I Nyoman Kartika Yasa
Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Kesakralan Air Suci Siwa Gangga Sebagai Pemuput Upacara Agama Hindu di Desa Adat Bukian, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung (Lokal Jenius Bali Aga) I Nyoman Kartika Yasa
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 3 No. 1 (2022): Nirwasita
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.708 KB)

Abstract

Masyarakat Bali aga yang berada didaerah pegunungan Bali memiliki ciri-ciri tersendiri , maupun memiliki sruktur kemasyarakat tersendiri maupun ciri-ciri untuk mempertahankan sampai saat sekarang yang memiliki keunikan tersendiri. Keunikan atau ciri-ciri masyarakat tersebut yang ada didaerah pegunungan Bali contohnya di Desa Pekraman adat Bukian, Desa Pelaga, Kecamatan Petang Kabupaten Badung. memiliki suatu keunikan kepercayaan maupun sruktur social religious. Seperti pencarian tirta di pura Penataran Agung sebagai tirta pemuput upacara-upcara keagamaan. Hal tersebut menjadi salah satu tradisi yang masih dipertahankan sampai saat sekarang. Penelitian menunjukan bahwa kepercayaan Masyarakat di Daerah Pegunungan Baliaga terhadap tirta yang ada di Petirtan Pura Penataran Agung Bukian adalah segala upacara panca Yadnya dipuput oleh pakuluh (Tirta ) di Penataran Agung Bukian karena diyakini Ida Bhatara Yang berstana di tempat suci di Penataran Agung Bukian merupakan “Bhatara Ciwa Sunia” yang artinya Ida Bhatara sebagai Pendeta siwa sebagai pemuput segala upacara yadnya. Hal ini sudah menjadi tradisi didaerah pegunungan setiap pelaksanaan upacara panca yadnya yang lebih utama dimohonkan tirta dari pura Penataran agung Bukian sebagai pemuput walaupun sudah menggunakan pendeta dari sekala, terakhir tetap tirta (Pekuluh) dari pura Penataran Agung Bukian akan menyelesaikan upacara tersebut.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Perjuangan Kapten I Wayan Dipta Dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah: The Values of Character Education in the Struggle of Captain I Wayan Dipta and Its Potential as a Source of History Learning Ida Ayu Putu Sri Udiyani; I Nyoman Bayu Pramartha; I Nyoman Kartika Yasa
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 3 No. 2 (2022): Nirwasita
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Sejarah perjuangan Kapten I Wayan Dipta dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia; (2) Nilai-nilai pendidikan karakter pada perjuangan Kapten I Wayan Dipta; (3) Perjuangan Kapten I Wayan Dipta dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gianyar. Teori yang digunakan antara lain pembelajaran sejarah, pendidikan karakter dan teori konflik. Metode yang digunakan yaitu metode wawancara dan metode pengumpulan data baik berupa dokumen ataupun arsip. Teori maka digunakan metode historis yaitu heuristik, kritik sejarah, Interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini akan mengulas (1) sejarah perjuangan dari Kapten I Wayan Dipta dari masa sekolah hingga ikut masuk kedunia perjuangan, (2) Nilai-nilai pendidikan karakter pada perjuangan Kapten I Wayan Dipta yaitu dari Religius, Jujur, Toleran, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab; (3) Perjuangan Kapten I Wayan Dipta dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah, Proses pembelajaran diharapkan dapat mengembangkan potensi-potensi siswa secara menyeluruh dan terpadu. Guru tidak hanya mengajar dan menyampaikan materi pelajaran di ruang kelas tetapi guru juga harus mampu mengaktualisasikan peran dalam upaya membentuk karakter siswa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai moral yang nanti nya dapat memberikan dampak di masa yang akan datang.
Sejarah Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita Di Desa Kempo Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat: The History of the Church of Santa Maria Consoling the Grieving in Kempo Village, Mbeliling District, West Manggarai Regency Veronika Verliana Nesti; Ni Luh Putu Tejawati; I Nyoman Kartika Yasa
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 3 No. 2 (2022): Nirwasita
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sasaran dari penelitian ini adalah bertujuan untuk untuk mengetahui bagaiamana Proses Berdirinya Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita di Desa Kempo Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat, untuk mengetahui Struktur dari Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita di Desa Kempo Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat, untuk mengetahui fungsi dari gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita di Desa Kempo Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat serta untuk mengetahui dampak keberadaan Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Sistem Religi, Tori Akulturasi, Teori Fungsional. Dari penelitian sejarah ini penulis menerapkan beberapa metode penenlitian sejarah yaitu metode heuristik, kritik sejarah, interprestasi, histiografi. Dari hasi penelitian dapat diperoleh sebagai berikut : latar belakang berdirinya Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita di Desa Kempo Kecamatan Mbeliling yaitu : pertama, masuknya Belanda ke Manggarai Flores NTT, kedatangan Belanda bertujuan untuk menjajahi Manggarai dan memberi pengaruh secara Sosial, ekonomi, dan politik. Kedua, memperkenalkan Agama Katolik dan mendirikan Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita di Desa Kempo Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat. Sebelum berdirinya Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduk Cita, masyarakat Desa Kempo tidak bisa lepas dari kultur agraris yang memiliki keterkaitan erat dengan alam dan seluruh kehidupan ciptaan. Dari hasi penelitian Struktur Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita di Desa Kempo sebagai Berikut : pertama, bagian atap Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita. Kedua, bagian dalam Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita.bagian depan yaitu Altar, tempat berkotbah yang memimpin misa pada hari minggu, sementara yang bagian belakang merupakan tempat duduknya umat. Ketiga, bagian depan Gereja Santa Maria Penghibur Orang Berduka Cita.
NILAI – NILAI KESUCIAN RUMPUT ALALANG DALAM AJARAN AGAMA HINDU: Holy’s Values of Alalang Grass From Hindu’s Religion Thought I Nyoman Kartika Yasa
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adiparwa sebuah kitab Hindu yang yang mengandung sifat siwastik yang mengandung ajaran tatwa, susila dan acara dengan plementasi dalam kehidupan manusia terkait dengan melaksanakan panca yadnya. Salah satu menggunakan serana upacara dari berbagai tumbuhan sebagai persebahan maupun serana penyucian berupa daun Alalang. Daun alalang memiliki kesarkralan dalam serana / alat penyucian, yang dapat dibentuk sebagai simbul atau niyasa dari kesucian berupa sirowista, karowista, sahet mimang maupun dipergunakan siwa lingga ,sebagai perwududan bagi orang meninggal yang diaben dan dipergunakan sebagai penyiratan tirtha oleh pinandita dan pandita di saat pemujaan berlangsung serta dipasang pada siwapakarana sang sulinggih. Penelitian ini merupakan penelitian kwalitatif, yang mana termasuk dalam pendekatan kwalitatif tatwa / filsafat kepustakaan, etika dan acara panca yadnya sebagai pelementasi dari tattwa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan lapangan. Hasil yang diproleh dari pnelitian ini adalah nilai – nilai tiga kerangka dasar ajaran Agama Hindu,yaitu ; tattwa, susila, dan acara, terkait dengan aktivitas panca yadnya. Rumput lalang merupakan salah serana sebagai penucian selain serana serana yang lainnya.