Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TENAGA PELAKSANA ELIMINASI MENGGUNAKAN PEMODELAN RASCH sari, dini riyantini; Sekarwana, Nanan; Hinduan, Zahrotur Rusyda; Sumintono, Bambang
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 2, No 1 (2016): Volume 2 Nomor 1 September 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.047 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v2i1.10419

Abstract

Jenis penyakit filariasis limfatik telah lama menjadi masalah kesehatan khususnya daerah endemis filariasis di Indonesia. Tahun 2014 angka mikrofilaria rate (Mf rate) di Kelurahan Nibung Putih sebesar 2,08%. Tingginya prevalensi penyakit filariasis limfatik berhubungan dengan kualitas pelayanan Tenaga Pelaksana Eliminasi (TPE). Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kepuasan masyarakat terhadap dimensi kualitas pelayanan TPE di Kelurahan Nibung Putih Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner berupa formulir pengumpulan data hasil modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Valarei dan Nasution D.C. Pemodelan Rasch digunakan untuk analisis data kuesioner, desain penelitian ini adalah observasional analitik kuantitatif dengan metode survei, pendekatan waktu cross sectional studies pada bulan April 2016 dengan subjek warga Kelurahan Nibung Putih yang berjumlah 103 orang. Item pada masing-masing konstruk didapati mempunyai daya diskriminasi yang beragam, yang menunjukkan instrumen mempunyai kemampuan mengukur. Hasil analisis keseluruhan responden bahwa sebanyak 103 berada di atas rata-rata logit item (+0,00 logit) yang menunjukkan persetujuan responden pada kualitas pelayanan. Hasil analisis univariat berdasarkan karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa umur masa remaja akhir (42,9%), jenis kelamin laki-laki (55,2%), pendidikan tidak tamat SD (66,7%), pekerjaan buruh dan karyawan swasta (100%), memberikan penilaian sangat puas terhadap dimensi kualitas pelayanan TPE di Kelurahan Nibung Putih.Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Pemodelan Rasch, Tenaga Pelaksana Eliminasi
Binge Eating Hubungannya Dengan Gaya Makan, BMI dan Food Addiction Kusbiantari, Dyah; Fitriana, Efi; Hinduan, Zahrotur Rusyda; Srisayekti, Wilis
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 4 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.19.4.267-271

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Binge eating semakin meningkat populasinya dan banyak studi telah dilakukan di berbagai negara, namun di Indonesia penelitian binge eating belum banyak ditemukan. Binge eating juga berkaitan dengan gangguan lainnya, oleh karenanya perlu dilakukan penelitian mengenai prevalensi dan faktor resiko di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui secara deskriptif prevalensi binge eating di Indonesia dan hubungannya dengan BMI, gaya makan dan food addiction.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 553 orang mahasiswa dengan rentang usia 17-19 tahun (perempuan 67% dan 33 % laki-laki) di 4 Universitas di Kota Semarang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, variable yang dikaji binge eating hubungannya dengan BMI, gaya makan dan food addiction, dalam studi ini dilakukan uji statistik deskriptif dan korelasi menggunakan Spearman.Hasil: Perilaku binge eating moderate dan severe diketahui sebanyak 11,03% (P =7,78%, L= 4,16%) dengan berat badan kurus (1%) dan normal (7%). Gaya makan uncontrolled eating (UE) prevalensinya paling tinggi binge eating dibandingkan emotional eating (EE) dan cognitive restraint (CG). Non food addiction dilaporkan pada individu dengan binge eating moderate (2,5%) dan severe (0,4%). Food addiction terbanyak dilaporkan pada sampel dengan binge eating non/mild. Penemuan menunjukkan adanya korelasi yang sangat signifikan antara skor total BES dan TFEQ (ρ = 0,116), BES dan YFAS (ρ = 0,504), TFEQ dan YFAS (ρ = 0,161), p < 0.001.Simpulan: Hubungan yang kuat antara binge eating, gaya makan dan food addiction, Binge eating dengan tingkat keparahan non/mild dan moderate banyak terlihat pada BMI katagori normal. Gaya makan UE dilaporkan memberikan kontribusi terbanyak pada terjadinya binge eating. Kata kunci: binge eating, bmi, food addiction, eating style.ABSTRACTTitle: Binge eating in Relationship With Eating Style, BMI and Food addiction  Background: Binge eating is increasing in population and many studies have been conducted in various countries, but in Indonesia there have not been many studies on binge eating. Binge eating is also related to other disorders, therefore it is necessary to conduct research on the prevalence and risk factors in Indonesia. This study aims to describe descriptively the prevalence of binge eating in Indonesia and its relationship with BMI, eating style and food addiction.Method: This research is a cross-sectional study with a total sample of 553 students (67% women and 33% men), age range from 17-19 years at 4 universities in Semarang city. Data were collected using a questionnaire, the variables studied binge eating related to BMI, eating style and food addiction, statistical test in this study were using descriptive and Spearman’s correlation.Result: Moderate and severe binge eating behaviors were found to be 11.03% (P = 7.78%, L = 4.16%) with underweight (1%) and normal (7%). Uncontrolled eating (UE) style has the highest prevalence of binge eating compared to emotional eating (EE) and cognitive restraint (CG). Non food addiction was reported in individuals with moderate binge eating (2.5%) and severe (0.4%). Most food addiction was reported in samples with binge eating non / mild. The findings show a significant correlation between the total BES and TFEQ scores (ρ = 0.116), BES and YFAS (ρ = 0.504), TFEQ and YFAS (ρ = 0.161), p < 0.001.Conclusion: A strong relationship between binge eating, eating style and food addiction, Binge eating with non / mild and moderate severity is mostly seen in normal BMI categories. EU eating style is reported to contribute the most to the occurrence of binge eating. Keywords: binge eating, bmi, food addiction, eating style
DEVELOPMENT OF INDONESIAN WORK READINESS SCALE ON FRESH GRADUATE IN INDONESIA Sagita, Marisa Putri; Hami, Azhar El; Hinduan, Zahrotur Rusyda
Jurnal Psikologi Vol 19, No 3 (2020): September 2020
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.19.3.297-314

