Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EFEK PAPARAN DEPO PROGESTIN TERHADAP HORMON PENGATUR NAFSU MAKAN (LEPTIN) DAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH BETINA Endang Sri Wahyuni
Jurnal Kebidanan Indonesia Vol 7, No 1 (2016): JANUARI
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.495 KB) | DOI: 10.36419/jkebin.v7i1.46

Abstract

Pendahuluan: Banyak wanita pengguna kontrasepsi Depo Progestin mengeluh menjadi bertambah berat badannya atau menjadi gemuk setelah menggunakan kontrasepsi tersebut. Penambahan berat badan bisa dipicu oleh menurunnya kadar hormon estrogen yang berimbas pada perubahan nafsu makan. Hormon yang berperan dalam pengaturan energi dan berat badan melalui pengaturan nafsu makan adalah hormon leptin. Peningkatan nafsu makan dapat beresiko menyebabkan obesitas dan memicu permasalahan kesehatan dan penyakit degeneratif seperti: gangguan metabolik, hipertensi, penyakit jantung, DM tipe 2, bahkan kematian usia dini. Jaringan lemak yang menumpuk pada obesitas, akan mempengaruhi produksi hormon leptin. Penelitian ini bertujuan membuktikan efek paparan kontrasepsi hormonal Depo Progestin terhadap hormon pengatur nafsu makan atau hormon leptin dan berat badan pada rattus norvegicus wistar (tikus putih betina). Metode: Tikus putih betina (Rattus norvegicus Wistar)dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan dipapar kontrasepsi hormonal dengan suntikan Depo Progestin 2,7 mg secara IM perminggu selama 28 hari. Kadar hormon leptin serum diperiksa dengan metode Elisa. Berat badan tikus diukur dengan timbangan sonic Hasil: Analisis hormon leptin dengan menggunakan uji Mann Whitney, didapatkan p-value sebesar 0.600, lebih besar dari 0.05 (p>0.05). Analisis berat badan dengan menggunakan uji t , didapatkan p-value 0.497 lebih besar dari 0.05 (p>0.05). Kesimpulan: Paparan Depo Progestin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hormon leptin dan berat badan tikus putih betina yang dipapar Depo Progestin. Kata Kunci: Depo Progestin, leptin, berat badan.
Barrier to Reproductive Health Services in Adolescents in Sukoharjo, Central Java Maryatun, Maryatun; Indarwati, Indarwati; Wahyuni, Endang Sri; Hermawati, Hermawati
Journal of Health Policy and Management Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.368 KB)

Abstract

Background: Adolescent reproductive health in­for­mation and services (KRR) are right, teen­agers are helped to recognize themselves and m­at­ters relating to reproductive health. By having co­rrect information, adolescents can equip them­selves with behaviors and skills that can protect themselves from various reproductive health risks. This study aimed to analyze the factors that in­­fluence barriers to adolescent reproductive health services in schools.Subjects and Method: This was a cross sec­ti­onal study was conducted at high schools in Su­ko­­harjo, Central Java, from April to May 2018. The sample was 281 students selected by purpo­sive sampling. The dependent variable is barriers to adolescent reproductive health services. The in­dependent variables are attitude, information, dis­tance of service, ability of service personnel, and utilization of health service facilities. Data were analyzed using Chi square.Results: The use of reproductive health services increased with knowledge of reproductive health (OR= 4.06; 95% CI= 1.8 to 9.2; p <0.001), posi­tive attitude towards reproductive health (OR= 2.43; 95% CI= 1.2 to 5.1; p= 0.016), get in­for­mation on KRR services (OR= 2.15; 95% CI= 1.05 to 4.4; p= 0.034), easy access to KRR services (OR= 2.2; 95% CI= 1.5 to 4.6; p= 0.033), the abi­li­ty of officers in provide services (OR= 2.47; 95% CI= 1.2 to 5.2; p= 0.014), and utilization of health ser­­vice facilities (OR= 1.5; 95% CI= 0.78 to 3.1; p= 0.21).Conclusion: Low service barriers are influenced by knowledge of reproductive health, positive at­ti­tudes towards reproductive health, obtaining in­formation on KRR services, easy access to KRR services, the ability of officers to provide services, and utilization of health service facilities.Keywords: service barriers, adolescent repro­duc­tive healthCorrespondence: Maryatun. Study Program of Nursing, School of Health Sciences Aisyiyah, Surakarta. Email: tun­mar­yatun76@gmail.com.Journal of Health Policy and Management (2020), 5(1): 85-88https://doi.org/10.26911/thejhpm.2020.05.01.08
PEMBERDAYAAN KADER DALAM PROGRAM GERAKAN SADAR IMUNISASI (GESAMUN) "DIFTERI" Lely Firrahmawati; Endang Sri Wahyuni
GEMASSIKA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2019): NOPEMBER
Publisher : P3M Universitas Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.706 KB) | DOI: 10.30787/gemassika.v3i2.514

