggunakan berbagai jumlah responden. Penelitian dilakukan pada masyarakat Wonosobo. Jumlah responden yang digunakan adalah 15, 30 dan 39 orang. Validitas diuji menggunakan pearson product moment dan reliabilitas diuji dengan cronbach’s alpha. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan dinyatakan valid dan reliabel dengan pengujian 39 sampel sedangkan kuesioner perilaku swamedikasi terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid namun reliabel dengan pengujian 30 sampel, Sedangkan dengan jumlah 15 responden menunjukkan hasil beberapa pertanyaan tidak valid baik dikuesioner pengetahuan maupun perilaku, sedangkan hasil reliabilitasnya kuesioner pengetahuan valid dan perilaku tidak valid. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan dan perilaku swamedikasi akan mempengaruhi hasil.
Gambaran Perilaku Swamedikasi Nyeri, Diare, Batuk dan Maag oleh Masyarakat Rezha Nur Amalia; Ragil Setia Dianingati; Eva Annisaa'
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 2 (2021): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 2, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.493 KB) | DOI: 10.14710/genres.v1i2.11105

Abstract

Swamedikasi merupakan upaya seseorang untuk mengenali gejala atau penyakit serta memilih obat sendiri. Swamedikasi dapat meningkatkan kesehatan nasional apabila dilakukan dengan baik, namun terdapat dampak negatif dari swamedikasi apabila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Artikel ini disusun berdasarkan penelitian terdahulu untuk mengetahui bagaimana perilaku swamedikasi pada masyarakat untuk mengatasi gejala nyeri, diare, batuk, dan maag. Hasil yang didapatkan yaitu masyarakat lebih memilih untuk swamedikasi dibandingkan dengan berobat ke dokter dengan alasan penyakit dianggap ringan, lebih murah, mudah, dan cepat, selain itu obat modern lebih dipilih dibandingkan dengan obat tradisional dan masyarakat lebih memilih untuk membeli obat di apotek serta masih terdapat perilaku swamedikasi yang tidak tepat sehingga membutuhkan edukasi lebih lanjut. Perilaku swamedikasi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sumber informasi, kemudahan akses swamedikasi, dan saran dari keluarga..
Optimasi Pelarut Terhadap Parameter Spesifik Ekstrak Kitolod (Isotoma longiflora) Istianatus Sunnah; Ragil Setia Dianingati; Aprilia Rizki Wulandari
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 1, No 1 (2021): Generics : Journal of Research in Pharmacy, Volume 1, Edisi 1, 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.725 KB) | DOI: 10.14710/genres.v1i1.9847

Abstract

Latar belakang :Pelarut merupakan komponen yang sangat berpengaruh terhadap parameter spesifik maupun non spesifik dalam ekstrak. Sesuai prinsip like disolve like, akan diperoleh hasil kandungan senyawa metabolit tergantung pada tingkat kepolaran. Kitolod ( Isotoma longiflora) merupakan salah satu tanaman berkhasiat yang belum banyak diketahui kandungan senyawa metabolit di dalamnya. Adanya optimasi pelarut berdasarkan tingkat kepolaran, akan mudah diperoleh jenis senyawa metabolit. Tujuan :Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pelarut yang cocok dalam menyari kandungan senyawa metabolit pada tanaman kitolod.Metode : Proses ekstraksi dilakukan dengan maserasi sejumlah simplisia dengan menggunakan 3 jenis pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya yaitu etanol  96% ( polar), etil asetat ( semi polar), n-heksan ( kurang polar). Optimasi maserasi dilakukan dengan membandingkan parameter spesifik ekstrak meliputi organoleptik, rendemen, hasil uji kualitatif dan kuantitatif ketiga ekstrak. Maserasi dilakukan selama 5 hari, kemudian dilakukan identifikasi senyawa secara kualitatif dan penentuan kadar flavonoid total secara kuantitatif.Hasil : Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% memiliki rendemen lebih tinggi ( 5,092 %), ekstrak etil asetat 3,304% dan ekstrak n-heksan 2,316%. Secara organoleptis, terdapat perbedaan warna pada ekstrak etanol 96% dengan ekstrak etil asetat dan n heksan. Ekstrak etanol 96% memiliki warna hijau sedangkan kedua ekstrak lainnya berwarna coklat kehitaman. Ketiga ekstrak tersebut memiliki kandungan senyawa metabolit flavonoid, saponin dan tanin dengan kandungan flavonoid total sebesar 0,78 mg QE/mL ( ekstrak etanol 96%), 46 mgE/mL ( ekstrak n-heksan) dan 30,33 mgQE/mL ( ekstrak etil asetat)Kesimpulan : Ekstrak etanol kitolod memiliki rendemen paling banyak dibandingkan dengan ekstrak n-heksan dan ekstrak etil asetat karena etanol merupakan pelarut paling polar di antara ketiganya. Namun memiliki kandungan flavonoid total lebih rendah  karena flavonoid yang tersari bukan jenis polar.
Hubungan Kepuasan Layanan Informasi Obat dengan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Julia Zahra Ardianti; Eva Annisaa'; Ragil Setia Dianingati
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 2, No 1 (2022): Generics : Journal of Research in Pharmacy, Volume 2, Edisi 1, 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.214 KB) | DOI: 10.14710/genres.v2i1.13211

