Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISA SETTING KOORDINASI PROTEKSI OVER CURRENT RELAY PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) ULP PANGKALAN BRANDAN Elvi Idriana; Raihan Putri; Selamat Meliala; Dedi Fariadi
Jurnal Energi Elektrik Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Energi Elektrik 2021
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jee.v10i1.4960

Abstract

Dalam kehidupan manusia energi listrik adalah kebutuhan primer yang sangatlah penting. Dalam pendistribusian tenaga listrik adapun gangguan baik di dalam sistem maupun diluar jaringan distribusi, salah satunya adalah hubung singkat yang dapat mengakibatkan kerusakan sistem pada peralatan distribusi dan beban listrik. Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang lebih untuk melindungi kerugian yang disebabkan adanya gangguan hubung singkat yang terjadi pada sistem jaringan distribusi tenaga listrik. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis menggunakan perangkat proteksi relai arus lebih. Adapun metode penelitian ini untuk meningkatkan koordinasi relai arus lebih yaitu dengan menggunakan simulasi pada softwareETAPuntuk memulai koordinasi relai yaitu dengan pembuatan single line diagram, penentuan penempatan relai sesuai waktu kerja, penentuan tahap waktu kerja relai, nilai arus yang terhubung yaitu hubung singkat tiga fasa dan dua fasa pada bus yang terdekat dengan relai dan parameter nilai lainnya untuk perhitungan setting koordinasi relai sesuai dengan karakteristiknya.Arus gangguan hubung singkat terbesar pada bus 2 sebesar 6.130 A dan arus gangguan terkecil pada bus 46 sebesar 1.565 A. Hasil perhitungan setting relai pada bus 3 adalah Ip = 0,147125 A dan TMS = 1,02 s, pada bus 7 yaitu Ip = 0,1056 A dan TMS = 0,78 s, pada bus 17 yaitu Ip = 0,0671 A dan TMS = 0,64 s, pada bus 34 yaitu Ip = 0,0363 A dan TMS = 0,481 s, dan pada bus 46 yaitu Ip = 0,0044 A dan TMS = 0,282 s.Hasil analisa dalam pengujian terhadap beberapa skenario sumber gangguan pada bus 3, 7, 17, 34, 46 dapat dilihat dari circuit breaker bekerja secara berurutan dari sumber gangguan.Dari pengujian simulasi kurva dapat dilihat waktu relai bekerja sesuai arus gangguan, semakin besar arus gangguan maka waktu relai bekerja akan semakin cepat. Ini menunjukkan bahwa penyetelan relai sudah berjalan dengan baik dan tidak tumpang tindih antar relai yang lainnya.
MENGATASI BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN TRAFO SISIP DI PT PLN (Persero) ULP LANGSA KOTA Muhammad Muhammad; Selamat Meliala; Damayanti Damayanti
Jurnal Energi Elektrik Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Energi Elektrik 2022
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jee.v11i1.7735

Abstract

Transformator distribusi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke pelanggan. Pelayanan terhadap pelanggan akan terganggu sehingga apabila terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman yang diakibatkan dari kerusakan pada Transformator Distribusi. Transformator distribusi yang mengalami beban yang melabihi 80% dari kapasitas transformator tersebut maka akan berefek pada umur/life time transformator distribusi dan juga dapat mempengaruhi tingkat dan mutu pelayanan pada konsumen serta berpotensi besar terjadi gangguan. Maka dari itu perlu dilakukan suatu tindakan agar persentase pembebanan transformator distribusi tidak melebihi kapasitas trnasformator dengan metode pemasangan Trafo Sisip. Motode penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode kuantitatif dan juga menggunakan simulasi software ETAP 12.6.0.  Di PT.PLN (Persero) ULP LANGSA KOTA terdapat transformator yang mengalami pembebanan berlebih (overload) yang terjadi pada Gardu Distribusi TC-7 sebesar 84,85% dan dilakukan pemasangan Trafo Sisip, pembebanan pada gardu TC-7 menjadi 49,65%. Dengan ini dapat dibuktikan bahwa pemasangan Trafo Sisip merupakan metode yang cukup baik untuk mengatasi gangguan pembebanan berlebih (Overload) pada Gardu TC-7, sehingga dapat memperpanjang umur trafo / life time transformator, menngkatkan kualitas pelayanan pada pelanggan dan mengurangi potensi terjadinya gangguan karena transformator pembebanan dibawah 80% dapat bekerja secara baik. Kata Kunci : Transformator, Trafo Sisip, Pembebanan berlebih (overload)
PERANCANGAN SISTEM CHARGING CONTROL PHOTOVOLTAIC DENGAN SISTEM MPPT MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE hardiansyah randa; Selamat Meliala
Jurnal Energi Elektrik Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Energi Elektrik 2022
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jee.v11i1.7724

