Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MANAJEMEN USAHA IKAN FUFU DI DESA TAMBALA KAMPUNG BARU KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA Rinaldi, Rian; Jusuf, Nurdin; Tambani, Grace O.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 12 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.12.2018.22604

Abstract

AbstractIndonesian fisheries resources regarding food in the fisheries sector have great potential, this is an important factor in supporting national development.This study aims to determine the management of "fufu" fish business in Tambala Kampung Baru Village, Tombariri District, Minahasa Regency, North Sulawesi Province, namely the system of processing and marketing of "fufu" fish.The research method is descriptive in order to describe the characteristics of a situation. Data retrieval is done by census method, where there are 19 "fufu" fish business owners, then data is collected on all business objects. Primary data was taken through direct interviews using a questionnaire to "fufu" fish business owners and secondary data is the data of viewers in this study."Fufu" fish production in Tambala Kampung Baru Village is adjusted to the acquisition of capital obtained by the business owner, where in 10 respondents it can be seen that the availability of raw materials in the production process varies from 300 kg to 500 kg. Marketing plans have been established after business planning.The economic aspect of the "fufu" fish business can provide good profit. This is because operational costs are relatively low, when compared to other businesses, producer marketing is not difficult, and the average processing process is carried out for 7 days.Keywords: management, "fufu" fish business, tambala village AbstrakSumberdaya perikanan Indonesia menyangkut bahan pangan dalam bidang perikanan memiliki potensi besar, hal ini merupakan faktor penting dalam menunjang pembangunan bangsa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen usaha ikan “fufu” di Desa Tambala Kampung Baru Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa Propinsi Sulawesi Utara yaitu sistem pengolahan dan pemasaran ikan “fufu”.Metode penelitian bersifat deskriptif dengan tujuan menguraikan sifat-sifat dari suatu keadaan. Pengambilan data dilakukan dengan metode sensus, dimana terdapat 19 pemilik usaha ikan “fufu”, kemudian dilakukan pengambilan data terhadap keseluruhan objek usaha. Data primer diambil melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan kuesioner kepada pemilik usaha ikan “fufu” dan data sekunder merupakan data-data penujang dalam penelitian ini.Produksi ikan “fufu” di Desa Tambala Kampung Baru disesuaikan dengan perolehan modal yang diperoleh pemilik usaha, dimana dalam 10 responden dapat dilihat ketersedian bahan baku dalam proses produksi bervariasi antara 300 kg sampai dengan 500 kg. Rencanah pemasaran sudah ditetapkan setelah adanya perencanan usaha.Segi ekonomis usaha ikan “fufu” dapat memberikan keutungan yang baik. Hal ini disebabkan biaya oprasionalnya relatif rendah, bila dibandingkan dengan usaha lain, produsen pemasaran tidak sulit, dan proses pengolahan rata-rata dilakukan selama 7 hari.Kata kunci: Manajemen, usaha ikan “fufu”, Desa Tambala
PENERAPAN SEX REVERSAL DAN PEMBUATAN PAKAN IKAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKU LOKAL DI DESA PASLATEN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA Jusuf, Nurdin; Monijung, Revol Dulles
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 12 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.12.2018.22329