Abstract

Fresh graduates need to have work readiness as one of the essential attributes. Work readiness is a condition when fresh graduates ready to succeed in the working world. In Indonesia, studies explaining the measurement scale of work readiness are still limited. This study aims to develop a work readiness scale for undergraduates, which is beneficial for companies, universities, and fresh graduates. The research sample consists of 118 fresh graduates, with no prior work experiences. After several examinations, the scale contains 49 items. As a result, the construct validity test using confirmatory factor analysis (CFA) shows that the developed instrument can measure the work readiness construct. The results of the reliability test using Cronbach's alpha coefficient is .961. This number means that the developed instrument is reliable. The analysis results show that the developed work readiness scale has good validity and reliability.
Dukungan Sosial dan Kebahagiaan Lansia Penghuni Panti Sosial di Medan Ummu Khuzaimah; Yenni Anggraini; Zahrotur Rusyda Hinduan; Hendriati Agustiani; Ahmad Gimmy Prathama Siswadi
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 26 No. 1 (2021)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol26.iss1.art7

Abstract

Kebahagiaan lansia di panti sosial menjadi penting ketika berbagai permasalahan hidup lansia menyertainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan kebahagiaan lansia. Responden berjumlah 40 orang yang memiliki fungsi pendengaran yang baik dari kedua jenis kelamin yang berusia >/= 60 tahun, bebas dari diagnosis depresi, demensia atau gangguan neurologis atau psikopatologis. Sampel dipilih dengan teknik purposif. Kebahagiaan diukur dengan kuesioner yang mengacu pada indikator Happiness oleh Seligman (2002) yang terdiri dari emosi positif maupun aktivitas positif dan terbagi menjadi tiga yaitu yang ditujukan pada masa lalu (bersyukur dan memaafkan), masa depan (yakin, percaya, harapan, dan optimis) dan masa sekarang (gratifikasi dan kesenangan). Dukungan sosial diukur menggunakan skala adaptasi dari The MOS Social Support Survey oleh Sherbourne dan Stewart (1991) dengan empat dimensi skala dukungan fungsional: emosional/informasional (emotional/informational), bantuan nyata (tangible), penuh kasih sayang (affectionate), dan interaksi sosial positif (positive social interaction). Hasil menunjukkan bahwa ada korelasi positif signifikan antara dukungan sosial dan kebahagiaan. Implikasi penelitian ini ialah pentingnya dukungan sosial bagi lansia untuk meningkatkan kebahagiaan di panti sosial.Kata Kunci: dukungan sosial, kebahagiaan, lansia, panti sosialSocial Support and Happiness among Institutionalized Older People in MedanAbstract. The happiness of the residents of nursing homes becomes important with the presence of various accompanying life problems. This research aims to see the relationship between social support and elderly happiness. It involves 40 respondents with good hearing of both sexes aged >/= 60 years, free of diagnosis of depression, dementia or neurological or psychopathological disorders. The sample is selected by a purposive technique. Happiness measurement with a questionnaire that refers to the indicator of Happiness by Seligman (2002) which consists of positive emotions or positive activities. The indicator is divided into three parts; addressed to the past (grateful and forgiving), the future (faith, believe, hope, and optimistic) and now (gratuity and pleasure). As to the social support I adapt the scale from The MOS Social Support Survey by Sherbourne and Stewart (1991) with four dimensions of functional support: emotional/informational, tangible, affectionate, and positive social interactions. The result confirms that there is a significant positive relation between social support and happiness. The implication of this research is the importance of social support for the elderly to increase happiness in social institutions.Keywords: happiness, institutionalized older people, social support, the elderly
PENDIDIKAN KESEHATAN: MENINGKATKAN IMUNITAS DAN KESEHATAN MENTAL MELALUI DIET PROBIOTIK DAN PREBIOTIK SELAMA PANDEMI COVID-19 Sidik Maulana; Hesti Platini; Faizal Musthofa; Dhini Andriani; Fredrick Dermawan Purba; Aulia Iskandarsyah; Zahrotur Rusyda Hinduan
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v4i3.33744

