Pieter Anggiat Napitupulu
STT STAPIN Majalengka

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kualifikasi dan Tanggung Jawab Gembala Jemaat: Perspektif Teologis Pieter Anggiat Napitupulu
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 10 No. 2: Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.355 KB)

Abstract

Pastors as pastors have a strategic position in church leadership. Is it right for a pastor without qualified qualifications to lead the congregation? The profession of a pastor should not be considered a lower occupation than other professions. A shepherd must be willing to emulate Jesus who gave His life for the flock (His people). Thus a shepherd must understand correctly his responsibilities. He must prepare himself in such a way before becoming a shepherd. Having ability and commitment in carrying out his duties according to the vision in the church where he serves. Duties and responsibilities and operational tasks that are not light should be done as well as possible. He can fulfill the mandate of God's trust in caring for the sheep that God has entrusted to him. Abstrak Pendeta sebagai gembala jemaat memiliki posisi strategis dalam kepemimpinan jemaat. Apakah tepat seorang gembala jemaat tanpa kualifikasi yang mumpuni dalam memimpin jemaat? Profesi seorang gembala tidak boleh dianggap sebagai pekerjaan yang lebih rendah dibanding profesi lain. Seorang gembala harus bersedia meneladani Yesus yang menyerahkan nyawa-Nya untuk kawanan domba (umat-Nya). Dengan demikian seorang gembala harus mengerti dengan benar akan tanggung-jawabnya. Dia harus mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sebelum menjadi gembala. Mempunyai kecapakapan dan berkomitmen dalam melaksanakan tugasnya sesuai visi dalam satu gereja di mana dia melayani. Tugas dan tanggung-jawab serta tugas opera-sionalnya yang tidak ringan hendaknya dilakukan sebaik-baiknya. Dia dapat menunaikan amanah kepercayaan Tuhan dalam memelihara domba-domba yang Tuhan percayakan kepadanya.
Signifikansi Mentor dalam Membangkitkan Pemimpin Jemaat Pieter Anggiat Napitupulu
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 11 No. 1: Juli 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.437 KB)

Abstract

The leader is a determinant in the progress of a church, although it does not neglect other supporting elements of progress. The availability of a leader who is truly ready to lead the congregation is a long conversation from time to time. Although this need is categorized as urgent, many do not understand how to raise up a new leader who has qualified qualifications in the church. Efforts to raise up and bring up leaders in the church is a struggle of its own. The deliberate mentoring process will help equip a subordinate to be ready to become a new leader. A mentor not only has knowledge, but high skills and exemplary living are important things to share with prospective church leaders. The success of mentoring depends more on the quality of the mentor, with careful use of mentoring techniques. On the other hand, it is also expected that obedience and submission of their subordinates during the mentoring process. All of these things become a completeness in making someone appear to be the leader of the church later. Thus the mentoring process becomes significant in church leadership, where new leaders will rise up with high qualities that bring the congregation to progress. Abstrak Pemimpin merupakan penentu dalam kemajuan suatu jemaat, walaupun tidak mengabaikan elemen-elemen penunjang kemajuanlainnya. Ketersediaan seorang pemimpin yang benar-benar siap pakai dalam memimpin jemaat merupakan percakapan panjang dari masa ke masa. Walau kebetuhan ini tergategori mendesak, namun banyak yang kurang memahami bagaimana cara membangkitkan seorang pemimpin yang baru yang memiliki kualifikasi yang mumpuni di dalam jemaat. Upaya membangkitkan dan memunculkan pemimpin di jemaat meru-pakan pergumulan tersendiri. Proses mentoring yang dilakukan secara sengaja akan menolong dalam melengkapi seorang bawahan untuk kelak siap menjadi pemimpin yang baru. Seorang mentor bukan saja memiliki pengetahuan, namun skill yang tinggi dan keteladanan hidup merupakan hal penting untuk dibagikan kepada calon pemimpin jemaat. Keberhasilah mentoring lebih bergantung pada kualitas mentor, dengan kecermatan menggunakan tehnik mentoring. Di sisi lain juga diharapkan ketaatan dan ketundukan bawahannya selama proses mentoring. Semua hal ini menjadi suatu kelengkapan dalam menjadikan seseorang muncul menjadi pemimpin jemaat kelak. Demikianlah proses mentoring menjadi signifikan dalam kepemimpinan jemaat, di mana pemimpin baru akan bangkit dengan kualitas tinggi yang membawa jemaat kepada kemajuan.