Abstract

AbstractProgram kemitraan masyarakat PKM bertujuan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang budidaya perairan seperti teknologi sex reversal, imunostimulant, formulasi pakan buatan yang berbahan baku lokal, serta pelatihan manajemen keuangan yang telah dilakukan kepada kelompok  petani ikan  di desa Paslaten Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam program kemitraan ini adalah metode penyuluhan/ceramah dan pelatihan yang dipraktekan langsung di lapangan. Hasil yang di capai dapat dilihat pada kehadiran peserta yang ada di Desa Paslaten. Mereka berpartisipasi aktif dalam berdiskusi, dan mempratekkan langsung materi yang diberikan. Selain itu mereka telah mampu meningkatkan pemahaman dan ketrampilan petani ikan tentang bagaimana mendapatkan benih ikan nila jantan semua dan cara membuat pakan ikan dengan bahan baku lokal serta pembuatan immunostimulant, juga pengaturan keuangan untuk usaha pemeliharaan ikan melalui  pembukuan. Produk yang dihasilkan peserta pe­latihan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan sesuai dengan buku panduan yang diberikan. Untuk kelanjutan keberhasilan program kemitraan ini perlu ada pendampingan  dari perguruan tinggi dan pemerintah setempat.Keywords:  desa paslaten, sex reversal, imunostimulant, pakan ikan, manajemen pembukuan AbstrakProgram kemitraan masyarakat PKM bertujuan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang budidaya perairan seperti teknologi sex reversal, imunostimulant, formulasi pakan buatan yang berbahan baku lokal, serta pelatihan manajemen keuangan yang telah dilakukan kepada kelompok  petani ikan  di desa Paslaten Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam program kemitraan ini adalah metode penyuluhan/ceramah dan pelatihan yang dipraktekan langsung di lapangan.Hasil yang di capai dapat dilihat pada kehadiran peserta yang ada di Desa Paslaten. Mereka berpartisipasi aktif dalam berdiskusi, dan mempratekkan langsung materi yang diberikan. Selain itu mereka telah mampu meningkatkan pemahaman dan ketrampilan petani ikan tentang bagaimana mendapatkan benih ikan nila jantan semua dan cara membuat pakan ikan dengan bahan baku lokal serta pembuatan immunostimulant, juga pengaturan keuangan untuk usaha pemeliharaan ikan melalui  pembukuan. Produk yang dihasilkan peserta pe­latihan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan sesuai dengan buku panduan yang diberikan. Untuk kelanjutan keberhasilan program kemitraan ini perlu ada pendampingan  dari perguruan tinggi dan pemerintah setempat.Kata kunci:  desa paslaten, sex reversal, imunostimulant, pakan ikan, manajemen pembukuan
DAMPAK KEBIJAKAN MORATORIUM TERHADAP INDUSTRI PERIKANAN (STUDI KASUS KOTA BITUNG) Pangemanan, Ovin Valentia Liana; Mantjoro, Eddy; Jusuf, Nurdin
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 2, No 4 (2014): (Oktober 2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.2.4.2014.13401

Abstract

Abstract Bitung city has been long recognized as the largest fishing base in North Sulawesi. It means that the marine natural resources are available enough to support the economic activities of the fishing base. At the on of 2014, the Ministry of Marine Affair and Fisheries enacted several regulation which is called Moratorium Policy. In general, the content of such policy is to suspend several fishing industry activities such as to prohibit fishing vessels beyond 30 GT to fish and the transshipment of catch from fishing boat to transport vessel. The enactment of this policy causing social disorder in several area of Indonesia including North Sulawesi Province. About 9.000 people whose working on fishing boat and fish processing factories. This was thought as the problem which demanding scientific study to clarify whether the economical disharmony in this area is truly caused by the moratorium policy or any other causes. The research has been performed on Bitung fishing base along the period of May to July 2015. The results indicated that the moratorium policy become the major cause of disharmony of fishing industry in the area. In other words, the policy cause social disorder at least within the fishing industry community. Keywords : Moratorium Policy, Fishing Industry, Social Disorder. Abstrak Kota Bitung telah sejak lama diakui sebagai kota industri perikanan terbesar di Provinsi Sulawesi Utara. Ini berarti bahwa sumber daya alam kelautan cukup tersedia untuk mendukung kegiatan ekonomi pada industri perikanan. Pada akhir tahun 2014, Kementerian Kelautan dan Perikanan memberlakukan beberapa peraturan yang disebut Kebijakan Moratorium. Secara umum isi dari kebijakan tersebut adalah memberhentikan beberapa kegiatan industri perikanan seperti melarang kapal – kapal asing di atas 30 GT, pelarangan alih muatan dari kapal penangkap ke kapal pengangkut. Diberlakukannya kebijakan ini menyebabkan masalah sosial di beberapa wilayah Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Utara. Sekitar 9.000 pekerja baik di kapal maupun pegawai pabrik perikanan dirumahkan. Hal ini dianggap sebagai masalah yang menuntut penelitian ilmiah untuk mengklarifikasi apakah ketidakharmonisan ekonomi di Kota Bitung disebabkan oleh kebijakan moratorium atau ada penyebab lain. Penelitian ini dilakukan di Kota Bitung pada bulan Mei – Juli 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan moratorium menjadi penyebab utama industri perikanan di Kota Bitung goyah. Dengan kata lain, kebijakan ini menyebabkan masalah sosial dalam masyarkat industri perikanan. Kata kunci : Kebijakan Moratorium, Industri Perikanan, Masalah Sosial
KONTRIBUSI USAHA PUKAT CINCIN (Purse Seine) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN TUMUMPA DUA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA Masrun, Martha; Jusuf, Nurdin; Pontoh, Otniel
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 5, No 9 (2017): (April 2017)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.5.9.2017.16981

