Mahsun
STAI Al-Hamidiyah Bangkalan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM DAN KARAKTER Mahsun
Milenial Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : STAI Al-Hamidiyah Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.144 KB) | DOI: 10.34556/millennial.v1i1.87

Abstract

Tulisan ini akan membahas tentang peran pendidikan agama Islam di sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu pilar pendidikan karakter yang paling utama. Pendidikan karakter akan tumbuh dengan baik jika dimulai dari tertanamnya jiwa keberagamaan pada anak, oleh karena itu materi PAI di sekolah menjadi salah satu penunjang pendidikan keagamaannya, diajarkan al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidupnya, diajarkan fiqih sebagai rambu-rambu hukum dalam beribadah, mengajarkan sejarah Islam sebagai sebuah keteladan hidup, dan mengajarkan akhlak sebagai pedoman prilaku manusia apakah dalam kategori baik ataupun buruk. Oleh sebab itu, tujuan utama dari Pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan sehari-hari. Yang demikian, menjadi nilai penting dalam membentuk karakter siswa sehingga terinternalisasi dengan baik ke dalam kedirian siswa. Oleh karena itu, keberhasilan pembelajaran PAI di sekolah salah satunya juga ditentukan oleh penerapan metode pembelajaran yang tepat yang harusnya dipakai oleh para pendidik.
PERANAN PENTING PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI MAHASISWA DAN DOSEN DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI Mahsun
Milenial Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : STAI Al-Hamidiyah Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.341 KB) | DOI: 10.34556/millennial.v1i2.149

Abstract

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapakan manusia supaya mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam, bertaqwa dan berakhlaq mulia dalam mengamalkan agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-qur’an dan Hadist Nabi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya Pendidikan agama Islam bagi mahasiswa dan dosen di lingkungan perguruan tinggi, dan manfaatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Hasil penelitian memberikan jawaban (1) Secara hakikat pendidikan agama Islam sangat penting bagi mahasiswa dan dosen karena dapat membentuk manusia bertaqwa, dan patuh kepada Allah Swt, dalam menjalankan ibadah dengan menekankan pembinaan kepribadian muslim yakni pembinaan akhlaqul karimah, (2) Manfaat Pendidikan agama Islam bagi mahasiswa dan dosen di lingkungan Perguruan Tinggi, adalah dapat menciptakan hubungan yang selaras dan seimbang antara manusia dan sang khaliq, manusia dengan dirinya sendiri, juga terhadap makhluq lain, serta alam semesta.
MENGUNGKAP SEJARAH PESANTREN RAUDLATUL ULUM ARRAHMANIYAH PRAMIAN SRESEH SAMPANG-MADURA (1770 – 1986) Muniri; Mahsun; Hamidi
Milenial Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : STAI Al-Hamidiyah Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.376 KB) | DOI: 10.34556/millennial.v1i2.179

Abstract

Membahas tentang sejarah berdirinya Pesantren Raudlatul Ulum Arrahmaniyah (RUA) Pramian Sreseh Sampang-Madura. Penulis membatasi sajian sejarahnya, dimulai dari kiprah Kyai Abdul Qahir. Beliau sosok Kyai yang membabat alas mulai dari dusun Nangger hingga lokasi yang saat ini menjadi Pesantren RUA, dusun Pramian. Sepeninggal beliau, lokasi Pesantren dipindah dari bhere’ léké ke témor léké pada tahun 1808 oleh anak mantunya, Kyai Abdurrahman dari Kwanyar. Kemudian kepengasuhan dilanjutkan oleh anak mantu dari Kyai Abdurrahman, yang bernama Kyai Muharram. Pada masa itu, Pesantren semakin berkembang, tapi terkendala VOC yang mengeluarkan kebijakan ‘sewa tanah’ dan ‘tanam paksa’ pada tahun 1808. Kebijakan ini, berlangsung hingga kepengasuhan Kyai Hanbali. Akibat penerapan kebijakan yang makin massif, Pesantren RUA tidak begitu berkembang. Setelah Kyai Hanbali sudah lanjut usia. Urusan pesantren dipasrahkan kepada Kyai Ali (anak mantu). Pada masa kepengasuhan Kyai Ali, pernah diundang oleh Raja Bangkalan dengan maksud tanah Pesantren RUA akan dijadikan tanah perdikan (bebas pajak), namun gagal karena suatu hal. Pada Tahun 1920-an, kepengasuhan dilanjutkan oleh Kyai Hasbullah hingga wafatnya tahun 1930. Kyai Hasbullah dibantu oleh ponakannya, bernama Kyai Ali Mas’ud putra dari Kyai Ali. Sepeninggalnya, Kyai Ali Mas’ud melanjutkan kepengasuhan Pesantren hingga tahun 1986.
Konsep Merdeka Belajar dan Pentingnya Kemampuan Memetakan Dunia Kerja Hafid; Mahsun
AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/al-fikrah.v3i2.68

