Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS MULTI ENZIM PADA PROSES ENKAPSULASI PROBIOTIK Lactobacillus fermentum TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DAN NILAI pH Zulkifli Saputra; Muhammad Farid Wadjidi; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.489 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh  penambahan dosis multi enzim pada proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum terhadap kadar asam laktat dan nilai pH, sehingga dapat memperoleh dosis multi enzim yang optimal didalam enkapsulasi probiotik Lactobasillus fermentum. Materi yang digunakan penelitian ini adalah isolat bakteri Lactobacillus fermentum, tepung maizena, maltodekstrin, multi enzim, aquades, NaOh, indikator PP, alkohol, larutan buffer. Metode  penelitian yang digunakan adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu penambahan dosis multi enzim P0= (kontrol/ tanpa multi enzim), P1= multi enzim 0,1%, P2= multi enzim 0,2%, P3= multi enzim 0,3% (dengan total sampel 20 gram). Analisis ragam, penambahan multi enzim sebagai nutrisi bagi mikroba dalam probiotik Lactobacillus fermentum tidak berpengaruh nyata terhadap kadar asam laktat. Hasil rataan perhitungan kadar asam laktat pada masing-masing perlakuan adalah P0= 1,110000; P1= 1,080000; P2= 0,990000 dan P3= 0,960000. Analisis ragam, penambahan multi enzim sebagai nutrisi bagi mikroba dalam probiotik Lactobacillus fermentum tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH. Hasil rataan pengukuran nilai pH pada masing-masing perlakuan adalah P0= 4,034; P1= 4,134; P2 = 4,167 dan P3= 4,234. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penambahan nutrisi berupa multi enzim pada proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum tidak perlu dilakukan, mengingat harga multi enzim yang cukup mahal dan tidak berpengaruh pada pertambahan kadar asam laktat,  nilai pH memiliki hubungan dengan kadar asam laktat. Semakin tinggi kadar asam laktat probiotik Lactobacillus fermentum, maka semakin rendah nilai pH. Disarankan perlu adanya penelitian dengan menambahkan bahan lain sebagai nutrisi dari Bakteri Lactobacillus fermentum dalam proses enkapsulasi probiotik dan perlu adanya variabel lainnya. Sehingga dapat menentukan kelebihan dari penambahan multi enzim sebagai nutrisi Lactobacillus fermentum.
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN DAUN Indigofera zollingeriana TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN PAKAN ITIK PEDAGING HIBRIDA UMUR 22-45 HARI TERHADAP PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL Arista Wahyu Febriansyah; Muhammad Farid Wadjidi; Dedi Suryanto
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.642 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kediaman Bapak Lukman Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Penggunaan Daun Indigofera zollingeriana Terfermentasi Sebagai Bahan Pakan Itik Pedaging Hibrida Umur 22-45 Hari Terhadap Persentase Karkas Dan  Lemak Abdominal. Kegunaan penelitian ini diharapkan memberikan pedoman dan informasi dari Penggunaan Daun Indigofera zollingeriana Terfermentasi Sebagai Bahan Pakan Itik Pedaging Hibrida Umur 22-45 Hari Terhadap Persentase Karkas Dan  Lemak Abdominal. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun indigofera terfermentasi yang dicampur dengan konsentrat 511, CP 144, jagung giling,pollard dan juga itik pedaging hibrida jantan umur 22hari  dengan bobot badan awal rata-rata 634 gram sebanyak 64 ekor. Metode yang digunakan adalah metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 4 itik. Perlakuan yang diberikan adalah R0 = pakan tanpa campuran daun. Indigofera zollingeriana, R1 = pakan yang mengandung daun Indigofera zollingeriana terfermentasi 5%., R2 = pakan yang mengandung daun Indigofera zollingeriana terfermentasi 10%., R3 = pakan yang mengandung daun Indigofera zollingeriana terfermentasi 15%.. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah persentase karkas”dan persentase lemak abdominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Penggunaan Daun Indigofera zollingeriana Terfermentasi Sebagai Bahan Pakan Itik Pedaging Hibrida Umur 22-45 Hari pengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase karkas dan persentase lemak abdominal. Rata-rata nilai persentase karkas dan Uji BNT 5% pada tiap perlakuan adalah R0 = 58,39b, R1 = 57,22ab R2 = 57,18 ab, dan R3 = 56,09a dan nilai persentase lemak abdominal dan uji BNT % pada tiap perlakuan adalahR0 = 1,11b , R1 = 0,96a , R2 = 0,95 a , dan R3 = 0,94 a. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan daun Indigofera  zollingeriana terfermentasi pada taraf 10% dapat digunakan sebagai bahan pakan itik pedaging hibrida umur 22- 45 hari karena tidak berengaruh nyata terhadap persentase karkas dan berpengaruh nyata terhadap persentase lemak abdominal, Disarankan Perlu dilakukan penelitian lainnya untuk penghilangan tanin dan pemecahan serat kasar pada daun Indigofera  zollingeriana secara maksimal.
PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN PROBIOTIK LACTOBACILLUS SALIVARIUS TERENKAPSULASI DALAM PAKAN TERHADAP KONVERSI PAKAN DAN BIAYA PAKAN PERKILOGRAM TELUR PADA PUYUH PERIODE LAYER Daniel Omar Badrid Duja; Muhammad Farid Wadjidi; Sumartono Sumartono
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.214 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik enkapsulasi Lactobacillus salivarius kedalam pakan komersial terhadap nilai konversi pakan dan biaya pakan perkilogram telur burung puyuh. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Probiotik terenkapsulasi dari spesies Lactobacillus salivarius dan burung puyuh betina umur 4 bulan sebanyak 320 ekor. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Data yang diperoleh dianalisa dengan analisis ragam (ANOVA) dan apabila berpengaruh dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Perlakuan P0= pakan komersial tanpa probiotik, P1=pakan komersial + 0,2 % probiotik, P2= pakan komersial + 0,4 %, probiotik dan P3= pakan komersial + 0,6 % probiotik. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan probiotik enkapsulasi Lactobacillus salivarius  terenkapsulasi berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap konversi pakan dan biaya pakan perkilogram telur. Rata-rata nilai konversi pakan yaitu perlakuan P0 :3.10b, perlakuan P1 : 3.03b, perlakuan P2 : 2.78ab, dan perlakuan P3 : 2.55a. Rata-rata biaya perkilogram telur yaitu: perlakuan P0 :18313.39b, perlakuan P1 : 18107.66b, perlakuan P2 : 16809.06ab, dan perlakuan P3 : 15619.81a. Kesimpulan penelitian ini yaitu semakin tinggi tingkat penambahan probiotik Lactobacillus salivarius terenkapsulasi dalam pakan burung puyuh periode layer menurunkan nilai konversi pakan dan menurunkan biaya pakan (Rp) perkilogram telur puyuh.