Abstract

Abstrak                Sektor perikanan memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional. Ditinjau dari potensi sumberdaya alam, Indonesia dikenal sebagai negara maritim terbesar di dunia karena memiliki potensi kekayaan sumberdaya perikanan yang relatif besar. Jenis alat tangkap yang dilakukan oleh nelayan di Kelurahan Tumumpa Dua, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara dalam melakukan penangkapan ikan diantaranya adalah pukat cincin yang merupakan alat tangkap yang nampaknya memiliki prospek yang baik, sebab disamping memberikan keuntungan yang besar, juga  menyerap tenaga kerja.                Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menelaah keadaan umum Kelurahan Tumumpa Dua Kecamatan Tuminting Kota Manado dan mengetahui kondisi umum tenaga kerja nelayan pukat cincin yang meliputi jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan asal-usul tenaga kerja, umur tenaga kerja dan pengalaman kerja, (2) Mengetahui dan mempelajari sistem tenaga kerja yang meliputi pola jam kerja, produktivitas tenaga kerja, sistem upah dan Mengetahui berapa besar kontribusi usaha pukat cincin terhadap tingkat pendapatan tenaga kerja.                Metode dasar dalam penelitian ini adalah metode survei, survei adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan menafsirkan data secara umum sebagai apa yang tersedia dilapangan dan pengambilan data menggunakan metode Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 30% dari 30 kapal Pukat cincin (Purse seine) yang berdomisili di Kelurahan Tumumpa Dua, jadi yang diambil sample oleh penulis yaitu berjumlah 9 sampel kapal pukat cincin yang menjadi objek penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder serta analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.                Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi usaha pukat cincin (Purse seine) terhadap penyerapan tenaga kerja di Kelurahan Tumumpa Dua, Kecamatan Tuminting, Kota Manado adalah cukup besar yaitu 25%, dilihat dari jumlah keseluruhan tenaga kerja dari 9 kapal usaha pukat cincin (Purse seine) dengan ukuran kapal yang berbeda adalah sebanyak 260 tenaga kerja dengan rata-rata 30 tenaga kerja yang dipakai dalam setiap kapal. Tenaga kerja yang bekerja pada usaha pukat cincin (Purse seine) termasuk pada usia produktif dengan tingkat pendidikan masih relatif rendah dan memiliki pengalaman kerja rata-rata di atas 5 tahun yang menduduki jabatan sebagai tonaas, pembantu tonaas, juru lampu, juru mesin, sedangkan jabatan masanae pengalaman kerjanya rata-rata dibawah 6 tahun. Jumlah rata-rata jam kerja nelayan pukat cincin adalah 108 jam per minggu atau 324 jam per bulan. Hasil rata-rata setiap bulan untuk semua unit usaha pukat cincin adalah volume produksi sebanyak 9.500 kg dengan nilai produksinya Rp. 180.444.444, dan rata-rata produktivitas tenaga kerja sudah cukup baik yaitu sebesar Rp. 11.342.594 per bulan sedangkan Kontribusi usaha pukat cincin (purse seine) terhadap tingkat pendapatan tenaga kerja dari sembilan kapal yaitu sebesar 185.082.903 per bulan.Kata kunci : Kontribusi Usaha, Pukat Cincin (Purse seine), Tenaga Kerja 
MANAJEMEN USAHA PERIKANAN TANGKAP PANCING ULUR DI DESA ARAKAN KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN PROVINSI SULAWESI UTARA Antarani, Desiy; Jusuf, Nurdin; Kotambunan, Olvie V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 11 (2018): April (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.11.2018.25021