Abstract

Pandemi COVID-19 berdampak pada berbagai aspek dan bidang kehidupan termasuk kesehatan yang berkaitan dengan kerentanan imunitas serta kesehatan mental yang memicu stres, kecemasan, dan depresi. Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap penyebaran COVID-19 dan mengalami masalah kesehatan mental selama masa pandemi. Self-management melalui diet yang mengandung probiotik dan prebiotik dapat menjadi salah salah satu upaya adjuvant treatment dalam meningkatkan imunitas dan kesehatan mental. Dengan demikian, diperlukan edukasi terkait meningkatkan imunitas dan kesehatan mental selama masa pandemi COVID-19. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pendidikan kesehatan secara daring dengan tema happy tummy, happy brain untuk meningkatkan pengetahuan terkait pentingnya diet probiotik dan prebiotik dalam meningkatkan imunitas dan kesehatan mental selama masa pandemi COVID-19. Peserta kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah 32 orang remaja di Kabupaten Garut. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan partisipan terkait manajemen imunitas dan kesehatan mental melalui diet probiotik dan prebiotik secara signifikan (p< .001). Pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat meningkatkan sikap dan perilaku partisipan untuk membiasakan diri mengonsumsi diet yang mengandung probiotik dan prebiotik untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan mental.
ORGANIZATIONAL CHANGE READINNES PADA UNIVERSITAS X Azhar El Hami; Zahrotur Rusyda Hinduan
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 2, No 1 (2015): psympathic
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v2i1.442

Abstract

This study was aimed to capture the readiness to change of the “X” University as an organization regarding to the vision is becoming a world class university. Using the organizational change readiness concept by Sutanto (2008) that covering 7 aspects namely perception toward change, vision of change, mutual trust and respect, change initiative, management support, acceptance, and organization manages the change process. Respondent was 121 employees of the University „X‟ from two faculties who met the criterion. This was a quantitative research that using survey method. The result has shown that two aspects namely vision of change and acceptance were important ones that have effect on organizational change readiness of the “X” university.
Predictors of early sexual intercourse on middle adolescents in Medan Rahmi Lubis; Zahrotur Rusyda Hinduan; Ratna Jatnika; Hendriati Agustiani
HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal Volume 18 (2) August 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/humanitas.v18i2.19009

Abstract

Early sexual intercourse causes negative consequences for adolescent health. Understanding sexual predictors can be beneficial for the prevention program. This study aims to describe predictors of early sexual intercourse among adolescents. The study participants were twenty sexually experienced respondents aged 15-18 years and received assistance from the Indonesian Family Planning Association (PKBI) in Medan. The study used a qualitative approach using semi-structured interviews as methods. The results show that individual, family, peer, school, and media influence early sexual intercourse. Individually, participants have unstable emotions, negative self-concepts, and unclear future orientation. They are also unable to make rational decisions, lack social responsibility, and often violate the rules. Therefore, sexually, the respondents have positive sexual attitudes, sexually active peers, and high sexual self-efficacy. Especially among male participants, the internet was used to meet sexual partners and watched sexually-laden videos. The participants also have dysfunctional families, friends with behavioral problems, and disengagement with school. Therefore, prevention programs need to strengthen adolescents' positive potential, family function, social support, and healthy media use.
Measuring Customer-Oriented Organizational Citizenship Behavior on the Employees of Railway Transportation Service Provider Dhevy Puswiartika; Zahrotur Rusyda Hinduan; Marina Sulastiana; Diana Harding
Binus Business Review Vol. 10 No. 2 (2019): Binus Business Review
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/bbr.v10i2.5277