Abstract

Photovoltaic berfungsi untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Penggunaan photovoltaic memerlukan charging controller untuk meningkatkan kinerja dari PV agar semakin optimal. Bagian-bagian dari charging controller terdiri dari DC-DC converter dan maximum power point tracking (MPPT). DC-DC converter digunakan untuk mengubah nilai tegangan keluar dari photovoltaic untuk mencapai daya puncak dari photovoltaic. Untuk menentukan nilai daya puncak dari photovoltaic diperlukan MPPT dengan algoritma incremental inductance. DC-DC converter digunakan bertipe buck-boost converter dengan frekuensi switching 30000 Hz dan inductor  sebesar 2.1 H. Algoritma incremental connductance tertanam di mikrokontroller bekerja dengan membandingkan perubahan arus dan tegangan untuk  mendapatkan nilai daya puncak. Hasil dari mikrokontroller ini berupa gelombang pulse yang duty cycle berubah-ubah berdasarkan hasil dari algoritma tersebut. Gelombang pulse ini akan mengontrol buck-boost converter. Dari hasil penelitian ini charging control mampu bekerja dengan mengubah nilai duty cycle.
ANALISIS PENEMPATAN RECLOSER GUNA MEMAKSIMALKAN KINERJA SISTEM TENAGA LISTRIK DI JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV PADA PT. PLN (Persero) UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN (UP3) SIGLI Badriana Badriana; Jordan Jordan; Salahuddin Salahuddin; Selamat Meliala; Kartika Kartika
Jurnal Energi Elektrik Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Energi Elektrik 2021
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jee.v10i1.4984

Abstract

Sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam kegiatan penyaluran energi listrik karena langsung terhubung dengan beban. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (bulk power source) sampai ke konsumen. Oleh karena itu, sistem distribusi selalu dituntut untuk memiliki keandalan yang baik. Semakin sering suatu jaringan distribusi mengalami gangguan maka kontinuitas penyaluran energi listrik juga akan semakin buruk. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan peralatan proteksi yang dapat mengatasi gangguan diantaranya Recloser. Recloser adalah suatu peralatan proteksi yang berfungsi untuk meminimalisir daerah yang terkena dampak gangguan. Untuk menguji formulasi yang diusulkan dalam Penelitian dilakukan pada sistem jaringan distribusi 20 kV di P.T PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sigli pada penyulang P. Seulawah (SK9). Untuk penempatan recloser dapat di ambil dari hasil nilai FITNESS terbesar atau dari nilai SAIFI dan SAIDI yang terkecil. Penempatan recloser yang paling optimal pada penyulang P. Seulawah yaitu pada trafo 2 yang di ambil dari nilai FITNESS terbesar yaitu sebesar 1612,903 dan SAIFI sebesar 0,0032, nilai SAIDI sebesar 0,1968. Untuk mendapatkan nilai indeks keandalan pada penyulang P. Seulawah dapat dihitung dengan cara membagi nilai dari laju kegagalan atau padam dengan jumlah pelanggan.
ANALISA KONSUMSI ENERGI LISTRIK DI KANTOR CAMAT KECAMATAN SAWANG MENGGUNAKAN GUI MATLAB Selamat Meliala; Fitriani Fitriani; Taufiq Taufiq
Jurnal Teknologi Terapan and Sains 4.0 Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Terapan & Sains
Publisher : Jurnal Teknologi Terapan and Sains 4.0

