Ganal Rudiyanto
Dosen FSRD USAKTI

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SEJOLI VITRIN DAN CAHAYA BUATAN SEBAGAI WADAH PAMER KAIN BATIK KLASIK Muhammad Fauzi; Yuke Ardhiati; Ganal Rudiyanto
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 10 No. 1 (2013)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.809 KB) | DOI: 10.25105/dim.v10i1.929

Abstract

AbstractBatik has become a part of Indonesian cukture dating back hundreds of years ago. Batik uniqueness, lies in the coloring process that uses wax as part of a protected cover. Classical Batik is a valuable work of art, which needs to be protected, so therefore batik is also made of organic materials, then it is most vulnerable or damaged. The process of batik fabric damge can be physically or chemically. environmenal influences such as light moisture, temperature and poluttion is a major cause of the damage. And for that, then the batik collection on display using display type vitrin equipped as protective glass.Observation data is done in the Textile Museum ( Galllery Batik) , Pekalongan Batik Museum and National Museum of Singapore that shows some of the less ideal in order to show off vitrin. This will in trying to analysis of those aspects of teh display and lighting aspects.The result of analysis followed in the drafting process vitrin and artificial Light with design concepts from batik geometry and the philosaphy of one motif with similar meaning as the container. SO that the design is expected to improved the image galleries and museum in the public eye in terms of aesthetics, comfort and Protectuion of the collection  can be improved AbstrakBatik sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Keunikan batik terletak pada proses pewarnaan dengan menggunakan lilin sebagai penutup bagian yang terlindungi. Batik tulis klasik merupakan karya adiluhung yang perlu dilindungi, oleh karena itu batik tulis juga terbuat dari bahan-bahan organik, maka hal ini sangat rentan atau mengalami kerusakan. Proses kerusakan kain batik dapat secara fisik maupun kimiawi. Pengaruh lingkungan seperti cahaya kelembabab suhu udara dan polusi merupakan penyebab utamanay terjadinya proses kerusakan itu, untuk itulah maka koleksi batik yang dipamerkan menggunakan display jenis vitrin yang dilengkapi kaca sebagai pelindung.Data observasi yang dilakukan di Museum Tekstil ( Galeri Batik) , Museum Batik Pekalongan dan Museum Nasional Singapura. Menunjukk=ka beberapa kurang idealnya tata pamer pada vitrin. Hal ini akan dicoba analisis dari aspek-aspek display dan aspek pencahayaan. Hasil dari analisa dilanjutkan dalam proses perancangan vitrin dan cahaya buatan denga konsep perancagan yang  berasal dari transformasi motif batik geometri dan dipilih motif yang memiliki filosofi serupa dengan fungsi vitrin. Sehingga hasil perancangan ini diharapkan dapt meningkatkan citra galeri dan museum di mata masyarakat dari segi estetika, kenyamanan dan perlindungan terhadap koleksi dapat ditingkatkan.
BUSANA PENGANTIN AESAN GEDE (TENUN SONGKET DAN AKSESORIS) PADA UPACARA PERNIKAHAN ADAT PALEMBANG SUMATERA SELATAN Vebby Tifanny; Nanang Rizali; Ganal Rudiyanto
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.475 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v1i2.6735

