Industri minuman berkarbonasi yang saat ini masih dikuasai oleh Coca-Cola Company dengan perolehan pangsa pasar paling tinggi dibanding dengan pesaingnya pepsi cola maupun Multi Bintang Indonesia yang meluncurkan produk Green Sands. Akan tetapi meskipun pangsa pasar minuman berkarbonasi dikuasai Coca-Cola Company saat ini terjadi persaingan antar sesama produk Coca-Cola bahkan pada tahun 2006 Brand Share minuman berkarbonasi dikuasai oleh merek Fanta 33,7%, merek Coca-Cola sebesar 28,5%, merek Sprite sebesar 30,9%, Pepsi Cola sebesar 0,9%. Salah satu keberhasilan Fanta dalam menggeser Coca-Cola adalah strategi yang diterapkan Fanta yaitu diferensiasi dan target sasarannya adalah anak remaja, diferensiasi Fanta adalah dari rasa. Untuk itu Coca-cola sebagai merek minuman berkarbonasi paling tua terus melakukan strategi in store display yang belum di masuki pesaing sejenis. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran in store display dan keputusan pembelian Coca-Cola di Carrefour Paris Van Java, serta Menjelaskan seberapa besar pengaruh in store display terhadap keputusan pembelian Coca-Cola di Carrefour Paris Van Java.Berdasarkan variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Jangka waktu penelitian bersifat cross sectional method. Populasi penelitian ini berjumlah 1.291 orang konsumen Coca-Cola di Carrefour Paris Van Java Jl Sukajadi Bandung, yang merupakan rata-rata konsumen perbulan. Berdasarkan teknik penarikan sampel secara systematic random sampling dan dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel sebesar 93 sampel, namun untuk meningkatkan keakuratan maka jumlah sampel yang diteliti ditambah sehingga berjumlah 100 sampel. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, penyebaran kuesioner dan studi literatur.  Analisis data dan uji hipotesis menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan bantuan software komputer SPSS 15, teknik analisis jalur ini digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan in store display secara umum sudah baik dengan indikator branding dalam kemudahan mengenali merek Coca-Cola pada rak pajangan (display) merupakan dimensi yang paling tinggi mendapatkan skor, sedangkan perolehan hasil skor paling rendah diperoleh indikator modularity ditinjau dari segi kesesuaian rak pajangan dengan merek Coca-Cola yang baru. Keputusan pembelian yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, waktu pembelian, dan jumlah pembelia secara umum sudah baik dengan indikator kepercayaan terhadap merek memperoleh skor yang paling tinggi, sedangkan pemilihan berdasarkan waktu pembelian ditinjau dari ketidakteraturan pembelian  mendapatkan skor yang paling rendah. In store display berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, sehingga setiap kegiatan promosi yang dibentuk dengan perencanaan yang baik dalam pelaksanaan in store display akan mempengaruhi keputusan pembelian.Â