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1976/tts 4.0.v3i1.7451

Abstract

Gedung perkantoran adalah salah satu yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan energi listrik terutama untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya. Standard yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional Tahun 2000 tingkatan tenaga Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik yang efektif buat suatu gedung perkantoran merupakan 240 kWh/m2. Kantor camat Sawang berdiri di atas lahan seluas 11687 m² dengan luas bangunan  260 m². Penggunaan energi di  kantor camat Sawang belum bisa dikatakan efisien sebelum dilakukannya perhitungan audit energi. Sehingga diperlukan upaya lebih lanjut untuk mendapatkan Peluang Hemat Energi (PHE). Dalam penelitian ini prosedur yang dilakukan dengan mengatur penggunaan beban lampu dan AC yang berada di kantor camat Sawang. Penghematan energi yang dilakukan di kantor camat Sawang dapat menurunkan nilai IKE. Nilai IKE pada ruangan tanpa AC setelah penghematan  ialah 0,90kWh/m2 sedangkan ruangan dengan AC mencapai 8,31kWh/m2 dan untuk IKE per tahun menjadi 38,20kWh/m2.
SISTIM MONITORING SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN GPS BERBASIS ARDUINO UNO Ruslizar Ruslizar; Selamat Meliala; Andik Bintoro
Jurnal Teknologi Terapan and Sains 4.0 Vol 3, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Terapan & Sains
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tts.v3i2.8006

Abstract

Sekarang ini sering terjadinya kasus pencurian dilingkungan masyarakat apalagi untuk kasus pencurian sepeda motor, untuk mengatasi permasalahan tersebut dirancang sistem pengaman sepeda motor menggunaakan teknologi android sebagai alat penampil posisi karena sistem pengamanan menggunakan sistem sms dan GPS yang terintegrasi menggunakan IoT. Rancangan sistem pengaman pada sepeda motor yaitu dengan mengontrol pengapian pada mesin pada saat terjadi kemalingan dengan mengaktifkan rele sebagai alat pemutus pengapian pada busi kendaraan, sistem pemutusan ini menggunakan IoT untuk mengoperasikan rele. Sistem penentuan posisi kenderaan dapat diketahui dengan tracking menggunakan GPS. Tampilan dari posisi kendaraan dapat dilihat dari aplikasi android menggunakan google map pada ponsel pintar. Dari hasil pengujian diperoleh data posisi pergerakan sensor GPS berupa peta dan koordinat dari sensor yaitu (5.21155270, 97.0163610) = (5°12'.41"N, 97°1'58"E) dengan rata-rata selisih jarak 69,14 meter. Sistem pengujian tidak megalami kendala kerena kendaraan masih dalam jangkauan sinyal komunikasi  GSM.
STUDI KAPASITAS BATERAI 110 VOLT DC UNIT I PADA GARDU INDUK 150 KV BIREUEN Selamat Meliala; Muhammad rijal; Taufiq Taufiq
Jurnal Energi Elektrik Vol 10, No 2 (2021): Jurnal Energi Elektrik 2021
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jee.v10i2.6202

Abstract

Abstrak— Pada Gardu Induk Bireuen terdapat sumber tegangan AC dan DC. Sumber DC berperan sebagai suplai daya ke motor penggerak pada PMS dan PMT serta peralatan proteksi digardu induk Bireuen. Sumber arus searah (DC) diperoleh dari rectifier dan baterai  terpasang dalam instalasi yang tersusun secara seri dengan beban atau biasa disebut sistem DC. Baterai pada gardu induk berfungsi sebagai catu daya DC cadangan apabila terjadi gangguan pada trafo pemakaian sendiri di gardu induk, Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan baterai secara rutin dan pengujian kapasitas baterai agar tetap layak dan handal untuk memenuhi kebutuhan sumber daya DC pada Gardu Induk 150 KV Bireuen. Dalam penelitian ini mengunakan metode pengukuran tegangan per sel baterai dan pengujian kapasitas baterai 110 Volt DC pada Gardu Induk 150 KV Bireuen. Berdasar hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat empat buah sel baterai yang drop dengan tegangan tiap sel terukur masing-masing -0.38V,-0.22V,-0.32V dan -0.27 pada sel 15,46,60 dan 66,sehingga perlu di ganti agar tidak mengganggu kinerja dari sel baterai lain.Secara keseluruhan dari hasil pengujian kapasitas baterai 110 Volt DC pada Gardu Induk 150 KV Bireuen dapat dikatakan layak dan handal karena setelah 5 jam pengujian kapasitas baterai masih di atas minimum menurut standar IEEE dan PLN, baterai memiliki efisiensi sebesar 99,5% dan kapasitas baterai 210 Ah dimana mampu memberi sumber daya DC selama 2,62 jam saat terjadi blackout pada Gardu Induk 150 KV Bireuen.