PENGARUH PENGGUNAAN MAGGOT DALAM RANSUM AYAM PETELUR JANTAN PERIODE FINISHER TERHADAP BIAYA PAKAN PERKILOGRAM PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN IOFC Moch Widayat; Muhammad Farid Wadjidi; Irawati Dinasari
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.602 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penggunaan maggot dalam ransum ayam petelur jantan periode finisher terhadap biaya pakan perkilogram pertambahan bobot badan dan IOFC. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode percobaan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri 4 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan berjumlah 5 ekor ayam. Adapun perlakuan yang diberikan, yaitu P0 100% Pakan komersial. P1 85% ransum ditambah 15% tepung maggot. P2 80% ransum ditambah 20% tepung maggot. P3 75% ransum ditambah 25% tepung maggot.Hasil rata – rata biaya pakan per kilogram pertambahan bobot badan yaitu, (P0) Rp. 22335,-ᵃ. (P1) Rp. 13671,-ᵇ, (P2) Rp. 12402,-ᵃ, dan (P3) Rp. 11022,-ᶜ, diketahui bahwa penggunaan maggot 25% dalam ransum menunjujkanpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap biaya pakan per kilogram dan pertambahan bobot badan dan hasil rata – rata Income Over Feed Cost yaitu (P0) Rp.6159,-ᵃ, (P1) Rp.9581,-ᵇ, (P2) Rp.11056,-ᵇ, dan (P3) Rp.12937,-ᶜ. diketahui bahwa penggunaan maggot 25% dalam ransum berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap Income Over Feed Cost. Hasil penelitian menunjukan penggunaan 25% tepung maggot BSF (Black Soldier Fly) dalam ransum ayam petelur jantan fase finisher mampu menurunkan biaya pakan perkilogram pertambahan bobot badan sebesar Rp.11022,- dan meningkatkan Income Over Feed Cost sebesar Rp.12937,-.Kata kunci : Ayam petelur jantan, tepung maggot, ransum, biaya pakan per kilogram bobot badan, income over feed cost.
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN DAUN Trichanthera gigantea TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN PAKAN ITIK PEDAGING HIBRIDA UMUR 22 – 45 HARI TERHADAP PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL Dian Adi Susanto; Muhammad Farid Wadjidi; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.042 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga ada 16 unit percobaan.  Setiap unit percobaan terdiri dari 4 ekor itik jenis hibrida jantan sehingga jumlah itik sebanyak 64 ekor umur 22 yang berbobot badan homogen (koefisien keragaman 6,6%). Perlakuan penelitian adalah penggunaan tepung daun Trichanthera gigantea terfermentasi (TDTF) dalam pakan. Adapun susunan penelitian adalah P0 = Pakan tanpa penggunaan TDTF, P1 = Pakan dengan penggunaan TDTF 5%, P2 = Pakan dengan penggunaan TDTF 10%, P3 = Pakan dengan penggunaan TDTF 15%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat penggunaan tepung daun Trichanthera gigantea terfermentasi dalam pakan berpengaruh nyata (P< 0,05) terhadap persentase karkas dan  persentase lemak abdominal itik pedaging hibrida. Adapun nilai rata - rata persentase karkas itik selama penelitian adalah P0 = 57,78a g/ekor. ; P1 = 57,80ab g/ekor. ; P2 = 58,73 ab g/ekor dan P3 = 59,18b g/ekor, sedang nilai persentase lemak abdominal selama penelitian yaitu P0 = 6,12c g/ekor ; P1 = 6,06bc g/ekor ; P2 = 5,60ab g/ekor dan P3 = 5,41a g/ekor. Kesimpulan penggunaan Trichanthera Gigantea terfermentasi dalam pakan dapat meningkatan persentase karkas dan penurunan persentase lemak abdominal pada itik pedaging hibrida jantan. Kemudian disarankan penggunaan tepung daun Trichanthera gigantea terfermentasi dalam pakan untuk menghasilkan performan terbaik pada itik pedaging jantan hibrida sampai dengan 15%.
