Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

BUDAYA SEKOLAH DI SDIT UTSMAN BIN AFFAN  SURABAYA Hotimah, Husnul
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

BUDAYA SEKOLAH DI SDIT UTSMAN BIN AFFAN  SURABAYA   Husnul Hotimah 13010714019   Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya husnulhotimah290895@gmail.com   Nunuk Hariyati Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya nunukhariyati@unesa.ac.id   Abstrak Budaya sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sekolah dan menjadikan sekolah yang efektif. Pentingnya budaya sekolah karena budaya sekolah merupakan identitas bagi para personil sekolah, sehingga mudah dikenali dan menjadi pembeda antara sekolah satu dengan sekolah lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis; 1) Profil budaya sekolah; 2) Implementasi budaya sekolah; dan 3) Upaya untuk menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru, dan orang tua siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui  dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Keabsahan data dilakukan melalui proses kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) Aspek budaya sekolah yang telah diterapkan terangkum dalam akhalak mulia. sedangkan elemen budaya sekolah berupa fisik dapat dilihat dari perlengkapan  sarana dan prasarana, semboyan, dan tulisan-tulisan yang dipajang di tempat-tempat strategis. (2) Implementasi budaya sekolah tidak hanya dilakukan disekolah, namun budaya sekolah yang didapat diteruskan dirumah. Keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan untuk memantau dan membimbing pelaksanaan budaya sekolah dirumah (3) Upaya untuk menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah antara lain: Sosialisasi secara rutin mengenai budaya sekolah yang ada baik untuk orang tua dan masyarakat sekitar, selalu istiqomah menjalankan program dan kegiatan pendukung budaya sekolah, terus menerus mengevaluasi program budaya sekolah yang melibatkan guru dan siswa, bekerja sama dengan KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) untuk membantu dalam hal supervisi, memberikan imbalan/ reward kepada siswa yang berprestasi dan berperilaku positif disekolah, berkoordinasi dengan orang tua.   Kata kunci: budaya sekolah, sekolah efektif, SDIT     SCHOOL CULTURE IN SDIT UTSMAN BIN AFFAN SURABAYA   Abstract School culture has a very important role to improving the quality of schools and making the schools more effective. The necessary of school cylture is an identity for school personel, so it is people can recognize easily and make the difference to others school. The purpose of this reaseach is to describe an analyze: 1) School culture profile; 2) Implementation of school culture; 3) Attempts to cultivate and maintain the school culture in SDIT Utsman Bin Affan Surabaya. Sources of this minor thesis are principals, teachers, and the parents of students. The methodology used is a qualitative methodology through design case study. The validity of data be conducted through a credibility, transferability , dependability , and confirmability. These research, collectives the data by interview, observation, and documentation. The results of this minor thesis are: (1) Aspects of school culture that has applied can be seen by noble morals. In addition, the element of school culture can be seen from the equipment, and infrastructure equipment, slogans, and quotes at strategic places. (2) Implementation of school culture not only applied in school, but the school culture must be applied at home too. Parental involvement is needed to guide the implementation of school culture at home. (3) Efforts to foster and improve school culters include: the routine socialization of existing school culture for both parents and surrounding society, always routine to run the school programs and activities, continuously evaluating school cultural programs involving teachers and students, working with KPI (Kualita Pendidikan Indonesia)to assist in supervision, rewarding students who are achievers and positively in school, coordinating with parents.   