Abstract

The fabric known as Palembang songket weaving (hand-woven brocade, intricate patterned with gold thread) features high cultural evidence, because the songket is associated with various things such as high sales value, high quality fabrics made of silk and gold, and duration the time it takes to make it. Songket contains a certain meaning that shows how the use and level of people who wear it. Songket tent first appeared in Ki Gede Ing Suro area and later developed to experience various changes in the type of yarns used to make Aesan Gede cloth used in traditional Palembang wedding ceremonies, while the inside of songket remains unchanged. There are a number of elements that characterize Palembang songket. The problems discussed in this research are the background of Palembang songket in the traditional wedding procession of Palembang, the form and accessories of Aesan Gede in the procession of wedding custom, and the philosophical and symbolic meaning contained in Aesan Gede clothes used in the traditional wedding procession of Palembang. The purpose of this study is to examine the role of songket cloth in the customary wedding procession of Palembang. This study used descriptive qualitative method. The results showed that: first, the background of the creation of Palembang songket cloth in the ceremony of marriage is influenced by the aristocracy in the era of Sriwijaya kingdom. At that time songket should only be used by the King and Queen. Secondly, Palembang songket used in the ceremony procession of Palembang's traditional wedding ceremony is Aesan Gede and Aesan Paksangkong. Each dress has different characteristics. Third, Aesan Gede dress worn during traditional wedding ceremonies of Palembang, contains important philosophical and symbolic meaning.  AbstrakKain yang dikenal sebagai tenun songket Palembang (brokat tenunan tangan, bercorak rumit dengan benang emas) menampilkan bukti budaya yang tinggi, karena kain songket ini terkait dengan berbagai hal seperti nilai penjualannya yang tinggi, kualitas kainnya yang tinggi terbuat dari sutera dan emas, dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya. Songket berisi makna tertentu yang menunjukkan bagaimana penggunaannya dan tingkat orang yang memakainya. Tenda songket pertama kali muncul di kawasan Ki Gede Ing Suro dan kemudian berkembang untuk mengalami berbagai perubahan dalam jenis benang yang digunakan untuk membuat kain Aesan Gede yang digunakan dalam upacara pernikahan tradisional Palembang, sementara bagian dalam kain songket tetap tidak berubah. Ada sejumlah elemen yang menjadi ciri khas songket Palembang. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah latar belakang adanya songket Palembang dalam prosesi adat pernikahan tradisional Palembang, bentuk dan aksesoris Aesan Gede dalam prosesi adat pernikahan, dan makna filosofis dan simbolis yang terkandung dalam busana Aesan Gede yang digunakan dalam prosesi pernikahan tradisional Palembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji peranan kain songket pada prosesi pernikahan adat Palembang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, latar belakang terciptanya pemakaian kain songket Palembang dalam upacara adat pernikahan dipengaruhi oleh aristokrasi pada jaman kerajaan Sriwijaya. Saat itu songket hanya boleh dipakai oleh Raja dan Ratu. Kedua, songket Palembang yang dipakai pada acara prosesi adat pernikahan Palembang itu merupakan busana Aesan Gede dan Aesan Paksangkong. Masing-masing busana memiliki ciri khas yang berbeda. Ketiga, busana Aesan Gede yang dipakai dalam upacara pernikahan adat tradisional Palembang, mengandung makna filosofis dan simbolis yang penting.
PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PARIWISATA RUMAH GADANG ISTANO BASA PAGARUYUNG MENGGUNAKAN QR CODE Tedy Wiraseptya; Agung Eko Budiwaspada; Ganal Rudiyanto
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.537 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v1i2.6745

Abstract

Abstract The strength in conveying messages to communicants is a form of media activity. There are many things and forms of media that are developing in the digital era today. Surely the development of the media to be more friendly and closer to the community will make it easier to deliver messages. The media is also an important part in supporting the tourism sector. Especially in the cultural tourism sector that we know as cultural heritage or historical heritage. one of them is the Rumah Gadang Istano Basa as a relic of the history of West Sumatra. QR Code or quick response created in Japan by Denso Wave provides technological updates. This makes it easier to share information through digital technology such as smartphones. This interactive media design method will adapt the Waterfall design method created by Pahl and Beitz. In the design process will go through the requirements stage analysis, design, implementation, integration testing and end with maintenance. Of course interactive design that uses the QR Code must follow a structured stage of the Waterfall method. Then, the design that becomes an important point in this design is the concept of infographics that is clear and has strength in readability.  AbstrakKekuatan dalam menyampaikan pesan kepada komunikan ialah suatu bentuk keaktifan sebuah media. Ada banyak hal dan bentuk media yang berkembang dalam era digital saat ini. Tentunya perkembangan media menjadi lebih ramah dan dekat dengan masyarakat akan mempermudah menyampaikan pesan. Media juga menjadi bagian terpenting dalam mendukung sektor pariwisata. Apalagi dalam sektor wisata budaya yang kita kenal dengan warisan budaya atau peninggalan sejarah. salah satunya ialah Rumah Gadang Istano Basa sebagai peninggalan sejarah sumatera barat.  QR Code atau quick respon yang diciptakan di Jepang oleh Denso Wave memberikan pembaharuan teknologi. Hal ini mempermudah membagikan informasi melalui teknologi digital seperti smartphone. Metode perancangan media interaktif ini akan mengadaptasi metode perancangan Waterfall yang ciptakan oleh Pahl dan Beitz. Dalam proses perancangan akan melalui tahap requirement analisis, design, implementation, integration testing dan diakhiri dengan maintenance. Tentunya perancangan interaktif yang menggunakan QR Code ini harus mengikuti tahap yang terstruktur dari metode Waterfall. Kemudian, desain yang menjadi poin penting dalam perancangan ini ialah konsep infografis yang jelas dan mempunyai kekuatan dalam keterbacaan.