Gempa bumi dapat terjadi disepanjang batas petemuan antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Akhir tahun 2016 terjadi gempa Pidie Jaya dengan rentan kejadian setiap gempa yang saling berdekatan satu dengan lainnya. Jumlah gempa bumi yang tercatat sebanyak 6 event gempa bumi dengan kisaran magnitudo M 4.0 hingga M 6.5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai b-value yang digunakan untuk mengidentifikasi kerapuhan batuan wilayah Pidie jaya serta dengan mempertibangkan nilai slowness dari fase gelombang seismik yang tercatat oleh stasiun seismik. Data yang digunakan merupakan data gempa bumi Pidie Jaya sebanyak 97 event aftershock dengan 1 event mainshock yaitu gempa 20161206 M 6.5. Nilai b-value diperoleh dengan menggunakan metode reisenberg decluster yakni metode pengelompokkan data dengan karakteristik yang sama. Sedangkan nilai slowness diperoleh dari selisih waktu dibagi selisih jarak dari tiap fase gelombang. Waktu dan jarak diperoleh setelah dilakukan picking gelombang seismik di Seisgram2k. Sesuai dengan hubungan antara frekuensi kejadian dan magnitudo, akan didapatkan b-value sebagai parameter penanda kerapuhan batuan di daerah setempat. Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil jika wilayah Pidie Jaya memiliki nilai b-value sebesar 0.896 dengan nilai slowness untuk fase Pg, Pn, Sg, dan Sn pada gempa Pidie Jaya berturut-turut adalah 0.1753, 0.1240, 0.3086, dan 0.2531. Critical distance pada gempa Pidie Jaya untuk fase Pn – Pg berpotongan pada jarak ±149 km sedangkan untuk fase Sn – Sg berpotongan pada jarak ±175 km.