Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK TERJADINYA MALARIA DI KABUPATEN BANJARNEGARA Tri Suryantoro; Bayu Suseno
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 6 No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.423 KB)

Abstract

Of the 34 Health center areas in Banjarnegara District, malaria incidence was found in seven health center areas (1.54%) in 2017 so that it was declared an endemic area. Based on data from the Banjarnegara District Health Office (2015), four sub-districts were declared as endemic areas. Subdistricts that investigated were 61 cases in Banjarmangu Subdistrict, 11 cases in Purwonegoro Subdistrict, 7 cases in Kalibening Subdistrict, and 4 cases in Purworejo Klampok Subdistrict. This study aims to analyze the influence of the physical environment and mosquito species on the perception of malaria endemic areas, explorative analytic, with 45 respondents who were positive for malaria at four sampling stations. The results showed that there are two factors of the physical environment that influence people's perceptions in malaria endemic areas of Banjarnegara Regency, humidity factors and wind speed factors. Mosquito species will not affect the community, but from the results of the spread of the number of species of Anopheles mosquitoes that found the station affected by the highest malaria incidence, namely in the Banjarmangu Subdistrict. This area has varies elevation between 500-1000 m.a.s.l. that suitable for Anopheles mosquito habitat as the main vector malaria. Kata kunci : Lingkungan fisik, Spesies nyamuk, Persepsi masyarakat ABSTRAK Dari 34 wilayah Puskesmas yang ada di Kabupaten Banjarnegara, kejadian malaria ditemukan di 7 wilayah Puskesmas (1,54%) pada tahun 2017 sehingga dinyatakan sebagai daerah endemis. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara (2015), 4 kecamatan dinyatakan sebagai daerah endemis. Kecamatan yang dimaksud yaitu 61 kasus di Kecamatan Banjarmangu, 7 kasus di Kecamatan Kalibening, 11 kasus di Kecamatan Purwonegoro, dan 4 kasus di Kecamatan Purworejo Klampok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan fisik dan spesies nyamuk terhadap persepsi masyarakat daerah endemis malaria. Penelitian ini bersifat analitik eksploratif. Total responden adalah 45 orang responden yang positif malaria pada 4 stasiun pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 2 faktor dari lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap persepsi masyarakat di daerah endemis malaria Kabupaten Banjarnegara yaitu kelembaban dan kecepatan angin. Spesies nyamuk tidak berpengaruh terhadap persepsi masyarakat, akan tetapi dari hasil distribusi frekuensi jumlah spesies nyamuk Anopheles yang tertangkap mewakili stasiun yang terdampak kejadian malaria tertinggi yaitu di wilayah Kecamatan Banjarmangu. Area ini memiliki ketinggian antara 500-1000 mdpl yang merupakan ketinggian yang cocok untuk habitat nyamuk Anopheles sebagai vektor utama perantara penyakit malaria.