Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL BAGI PENGHUNI APARTEMEN SINGGAH Wibowo, Hery; Darwis, Rudi Saprudin; Ishartono, -
Dharmakarya Vol 6, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.243 KB)

Abstract

Penghuni apartemen singgah milik Dinas Pemukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat bukanlah penguhi tetap. Mereka tinggal sementara untuk selanjutnya diharapkan mampu untuk memiliki rumah sendiri di luar apartemen singgah. Sehingga, masa tinggal di apartemen singgah sesungguhnya adalah masa untuk mengembangkan kapasitas diri dan menyiapkan finansial agar dapat memiliki rumah tinggal sendiri. Dinamika sosial dan pola interaksi antara warga di apartemen singgah dapat menjadi sebuah tantangan dan hambatan. Namun, dengan perspektif yang berbeda, kondisi ini dapat menjadi potensi kolektif bagi warga untuk pengembangan kapasistas. Upaya membangun sikap dan keterampilan kewirausahaan sosial, diharapkan dapat menjadi solusi bagi peningkatkan keterampilan kewirausahaan keluarga dan kualitas hidup warga. Kata kunci: kewirausahaan sosial, pemberdayaan, perumahan
DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH Anandar, Rivanlee; Wibhawa, Budhi; Wibowo, Hery
Share : Social Work Journal Vol 5, No 1 (2015): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.618 KB) | DOI: 10.24198/share.v5i1.13122

Abstract

Berbagai perubahan terjadi pada anak jalanan di rumah singgah, baik perubahan yang berhubungan dengan kondisi fisik maupun berhubungan dengan kondisi lingkungan. Perubahanperubahan yang terjadi pada anak jalanan dipengaruhi oleh apa yang mereka terima di rumah singgah. Perubahan masa dari yang sepenuhnya di jalan sampai sebagian di panti tentu tak mudah bagi anak jalanan, tak heran jika beberapa anak mengalami kejenuhan atau stress saat di rumah singgah.Untuk mengatasi dan menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan tersebut, anak jalanan di rumah singgah membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Dukungan ini yang disebut dukungan sosial, dan orang-orang yang memberi dukungan disebut sumber dukungan.Studi kepustakaan menyatakan bahwa dukungan sosial akan dapat membantu mencegah efek negatif karena adanya stress apabila terjadi kesesuaian antara harapan dan penerimaan dukungan sosial bagi individu, penerima dukungan. Demikian pula dukungan sosial dari staf serta lingkungan rumah singgah akan dapat mencegah efek negatif karena keterkejutan budaya pada anak yang biasa di jalanan. Oleh karena itu, peneliti merasa penelitian ini penting disamping untuk sumbangan perbaikan pada program yang diberikan lembaga juga diharapkan penelitian ini dapat memberi ide tentang pemberian dukungan sosial di lembaga lain.Pada penelitian ini juga hendak diteliti hambatan serta faktor pendukung pemberian dukungan sosial yang ada di lembaga. Hal ini dilakukan karena persepsi individu, penerima dukungan, sebelumnya berada dalam lingkungan yang beda dan jauh dari dukungan sosial yang membuat dirinya baik.
POLA PENGASUHAN ORANG TUA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK DOWN SYNDROME (Studi Deskriptif Pola Pengasuhan Orang Tua Pada Anak Down Syndrome yang bersekolah di kelas C1 SD-LB Yayasan Pembina Pendidikan Luar Biasa Bina Asih Cianjur) Hasanah, Nadia Uswatun; Wibowo, Hery; Humaedi, Sahadi
Share : Social Work Journal Vol 5, No 1 (2015): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.279 KB) | DOI: 10.24198/share.v5i1.13119

Abstract

Penelitian ini berjudul ”Pola Pengasuhan Orang Tua Dalam Upaya Pembentukan Kemandirian Anak Down Syndrome (studi deskriptif pola pengasuhan orang tua pada anak Down Syndrome yang bersekolah di kelas C1 SD-LB Yayasan Pembina Pendidikan Luar Biasa Bina Asih Cianjur). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana bentuk pola pengasuhan yang diterapkan orang tua terhadap anak Down Syndrome di kawasan Cianjur. Pola pengasuhan tersebut meliputi pola pengasuhan permisif, otoriter dan demokratis.Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi deskriptif, sedangkan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi. Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi non-partisipatif, dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yaitu, 6 orang dari pihak orang tua anak Down Syndrome. Dimana dalam penelitian ini akan di observasi dari 3 keluarga yang memiliki anak Down Syndrome, dengan masing-masing terdiri dari ayah dan ibu. Serta 2 orang dari pihak yayasan sebagai pihak yang memantau perkembangan kemandirian anak pada saat di sekolah.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola pengasuhan orang tua berperan besar dalam pembentukan kemandirian anak Down Syndrome. Bentuk pola pengasuhan seperti apa, itulah yang akan membentuk karakter anak dan mempengaruhi kemandirian anak Down Syndrome, dikarenakan pola pembiasaan-pembiasaan yang diterapkan pada saat di rumah. Anak Down Syndrome memang membutuhkan perhatian lebih karena keterbatasannya. Namun hal ini tidak berarti mereka menjadi anak yang terus bergantung dan tidak mampu mandiri. Di satu sisi, mereka membutuhkan perhatian khusus, namun di sisi lain mereka juga perlu diberikan ruang untuk dapat mengembangkan kemampuannya. Maka dari itu, pola pengasuhan orang tua lah yang sangat berperan dalam hal ini.Dengan demikian, peneliti menyarankan suatu program pelatihan dan pembinaan bagi para orang tua anak Down Syndrome yaitu “Parenting Support”. Program ini bertujuan untuk memberikan pembinaan dan pelatihan bagi para orang tua agar mampu dalam merawat, mendidik dan menjaga anak Down Syndrome, guna mendukung pada ketercapaian pemenuhan kebutuhan dasar dan kemandirian mereka.
KAMPANYE SOSIAL PEDULI ANAK PENYANDANGCEREBRAL PALSY Advokasi untuk Pekerja Sosial:Mengkampanyekan Activity of Daily Living (ADL) untuk Mendorong Kemandirian Anak Di Rumah Venty, Franzeska; Wibowo, Hery
Share : Social Work Journal Vol 5, No 2 (2015): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.015 KB) | DOI: 10.24198/share.v5i2.13138

