I Made Suaba Aryanta
Prodi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Nusa Cendana, Kupang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efek penggunaan larutan daun kelor (Moringa oleifera lam) dalam “liquid feeding” terhadap konsumsi dan kecernaan kalsium dan fosfor babi peranakan landrace Angelia Noldia Dasalaku; Johanis Ly; Ni Nengah Suryani; I Made Suaba Aryanta
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.476 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan larutan daun kelor (Moringa oleifera lam) dalam liquid feeding terhadap konsumsi dan kecernaan Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) ternak babi.  Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace jantan kastrasi, umur 3 - 4 bulan dengan bobot badan awal 18 – 45 kg, rata-rata 29,17 kg dan koefisien variasi  34,20%.  Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kelompok.  Perlakuan yang dicobakan adalah: R0: ransum basal liqiud 100% tanpa larutan daun kelor (Kontrol); R1 ransum basal  + 5% larutan daun kelor; R2 ransum basal  + 10% larutan daun kelor; dan R3 ransum basal  + 15% larutan daun kelor. Variabel yang diukur adalah konsumsi dan kecernaan Ca dan P. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan larutan daun kelor dalam ransum basal basah nyata (P<0.05) meningkatkan konsumsi dan kecernaan Ca dan P pada ternak babi. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan larutan daun kelor dalam ransum basal basah 10% dan 15% meningkatkan konsumsi dan kecernaan Ca dan P pada ternak babi dan tertinggi pada 15%.   Kata kunci: babi, larutan, kelor, Ca, P, konsumsi, kecernaan   The study aimed at evaluating the effect of using Moringa oleifera lam leaves solution in liquid feed on intake and digestibility of Calcium (Ca) and Fosforous (P) in growing landrace pig.  There were 12 growing (3-4 months old) landrace crossbred barrows with 18-45 kg (average 29.17kg with CV 34.20%) initial body weight used in the study.  Block design 4 treatments with 3 replicates procedure was applied in the trial. The 4 treatment feed formulas offered in the trial were: R0: basal feed 100% without Moringa leaves solution; R1: liquid basal + 5% Moringa leaves solution; R2: liquid  basal + 10% Moringa leaves solution; and R3 liquid basal + 15% Moringa leaves solution. Varibles studied were: intake and digestibility of Ca and P. Statisrical analysis shoiws that using Moringa leaves solution in liquid basal feed is significant (P<0.05) on increasing both intake and digestibility of both Ca and P. The conclusion drawn is that using 5 - 15% Moringa leaves solution in liquid basal feed increases both intake and digestibility of both Ca and P in growing pig and the highest at 15%.   Keywords: pig, solution, Moringa, Ca, P, intake, digestibility
Pengaruh Penggunaan Tepung Krokot (Portulaca Oleracea L.) dalam Ransum Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Protein dan Energi Ternak Babi Peranakan Landrace Fase Grower – Finisher Yohana Monita Saina; Johanis Ly; Tagu Dodu; I Made Suaba Aryanta
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2020): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.53 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung krokot (Portulaca oleracea L) dalam ransum basal terhadap konsumsi dan kecernaan protein dan energi ternak babi landrace fase grower-finisher. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace, berumur 4–5 bulan dengan bobot badan awal 65–77kg dengan rataan 72,42kg (KV=25,47%).Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari: R0: 100% ransum basal tanpa tepung krokot (kontrol), R1: 95% ransum basal + 5% tepungkrokot, R2: 92,5% ransum basal + 7,5% tepungkrokot, R3: 90% ransum basal + 10% tepung krokot. Variabel yang diteliti adalah konsumsi dan kecernaan protein dan energi. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung krokot dalam ransum basal berpengaruh nyata (P<0,05) dalam meningkatkan konsumsi dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi energi dan kecernaan protein dan kecernaan energy pada ternak babi fase grower-finisher. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan tepung krokot 5% 7,5% dan 10% dalam ransum basal meningkatkan konsumsi protein namum memberikan hasil yang relatif sama terhadap konsumsi energi, kecernaan protein dan kecernaan energi ternak babi fase grower-finisher. Kata kunci: Babi, krokot, protein, energi. konsumsi, kecernaan The study aimed at evaluating the effect of including Purslane (Portulaca oleracea L) leves meal into basal diet on intake and digestibility of protein and energy in grower-finisher landrace pig. There were 12 grower-landrace pigs 4-5 months of age with 65-77 (average 72.42) kg and CV 23.4% initial body weight used in the study. Trial method using block design 4 treatments with 3 replicates procedures used in the study. The 4 diet formulas offered in the feeding trial.: R0: 100% basal diat without purlane leaves meal (control); R1: 95% basal diet + 5% Purslane leaves meal; R2: 92.5% basal diet + 75% purslane leaves meal; and R3: 90% basal diet + 10% Purslane leves meal. Variable studied were: intake and digestibility of protein and energy. Statistical analysis result shows that effect of including Puslane leaves meal into basal diet is not significnt (P>0.05) on either intake or digestibility of either protein or energy in the pig. The conlusiaon is that including Purslane leaves meal into basal diet performs the similar results in both intake and digesibility of both Protein and energy in grower-finisher landrace pig. Key words: pig, Purslane, protein, energy, intake, digestibility