Keywords: school culture, the effective school, SDIT           PENDAHULUAN Budaya sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sekolah dan menjadikan sekolah yang efektif. Sekolah sebagai suatu bentuk organisasi mempunyai budaya tersendiri yang membentuk corak dari sistem yang utuh dan khas. Maka dari itu suatu sekolah dituntut untuk bisa mengelola budaya yang ada, karena pembentukan dan manajemen budaya sekolah yang baik akan mendukung sekolah yang efektif dan bermutu. Peranan budaya sekolah sebagaimana ditegaskan oleh Arifin (2013:1) bahwa budaya sekolah memiliki peranan yang penting terhadap kesuksesan suatu sekolah karena beberapa alasan. Pertama, budaya sekolah merupakan identitas bagi para personil sekolah. Kedua, budaya sekolah merupakan sumber penting stabilitas dan kelanjutan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sehingga memberikan rasa aman bagi personil sekolah. Ketiga, budaya sekolah membantu personil sekolah untuk mengintegrasikan apa yang terjadi di dalam suatu sekolah. Keempat, budaya sekolah sangat membantu menstimulasi antusiasme karyawan dalam menjalankan tugasnya. Studi tentang sekolah yang efektif membuktikan bahwa kultural atau budaya sekolah secara fundamental sangat menentukan kualitas sebuah sistem pendidikan.            Budaya sekolah sebagai nilai-nilai yang didukung bersama merupakan faktor penting yang dapat berdampak pada kegiatan sekolah, baik secara individual maupun organisasional. Hal ini tidak lain karena perilaku individu dalam organisasi pada dasarnya mencerminkan/menggambarkan bagaimana nilai-nilai yang di anutnya. Menurut Lunenburg (2004:89-90) budaya organisasi mempengaruhi kinerja pegawai, keefektifan organisasi, proses struktural organisasi serta banyak proses manajemen/administrasi antara lain motivasi, kepemimpinan, pembuatan keputusan, komunikasi, dan perubahan. Dengan demikian maka substansi budaya sekolah adalah perilaku, nilai-nilai, sikap, dan cara hidup warga sekolah yang berusaha mendinamisir lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Budaya sekolah yang positif akan memberi warna tersendiri dan sejalan dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Budaya positif tersebut antara lain: budaya jujur, budaya saling percaya, budaya bersih, budaya disiplin, budaya baca, budaya kerjasama, budaya memberi teguran dan penghargaan.                Pada sekolah Islam, nilai-nilai agama senantiasa dijadikan sumber pegangan yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan, keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah. Pimpinan dapat menciptakan budaya organisasi melalui nilai-nilai, misi dan tujuan-tujuan yang di tetapkan dan di sepakati bersama. Dengan demikian, agar sekolah dapat bertahan maka sekolah harus memiliki budaya sekolah yang tercermin dalam visi dan misi yang sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat. Karena budaya sekolah memberikan arah atau pedoman berperilaku di dalam sekolah, sehingga tidak dapat bertindak atau berperilaku sekehendak hati.                 Budaya yang dapat dibanggakan oleh sekolah serta sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna layanan pendidikan, akan mendorong sekolah untuk dapat bertahan dalam menghadapi persaingan. Visi dan misi yang diimplementasikan oleh sekolah dapat menimbulkan budaya, yang selanjutnya akan menjadi sebuah ciri khas bagi sekolah tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Komariah (2004: 10) yang menyatakan bahwa “Budaya positif yang berkembang di masyarakat yang bersumber dari keyakinan agama, adat istiadat dan etika dapat di jadikan nilai sebagai visi yang di rumuskan pimpinan, begitu juga visi yang di rumuskan”.                 