Abstract

Latar Belakang: Difteri merupakan penyakit bakteri akut yang menyerang faring, laring, tonsil, hidung, terkadang menyerang selaput lendir atau kulit, konjungtiva, dan vagina. Difteri merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Edukasi mengenai imunisasi harus senantiasa diberikan oleh setiap petugas kesehatan pada setiap kesempatan bertemu orang tua pasien. Pelaksanaan tindakan preventif dan kuratif terhadap difteri dengan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui media lokal seperti radio, TV, surat kabar, atau majalah, serta menyebarkan leaflet berisi penjelasan tentang penyakit, penanggulangan serta pencegahannya.  Metode Pelaksanaan: Kegiatan ini dilakukan dengan cara penyuluhan kesehatan tentang difteri dan tindakan pencegahannya dengan gerakan sadar imunisasi “GESAMUN”. Hasil dari kegiatan ini peserta aktif dalam mengkuti kegiatan dan mampu berperan serta dalam meningkatkan gerakan sadar imunisasi bagi masyarakat.. Kesimpulan:. Pemberdayaaan kader melalui penyuluhan kesehatan tentang difteri dan tindakan pencegahannya dengan gerakan sadar imunisasi “GESAMUN mampu meningkatkan pengetahuan tentang penyakit difteri dan imunisasinya pada kader kesehatan untuk menggerakkan kesadaran masyarakat dalam partisipasi keikutsertaan imunisasi.
Literature Review: Terapi Komplementer Akupresur pada Titik Perikardium 6 dalam Mengatasi Mual dan Muntah pada Kehamilan Anisya Nur Maheswara; Endang Sri Wahyuni; I Istiqomah; Sri Kustiyati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 12th University Research Colloquium 2020: Mahasiswa Student Paper
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1102.561 KB)

Abstract

Pendahuluan: Kehamilan merupakan proses fisiologis bagi wanita, berbagai keluhan dapat terjadi pada masa kehamilan, salah satunya adalah mual dan muntah pada awal kehamilan. Hampir 50-90% wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama. Keluhan ini merupakan merupakan hal yang fisiologis akan tetapi bila tidak segerah diatasi akan menjadi hal yang patologis sehingga akan menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah dehidrasi serta malnutrisi. Metode yang dapat dilakukan agar tidak terjadi komplikasi tersebut adalah dengan pengobatan secara nonfarmakologis, berupa pemberian terapi akupresur titik perikardium 6 untuk menurunkan mual dan muntah pada ibu hamil. Tujuan dari literature review ini terhadap beberapa penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada efek akupresur perikardium 6 dalam mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil. Metode: Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metadata analisis dengan menggunakan tinjauan literature (literature view) dengan mencari artikel yang relevan. Sumber tinjauan menggunakan media elektronik dari beberapa database antara lain Sience Direct dan Google Scholar yang dipublishkan kurun waktu tahun 2015 sampai tahun 2020. Dengan keyword, vomiting/ muntah; nausea/ mual; pregnancy/ ibu hami; acupressure/ akupresur; perikardium 6/ neiguan. Hasil: Berdasarkan hasil literature review terhadap beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap pengurangan mual muntah pada ibu hamil trimester I. Pembahasan: Akupresur pada titik perikardium 6 dapat menghasilkan evaluasi yang baik pada ibu yang mengalami mual dan muntah pada kategori ringan dan sedang. Terapi akupresur juga tidak perlu mengkonsumsi obat-obatan sebab dengan terapi akupresur tubuh sudah memiliki kandungan obat. Kesimpulan: Penggunaan metode acupressure pericardium 6 pada ibu hamil dalam mengurangi mual muntah menunjukkan keefektifannya.
UPAYA MENCEGAH EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI DEPO PROGESTIN DENGAN EKSTRAK TEH HIJAU Endang Sri Wahyuni
Gaster Vol 15 No 1 (2017): FEBRUARI
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.244 KB) | DOI: 10.30787/gaster.v15i1.140

