Claim Missing Document
Check
Articles

APLIKASI METODE CELLULAR AUTOMATA UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEMPERATUR KONDISI TUNAK Apriansyah, Apriansyah
SEMIRATA 2015 Prosiding Bidang Fisika
Publisher : SEMIRATA 2015

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.39 KB)

Abstract

Distribusi suhu kondisi tunak di daerah sintetik berukuran 1 kaki x 2 kaki telah ditentukan dengan menggunakan menggunakan metode cellular automata. Dalam daerah sintetik hanya proses difusi yang digunakan untuk memecahkan persamaan pengatur sebaran panas menggunakan kaidah pembobotan dalam sel utama dan sel sekitarnya (sel tetangga). Nilai bobot sel utama yang digunakan adalah 0,10; 0,50 dan 0,90. Pola distribusi suhu menggunakan metode cellular automata menunjukkan kesesuainan baik dengan metode analitik (solusi penyelesaian analitis dari persamaan Laplace) dan numerik (hasil penyelesaian persamaan Laplace dengan Accelerated Alternating Direction Implicit (AADI)), dimana rerata perbedaannya terhadap metode analitik masing-masing 6,58%; 6,49% dan 5,68% untuk bobot sel utama 0,10; 0,50 dan 0,90. Sementara perbedaannya dengan metode numerik masing-masing adalah 6,06%; 5,97% dan 5,17% untuk bobot sel utama 0,10; 0,50 dan 0,90. Kata Kunci: Suhu, persamaan Laplace, cellular automata, analitik, numerik
Pemodelan Penyebaran Panas Dalam Fluida Newtonian Tak Mampu Mampat Menggunakan Cellular Automata Apriansyah, Apriansyah; Mihardja, Dadang Kurniadi
Jurnal Matematika dan Sains Vol 18 No 3 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model cellular automata (MCA) telah digunakan untuk mensimulasikan penyebaran panas dalam fluida Newton tak mampu mampat di daerah sintetik dan perairan pantai sekitar outlet Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Tawar Kabupaten Bekasi. Dalam daerah model sintetik hanya proses adveksi dan difusi yang diperhatikan, dengan interaksi antar sel yang sedang dihitung (sel utama) dan sel di sekitarnya (sel tetangga) diberlakukan beberapa skenario pembobotan. Nilai bobot sel utama yang dipilih dalam proses adveksi adalah 0,10; 0,50; dan 0,90, dan untuk difusi 0,15; 0,20; dan 0,80, sementara pada adveksi-difusi dipilih kombinasi dari kedua bobot tersebut. Pola distribusi suhu hasil simulasi MCA menunjukkan kesesuaian yang baik dengan model analitik dan numerik, dimana perbedaannya terhadap model analitik adalah 3,79% untuk koefisien difusi yang kecil dan 2,42% untuk koefisien difusi besar. Sedangkan perbedaannya terhadap hasil model numerik adalah 9,39% (koefisien difusi kecil) dan 3,42% (koefisien difusi besar). Dalam simulasi MCA di perairan pantai Muara Tawar, penulis memperhatikan proses pertukaran panas antara laut dan udara selain proses adveksi dan difusi, dan skenario pembobotan adveksi yang dipakai sebesar 0,50 dan untuk difusi 0,15. Perbandingan dengan studi terdahulu menunjukkan pola penyebaran yang sama dengan perbedaan reratanya sebesar 0,13% pada saat menuju surut dan sekitar 0,25% saat menuju pasang. Kata Kunci: Model cellular automata, Adveksi, Difusi, Interaksi udara – laut, Daerah sintetik dan perairan pantai.   Modelling of Thermal Dispersion in the Incompressible Newtonian Fluid by Using Cellular Automata  Abstract Cellular automata model (CAM) has been adopted to simulate thermal dispersion in the incompressible Newtonian fluid in the synthetic domain and the coastal waters near of the Muara Tawar power plant at Bekasi region. In the synthetic model, only advection and diffusion processes are considered in which several weighting scenario  are applied to represent the interaction between calculated cell (main cell) and its cells. The chosen weighting factors of the main cell in the case of advection are 0.10; 0.50; and 0.90, while for the case of diffusion are 0.15; 0.20; and 0.80. In the case of advection-diffusion, the chosen weighting factors are the combinations of the above. Patterns of temperature distribution obtained from simulations are in good agreement with analytical and numerical models. The differences to analytical model are 3.79% for small diffusion coefficient and 2.42% for that of large diffusion, while its difference to numerical model results are 9.39% (small diffusion coefficient) and 3.42% (large diffusion). In the case of CAM simulation of thermal dispersion in the coastal waters of the Muara Tawar Bekasi, we consider advection, diffusion and also heat exchange between sea and air, as well as using weighting scenarios of 0.50 and 0.15 for advection and diffusion, respectively. We found similar dispersion patterns as reported by another study with a difference of about 0.13% during ebb tide and 0.25 % during flood tide. Keywords  : Cellular automata model, Advection, Diffusion, Sea – air interaction, Synthetic and coastal waters areas.
Karakteristik Gelombang Laut di Perairan Laut Natuna Menggunakan Data Satelit Altimetri Sanjaya, Obbi; Muliadi, Muliadi; Apriansyah, Apriansyah
PRISMA FISIKA Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.623 KB) | DOI: 10.26418/pf.v7i2.34261