Abstract

Usaha dengan memanfaatkan hasil perikanan dapat dilakukan melalui berbagai cara pendekatan salah satunya yaitu pendekatan manajemen. Pancing ulur merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan yang sering digunakan.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui manejemen usaha perikanan tangkap pancing ulur. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus data yang dikupumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder serta analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. hasil menunjukan bahwa jenis usaha penangkapan yang ada berfokus pada pancing. Usaha tersebut terdiri dari usaha pancing ulur, bagan, jubi dan jaring.Sistem bagi hasil yang dilakukan dari hasil tangkapaan di bagi menjadi dua bagian yaitu 50% untuk nelayan pemilik dan 50% untuk nelayan pekerja.Kata kunci: manajemen, hand line, desa Arakan
KARAKTERISTIK PENGELOLAAN EKOWISATA DI KELURAHAN KASAWARI KECAMATAN AERTEMBAGA KOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA Pontoan, Karen A.; Rantung, Steelma V.; Jusuf, Nurdin
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.1.2019.24411

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengelolaan ekowisata pantai dan bahari di Kelurahan Kasawari Kecamatan Aertembaga Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Metode yang digunakan adalah metode survei. Survei merupakan salah satu jenis studi deskriptif yang melibatkan observasi secara langsung oleh peneliti. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Karakteritik Pengelolaan Ekowisata di Taman Wisata Alam Batuangus memenuhi prinsip konservasi karena memiliki sumberdaya alam yang masih terjaga dan alami. Konservasi lingkungan dilakukan oleh wisatawan dan masyarakat Kelurahan Kasawari di awasi oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam sedangkan Pantai Kasawari dilihat dari konservasi lingkungan dilakukan oleh pengelola dan masyarakat sekitar dan sudah memenuhi prinsip konservasi. Faktor edukasi di TWA Batuangus berupa papan informasi dan ada petugas yang memberi penjelasan bagi wisatawan yang berkunjung, sedangkan faktor edukasi di Pantai Kasawari masih berupa Papan informasi.  Faktor peran serta masyarakat di TWA Batuangus melibatkan masyarakat Kelurahan Kasawari untuk membuka usaha warung, dan dijadikan sebagai petugas, sedangkan Pantai Kasawari sepenuhnya melibatkan masyarakat didalam pengelolaan.
STRATEGI NELAYAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA) Wulandari, Novita A; Jusuf, Nurdin; Pontoh, Otniel
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12982