Abstract

Hipertensi telah menyerang masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas sebesar 25,8% pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2018. Layanan informasi tentang obat pada pasien hipertensi penting untuk dilakukan, tetapi realisasinya menunjukkan bahwa layanan informasi obat belum diberikan secara lengkap kepada pasien di Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepuasan layanan informasi obat terhadap kualitas hidup pasien hipertensi di Puskesmas Pandanaran dan Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan desain cross sectional secara prospektif. Penelitian dilakukan kepada 100 pasien hipertensi berusia 18-60 tahun yang mendapatkan layanan informasi obat. Analisis tingkat kepuasan pasien digambarkan dalam diagram kartesius. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-sirnov dan uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil analisis tingkat kepuasan pasien didapatkan mayoritas pasien puas terhadap pelayanan di puskesmas tapi ada beberapa item pelayanan yang menjadi prioritas untuk diperbaiki yaitu pada segi ruangan untuk pelayanan informasi obat, informasi obat disampaikan lebih lengkap dan adanya jaminan jika terjadi kesalahan dalam pelayanan informasi obat. Hasil analisis kualitas hidup pasien termasuk kategori baik. Hasil uji korelasi didapatkan nilai signifikansi dengan Spearman’s rho yaitu 0,556 yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepuasan layanan informasi obat dengan kualitas hidup pasien hipertensi.
Perilaku Swamedikasi Masyarakat Wonosobo selama Pandemi Covid-19 Rezha Nur Amalia; Eva Annisaa'; Ragil Setia Dianingati
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 3 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i3.66442

Abstract

The COVID-19 pandemic has resulted in restrictions on health services. It is estimated that there is concern about being infected when going to a health care facility that can influence people's behavior to do self-medication. This study aims to determine the behavior of self-medication in the Wonosobo community during the Covid-19 pandemic and the factors that influence it. This research is an observational descriptive study with an online survey technique using a questionnaire and using 107 samples with certain criteria obtained using a purposive sampling technique. The majority of respondents did self-medication 1-2 times during the Covid-19 pandemic (67.3%). The reason for doing self-medication is because they used to do it before the pandemic (57%), and the most felt complaint was pain (16%). The majority of drugs consumed were antipyretic drugs (26%) and the majority had taken drugs that are legally allowed to be used for self-medication (96%). The majority of respondents buy drugs at pharmacies (92%) and if they do not recover, they will check with a doctor (59.8%). The results of the test of the relationship between self-medication behavior with factors of age, education, and knowledge (p <0.05). While the factors of employment, income, health facilities, ownership of health insurance, type of health insurance, and sources of information on drug selection had no significant effect (p>0.05). So it can be concluded that age, education, and knowledge affect self-medication behavior in the Wonosobo community during the Covid-19 pandemic.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akses Kesehatan Raditiya Firda Maulany; Ragil Setia Dianingati; Eva Annisaa'
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 4 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.463 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v4i2.1161

Abstract

Akses kesehatan merupakan bentuk dari pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Akses kesehatan seringkali hanya dilihat dari sudut pandang penyedia layanan, sementara akses dari sisi masyarakat sebagai pengguna kurang terperhatikan. Penelitian tentang akses pelayanan kesehatan dari perspektif pengguna dirasakan masih sangat kurang. Penelitian tentang akses pelayanan kesehatan dari sisi pengguna masih kurang. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dari segi akses memerlukan perspektif yang komprehensif dari dua sisi yang berbeda. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengakses fasilitas kesehatan. Desain metode yang digunakan merupakan review artikel, hasil data yang diperoleh berdasarkan kumpulan dari penelitian terkait. Metode pecarian sumber dilakukan dengan menggunakan kata kunci “akses kesehatan”, “pelayanan kesehatan” dan “fasilitas kesehatan” yang dilakukan pada bulan Desember 2020.  Kriteria inklusi artikel yang digunakan yaitu artikel tahun 2011-2020 dan bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akses fasilitas kesehatan. Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu review artikel, artikel yang tidak menyediakan full text atau hanya menyediakan abstrak dan hasil skripsi, tesis, disertasi. Pencarian dari database menghasilkan 73 artikel, dimana hanya terdapat 5 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil review artikel menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi akses kesehatan antara lain jenis kelamin, waktu tempuh, lokasi tempat tinggal, biaya transportasi, persepsi masyarakat tentang kesehatan, pendapatan, pendidikan, pengetahuan.Â