Abstract

Perairan Laut Natuna merupakan salah satu wilayah laut Indonesia yang sebagian besar wilayahnya digunakan sebagai kawasan aktifitas pelayaran. Tinggi gelombang sebagai salah satu faktor keselamatan aktifitas pelayaran perlu diketahui guna menciptakan kelancaran dalam beraktifitas. Oleh karena itu informasi mengenai karakteristik tinggi gelombang laut di Perairan Laut Natuna dibutuhkan masyarakat dalam aktifitas pelayaran. Penelitian ini telah dilakukan bertujuan untuk menggambarkan karakteristik gelombang menggunakan parameter gelombang signifikan sebagai acuan pelayaran yang terbentuk di permukaan laut dari hasil pengamatan teknologi penginderaan jauh yaitu produk satelit altimetri Jason dalam memberikan kontribusi informasi pelayaran. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data satelit altimetri RADS (Radar Altimeter Database System) Jason dari tahun 2007 s.d 2016 diproses menggunakan software BRAT 4.1 dengan metode “BratAlgoFilterLoessGrid”. Hasil penelitian kemudian diklasifikasikan menggunakan skala laut douglas untuk mengetahui klasifikasi karakteristik tinggi gelombang laut yang terbentuk. Berdasarkan hasil analisis komparasi data penelitian dengan data milik BMKG diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil pengamatan tinggi gelombang laut signifikan. Terakhir hasil analisis tinggi gelombang laut didapatkan rata-rata di Perairan Laut Natuna sebesar 1,42 m dan karakteristik gelombang laut menurut skala laut douglas berada di skala 4 yaitu tinggi gelombang sedang.
Identifikasi Struktur Geologi Dasar Laut Sulawesi Berdasarkan Anomali Magnetik Alpiana, Fila; Purwanto, Catur; Arman, Yudha; Apriansyah, Apriansyah
PRISMA FISIKA Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Department of Physics, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.229 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur geologi di Laut Sulawesi dengan menggunakan metode magnetik. Data yang diperoleh dari hasil survei yaitu data intensitas medan magnet. Pengolahan data awal dilakukan koreksi harian dan koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field) pada data hasil survei untuk mendapatkan anomali medan magnet total. Kemudian di reduksi ke kutub dan selanjutnya dilakukan pemisahan anomali lokal dan regional dengan filter gaussian regional/residual untuk mendapatkan anomali lokal. Didapatkan nilai anomali magnetik pada daerah penelitian -290,0 nT hingga 335,6 nT. Berdasarkan anomali magnetik dan pola struktur daerah penelitian, diduga adanya Struktur geologi yaitu sesar. Variasi nilai intensitas medan magnet merupakan parameter dalam menentukan nilai suseptibilitas. Nilai suseptibilitas Laut Sulawesi yaitu 0,0656 SI hingga 0,0677 SI. Berdasarkan nilai suseptibilitas, struktur geologi daerah penelitian didominasi batuan jenis andesit, basaltik, dan batuan metamorf.Kata Kunci: Metode Magnetik, Struktur Geologi, Suseptibilitas, Anomali Magnetik
Model Pendugaan Evaporasi dari Suhu Udara dan Kelembaban Udara Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda di Kota Pontianak Jesiani, Eka Mey; Apriansyah, Apriansyah; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v7i1.32515