ANALISIS USAHA BUDIDAYA BURUNG WALET DI KECAMATAN BONTANG UTARA KOTA BONTANG KALIMANTAN TIMUR Shelly Eka Purnama; Muhammad Farid Wadjidi; Sri Susilowati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.338 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis besarnya biaya total, penerimaan, keuntungan, dan efisiensi usaha dari hasil budidaya burung walet, materi yang digunakan yaitu data dari kuisioner 5 peternak burung di Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang Kalimantan Timur. Metode yang digunakan yaitu metode survey. Variabel yang diamati yaitu biaya total, penerimaan, keuntungan, dan efisiensi usaha (BEP, BCR, dan RCR). Perolehan yang didapat merupakan hasil analisis ukuran gedung burung walet dengan luas 31,5m2 dalam sekali panen (2bulan) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata biaya total dengan luas gedung 31,5m2 sebesar Rp1.905.651/panen, rata rata penerimaan yang diperoleh dari luas gedung 31,5m2 sebesar Rp 36.774.416 dengan rata rata produksi sebanyak 3,6 kg, rata rata keuntungan yang diperoleh dari luas gedung 31,5m2 sebesar Rp34.868.766/panen, nilai rata rata BEP produksi grade A: 0,16kg, grade B: 0,21kg, dan grade C: 0,24kg, nilai rata rata BEP harga grade A: Rp 3.273.523, grade B: 5.615.424, dan grade C: Rp 10.458.594, rata rata nilai RCR yaitu 19, dan rata rata nilai BCR 17,8. Kesimpulan penelitian ini, perolehan rata-rata total biaya yang dikeluarkan peternak budidaya burung walet di Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang Kalimantan Timur dengan luas gedung per31,5m2 perpanennya Rp1.905.651, rata-rata penerimaan perpanen dengan luas per31,5m2 Rp 36.774.416, perolehan rata-rata keuntungan perpanen dengan luas per31,5m2 Rp34.868.766. Berdasarkan BEP, RCR, dan BCR usaha tersebut dikatakan menguntungkan dan layak di usahakan atau dilanjutkan. Saran dari penelitian ini, sebaiknya para peternak yang ingin memulai usaha budidaya burung walet membangun gedungnya jauh dari pemukiman warga, dan lebih intensif dalam beternak agar lebih menguntungkan. Kata kunci : Analisis usaha, budidaya burung walet, efisiensi usaha
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN DAUN SENGON (Albizzia falcataria) TERALKALINASI DAN TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN PAKAN ITIK TERHADAP,KONSUMSI PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KONVERSI PAKAN Eko Haryadi; Muhammad Farid Wadjidi; Badat Muwakhid
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.117 KB)

Abstract

Penelitian,,ini bertujuan,,untuk mengetahui berapa banyak penggunaan daun sengon teralkalinasi dan terfermentasi sebagai bahan pakan itik peranakan peking umur 22-45 hari. Materi yang digunakan dalam penelitian,,ini adalah daun sengon teralkalinasi dan terfermentasi, jagung, pollard, CP 144, konsentrat 511, dan itik peranakan peking 80 ekor jantan umur 22 hari. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan menggunakan 5 itik peranakan peking, dengan perlakuan yang terdiri dari P0 = 100% ransum tanpa menggunakan daun sengon, P1 = 95% ransum dengan menggunakan 5% daun sengon, P2 = 90% ransum dengan menggunakan 10% daun sengon, P3 = 85% dengan menggunakan 15% daun sengon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat passenggunaan daun sengon teralkalinasi dan terfermentasi dalam pakan tidak  menunjukkan pengaruh  nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan. Dari hasil diperoleh rata – rata nilai konsumsi pakan P0 = 4150,00,g/ekor. ; P1 = 4167,50 g/ekor. ; P2 = 4187,50 g/ekor. dan P3 = 4207,50 g/ekor. Pada pertambah an bobot badan menunjukan pengaruh tidak nyata (P>0,05).  Nilai rata – rata pertambahan bobot badan yaitu P0 = 1238,25 g/ekor. ; P1 = 1212,00 g/ekor. ; P2 = 1203.500  g/ekor. ; P3 = 1173,75 g/ekor. Terhadap konversi pakan juga tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) dengan konversi pakan selama penelitian yaitu P0 = 3,35. ; P1 = 3,44. ; P2= 3,48. ; P3 = 3,59. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunan daun sengon (Albizzia falcataria) teralkalinasi dan terfermentasi Aspergillus niger sampai 15% dalam ransum  masih menunjukan pengaruh yang sama terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan pada itik peranakan peking umur 22 - 45 hari.