Abstract

AbstractFishermen household has a special characteristic, such use the use of coastal and marine areas (common property) as a factor of production, working hours should follow the oceanographic conditions (sail only an average of about 20 days in a month, the rest is relatively idle). Fishermen were particularly vulnerable to seasonal changes caused by climate change, making studies of the lives of fishermen generally emphasize the poverty and economic uncertainty experienced fishermen and their families. Based on those problems that can be formulated, any strategy that made the fisherman community in meeting the needs of the household?. The purpose of this study are: 1). examines the general state of the village Tateli Dua Mandolang Minahasa District of Northern Sulawesi province, 2). detailing the standard of living in terms of the social aspect is education, number of dependents, age structure, and organization / social institutions, 3). detailing the standard of living in terms of the economic aspects ie venture capital, marketing catches, income and expenditure, 4). explore and learn strategies fishermen community in meeting the needs of the household. Basic research will be used is a case study. The case study is a study done by studying a particular case in which the object is limited (Helmi and Satria, 2012). The results showed that in meeting household needs, fishermen in the village Tateli Two has a three-pronged strategy: 1). The use of alternative livelihoods, 2). Contributions empowerment fisherman's wife, and 3). Saving of household spending.Keywords: Household, Fishermen, Strategy AbstrakRumah tangga nelayan memiliki ciri khusus seperti penggunaan wilayah pesisir dan laut (common property) sebagai faktor produksi, jam kerja harus mengikuti kondisi oseanografis (melaut hanya rata-rata sekitar 20 hari dalam satu bulan, sisanya relatif menganggur). Nelayan menjadi sangat rentan terhadap perubahan musim yang diakibatkan oleh perubahan iklim, membuat kajian-kajian terhadap kehidupan nelayan umumnya menekankan pada kemiskinan dan ketidakpastian ekonomi yang dialami nelayan dan keluarganya. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu, strategi apa saja yang dilakukan masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga?. Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1). menelaah keadaan umum Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, 2). merinci taraf hidup ditinjau dari aspek sosial adalah pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, struktur umur, dan organisasi/lembaga sosial, 3). memerinci taraf hidup ditinjau dari aspek ekonomi yaitu modal usaha, pemasaran hasil tangkapan, pendapatan dan pengeluaran serta 4). menggali dan mempelajari strategi masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dasar penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari satu kasus tertentu pada obyek yang terbatas (Helmi dan Satria, 2012). Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, nelayan yang ada di Desa Tateli Dua memiliki tiga bentuk strategi yaitu 1). Penggunaan mata pencaharian alternatif, 2). Kontribusi pemberdayaan istri nelayan, dan 3). Penghematan belanja rumah tanggaKata Kunci : Rumah tangga, Nelayan, Strategi
ANALISIS SWOT PENGELOLAAN USAHA PERIKANAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA Manoppo, Victoria E.N.; Pangemanan, Jeannette F.; Jusuf, Nurdin
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 12 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.12.2018.22602

Abstract

AbstractThe decline in fishermen's income was triggered by increased household needs while the income of fishermen's fate seemed to be unbearable. This is also experienced by Neyan in the Coastal Region of Mandolang District, Minahasa Regency. Their income continues to decline even more often they have no cost for their daily lives. They are in debt which is strangling their necks. They are increasingly desperate because there is no solution offered either from the government or from other relevant parties. Starting from the background, the problem is formulated as follows: 1. What causes the level of income of fishermen in the Coastal Zone of Mandolang District to decrease; 2. How do they increase their income. The research objectives are: 1. To describe and analyze what causes the level of income of fishermen in the Coastal Zone of Mandolang District to decrease; 2. To analyze how they increase their income. This research will be carried out in the Coastal Area of Mandolang District, Minahasa Regency in 2017 since it was signed a work contract with LPPM. The method in this study is purposive sampling method. Data sources are primary data and secondary data. Data analysis is qualitative descriptive analysis and quantitative description.Keywords: coastal area, income of fishermen, Mandolang sub-district AbstrakTurunnya pendapatan nelayan itu dipicu kebutuhan rumah tangga yang meningkat sedangkan pendapatan nasib nelayan seolah tak lepas dirundung malang. Hal ini juga dialami oleh neyan di Wilayah Pesisir Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Pendapatan mereka semakin hari semakin menurun bahkan seringkali  mereka tidak mempunyai biaya untuk kehidupan mereka sehari-hari. Mereka terlbat utang yang semakin mencekik leher.  Mereka semakin putus asa karena belum ada jalan keluar yang ditawarkan baik dari pemerintah ataupun dari pihak-pihak terkait lainnya.  Bertitik tolak dari latar belakang tersebut maka masalah dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang menyebabkan turunnya tingkat pendapatan nelayan di Wilayah Pesisir Kecamatan Mandolang; 2. Bagaimana cara mereka meningkatkan pendapatan mereka. Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengdeskripsikan dan menganalisis apa yang menyebabkan turunnya tingkat pendapatan nelayan di Wilayah Pesisir Kecamatan Mandolang; 2. Untuk menganalisis bagaimana cara mereka meningkatkan pendapatan mereka. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Pesisir Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa pada tahun 2017 sejak di tandatangani kontrak kerja dengan LPPM. Metode dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Sumber data adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yakni analisis deskriptif kualitatif dan deskripsi kuantitatif.Kata kunci: wilayah pesisir, pendapatan nelayan, kecamatan Mandolang
MANAJEMEN USAHA IKAN CAKALANG ASAP DI KELURAHAN GIRIAN BAWAH KECAMATAN GIRIAN KOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA Kairupan, Dewinta; Jusuf, Nurdin; Londong, Florence V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 2, No 4 (2014): (Oktober 2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.2.4.2014.13403

