Hizkia Robinson Junsen Lumban Gaol
PPDS-1 Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar, Bali-Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Korelasi antara parameter faal hemostasis dan kadar serum laktat sebagai indikator mortalitas pada pasien multiple trauma di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Bali-Indonesia Hizkia Robinson Junsen Lumban Gaol; Ketut Wiargitha; Gde Raka Widiana
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 2 (2020): (Available online: 1 August 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.017 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i2.726

Abstract

Background: Trauma is now the most frequent cause of death in the first four decades of life and is still a major public health problem in every country. Trauma that occurs often involves several regions of the body. This condition is called multiple trauma. In multiple trauma, coagulopathy often occurs. In the last four decades it was mentioned that in multiple trauma conditions also occur acidosis and coagulopathy which will also increase the mortality of multiple trauma patients with multiple trauma, serum lactate is superior to base deficit. The purpose of this study is to obtain the correlation of each prothrombin time (PT) value, activated partial prothrombin time (aPTT) value and international normalized ratio (INR) value with serum lactate levels as indicators of mortality in multiple trauma cases.Methods: This study was an observational study with an analytic cross-sectional design to determine the correlation between physiological parameters of hemostasis and serum lactate in multiple trauma patients.Results: From the 60 samples studied there were 43 male patients (71.7%) and 17 female patients (28.3%) with an average age of 37 ± 19.61 years. 7 (11.7%) cases died. Logistic regression test with each conducted on the APPT and INR variables and lactate levels obtained aPTT was the most influential risk factor for mortality with a p-value of 0.005 <0.05 OR 0.023 (CI 95%: 0.002-0.332)Conclusion: Serum lactate levels and physiological hemostasis are not only indicators that explain a patient in a state of shock, but can also be used as an indicator in determining morbidity and mortality in multiple trauma patients.Latar belakang : Trauma saat ini merupakan penyebab kematian paling sering dalam empat dekade pertama kehidupan dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di setiap negara. Trauma yang terjadi seringkali melibatkan beberapa regio tubuh. Kondisi ini disebut dengan multipel trauma. Pada multipel trauma, sering terjadi koagulopati.  Pada empat decade terakhir disebutkan bahwa pada multipel trauma juga terjadi keadaan asidosis serta koagulopati yang juga akan meningkatkan mortalitas pasien multipel trauma multipel trauma, serum laktat lebih superior dibanding defisit basa. Tujuan dari penelitian ini adalah didapatkan korelasi masing – masing nilai prothrombin time (PT), nilai activated partial prothrombin time (aPTT) dan nilai international normalized ratio (INR) dengan kadar serum laktat sebagai indikator mortalitas pada kasus multipel trauma.Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan rancangan potong lintang analitik untuk mengetahui korelasi antara parameter faal hemostasis dan serum laktat pada pasien multiple trauma.Hasil: Dari 60 sampel yang diteliti dijumpai penderita laki-laki sebanyak 43 orang (71,7 %) dan perempuan 17 orang (28,3 %) dengan rata-rata usia 37 ± 19,61 tahun. Penderita yang meninggal sebanyak 7 (11,7%)  kasus. Uji regresi logistik dengan masing masing dilakukan pada variabel APPT dan INR serta kadar laktat didapatkan aPTT merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap terjadinya mortalitas dengan p-value 0,005 < 0,05 OR 0,023 (IK: 0,002-0,322)Simpulan: Kadar serum laktat dan faal hemostasis tidak hanya sebagai indikator yang menerangkan pasien dalam keadaan syok, tapi juga dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan morbiditas dan mortalitas pada pasien multipel trauma.