Buteria Zai
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS MAKNA KONOTATIF PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Buteria Zai
Kohesi : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2021): KOHESI: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Nias Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.271 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan peneliti untuk mengidentifikasi makna konotatif pada kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna konotatif yang digunakan pada kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, makna konotatif yang digunakan pada kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran dari 9 puisi yang dipilih, ditemukan makna konotatif secara keseluruhan berjumlah 71 penggunaan, di antaranya pada puisi yang berjudul Cinta, ditemukan makna konotatif berjumlah 8, puisi yang berjudul Demi Surga, Jantung Hatiku berjumlah 6, puisi yang berjudul Gita Cinta berjumlah 15, puisi yang berjudul Musim Panas berjumlah 4, puisi yang berjudul Musim Gugur berjumlah 5, puisi yang berjudul Musim Dingin berjumlah 8, puisi yang berjudul Pandangan Pertama berjumlah 7, puisi yang berjudul Ciuman Pertama berjumlah 8, dan puisi yang berjudul Pernikahan berjumlah 10 penggunaan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap larik pada kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran mengandung makna konotatif di setiap syairnya. Saran yang dapat diberikan peneliti khususnya bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, melalui kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran sastra untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis dan mengapresiasi karya sastra. Bagi siswa, hendaknya memperluas wawasanya pada materi mengenai makna konotatif, sehingga mampu membedakan makna konotatif di dalam sebuah karya sastra khususnya dalam puisi Ketika Cinta Bicara. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya yang masih dalam ruang lingkup yang sama
ANALISIS MAKNA KONOTATIF PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Buteria Zai
Kohesi : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2021): KOHESI: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Nias Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan peneliti untuk mengidentifikasi makna konotatif pada kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna konotatif yang digunakan pada kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, makna konotatif yang digunakan pada kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran dari 9 puisi yang dipilih, ditemukan makna konotatif secara keseluruhan berjumlah 71 penggunaan, di antaranya pada puisi yang berjudul Cinta, ditemukan makna konotatif berjumlah 8, puisi yang berjudul Demi Surga, Jantung Hatiku berjumlah 6, puisi yang berjudul Gita Cinta berjumlah 15, puisi yang berjudul Musim Panas berjumlah 4, puisi yang berjudul Musim Gugur berjumlah 5, puisi yang berjudul Musim Dingin berjumlah 8, puisi yang berjudul Pandangan Pertama berjumlah 7, puisi yang berjudul Ciuman Pertama berjumlah 8, dan puisi yang berjudul Pernikahan berjumlah 10 penggunaan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap larik pada kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran mengandung makna konotatif di setiap syairnya. Saran yang dapat diberikan peneliti khususnya bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, melalui kumpulan puisi Ketika Cinta Bicara karya Kahlil Gibran dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran sastra untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis dan mengapresiasi karya sastra. Bagi siswa, hendaknya memperluas wawasanya pada materi mengenai makna konotatif, sehingga mampu membedakan makna konotatif di dalam sebuah karya sastra khususnya dalam puisi Ketika Cinta Bicara. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya yang masih dalam ruang lingkup yang sama