Abstrak Latar belakang: Pandemi COVID-19 telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan, termasuk Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Efikasi diri yang tinggi diperlukan untuk mengatasi hambatan fisik dan psikososial pada ODHA Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efikasi diri pada ODHA pasca pandemi COVID-19. Metode: Penelitian dilakukan di Klinik Perawatan dan Dukungan Pengobatan di Kabupaten Bogor dengan desain cross-sectional. Populasi adalah ODHA. Sampel diambil secara acak sebanyak 89 ODHA. Data dikumpulkan dengan kuesioner online yang telah diuji validitasnya dan dianalisis secara multivariat dengan regresi logistik berganda Hasil: Penelitian menunjukkan 62,9% ODHA memiliki efikasi diri tinggi, 37,1% berusia kurang dari 35 tahun, 74,1% laki-laki, 33% berpendidikan tinggi, 35,9% sudah menikah, 69,9% memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenai HIV, 50,5% menderita HIV kurang dari 7 tahun, 58,4% mendapat dukungan keluarga yang baik, dan 50,5% memiliki dukungan yang baik dari tenaga kesehatan. Lama menderita dan dukungan petugas kesehatan secara simultan berhubungan dengan efikasi diri ODHA setelah dikontrol oleh usia dan pengetahuan (p-value = 0,0001). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan efikasi diri ODHA adalah lama menderita (p-value=0,010; OR=4,403; 95%CI=1,434-15,518) Kesimpulan: Lebih dari sepertiga responden masih memiliki efikasi diri yang rendah. Lama menderita HIV merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan efikasi diri pada ODHA Kata kunci: Efikasi Diri, Odha, Dukungan Tenaga Kesehatan, Lama Menderita Abstract Background: The COVID-19 pandemic has had an impact on all aspects of life, including people living with HIV and AIDS (PLWHA). A high level of self-efficacy in necessary to overcome physical and psychosocial obstacle in PLWHA Objective: This study aims to analyze factors related to self-efficacy in PLWHA after the COVID-19 pandemic. Method: The study was conducted at the Support and Treatment Clinic at the Public Health Center Bogor District using a cross-sectional design. The population is PLWHA at the Clinic. Samples were taken randomly as many as 89 PLWHA. Data were collected using an online questionnaire that had been tested for validity and analyzed multivariate with multiple logistic regression. Result: The results showed that 62,9% of PLWHA had high self-efficacy, 37,1% are less than 35 years old, 74,1% were men, 33% from high education, 35,9% were married, 69,9% had very good knowledge of HIV, 50,5% suffered from HIV less than 7 years, 58,4% had good family support and, 50,5% had good support from Health Care Providers. The long-suffering and healthcare provider’s support are simultaneously related to the self-efficacy of PLWHA after being controlled by age and knowledge (p-value= 0,0001). The most related factor was the long-suffering (p-value=0,010; OR=4,403; 95%CI=1,434-15,518) Conclusion: More than one-third of the respondents still had low self-efficacy and long-suffering is the dominant factor associated with self-efficacy in PLWHA. Keywords: Self-Efficacy, Plwha, Healthcare Providers Support, Long-Suffering