Abstract

This research aimed to describe Customer-Oriented Organizational Citizenship Behavior (CO-OCB) on the employees of the railway transportation service provider in Jakarta, Indonesia. A survey research was conducted by distributing the questionnaires to the employees and conducting a Focus Group Discussion (FGD). The sampling was taken by using a convenience sampling technique. The participants were 161 employees from different job levels. Consisting of managers, supervisors, and staff. Data analysis, the researchers used descriptive statistics analysis and inferential analysis with the Kruskal Wallis test by using Statistical Package for the Social Sciences software for Windows 21.0 and theme analysis. The results show that generally, the respondents have high COOCB. Then, the result of the inferential analysis shows that there are significant differences among CO-OCB. The dominant dimension shown by the employees is organizational compliance, followed by other dimensions such as sportsmanship, helping behavior, self-development, civic virtue, individual initiative, and organizational loyalty. The results also suggest that CO-OCB on the employees is influenced by individual characteristic factors like working attitude, and contextual factors.
Penilaian Kinerja Usaha Mikro dan Kecil, Perlukah? Winbaktianur Winbaktianur; Diana Harding; Zahrotur Rusyda Hinduan; Anissa Lestari Kadiyono
Biopsikososial: Jurnal Ilmiah Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta Vol 4, No 1 (2020): Vol. 4 No. 1 April 2020
Publisher : Universitas Mercu Buana Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/biopsikososial.v4i1.10302

Abstract

UMK merupakan salah satu bentuk usaha yang dasar pendiriannya berasal dari individu atau sekelompok orang. Dalam prakteknya sudah banyak dukungan yang diberikan bagi unit usaha skala ini walaupun hasil produksi atau jasanya masih berskala kecil dan dalam bersaing dengan usaha menengah dan besar belum mampu bersaing. Perencanaan dan pengendalian perlu dilakukan yang mana tujuan utamanya adalah untuk mencapai tujuan. Perencanaan dibuat untuk mempermudah dilakukannya penilaian atau evaluasi terhadap aktivitas usaha. Penilaian kinerja penting dilakukan untuk melihat sejauh mana usaha yang dijalankan telah mencapai tujuan, secara finansial mengukur seberapa besar profit yang diperoleh dalam suatu periode. Tujuan tulisan ini adalah membahas mengenai pentingnya dilakukan penilaian kinerja wirausaha skala usaha mikro dan kecil. Metode dalam tulisan adalah riset pustaka. Dalam pembahasannya akan diuraikan mengenai apa itu penilaian kinerja, faktor-faktor penilaian kinerja dan indikatornya serta diakhiri dengan manfaat dilakukannya penilaian kinerja.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TENAGA PELAKSANA ELIMINASI MENGGUNAKAN PEMODELAN RASCH dini riyantini sari; Nanan Sekarwana; Zahrotur Rusyda Hinduan; Bambang Sumintono
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 2, No 1 (2016): Volume 2 Nomor 1 September 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.047 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v2i1.10419

Abstract

Jenis penyakit filariasis limfatik telah lama menjadi masalah kesehatan khususnya daerah endemis filariasis di Indonesia. Tahun 2014 angka mikrofilaria rate (Mf rate) di Kelurahan Nibung Putih sebesar 2,08%. Tingginya prevalensi penyakit filariasis limfatik berhubungan dengan kualitas pelayanan Tenaga Pelaksana Eliminasi (TPE). Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kepuasan masyarakat terhadap dimensi kualitas pelayanan TPE di Kelurahan Nibung Putih Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner berupa formulir pengumpulan data hasil modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Valarei dan Nasution D.C. Pemodelan Rasch digunakan untuk analisis data kuesioner, desain penelitian ini adalah observasional analitik kuantitatif dengan metode survei, pendekatan waktu cross sectional studies pada bulan April 2016 dengan subjek warga Kelurahan Nibung Putih yang berjumlah 103 orang. Item pada masing-masing konstruk didapati mempunyai daya diskriminasi yang beragam, yang menunjukkan instrumen mempunyai kemampuan mengukur. Hasil analisis keseluruhan responden bahwa sebanyak 103 berada di atas rata-rata logit item (+0,00 logit) yang menunjukkan persetujuan responden pada kualitas pelayanan. Hasil analisis univariat berdasarkan karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa umur masa remaja akhir (42,9%), jenis kelamin laki-laki (55,2%), pendidikan tidak tamat SD (66,7%), pekerjaan buruh dan karyawan swasta (100%), memberikan penilaian sangat puas terhadap dimensi kualitas pelayanan TPE di Kelurahan Nibung Putih.Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Pemodelan Rasch, Tenaga Pelaksana Eliminasi