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh persamaan model pendugaan evaporasi berdasarkan data suhu udara dan kelembaban udara di Kota Pontianak tahun 2006 – 2017. Analisa korelasi dan pembentukan model evaporasi dengan metode regresi linier berganda menenggunakan data suhu udara dan kelembaban udara dari stasiun klimatologi Siantan dan data evaporasi yang diperoleh dari situs resmi ECMWF. Kemudian model ini diuji kesesuaiannya dengan menghitung nilai R2, r dan error absolutnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara suhu udara dan kelembaban udara dengan evaporasi di Kota Pontianak sangat erat yang berarti evaporasi dapat diprediksi dengan data suhu udara dan kelembaban udara. Persamaan model evaporasi yang dihasilkan adalah adalah . Model ini dapat memprediksi evaporasi yang terjadi di Kota Pontianak dengan error absolut 1,9%.
Interprestasi Data Anomali Medan Magnetik Total Transformasi Reduksi ke Kutub di Laut Flores Rohyati, Eny; Purwanto, Catur; Arman, Yudha; Apriansyah, Apriansyah
PRISMA FISIKA Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.314 KB) | DOI: 10.26418/pf.v7i3.36112

Abstract

Penelitian dengan menggunakan metode magnetik di laut Flores telah dilakukan. Data medan magnet total diukur menggunakan Proton Precision Magnetometer (PPM) dan kapal Geomarin III dengan jumlah lintasan yaitu sebanyak 20 lintasan. Data anomali medan magnetik total selanjutnya dilakukan koreksi diurnal dan koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field) untuk menghasilkan data intensitas anomali medan magnetik total. Data anomali magnetik total selanjutnya ditransformasi reduksi ke kutub. Pola kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil reduksi ke kutub digunakan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan Laut Flores. Berdasarkan peta kontur anomali medan magnetik total dilokasi penelitian secara umum terdistribusi antara -156.1 nT sampai 321.9 nT. Anomali rendah -156.1 nT sampai 0 cenderung mengikuti titik pengukuran yang berdekatan dengan adanya indikasi gunung api bawah laut di lokasi penelitian.Kata Kunci : metode magnetik, anomali medan magnet total, reduksi ke kutub, laut flores
Aplikasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson Implisit untuk Menentukan Kasus Adveksi-Difusi 2D pada Sebaran Polutan Di Suatu Perairan Sampera, Holland; Apriansyah, .
PRISMA FISIKA Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1990.31 KB) | DOI: 10.26418/pf.v4i2.15851

Abstract

Telah ditentukan pola sebaran konsentrasi polutan pada sungai sintetik dan Sungai Kapuas menggunakan metode beda hingga Crank-Nicholson Implisit. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan kasus adveksi-difusi 2D pada sebaran konsentrasi polutan dan membandingkannya dengan metode analitik. Pada sungai sintetik, RMSE yang didapat untuk kasus adveksi-difusi 2D proses sesaat adalah sebesar 8,19 x 10-4 dan 0,11 untuk proses kontinu. Simulasi pola sebaran konsentrasi pada Sungai Kapuas menunjukkan sebaran yang lebih jauh untuk nilai koefisien difusi yang kecil pada saat surut dibandingkan dengan saat pasang.   Kata Kunci : Persamaan Adveksi-Difusi, Crank-Nicholson, Sungai Kapuas
Distribusi Salinitas di Estuari Kapuas Kecil Sugito, Sugito; Muliadi, Muliadi; Apriansyah, Apriansyah
PRISMA FISIKA Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Department of Physics, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1717.835 KB)