Abstract

Artikel ini membahas tentang penerapan konsep merdeka belajar dalam dunia pendidikan. Merdeka belajar menawarkan sebuah kemerdekaan dan keleluasaan kepada lembaga pendidikan untuk mengeksplorasi potensi siswa secara maksimal dengan menyesuaikan minat, bakat serta kecendrungannya. Setelah segala potensi yang dimiliki oleh siswa tereksplorasi dengan maksimal diharapkan siswa mendapatkan kemampuan dan keterampilan yang dapat digunakan dalam menghadapi tantangan globalisasi ekonomi, sosial, teknis dan lingkungan di era industri 4.0. Guru harus mampu menjadi fasilitator bagi siswanya dalam menerapkan konsep merdeka belajar, sehingga siswa mampu menyelesaikan masalah dan dapat memetakan dunia kerja pasca lulus dari lembaga pendidikannya. Ada beberapa tahapan langkah yang harus dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah, antara lain; 1) membaca sebuah permasalahan, 2) mengembangkan informasi, 3) memilih strategi, 4) menyelesaikan masalah, 5) memeriksa kembali dan meluaskan kajiannya. Tulisan ini, mengaitkan konsep merdeka belajar dengan kemampuan memetakan dunia kerja yang perlu dimiliki oleh guru saat melakukan fasilitasi dan dimiliki siswa sebelum lulus sekolah. Adapaun metode dalam mengkaji hubungan dua variabel ini, memakai metode kualitatif dengan pendekatan pendekatan kajian library research.
MENGUNGKAP PERBEDAAN PANDANGAN ORANG MADURA TENTANG DEFINISI BLATÉR DAN BHAJINGAN Muniri; Mahsun
AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/al-fikrah.v5i1.177

Abstract

Artikel ini, membahas tentang definisi Blatér. Melalui wawancara kepada sejumlah tokoh yang mempunyai kedekatan dengan komunitas Blatér, didapatkan sebuah definisi tentang Blatér, yaitu sebagai Sifat dan Sosok. Disebut sebagai ‘sifat’ sekaligus ‘sosok’, manakala Blatér ditandai beberapa karakteristik yang melekat pada dirinya, antara lain; kennenga rembaghan (tempat konsultasi menyelesaikan masalah), bhangal (berani), jeg jeg (konsisten), lambha’/ta’ cerre’ (pemurah/tidak pelit), bennya’ kancana (mempunyai banyak teman/jaringan). Lima karakteristik tersebut, merupakan implementasi dari lima prinsip Blatēr yang dijadikan acuan prilaku sehari-harinya, antara lain; bertauhid, hormat kepada Embho’, hormat kepada ghuru, ajhaga téngka, dan ajhaga harga diri. Konsistensi Blatēr dalam menjaga perkataan dan perbuatan dalam keseharian menandakan diri Blatēr mempunyai pengaruh sosial yang luar biasa, atau dalam istilah lain sebagai manusia besar dalam lingkup terbatas. Berdasarkan katagori tipe manusia, Ordinary people (manusia-manusia biasa), Exceptional actors (tokoh-tokoh dengan kapasitas yang luar biasa), dan Holders of excetional positions (manusia pemimpin dan manusia aksi). Sosok Blatér masuk tipe Holders of excetional positions, karena umumnya Blatēr tidak sepintar Exceptional actors, tapi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk menyelesaikan persoalan di tengah masyarakat. Manakala prinsip dan karakteristik Blatēr menjadi satu kesatuan dalam citra diri seseorang, maka dapat disebut sebagai sosok Blatēr.