Menurut Wirawan (2007:7) mengatakan bahwa “Setiap organisasi itu mempunyai budaya organisasi yang mempengaruhi semua aspek organisasi dan perilaku anggotanya secara individual dan kelompok. Pengaruh budaya organisasi itu akan dirasakan dan diwariskan oleh setiap orang dalam kehidupannya. Dalam hal ini organisasi pada tingkat sekolah pasti terdapat budaya yang diciptakan dan dikembangkan oleh komunitasnya. Selain itu budaya sekolah akan sangat berpengaruh pada pola interaksi seseorang ketika di dalam maupun di luar sekolah”. Misalnya saja seseorang yang merupakan siswa SD yang tidak berbasis islam pasti kesehariannya akan jauh berbeda dengan siswa SD yang merupakan murid dari SD atau sekolah dasar yang berbasis islam lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut berakar pada perbedaan budaya sekolah yang dialaminya.                 Budaya sekolah yang ada di SDIT Utsman Bin Affan tercemin pada visi sekolah yaitu “Soleh, cinta Al quran dan berprestasi”. Visi sekolah tersebut tidak hanya sebatas tulisan namun dilakukan oleh para siswa dan warga sekolah SDIT Utsman Bin Affan, antara lain siswa berbaris sebelum masuk kelas, melestarikan sholat dhuha, siswa terbiasa sholat tepat waktu, siswa terbiasa berdoa sebelum masuk ke kamar mandi, saat di waktu senggang siswa diharuskan membaca al quran atau pergi ke perpustakaan untuk membaca. Hal-hal tersebut tidak hanya dilakukan di sekolah saja, namun SDIT Utsman Bin Affan sudah bekerjasama dengan orang tua untuk menarapkan budaya sekolah di rumah atau tetap terus melanjutkan kebiasaan yang sudah di dapat di sekolah. Para pengelola baik tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Utsman Bin Affan berupaya meningkatkan mutu dan keunggulan sekolah melalui strategi pada dimensi struktural dan kultural. Lembaga menyadari pentingnya pengelolaan budaya sekolah dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan persaingan yang semakin meningkat. Dari latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan Judul “Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan”. Penelitian ini dilakukan atas dasar alasan yaitu SDIT Utsman Bin Affan adalah lembaga pendidikan swasta yang dalam pengembangan mutu, sekolah tersebut menerapkan konsep budaya sekolah Islami, sehingga sekolah tersebut dapat bertahan dan bersaing dengan lembaga pendidikan lain. Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut  : 1. Profil budaya sekolah SDIT Utsman Bin Affan Surabaya 2. Implementasi budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya 3. Upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya. METODE Penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus Peneliti berpandangan bahwa untuk mengungkap substansi dan makna kebenaran dalam penelitian ini diperlukan pengamatan yang mendalam dengan latar alami (natural setting). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah dengan berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami makna dari permasalahan  yang ada(Moleong,2011:6). Penjelasan tersebut sesuai dengan konteks dan fokus penelitian yang ingin menganalisis tentang Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya dengan membangun dan memahami makna yang ada. Pemilihan studi kasus berkaitan dengan penyesuaian dan kondisi permasalahan yang terjadi di lapangan karena berupa satu permasalahan dan untuk mempertahankan keutuhan dari objek yang diteliti (Ulfatin, 2015:25). Penelitian dilaksanakan di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya adalah yang terletak di Jl. Lakarsantri Selatan No. 33, Kecamatan Lakarsantri Kota Surabaya. Menurut Moleong (2012:164).Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen kunci peneliti yaitu sebagai pengumpul data. Menurut Lofland dan lofland (Moleong, 2012:157)  mengatakan bahwa “Sumber data utama dalam melakukan sebuah penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata dan tindakan dan selebihnya dapat berupa dokumen arsip dan lainnya”. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi sumber data yang diperoleh dari informan, tempat penelitian, dandokumen atau catatan dari hasil penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang baik adalah data yang valid dan dapat dianalisis oleh karena itu, maka diperlukan teknik-teknik untuk menggali dan mengumpulkan data tersebut. Sugiyono (2012:244) mengungkapkan bahwa analisis data adalah proses mencaridan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuan penelitian dapat diinformasikan kepada orang lain.Adapun dalam analisis data tersebut meliputidata data condensation, data display dan conclusion drawing/ verification. (Miles dan Hibermen, 2014:12) Sedangkan Menurut Sugiyono (2014: 273) mengungkapkan bahwa dalam pengujian keabsahan data metode kualitatif menggunakan teknik. Teknik meliputi credibility (kredibilitas), transferability (Transferabilitas), dependability  (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil temuan penelitian di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya berdasarkan tiga fokus penelitian, (1) Profil budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya; (2) Implementasi budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya; (3) Cara menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya yaitu: Profil Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya Budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya lebih menenkankan dalam hal ibadah, makna ibadah tersebut diperluas tidak hanya shalat, namun termasuk pada perilaku, akhlak, kebiasaan sehari-hari, adab, kedisiplinan, dan ketertiban.Itu semua dirumuskan pada quality assurance/penjamin mutu sekolah. Secara umum tujuan budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya yaitu untuk mencapai visi dan misi sekolah, memberikan diferensiasi sekolah terhadap sekolah lain sehingga dapat menjadi daya jual dari sekolah tersebut. Sedangkan untuk fungsi dari budaya sekolah yatu sebagai pendukung pendidikan, karena budaya sekolah nantinya akan berkaitan erat dengan karakter yang dimiliki warga sekolah tersebut sehingga dapat mendukung tercapainya visi dan misi sekolah. Aspek-aspek budaya sekolah yang ada di SDIT Utsman Bin Affan yaitu, budaya jujur, saling percaya, dan kerjasama yang termasuk kedalam akhlak mulia, yang salah satu bentuk konkritnya seperti menjamin UN 100% jujur, tidak hanya UN namun ujian sekolah juga terjamin jujur, hal tersebut ditanamkan sejak siswa berada di bangku kelas 1. Budaya membaca yang ada pada program literasi, budaya disiplin yaitu berupa datang tepat waktu ke sekolah dan mentaati tata tertib sekolah. Budaya reward dan pusnishment diberikan kepada siswa yang berprestasi dan kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah. Sedangkan untuk budaya bersih teruskan dalam program jumat bersih, dan 6K. Hal tersebut sesuai dengan Budaya sekolah sebenarnya dapat dikembangkan terus-menerus kearah yang lebih positif. Balitbang (2003) memaparkan aspek-aspek mengenai budaya utama (core culture) yang direkomendasikan untuk dikembangkan sekolah yaitu sebagai berikut:   Budaya jujur adalah budaya yang menekankan pada aspek-aspek kejujuran pada masyarakat dan teman-teman Budaya saling percaya adalah budaya yang mengkondisikan para siswa dan warga sekolah untuk saling mempercayai orang lain Budaya kerja sama adalah budaya yang membuat orang-orang saling membantu dalam berbagai hal untuk mencapai tujuan Budaya membaca adalah budaya yang membuat seseorang menjadi gemar membaca Budaya disiplin dan efisien adalah budaya taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercayai termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya Budaya bersih adalah budaya yang mengajarkan tentang bagaimana menjaga kebersihan baik badan maupun lingkungan Budaya berprestasi Budaya yang menciptakan kondisi yang kompetitif untuk memacu prestasi siswa Budaya memberi penghargaan dan menegur adalah budaya yang memberikan respon dengan menyapa pada setiap orang yang ditemui. Implementasi Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya Implementasi budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya merupakan pelaksanaan dari rancangan budaya sekolah yang telah disusun secara sistematis pada tahap perencanaan, yang di turunkan dari visi dan misi sekolah. Budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya terdapat artifak yang dapat terlihat dari banyaknya tulisan-tulisan pendukung budaya sekolah yang berbau keislaman yang ditempel pada dinding lingkungan sekolah. Seperti kalimat  motivasi, larangan, himbauan, dan hal-hal yang harus dilakukan oleh seluruh warga sekolah. Selain itu, sekolah ini juga selalu melakukan apel pagi setiap senin, mengadakan pertemuan dengan orang tua setiap hari sabtu dan minggu yang didalamnya berisi kajian, ceramah, dan sharing mengenai aktivitas peserta didik baik disekolah maupun dirumah.  Nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang ada di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya memiliki prinsip utama yaitu menekankan segala hal dihubungkan dengan ibadah. Makna ibadah tidak hanya bermakna sholat dan mengaji, namun diperluas maknanya seperti  akhlak, kebiasaan sehari-hari, adab, kedisiplinan, prestasi dan lain-lain. Selanjutnya asumsi yaitu sesuatu yang sudah tidak diragukan lagi kebenarannya. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya pengakuan dari wali murid/ oarang tua siswa yang juga sudah ikut terlibat dalam budaya sekolah SDIT Utsman Bin Affan Surabaya. Budaya sekolah yang di dapat di sekolah juga dilaksanakan di rumah sehingga siswa tidak hanya melakukan budaya sebagai suatu aturan disekolah, namun diharapkan hal tersebuat menjadi suatu kebiasaan yang senantiasa terus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua berperan sebagai jembatan antara sekolah dan murid. Orang tua memantau dan membantu melaksanakan budaya sekolah dirumah, setelah itu dilaporkan kepada wali murid masing-masing. Adanya buku penghubung mempermudah hubungan sekolah dengan orang tua/ wali murid untuk memantau perkembangan anak baik sekolah maupun di rumah.  Selain itu, adanya grup WhatsApp yang dibuat setiap wali kelas juga membantu mempermudah dan memperlancar komunikasi dengan orang tua, seperti mengupload foto dan video mengenai kegiatan siswa dirumah maupun di sekolah. Paparan diatas sesuai dengan Stolp dan Smith (Hanum, 2011:122) membagi tiga lapisan kultur, yaitu artifak di permukaan, nilai-nilai dan keyakinan ditengah, dan asumsi di dasar. Artifak merupakan lapisan kultur sekolah yang paling mudah diamati seperti aneka ritual sehari-hari di sekolah, berbagai upacara, benda-benda simbolik di sekolah, dan ragam kebiasaan yang berlangsung di sekolah. Keberadaan kultur ini dengan cepat dapat dirasakan ketika orang mengadakan kontak dengan suatu sekolah. Lapisan kultur yang lebih dalam berupa nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang ada yang ada disekolah. Hal ini menjadi ciri utama sekolah. Lapisan paling dalam kultur sekolah adalah asumsi-asumsi, yaitu simbol-simbol, nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang tidak dapat dikenali, tetapi terus menerus berdampak terhadap perilaku warga sekolah.   Cara Menumbuhkembangkan dan Memelihara Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya Budaya sekolah ditumbuhkembangkan dan dipelihara berkaitan dengan ketercapaian implementasi budaya sekolah yang telah direncanakan sebelumnya. Upaya-upaya tersebut melibatkan beberapa pihak, ini dilakukan agar budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya relevan dengan apa yang diharapkan dengan cara menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah tersebut. Salah satu tujuan dan fungsi dari memelihara dan menumbuhkembangkan budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya adalah mempertahankan budaya yang baik dan selalu terus mengevaluasi dan membuat inovasi-inovasi sehingga visi misi dari SDIT Utsman Bin Affan tercapai. Cara menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabayadilakukan dengan cara istiqomah (melakukan secara terus menerus) budaya sekolah yang ada, selalu memberikan sosialisasi kepada wali murid, dan bekerjasama dengan KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) dalam hal supervisi. Berdasarkan paparan diatas, hal serupa mengenai prinsip-prinsip yang menjadi acuan dalam pengembangan budaya sekolah yang dijelaskan oleh Daryanto (2015:17) adalah sebagai berikut: a.     Berfokus pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah  Fungsi visi, misi, dan tujuan sekolah adalah mengarahkan pengembangan budaya sekolah. b.     