Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung

Media Sosial Penguat Eksistensi Budaya Populer Irwanto Irwanto
J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung Vol 4, No 2 (2017): JURNAL J-IKA
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/kom.v4i2.2025

Abstract

ABSTRAKTulisan ini adalah hasil penelitian yang berupaya untuk menjelaskan mengenai karakter media sosial yang memberikan ruang terhadap budaya populer. Sementara media sosial saat ini telah menjadi bagian dari peradaban manusia dan digunakan olah banyak orang, maka budaya populer meluncur tanpa hambatan melalui kendaraan media sosial tersebut. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka baik melalui literasi ataupun informasi yang dipeoleh dari media mainstream ataupun media sosial guna menjawab permasalahan yang terungkap. Hasil penelitian ini menjelaskan keunikan karakter media sosial sengaja diciptakan oleh kaum kapitalis sebagai cara untuk menyebarkan budaya populer yang identik dengan konsumtif dan bertentangan serta menghambat budaya tinggi. Kata Kunci: media sosial, eksistensi,  budaya populer, kapitalis ABSTRACTThis paper is a  from research that seeks to explain the character of social media that gives space to populer culture. While social media has become a part of human civilization and used by many people, the populer culture is gliding unhindered through social media vehicles. This study uses literature study method through literasi or information obtained from mainstream media or social media to answer the problems revealed. The results of this study explain the unique character of social media deliberately created by the capitalists as a way to spread populer culture is synonymous with consumptive and  contradict and resist high culture. Keywords: social media, existence, populer culture, capitalist
Konstruksi Simbol Pada Aplikasi Bigo Serta Implikasi Sosial Penggunanya Irwanto Irwanto
J-IKA Vol 4, No 1 (2017): JURNAL J-IKA
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/kom.v4i1.1791

Abstract

ABSTRAKAplikasi media sosial Bigo telah diminati oleh masyarakat pada berbagai kalangan, baik remaja, dewasa maupun kalangan tua. Dalam penggunaannya lambang komunikasi yang digunakan tidak hanya teks tulis atau bahasa lisan saja, namun juga memakai simbol. Simbol-simbol yang terdapat pada aplikasi Bigo ini juga secara tidak langsung menjadi sistem sosial. Para pengguna tentunya harus memahami simbol-simbol tersebut agar bisa berinteraksi pada Bigo. Penelitian ini berupaya mengungkap makna serta apa yang terdapat dibalik penggunaan simbol tersebut. Pendekatan kualitatif dengan menggunakan semiotika menjadi metode yang digunakan untuk mengungkap makna serta sesuatu dibalik penggunaan simbol tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi media sosial Bigo merupakan bagian dari gerakan kapitalisme global yang  mendorong masyarakat menjadi konsumtif. Selain itu, aplikasi yang memanfaatkan teknologi internet ini juga menciptakan dunia maya yang simulacra pada kehidupan masyarakat.                 Kata kunci: simbol, konstruksi sosial, Bigo. ABSTRACTBigo social media applications has great demand by people in various circles, both teenagers, adults and the elderly. In use the symbol of communication are used not only text written or spoken language, but also the symbol. The symbols contained in the application Bigo is also indirectly into the social system. The user would have to understand the symbols in order to be able to interact in Bigo. This study seeks to reveal the meaning and what lies behind the use of the symbol. A qualitative approach using semiotics to be the method used to reveal the meaning and something behind the use of these symbols. The results showed that social media applications Bigo is part of global capitalism movement that encourages people to be consumptive. In addition, applications that take advantage of Internet technology is also creating a virtual world of simulacra on people's lives. Keywords: symbol, social construction, Bigo.
Narasi Feminisme Dalam Sinetron Dunia Terbalik Irwanto Irwanto; Nina Kusumawati; Laurensia Retno Hariatiningsih
J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung Vol 5, No 2 (2018): JURNAL J-IKA
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.386 KB) | DOI: 10.31294/kom.v5i2.3871

Abstract

Penelitian ini berupaya mengungkapkan bentuk gerakan feminisme yang terselubung pada sinetron Dunia Terbalik. Sinetron ini tayang pada jam unggulan di stasiun RCTI dengan kisah kehidupan desa yang penduduknya pria nya mengurus keperluan serta kebutuhan rumah tangga. Hal ini terjadi karena istri mereka menjadi tenaga kerja wanita di luar negeri. Pada sinetron dunia terbalik ini terjadi dominasi dan eksistensi kaum wanita terhadap kaum prianya. Pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisa teks ini ditemukan narasi feminisme dalam bentuk visual dan audio yang berupa elemen mikro yakni ide cerita, opening tune dan bumper, set lokasi, karakter pemeran, dialog, ilustrasi musik. Sementara pada elemen makro yang terdapat narasi feminisme terdapat dalam aspek persoalan tenaga kerja khususnya tenaga kerja wanita yang masih menjadi solusi sebagai jalan keluar utama dalam mencukupi kebutuhan keluarga.
Film Wonder Woman : Dominasi Wanita Dalam Dunia Patriarki Irwanto Irwanto
J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung Vol 5, No 1 (2018): JURNAL J-IKA
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.513 KB) | DOI: 10.31294/kom.v5i1.2566

Abstract

Film Wonder Woman yang diadaptasi dari komik dengan judul yang sama menampilkan sosok pahlawan wanita yang bernama Diana dan dikenal dengan sebutan Wonder Woman. Dalam film tersebut Diana menjadi simbol perjuangan feminisme dengan mengaktualisasikan dominasi wanita pada unsur visual dan audio pada filmnya. Melalui metodologi kualitatif dan analisis wacana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana wacana feminisme tersebut disampaikan dalam film. Hasil penelitian  terungkap bahwa pada elemen mikro feminisme disampaikan melaui judul, tema, setting, karakter, dialog, kostum, fotografi, dan musik.  Sementara pada elemen makro nya didapat bahwa dominasi wanita pada film Wonder Woman tidak lepas dari aspek historis film tersebut yang memang dikreasikan oleh tokoh feminis.
Konstruksi Realitas Cover Majalah Tempo (Studi Semiotika Gambar Jokowi Bersiluet Pinokio) Laurensia Retno Hariatiningsih; Irwanto Irwanto Irwanto
J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung Vol 8, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.312 KB) | DOI: 10.31294/kom.v8i2.10795

Abstract

In September 2019 Indonesia was busy discussing the revision of the Corruption Eradication Commission Law which was passed, in this condition Tempo magazine depicts the symbol of President Jokowi with the silhouette of Pinocchio on the cover of the 16-22 September 2019 edition of Tempo magazine. The purpose of this study describes the meaning of the signs and symbols is included in the cover of the Tempo magazine edition dated 16-22 September 2019. Apart from that, he also wants to reveal the meaning contained in the cover of the Tempo magazine. This study uses a constructivist paradigm, with a descriptive qualitative research approach using Charles Sander Pierce's triadic semiotic analysis model. The results showed that the sign of a man dressed in white with wrinkles on the forehead and pouting lips, this shows the problems that occur in Indonesia so that the president is responsible for handling corruption cases. The silhouette of President Jokowi with a long nose resembling Pinocchio here is a depiction of Pinocchio's character. Here, Tempo tries to be critical about events in the community, and with this picture the people have their own perceptions of the current situation.  Keywords: Reality Construction, Magazine Cover, Triadic Model SemioticsCharles Sander Pierce.