Surijadi Surijadi, Surijadi
Penyuluh di BaristandIndustri Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Teknik Pengukuran Kenaikan Temperature Belitan Motor Induksi Menggunakan Metode Resistansi Aji, Zaenal Panutup; Surijadi, Surijadi
-
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.046 KB)

Abstract

Kenaikan suhu belitan motor pada produk-produk rumah tangga yang menggunakan motor induksi sangat perlu diperhitungkan guna memastikan tingkat keselamatan yang tinggi bagi pengguna. Selama ini, metode yang digunakan didalam pengukuran ini adalah menggunakan metode termokopel. Banyak sekali kendala yang dijumpai ketika penggunaan metode ini. Salah satunya adalah kesulitan didalam meletakkan termokopel didalam belitan motor, sehingga kenaikan suhu yang terukur adalah kenaikan suhu pada bagian luar dari belitan motor. Disamping itu Standar Nasional Indonesia (SNI) menetapkan bahwa setiap pengukuran belitan harus menggunakan metode resistansi [1]. Pada makalah ini, dijelaskan tentang rekayasa alat ukur kenaikan suhu belitan motor induksi dengan metode resistansi supaya mampu mengukur kenaikan suhu dengan hasil yang akurat dan memudahkan didalam melakukan pengukuran. Metode ini adalah dengan mengukur nilai resistansi dari belitan motor dari suhu awal dan suhu akhir, nilai dari resistansi ini kemudian dikonversi menjadi kenaikan suhu belitan motor. Dari hasil pengujian ini didapatkan bahwa semakin besar daya input maka diikuti dengan kenaikan suhu belitan. Namun, kenaikan suhu juga tergantung dari tipe produk. Dengan daya input yang hampir sama kenaikan suhu belitan pada kipas angin box fan lebih kecil dibanding kenaikan suhu belitan pada kipas angin desk fan, dengan selisih sebesar 15,97 K untuk belitan utama motor dan sebesar 20,19 K untuk belitan auxilary motor. Nilai pengukuran kenaikan suhu belitan motor menggunakan metode resistansi lebih tinggi sebesar 10 K dibandingkan dengan pengukuran menggunakan metode termokopel.