Penciptaan Komunikasi Formal dan Informal  Komunikasi merupakan dasar bagi koordinasi dalam sekolah, termasuk dalam menyampaikan pesan-pesan pentingnya budaya sekolah. Inovatif dan Bersedia Mengambil Resiko Setiap perubahan budaya sekolah menyebabkan adanya resiko yang harus diterima khususnya bagi para pembaharu. d.     Memiliki Strategi yang Jelas  Pengembangan budaya sekolah perlu ditopang oleh strategi dan program. Startegi mencakup cara-cara yang ditempuh sedangkan program menyangkut kegiatan operasional yang perlu dilakukan. Berorientasi Kinerja Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada sasaran yang sedapat mungkin dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan mempermudah pengukuran capaian kinerja dari suatu sekolah. Sistem Evaluasi yang Jelas Karena itu perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam hal: kapan evaluasi dilakukan, siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut yang harus dilakukan. Memiliki Komitmen yang Kuat Banyak bukti menunjukkan bahwa komitmen yang lemah terutama dari pimpinan menyebabkan program-program tidak terlaksana dengan baik. Keputusan Berdasarkan Konsensus Ciri budaya organisasi yang positif adalah pengembilan keputusan partisipatif yang berujung pada pengambilan keputusan secara konsensus. Sistem Imbalan yang Jelas Pengembangan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan meskipun tidak selalu dalam bentuk barang atau uang. Evaluasi Diri Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan curah pendapat atau menggunakan skala penilaian diri. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya diantaranya: a. Elemen budaya sekolah berupa fisik dapat dilihat dari perlengkapan  sarana dan prasarana, semboyan, dan tulisan-tulisan yang dipajang di tempat-tempat strategis. b. Aspek budaya sekolah yang telah diterapkanyaitu akhlak mulia yang di dalamnya terdiri dari budaya saling percaya, budaya jujur, dan budaya kerjasama, budaya literasi, budaya disiplin, budaya memberikan reward dan punishment, budaya berprestasi, dan budaya bersih. 2. Implementasi budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya tidak hanya dilakukan di sekolah, namun budaya sekolah yang telah didapatakan diteruskan dirumah. Keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan untuk memantau dan membimbing pelaksanaanbudayasekolahdirumah. Adanya buku penghubung, pertemuan rutin,  dan aplikasi Whatsapp mempermudah komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. 3. Upaya pengembangan budaya sekolah yang dilakukanoleh SDIT Utsman Bin Affan Surabaya diantaranya: a. Memelihara budaya sekolah dengan cara sosialisasi secara rutin mengenai budaya sekolah yang ada baik untuk orang tuadan mayarakat sekitar, selalu istiqomah menjalankan program dan kegiatan yang menunjang budaya sekolah, terus menerus mengevaluasi program budaya sekolah yang melibatkan guru dan siswa, bekerja sama dengan KPI (KualitaPendidikan Indonesia) untuk membantu dalam hal supervisi, memberikan imbalan/ reward kepada siswa yang berprestasi berperilaku positif di sekolah, dan yang paling penting koordinasi dengan orang tua karena tanpa kerja sama dengan orang tua apa yang didapat di sekolah tidak akan berhasil. b. Menumbuhkembangkankan budaya sekolah dengan berusaha membuat inovasi-inovasi yang disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan sekolah.   Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian yang diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran terkait hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran tersebut diharapakan dapat menjadi masukan, khususnya bagi sekolah yang dijadikan tempat penelitian (SDIT Utsman Bin Affan Surabaya) dan pihak lain yang berkepentingan untuk dapat ditindak lanjuti. Adapun saran yang peneliti ajukan ditujukan bagi: 1. Kepala Sekolah Dalam membuat kebijakan sekolah, pengambilan keputusan sekolah dan pelaksanaan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan budaya sekolah hendaknya bersifat fleksibel, sehingga tidak hanya ditujukan kepada sekelompok kecil warga sekolah melainkan ditujukan kepada semua warga sekolah. 