Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pars Plana Vitrectomy in Rhegmatogenous Retinal Detachment in Paediatric Patients in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia 2017 Faresa Hilda; Ari Djatikusumo; Elvioza Elvioza; Gitalisa Andayani Adriono; Anggun Rama Yudantha; Mario Marbungaran Hutapea; Andi Arus Victor
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 9, No. 2 - Agustus 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.126 KB) | DOI: 10.23886/ejki.9.4.94

Abstract

In the past decades, indications for PPV in paediatric patients has been rising with large heterogeneity outcomes among studies. Our objective is to present a pilot descriptive study in Indonesia, regarding pars plana vitrectomy (PPV) success rate in paediatric patients with rhegmatogenous retinal detachment (RRD) in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH). A retrospective study was conducted on 16 paediatric eyes diagnosed for RRD and treated in CMH during the period of January 2017 to December 2017. A total of 16 RRD eyes were identified in 15 individuals. Majority of the patients were male and were in the age group of 12-18 years. There were 13 patients undergone PPV with or without SB. Functional anatomical success rate was determined from the macula status while functional success rate on final BCVA. Among 16 patients, 14 had constant or increased final BCVA and 11 had reattached macula. The success rate of PPV in terms of anatomical outcome was 11 out of 16 eyes and in functional outcome was 8 out of 16 eyes. Keywords: pars plana vitrectomy, paediatric ophthalmology, rhegmatogenous retinal detachment.   Karakteristik dan Hasil Vitrektomi Pars Plana pada Pasien Pediatrik di Divisi Vitreoretina Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Tahun 2017 Abstrak Indikasi tindakan vitrektomi pars plana (PPV) pada pasien pediatrik bertambah secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Penelitian ini dilakukan sebagai studi awal di Indonesia, terkait tingkat keberhasilan PPV pada pasien anak dengan rhegmatogenous retinal detachment (RRD) khususnya di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Studi retrospektif dilakukan terhadap 16 mata RRD pada 15 pasien anak di RSCM pada periode Januari 2017 – Desember 2017. Mayoritas pasien merupakan laki-laki dalam kelompok umur 12-18 tahun. Terdapat 13 pasien yang menjalani PPV dengan atau tanpa scleral buckle (SB). Tingkat keberhasilan anatomi dilihat dari status penempelan makula, sementara tingkat keberhasilan fungsional dinilai dari visus akhir. Tingkat keberhasilan anatomi PPV dalam studi ini adalah 11/16 mata, dan tingkat keberhasilan fungsional mencapai 8/16 mata. Kata kunci: vitrektomi pars plana, oftalmologi pediatrik, rhegmatogenous retinal detachment.
Central Serous Chorioretinopathy Associated with Calcium Channel Blocker Consumption: A Case Report Andi Arus Victor
eJournal Kedokteran Indonesia Vol 9, No. 1 - April 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1525.951 KB) | DOI: 10.23886/ejki.9.7.62

Abstract

Central serous chorioretinopathy (CSC) is one of the leading causes of blindness in middle-aged population. This case report describes case of CSC associated with amlodipine consumption. A 62-years old woman came with blurry vision on the right eye (RE) for 25 days, prior to admission. Patient was hypertensive and on routine calcium channel blocker (CCB, amlodipine) for the last two months. Initial best corrected visual acuity (BCVA) was 0.3 for her RE and 0.8 on her left eye (0.8). Anterior segment examinations of both eyes were within normal limits. Funduscopy revealed serous retinal detachment on the macula of RE. Optical coherence tomography (OCT) of RE showed subretinal and below choroid fluid accumulation and central macular thickness of 352 µm. Patient was treated with non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) and vitamins but the complaint worsened. Amlodipine was ceased on the third month of treatment. CSC resolved and final BCVA was 1.0. There might be an association between CCB consumption to incidence of CSC. Our study was the first to describe such occurrence. Further study is required to confirm this association Keywords: Central serous chorioretinopathy, calcium channel blocker, amlodipine, calcium ion, pathogenesis.   Korioretinopati Serosa Sentral Terkait Penggunaan Penghambat Kanal Kalsium: Sebuah Laporan Kasus Abstrak Central serous chorioretinopathy (CSC) merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada populasi usia paruh baya. Laporan kasus ini mendeskripsikan sebuah kasus CSC yang berkaitan dengan konsumsi Amlodipine. Seorang wanita berusia 62 tahun datang dengan keluhan pandangan buram pada mata kanan sejak 25 hari sebelum datang ke Rumah Sakit. Pasien didiagnosis dengan hipertensi dan rutin mengkonsumsi calcium channel blocker (CCB, amlodipine) dalam 2 bulan terakhir. Pemeriksaan tajam visual terbaik / best corrected visual acuity (BCVA) di awal menunjukkan hasil 0.3 pada mata kanan dan 0.8 pada mata kiri. Pemeriksaan anterior segmen pada kedua mata dalam batas normal. Pemeriksaan funduskopi menunjukan ablasio retina serosa pada makula mata kanan. Pemeriksaan optical coherence tomography (OCT) pada mata kanan menunjukkan hasil akumulasi cairan pada subretina dan dibawah koroid, serta ketebalan makula sentral yaitu 352µm. Pasien diberikan tatalaksana berupa non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) dan vitamin, namun keluhan dirasa memburuk. Konsumsi amlodipine dihentikan pada bulan ke 3. CSC dinyatakan sembuh dengan BCVA akhir 1.0. Terdapat kemungkinan hubungan antara konsumsi CCB dengan insidensi CSC. Studi kami merupakan studi pertama yang mendeskripsikan kejadian tersebut. Dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi hubungan tersebut. Kata kunci: Korioretinopati serosa sentral, penghambat kanal kalsium, amlodipine, ion kalsium, patogenesis