Abstract

Abstract Bitung city consists of 8 sub-districts and 69 villages, Girian Bawah Satu village under some people have a job that is entrepreneurship. Business activities are producing smoked tuna; these efforts are made to develop the processing of fish that meets the needs of the family, and create additional jobs for the local community. This study aims to determine the business management of tuna smoked, knowing the marketing chain, workforce and how the remuneration, and analyzing the feasibility of smoked tuna. Data collection techniques used in this study is the Census is a business owner smoked tuna in the Girian Bawah village totaled 10 business owners. Results showed generally smoked tuna business in the Lower Girian Bawah village still in the stage of "home industry". Management used to be very simple. Marketing in traditional markets and supermarkets. The processing of tuna smoked an average of seven times a month the number of the fish is processed daily 300 kg to 500 kg. This can be said to be well worth the effort because of the acquisition value of the benefit cost ratio of 1.34 times. Keywords: management, marketing, business. Abstrak Kota Bitung terdiri dari 8 Kecamatan dan 69 Kelurahan, salah satunya Kelurahan Girian Bawah beberapa masyarakatnya memiliki pekerjaan yaitu berwirausaha. Kegiatan usahanya adalah memproduksi ikan cakalang asap, usaha ini dilakukan untuk mengembangkan proses pengolahan ikan sehingga memenuhi kebutuhan keluarga, dan menciptakan lapangan kerja tambahan bagi masyarakat sekitar.Penelitian ini bertujuan untukmengetahui manajemen usaha ikan cakalang asap, mengetahui rantai pemasaran, tenaga kerja dan cara pengupahan, dan menganalisis kelayakan usaha ikan cakalang asap.Teknik pengambilan data digunakan dalam penelitian ini adalah Sensus yaitu pemilik usaha ikan cakalang asap di Kelurahan Girian Bawah berjumlah 10 pemilik usaha. Hasil menunjukkan bahwa usaha ikan cakalang asap di Kelurahan Girian Bawah masih dalam tahap “Home Industry”. Manajemen yang digunakan masih sangat sederhana. Pemasarannya di pasar tradisional dan supermarket. Proses pengolahan ikan cakalang asap yang dilakukan oleh pemilik usaha rata-rata 7 kali sebulan, dimana dalam sehari banyaknya ikan yang diolah oleh pemilik usaha bervariasi antara 300 kg sampai 500 kg. Usaha ini dapat dikatakan layak karena perolehan nilai benefit cost ratio1,34 kali. Kata kunci: Manajemen, Pemasaran, Usaha
ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA JARING TANCAP DI DESA TALIKURANKECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA Togas, Claudio David; Tambani, Grace O; Jusuf, Nurdin
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.13008

