Linda Julianti Wijayadi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Gedung J lantai 2 Jl. S. Parman no. 1 Jakarta Barat 11440

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perbandingan kadar glutation (GSH) pada kasus akne vulgaris derajat ringan: Kajian terhadap premenstrual acne flare Annisaa Nurrahma Ardyati; Linda Julianti Wijayadi; Frans Ferdinal; David Limanan; Eny Yulianti
Tarumanagara Medical Journal Vol. 1 No. 1 (2018): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v1i1.2508

Abstract

Akne vulgaris (AV) adalah penyakit peradangan menahun pada folikel pilosebasea yang dihasilkan oleh androgen yang menginduksi peningkatan produksi sebum, perubahan keratinisasi, inflamasi, dan kolonisasi bakterial pada wajah, leher, dada dan punggung oleh Propionibacterium acnes. Premenstrual Acne Flare adalah perburukan keluhan AV atau ditemukannya kenaikan jumlah petanda AV seminggu sebelum menstruasi. ROS menyebabkan terjadinya proses inflamasi yang menginduksi iritasi kulit. Ketika produksi ROS melampaui kapasitas antioksidan dalam menetralisirnya, terjadilah kondisi yang disebut stres oksidatif. Glutation (GSH) merupakan antioksidan yang berperan berperan penting secara biologis untuk melindungi organisme dari kerusakan oksidatif oleh ROS. Rasio GSH adalah penentu utama dalam stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kadar GSH dalam kaitannya terhadap premenstrual acne flare. Subjek penelitian (SP) berusia 18-21 tahun dibagi menjadi 2 kelompok (n=8/kelompok): kelompok AV derajat ringan dengan dan tanpa premenstrual acne flare. Pengukuran kadar GSH darah dengan menggunakan metode Ellman pada hari ke-1 dan hari ke-21 siklus menstruasi. Penelitian menunjukkan terjadinya penurunan kadar GSH darah pada hari ke-21 siklus menstruasi. Terjadi perbedaan bermakna (p<0,05) SP pada hari ke-1 siklus menstruasi dengan premenstrual acne flare lebih rendah daripada SP tanpa premenstrual acne flare. Serta terdapat hubungan yang tidak signifikan (R2 = >0 - 0.25 dan p>0.05) antara kadar GSH darah pada SP tanpa dan dengan premenstrual acne flare pada hari ke-1 dan hari ke-21 siklus menstruasi. Dapat disimpulkan bahwa GSH masih mampu melawan prooksidan yang ada, namun pada hari ke-21 siklus menstruasi kapasitas GSH telah terlampaui sehingga kondisi yang disebut stress oksidatif.