Amiruddin Ketaren
universitas malikussaleh

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMUNIKASI SIMBOLIK KAUM LESBIAN FEMME DALAM MEMILIH PASANGAN (Studi Kasus Di Kota Binjai Sumatera Utara) Elsi vania Sinulingga; Rakhmadsyah Putra Rangkuty; Amiruddin Ketaren; Alwi Alwi
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 8, No 1 (2022): Budaya Lokal
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v8i1.5076

Abstract

Penelitian ini berjudul :Komunikasi Simbolik Kaum Lesbian Femme Dalam Memilih Pasangan (Studi Kasus Di Kota Binjai Sumatera Utara). Penelitian ini berfokus pada individu lesbian bukan pada komunitas lesbian. Adapun masalah yang diangkat adalah bagaimana komunikasi simbolik kaum lesbian di Kota Binjai dan bagaimana identitas femme memilih pasangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui komunikasi simbolik kaum lesbian di Kota Binjai dan untuk mengetahui identitas femme dalam memilih pasangan. metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Dalam penelitian ini informan berjumlah empat orang dan ke empat orang tersebut menduduki peran masing-masing sebagai seorang lesbian. Dari hasil penelitian ini terdapat komunikasi simbolik yang di gunakan kaum lesbian melalui bahasa verbal maupun non verbal, bahasa ini disertai dengan simbol-simbol yang di gunakan kaum lesbian dalam berinteraksi kemudian proses pemilihan pasangan pada identitas Femme dimana hasil penelitian terdapat dua orang lesbian yang terdeteksi sebagai biseksual dengan skala yang berbeda-beda menurut Kontinum Kinsey dalam (Lehmiler, 2014).
STRATEGI IBU YANG BEKERJA DALAM MENYIAPKAN SARAPAN PAGI BAGI ANAK YANG BERSEKOLAH DI KOTA LHOKSEUMAWE Nur Jannah; Cut Rizka Al Usrah; Amiruddin Ketaren; Rakhmadsyah P. Rangkuty
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 8, No 2 (2022): Jaringan Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v8i2.8875

Abstract

This research was conducted at Meunasah Alue village, Muara Dua district of Lhokseumawe city. This research study about the mothers working strategy in preparing breakfast for their children who go to school. The purpose of this research is to know how is the strategy used by the mother working to prepare the breakfast for their children who go to school. The method used in this research is descriptive qualitative through the structural functional theory proposed by Talcot Parsons. The result of this research explained that: (1) Breakfast is very important before doing activity in the morning, because thr body need energy for do the acrivity. (2) Breakfast has become a habit must to do because realize about the important of breakfast in the morning. (3) The breakfast menu was made is based on children favorite food and easy to make it also required the nutrition in it. (4) In the preparing breakfast need helpness by family as a husband or parent. (5) They can get breakfast by buying food on weekend. (6) It is any different time for breakfast, there is anyone start to preparing brealfast at 05.00 am because of their office is far, and somebody strat to preparing breakfast after they do shubuh prayer. The conclution is many ways can do the working mothers to prepare breakfast in the morning because they realize that breakfast in very important to doPenelitian ini dilakukan di Desa Meunasah Alue, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Pada penelitian ini mengkaji tentang Strategi Ibu yang Bekerja Dalam Menyiapkan Sarapan Pagi Bagi Anak Yang Bersekolah. Tujuan dari Penelitian ini untuk mendapatkan informasi maupun untuk mengetahui tentang bagaimana strategi yang dilakukan oleh pihak ibu yang bekerja dalam menyiapkan sarapan pagi untuk anaknya yang bersekolah. Metode dalam melakukan penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fungsional Struktural yang dicetuskan oleh Talcot Parsons. Hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa (1) pandangan tentang sarapan pagi ini sangat penting karena untuk melakukan aktivitas dipagi hari memang dibutuhkan asupan untuk bisa beraktivitas dengan lancar, (2) sarapan pagi sudah menjadi suatu kebiasaan yang harus dilakukan karena sadar akan pentingnya sarapan di waktu pagi hari. (3) jenis menu sarapan yang dibuat adalah dari segi kesukaan anak-anak dan gampang untuk membuatnya dan tentunya ada unsur gizi yang terkandung didalamnya. (4) dalam menyiapkan sarapan pagi tentunya dibantu oleh pihak keluarga seperti suami ataupun orangtua. (5) pada waktu akhir pekan atau hari libur kerja mereka membeli sarapan pagi diluar rumahnya. (6) waktu melakukan aktivitas sarapan pagi dilakukan secara berbeda-beda yaitu ada yang melakukan aktivitas memasak sarapan pagi dari jam 05.00 dikarenakan tempat kerjanya yang jauh, dan ada juga yang memulai aktivitas memasak sarapan pagi setelah sholat shubuh. Kesimpulannya yaitu banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang ibu yang bekerja untuk bisa menyiapkan sarapan di waktu pagi hari, karena mereka menganggap sarapan pagi ini sangat penting untuk dipenuhi.
TRADISI BERBURU BABI (Studi Modal Sosial Dalam Tradisi Ngaro Di Kampung Penosan Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues) Sari Rahayu; Fauzi Fauzi; Amiruddin Ketaren; M. Husen; Alwi Alwi
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 9, No 1 (2023): Pengendalian Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v9i1.5210