Abstract

Abstract Tondano lake waters used by communities around the lake, with the most striking activity is fish farming in net cages step system. Karamba system of fish farming Nets Plug (KJT) from year to year tend to grow rapidly. This was driven by economic stimulus optimally if farmers can increase the income of the people living around the lake. Karamba system aquaculture nets Plug (KJT), when viewed in terms of socioeconomic give meaning to support the life of coastal communities particularly Lake Tondano. Talikuran village is one of the villages in the area of West Lake Tondano whose inhabitants livelihood as farmers freshwater fish. Feasibility of business investment is necessary to specify in the decision whether the business will be run is profitable or not. According Primyastanto (2010) suppression purposes of this analysis on the feasibility, including the determination of investment costs, operating expenses and receipts. The method used in this study is a survey, namely by taking a sample of the population and the questionnaire as a data collection tool that principal (Singarimbun and Effendi, 1995). Data taken in this research include primary data and secondary data. Data were collected by observation, interview and questionnaire. Based on analysis of fish farming system in the village of Karamba Nets Step on the Talikuran eligible to run because the value Operating Profit (OP) is Rp. 18.3 million. For value Profit Rate (PR) 66.06%, while the value of Benefit Cost Ratio (BCR) 1.66. Of the fish farming is categorized as good as having a value of return 87.32%. The return on investment from the fish farming 1:15 that year means the business is feasible to run because the investment payback period 1 year 1 month 24 days. Break Even Point (BEP) of the fish farming ie sales value of Rp. 9,027,777 with a unit value of 361.11 kg. The net gain from the cultivation of fish in nets Karamba Plug Rp. 13.425 million, - in one year. Keyword : cages step system, aquaculture, fisibility Abstrak Perairan danau Tondano dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar danau, dengan kegiatan yang paling menyolok adalah usaha budidaya ikan dalam sistem karamba jaring tancap.Usaha budidaya ikan sistem Karamba Jaring Tancap (KJT) dari tahun ke tahun cenderung berkembang pesat. Hal ini didorong oleh rangsangan ekonomi jika pembudidaya secara optimal bisa meningkatkan pendapatan masyarakat yang tinggal disekitar Danau.Kegiatan budidaya sistem Karamba Jaring Tancap (KJT),jika dilihat dari segi sosial ekonomi sangat memberikan arti untuk menunjang kehidupan khususnya masyarakat pesisir Danau Tondano. Desa Talikuran merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah Barat Danau Tondano yang penduduknya bermata pencaharian sebagai pembudidaya ikan air tawar. Kelayakan investasi usaha sangat dibutuhkan untuk menentukan dalampengambilan keputusan apakah usaha yang akan dijalankan tersebut menguntungkan atau tidak. Menurut Primyastanto (2010) penekanan tujuan analisis ini pada kelayakan usaha, meliputi penentuan biaya investasi, biaya operasional dan penerimaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei, yaitu dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995).Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan kusioner. Berdasarkan hasil analisis usaha budidaya ikan sistem Karamba Jaring Tancap di Desa Talikuran tersebut layak untuk dijalankan karena nilai Operating Profit (OP) yaitu Rp. 18.300.000. Untuk nilai Profit Rate (PR) 66,06%, sedangkan nilai Benefit Cost Ratio (BCR) 1,66. Dari usaha budidaya ikan tersebut termasuk kategori usaha yang baik karena mempunyai nilai rentabilitas 87,32%. Tingkat pengembalian investasi dari usaha budidaya ikan tersebut 1.15 tahun itu berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena waktu pengembalian investasi 1 tahun 1 bulan 24 hari. Break Even Point (BEP) dari usaha budidaya ikan tersebut yaitu nilai penjualan sebesar Rp. 9.027.777 dengan nilai satuan sebesar 361,11 kg. Keuntungan bersih dari usaha budidaya ikan di Karamba Jaring Tancap Rp. 13.425.000,-dalam satu tahun. Kata kunci : jaring tancap, budidaya, kelayakan usaha