Abstract

Sirkulasi masuknya air asin kedalam sistem sungai sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan parameter fisik sungai. Penelitian ini bertujuan memodelkan distribusi salinitas akibat pengaruh pasang surut serta parameter fisik sungai terhadap jangkauan salinitas di EstuariKapuas Kecil Kalimantan Barat. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 2 s.d 4 Oktober 2016pada kondisi pasang menuju surut dan surut menuju pasang.Metode yang digunakan dalam analisis data yaitu model statistik regresi linier berganda dengan melihat ukuran kekuatan variabel bebas pasang surut serta parmeter fisik sungai terhadap variabel terikat salinitas. Hasil pengamatan menunjukan bahwa nilai salinitas yang diperoleh berkisar dari 0‰ – 11‰,dimana nilai salinitas yang terukur pada lapisan permukaan berkisar antara 0 ‰ – 2 ‰, pada lapisan tengah antara 1 ‰ - 4 ‰ sedangkan pada lapisan dasar antara 3‰ – 11 ‰. Hasil analisis model regresi linier berganda diperolehnilai koefisien determinasi (R square )sebesar51,7%. Nilai tersebut menunjukanbesarnya pengaruh pasang surut, kecepatan arus, kedalaman serta jarak jangkauan terhadap salinitas pada berbagai lapisan, sisanya sebesar (48,3% )dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ada didalam modelKata Kunci :DistribusiSalinitas, Estuari Kapuas, Regresi Linier Berganda
Identifikasi Jenis Material Sedimen Dasar Kelokan Sungai di Desa Sungai Duri Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang Handayani, Suci; Jumarang, Muhammad Ishak; Apriansyah, Apriansyah
PRISMA FISIKA Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.53 KB) | DOI: 10.26418/pf.v5i3.22522