2. Tenaga Pendidik / Guru a. Kerjasama antar guru diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara budaya sekolah, tidak hanya di bebankan kepada guru-guru yang bertanggungjawab atas program/ kegiatan pendukung budaya sekolah melainkan merupakan tanggung jawab semua guru untuk bekerja sama mewujudkan sekolah yang berbudaya dan memiliki ciri khas tersendiri. b. Para guru harus memiliki rasa tanggungjawab untuk memberikan contoh teladan, dan mengingatkan kepada siswa untuk selalu melaksanakan dan memelihara budaya sekolah. Selain itu, khususnya untuk guru kelas hendaknya bisa lebih intens berinteraksi dan menjalalin komunikasi dengan orang tua sebagai upaya terlaksananya budaya sekolah dirumah, utamanya dalam keaktifan mengisi buku penghubung setiap hari. 3. Sekolah lain Hasil penelitian mengenai budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya dapat menjadi referensi untuk memperbaiki cara mengelola dan mengembangkan budaya sekolah bagi sekolah lain untuk menjadi sekolah  yang efektif. DAFTAR PUSTAKA Arifin. 2013. Implementasinilai-nilai Budaya Sekolah dalam Mewujudkan Sekolah Berkualitas. Universitas Negeri Gorontalo.   Balitbang. 2003. Pedoman Pengembangan Kultur Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Pendidikan Dasar Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.   Daryanto.2015. Pengelolaan Budaya Sekolah dan Iklim Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.   Hanum, Farida. 2011. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Kanwa Publisher.   Komariyah, Aan dan Cepi Triatna. 2010 .Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.  Jakarta: Bumi Aksara.   Lunenburg, F  dan Ornstein,  A. 2004. Educational Administration: Concepts and Practices. 4th ed. Belmont: Wadsworth/ Thomson Learning.   Miles, Matthew B., dkk. 2014. Qualitative Data Analysis.: A Methods Sourcebook. Third Edition. USA: SAGE Publications.   Moleong, Lexy J.  2012.  Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.   Sugiyono. 2015. Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.   Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.   Ulfatin, Nurul. 2013. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya: Studi Kasus, Etnografi, Interaksi Simbolik, dan Tindakan pada Konteks Manajemen Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.   Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.  
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI POKOK PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DI SMPN 2 SURABAYA HOTIMAH, HUSNUL; HADI SUSARNO, LAMIJAN
Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan Vol 10, No 27 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan multimedia interaktif untuk materi Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan kategori layak digunakan dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D) dengan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implementation, dan Evaluation). Pengembangan multimedia interaktif ini dimaksudkan sebagai alternatif sumber belajar demi meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas VII di SMPN 2 Surabaya. Media ini dapat digunakan pada komputer atau laptop yang dirancang secara interaktif dan menarik dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar memudahkan peserta didik dalam memahami materi ini. Dilengkapi dengan bahan penyerta sebagai pedoman untuk mempermudah peserta didik mengoperasikan media ini secara mandiri. Teknik analisis data kelayakan pengembangan media menggunakan rumus presentase dari Arikunto. Hasil analisis data dari ahli materi dan ahli media dideskripsikan berdasarkan saran dan masukan pada materi dan media. Dengan presentasi kelayakan produk RPP oleh Ahli Desain Pembelajaran 100%, kelayakan materi oleh Ahli Materi 90.59%, kelayakan materi oleh Guru Mata Pelajaran 100%, kelayakan produk media pembelajaran oleh Ahli Media 100%, dan kelayakan produk Bahan Penyerta Media Pembelajaran oleh Ahli Media 100%.Kata Kunci: multimedia interaktif, persebaran flora dan fauna di Indonesia, sekolah menengah pertama.
ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROTES DARI GREENPEACE TENTANG SAMPAH PLASTIK PADA PT. UNILEVER Hotimah, Husnul; Astawinetu, Erwin Dyah
JEM17: Jurnal Ekonomi Manajemen Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.755 KB) | DOI: 10.30996/jem17.v5i1.3621

Abstract

This study aims to determine the differences in the returns and abnormal returns of PT Unilever shares before and after the protest from Greenpeace in March 2019 about plastic waste that is found mostly from Unilever products. This research design uses quantitative methods with a descriptive-comparative approach. The type of data used is quantitative data and data sources used are secondary data. The analytical method used is descriptive statistics and paired sample t-test to test the hypothesis. The observation period was 21 days, 10 days before and 10 days after the protest from Greenpeace. The results of this study indicate there are no significant differences in stock returns and abnormal returns at PT. Unilever. This shows that the protest from Greenpeace does not contain information content and is not important information for investors.Kata Kunci : Return, Abnormal Return, Saham, Sampah Plastik, Greenpeace.
PENGARUH HUMAN RELATIONS TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER Mustikawati, Ida; Hotimah, Husnul
Majalah Ilmiah DIAN ILMU Vol 16, No 1 (2016): MAJALAH ILMIAH "DIAN ILMU" OKTOBER 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.848 KB) | DOI: 10.37849/midi.v16i1.61

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa sejauh mana pengaruh human relations terhadap peningkatan kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan paradigma kuantitatif. Sampel yang digunakan berjumlah 27 responden yang diambil dengan teknik sampling jenuh atau sensus. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data Korelasi Product Moment dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dari hasil perhitungan diketahui nilai r hitung ?  r tabel yaitu  0,630 ? 0,381 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti human relations berpengaruh cukup signifikan terhadap peningkatan kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA Hotimah, Husnul
Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol 4, No 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : Faculty of Economic and Business

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ess.v4i2.1963

Abstract

Profit is an assertion of management that needs to be proven its quality. However, reported earnings do not necessarily reflect the real situation, because it allows the case of earnings management. There are various tools that can be done to explain earnings management, including in terms of tax planning. Thus, this study aims to examine the relationship between tax planning with earnings management. The study uses data companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2009 until 2011. Sample included 84 companies consisting of 49 companies in 2010 and 35 companies in 2011. Tax planning include the effective tax rate and  deferred tax expense while earnings management is measured by the current discretionary accruals. The results of empirical testing using e-views 6 shows that positive tax planning proxy significantly related to earnings management is the effective tax rate. While the deferred tax expense not found a significant relationship. In general, the results showed that the tax planning has effect on the amount of current discretionary accruals.DOI: 10.15408/ess.v4i1.1963 
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita di Desa Bonto Langkasa Selatan Kabupaten Gowa Hotimah, Husnul; Haeruddin; Ikhram Hardi
Window of Public Health Journal Volume 2 Nomor 3 (Oktober, 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v2i3.485

Abstract

Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Kekerdilan (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (bawah lima tahun). Sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Berdasarkan data dari dinas kesehatan Gowa pada pemantauan bulan Februari 2020, puskesmas yang memiliki angka stunting tertinggi adalah puskesmas Bontonompo II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat pengetahuan ibu, riwayat KEK, kepemilikan jamban sehat dan higiene dengan kejadian stunting pada balita di wilayah Puskesmas Bontonompo II. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 150 balita. Jumlah sampel sebanyak 108 yang diambil denagn teknik simple random sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara dan observasi serta pengukuran tinggi badan balita dengan statumeter. Data dianalisis dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Diperoleh hasil bahwa kejadian stunting di Desa Bonto Langkasa Selatan Kabupaten Gowa signifikan dipengarui oleh faktor pengetahuan ibu (p=0,040), faktor KEK (p=0,000) p<0,05, faktor kepemilikan jamban (p=0,043), faktor higiene (p=0,018). Disarankan bagi masyarakat untuk aktif dalam kegiatan penyuluhan maupun kegiatan kesehatan lain yang dilakukan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan dan bagi para ibu sebaiknya rutin melakukan penimbangan di posyandu terdekat sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terpantau dan segera dapat ditangani bila ditemukan masalah pada tumbuh kembang anak.