Abstract

This study examines the "Swine Hunting Tradition (Study of Social Capital in the Ngaro Tradition in Penosan Village, Blangjerango District, Gayo Lues Regency). The main objective in this study is social capital in the ngaro tradition (hog hunting) to maintain community farming businesses, and the obstacles faced in the ngaro tradition. This study uses qualitative methods using data collection techniques, namely observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the ngaro tradition (hog hunting) can maintain community farming businesses and raise expectations from individuals or other communities for members of the pig hunt, as well as the obstacles encountered in the form of steep locations and the arrival of addresses after the handler nutung kemenyan after finishing hunting. Likewise with their community. feel very helped by the activity of hunting pigs so that the community's agricultural business can be protected from the biggest pests in damaging crops, namely pig pests.The belief that exists in the tradition of hunting pigs is that the community believes that members of the pig hunt can eradicate pig pests in their gardens. can in this hunt, namely if hunting members do not hunt then they will be ostracized in the community Network (1) members of pig hunters are connected with the surrounding community who do gardening apart from the Penosan village community, besides that kinship / sibling relationships appear outside the hunting arena and p ara hunting members are also connected with dog owners or dog provider toke in Southeast Aceh.Penelitian ini mengkaji tentang “Tradisi Berburu Babi (Studi Tentang Modal Sosial Dalam Tradisi Ngaro di Kampung Penosan Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues). Objektif utama dalam penelitian ini yaitu modal sosial pada tradisi ngaro (berburu babi) untuk menjaga usaha pertanian masyarakat, dan kendala yang dihadapi dalam tradisi ngaro. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tradisi ngaro (berburu babi dapat menjaga usaha pertanian masyarakat dan muncul pengharapan dari individu atau komunitas lain kepada angota berburu babi, serta kendala yang dihadapi berupa lokasi terjal dan datangnya alamat setelah pawang nutung kemenyan setelah selesai berburu Begitu juga dengan masyarakat mereka merasa sangat terbantu dengan adanya aktivitas buru babi sehingga usaha pertanian masyarakat dapat terjaga dari hama paling besar dalam merusak tanaman yaitu hama babi. Kepercayaan yang ada dalam tradisi berburu babi yaitu masyarakat percaya bahwa anggota berburu babi dapat memberantas hama babi di kebun mereka. Norma yang di dapat dalam berburu ini yaitu apabila anggota berburu tidak melakukan perburuan maka mereka akan dikucilkan di masyarakat. Jaringan (1) anggota pemburu babi terhubung dengan masyarakat sekitar yang berkebun selain masyarakat kampung penosan, selain itu muncul hubungan kekerabatan/ saudara diluar arena perburuan dan para anggota berburu juga terhubung dengan pemilik anjing atau toke penyedia anjing di Aceh Tenggara.