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang jenis material sedimen dasar sungai di Desa Sungai Duri Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis material sedimen dasar, sebaran sedimen, tekstur tanah dan statistik sedimen. Pengambilan sampel sedimen dilakukan di tiga kelokan sungai. Kemudian dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui jenis butir, sebaran sedimen, tekstur tanah dan statistik sedimen. Hasil penelitian berdasarkan klasifikasi USDA (United States Departement of Agriculture), menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis material sedimen yaitu pasir, lanau dan lempung. Persentase rata-rata jenis butir sedimen dasar sungai di Desa Sungai Duri adalah pasir  9,5%, lanau 50% dan lempung sekitar 40,5% yang tersebar di tiap penampang. Kelas tekstur  tanah untuk sedimen dasar sungai di Desa Sungai Duri adalah jenis liat berdebu, sedangkan untuk nilai statistik sedimen diperoleh hasil sorting sedimen adalah porly sorted, kemencengan sedimen menceng kasar dan kortosis sedimen termasuk dalam kategori tumpul.Kata kuci: Sungai Duri, Sedimen dasar, USDA
Studi Material Sedimen Perairan Pesisir Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Anggraini, Tri Zunika Ari; Jumarang, Muhammad Ishak; Apriansyah, Apriansyah
PRISMA FISIKA Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Department of Physics, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.357 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang klasifikasi jenis dan sebaran material sedimen dasar di perairan pesisir pantai Kecamatan Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Propinsi Kalimantan Barat. Data sampel sedimen yang diambil  adalah sampel sedimen dasar dari 19 stasiun. Tahapan uji sampel sedimen yang dilakukan, dengan menganalisis berat jenis, proses pengendapan dan analisis jenis ukuran butiran sedimen dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis material yang terkandung dalam setiap sampel yaitu: material pasir, material lanau dan material lempung. Dengan menggunakan klasifikasi USDA (United State of Department Agicultural) diperoleh beberapa klasifikasi khusus, yaitu jenis lanau berlempung, lempung liat berlanau, lempung berliat, lempung berlanau, lempung lanau berpasir, liat berpasir. Hasil pengolahan semua sedimen di setiap lintasan menunjukkan pola sebaran sedimen yang mendominasi. Pada Lintasan 1, sebaran pasir berada pada 4% s.d 30%, sebaran lanau 30% s.d 48% dan sebaran lempung 38% s.d 55%. Pola sebaran pada Lintasan 2, persentase pasir berkisar 13% s.d 69%, lanau 13% s.d 42% dan lempung 18% s.d 45%. Pada Lintasan 3, persentase sebaran pasir berkisar 7% s.d 11%, sebaran lanau 44% s.d 49% dan sebaran lempung 44% s.d 45%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa  persentase tertinggi pada sebaran jenis material pasir berada pada Stasiun 2 Lintasan 2, jenis material lanau pada Stasiun 1 Lintasan 3, jenis material lempung pada Stasiun 2 Lintasan 1 yang tersebar di pesisir pantai muara Sungai Duri Kabupaten Bengkayang.
Co-Authors . Mulyadi A. Kushadiwijayanto, Arie A.A. Ketut Agung Cahyawan W A.Nurrahman, Yusuf Actuti, Niqki Adlina, Zora Ulva Adrian Maulana Afdal Afdal Agus S. Atmadipoera alpiana, fila Amriani Amir Andi Ihwan ANDRIANSYAH, TRI Andryani, Semi Anggraini, Tri Zunika Ari Ansari, Aji Anthoni B Aritonang Anthoni B. Aritonang Ar, Irine Rahmani Utami Arie A. Kushadiwijayanto Arie A. Kushadiwijayanto Arie Antasari Kushadijayanto Arie Antasari Kushadiwijayanto Arie Antasari Kushadiwijayanto Arie Antasari Kushadiwijayanto Ariq, Muhammad Rizki Arisandi, Riska Candra Asiseh, Nur Asri Mulya Azhari Bambang Kurniadi Boni Pahlanop Lapanporo Catur Purwanto, Catur Dahlia Patah, Dahlia Dasar, Amry Desriani Lestari Desriani Lestari Dewi, Anna Mailasari Kusuma Dwiyoga Nugroho Enjella Enjella Eva Tavita Farah Hendara Ningrum Fitriani Fitriani Fitriyawita, Mega Gapar Gapar, Gapar Godja, Balduyanus Yosep Harianto Harianto Harianto Harianto Haris Kawarizmi Harmi, Hendra Helena, Shifa Heni Susiati Idawati, Nora Ignatius Suprih Sudrajat Ikha Safitri Ikha Safitri Ikha Safitri Imam Prayitno, Dwi Indah, Amalia Nurul Indra Jaya Intansari, Gayatri Irfana Diah Faryuni Irwan Nurdiansyah, Sy. Iryani, Ani Jesiani, Eka Mey Joko Sampurno Joko Sampurno Juniarti, Lita Kurniawan, Widhi Kushadiwijayanto, Arie Antasari Kusumawardani, Linda Jati Lelly Erlita Safitri Leoneto, Bambang A Lestari, Rita Dwi Ayu Lucky Hartanti Lucky Hartanti Madi Juna Permalem Ginting Maharani, Khairy Yunda Mahmuda, Ali Fauzi Manaf, Abdi Mardianto Mardianto Mega Sari Juane Sofiana Mega SJ Sofiana Meidiana, Vivin Mihardja, Dadang Kurniadi Mimin Setiadi Minsas, Sukal Mohd. Fadzil Akhir Muh. Ishak Jumarang Muhammad Ishak Jumarang Muhammad Ishak Jumarang Muhammad Ishak Jumarang Muhardi Muliadi Muliadi Muliadi Neva Satyahadewi Nur Santy Asminaya Nuraya, Tia Nurdiansyah, Sy Irwan Nurdiansyah, Syarif Irwan Nurdin, Amalia Nurmal, Ifnaldi Octavia, Yollanda Pratama Octavianti, Angelia Oktavia Oktavianingsih, Ika Okviyani, Nur Pamenang, Unggul Pradana, Tedy Dian Prakoso, Muhamad Iqbal Pratama, Prasetya Rahmat Putra, Yudha Perdana Putri, Yelda Pertia Merlinda Rahmatullah, Sigid Richi Riandi Risko, Risko Rita Kurnia Apindiati Riza Adriat Rohyati, Eny Romiyansah, Romiyansah S.J Sofiana, Mega Saepudin, Miming Sampera, Holland Sanjaya, Obbi Sella Agustina Serafi Yana Setra Kusumardana Sofiani, Maria Suandi Suandi Suci Handayani, Suci Suhardi Irawan Suharno Suharno Sukal Minsas Sukal Minsas Sulastri Arsad Suparta, Adrian Suryani, Dina Susi Widiatmi Sy. Irwan Nurdiansyah Syarif Irwan Nurdiansyah Tahirah Hasan Tarigas, Meilinda Tria Triska, Indah Peggy Utami, Pratita Budi Utami, Ria Wafha Fardiah Wanto, Deri Warsidah Warsidah Warsidah Warsidah warsidah Warsidah Warsidah Warsidah, Warsidah Widada Sulistya Winarti, Vina Wulandari, Apriani Yudha Arman Yulian Syahputri Yuliono, Agus Yuni, Wahyuni Yusman, Yusman Yusuf A. Nurrahman Yusuf Arief Nurrahman Yusuf Arief Nurrahman Yusuf Nurrahman Zibar, Zan `B Aritonang, Anthoni