Abstract

Kontrasepsi injeksi lebih banyak digunakan di masyarakat  adalah suntikan Depo-medroxiprogesteron Asetat (DMPA) atau lebih dikenal sebagai Depo progestin. Penggunaan Depo Progestin jangka panjang dapat menyebabkan efek peningkatan berat badan melalui akumulasi lemak visceral dan perubahan kadar hormon leptin. Diperlukan suplemen untuk mencegah efek samping dari penggunaan kontrasepsi dengan menggunakan teh hijau. Teh hijau bermanfaat sebagai anti-inflamasi dan anti-proliferasi, potensi untuk menurunkan berat badan. Tujuan: membuktikan ekstrak teh hijau dalam menurunkan jumlah lemak viseral dan menurunkan kadar leptin pada tikus putih (Rattus norvegicus wistar) yang dipapar kontrasepsi suntik Depo Progestin. Metode: Experimental laboratorik dengan post test only control group design. Sampel Rattus norvegicus Wistar 25 ekor, dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif (di suntik aquades 0,2ml/minggu), kontrol positif (disuntik Depo Progestin 2,7 mg/minggu), kelompok perlakuan I (disuntik Depo Progestin 2,7 mg dan disonde ekstrak teh hijau dosis 10,8 mg/hari), kelompok perlakuan II (disuntik Depo Progestin 2,7mg dan disonde ekstrak teh hijau dosis 21,6 mg/tikus), kelompok perlakuan III (disuntik Depo Progestin 2,7 mg dan disonde ekstrak teh hijau dosis 43.2 mg/hari). Tikus diadaptasi selama 7 hari dan diberi perlakuan selama 28 hari. Hasil: Uji ANOVA  efek ekstrak teh hijau pada berat lemak visceral diperoleh p-value 0,304 lebih besar dari α = 0,05 (p> 0,05). pengujian Anova efek ekstrak teh hijau pada leptin diperoleh p-value 0,000, lebih kecil dari α = 0,05 (p> 0,05). Korelasi Pearson Berat Lemak Viseral dengan Kadar Leptin, didapatkan koefisien korelasi sebesar 0.206 dengan p-value sebesar 0.322,  P-value lebih dari 0.05. Kesimpulan: Ekstrak teh hijau tidak berpengaruh terhadap berat lemak viseral namun berpengaruh menurunkan kadar leptin pada tikus putih yang dipapar Depo Progestin. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Berat Lemak Viseral dengan Kadar Leptin
The Duration Of Hormonal Contraceptive Use Is Not Related To Weight Gain Lely firrahmawati; Endang Sri Wahyuni; Ika Silvitasari
Gaster Vol 20 No 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.253 KB) | DOI: 10.30787/gaster.v20i1.771

Abstract

Hormonal contraceptives, especially injectable and oral contraceptives, are most widely used by the community, this is because they are easy and affordable to use. The purpose of this study was to determine the difference between the duration of hormonal contraceptive use and weight gain in hormonal family planning (KB) acceptors. This study uses observational analytic with a cross-sectional approach. The population of this study were all hormonal family planning acceptors in Sidoarjo District, Sragen Regency who met the inclusion and exclusion criteria. The number of samples in this study were 32 respondents who were taken using a consecutive sampling technique. The statistical test used in this study is the Independent T test. The results showed that the average use of hormonal contraception was 86.1 (52.10) months. most of the respondents did not experience an increase in body weight 81.3%,. The results of the statistical test showed a p value of 0.908, which means that there was no difference in the duration of the use of hormonal contraception for family planning acceptors with weight gain.