Abstract

Otak merupakan pusat saraf yang mengendalikan fungsi tubuh manusia. Pada kondisi yang berbeda, anak cerebral palsy mengalami kerusakan pada bagian otak yang berfungsi dalampengendalian gerak tubuh. Kondisi itu mengakibatkan kesulitan bergerak, berjalan, hingga belajar, akan tetapi hal itu belum banyak diketahui oleh masyarakat, khususnya orang tua penderita, mengenai kondisi cerebral palsy dan penanganannya. Kurangnya pemahaman pada masyarakat dapat menjadi hambatan dalam penanganan penderitanya untuk hidup mandiri.Pada kajian ini, mendorong pemerintah untuk mengadakan kampanye sosial peduli anak penyandangcerebral palsydalammemberikan informasi mengenai kondisi cerebral palsydan kegiatanActivity of Daily Living (ADL) yang diterapkan pada anak oleh orang tua di rumah.KegiatanADL didasari oleh tingkat kemandirian anak yang didukung oleh orang tua di rumah untuk mampu melakukan kegiatan perawatan diri harian.Berbasis social marketing, pengadaan kegiatan kampanye inibertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam menyadari pentingnya partisipasi pemenuhan kebutuhan anak cerebral palsy dan kemandiriannya melalui identifikasi tujuh aspek marketing mix.Gagasan ini dilakukan guna mendorong pemerintah dalam mengkampanyekan kepedulian terhadap anak penyandang cerebral palsy sebagai upaya agar orang tua dapat lebih memahami kondisi anak dan penanganannya agar mampu hidup mandiri.
PRAKTIK BEKERJA BERSAMA KELOMPOK UNTUK PENGUATAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Wibowo, Hery
Share : Social Work Journal Vol 7, No 1 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.589 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i1.13823

Abstract

Metode bekerja bersama kelompok (social group work) pada konteks pekerjaan sosial adalah sebuah praktik yang bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial, yang dilakukan melalui media kelompok. Sejauh ini, praktik bekerja bersama kelompok lebih banyak dikenal untuk tujuan pertolongan klien yang memiliki masalah khusus seperti ketergantungan narkoba, depresi, konsep diri rendah dan sebagainya. Hal ini wajar, mengingat praktik bekerja bersama kelompok memang memiliki sejumlah keunggulan, yaitu antara lain penggunaan prinsip-prinsip universalitas, rekonstruksi kognitif, penerimaan, serta alturisme, dimana klien cenderung merasa nyaman dan diterima, sehingga mampu pada akhirnya mengungkapkan permasalahan yang dialaminya, serta bahkan mampu memberikan saran-saran kepada anggota kelompok lainnya.Makalah ini akan mengupas lebih dalam tentang praktik bekerja bersama kelompok (social group work) dalam kontek pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, baik di perusahaan, organisasi swasta maupun aparatur sipil negara. Prinsipnya, tulisan ini juga dimaksudkan untuk membedah tujuan pengembangan dari praktik bekerja bersama kelompok, disamping tujuan pengobatan/penyembuhan. Maka, secara lebih jauh akan dikupas beragam praktik bekerja bersama kelompok yang dikhususkan untuk tujuan pengembangan sikap, etos kerja, semangat untuk berprestasi maupun tekad untuk menampilkan yang terbaik pada bidang pekerjaan.
MODEL PENDEKATAN CENTRE BASED DALAM MENANGANI ANAK JALANAN PEREMPUAN Anandar, Rivanlee; Wibowo, Hery
Share : Social Work Journal Vol 5, No 2 (2015): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.836 KB) | DOI: 10.24198/share.v5i2.13139

Abstract

Keberadaan anak-anak jalanan di berbagai sudut jalan adalah konsekuensi logis bagi Bandung sebagai kota metropolitan. Anak jalanan dipandang sebagai masalah yang memberi citra kurang baik terhadap pembangunan. Selain menambah beban pembangunan, persoalan anak jalanan-terutama perempuan-menjadi kian rumit ketika mereka menjadi sasaran empuk perdagangan manusia atau pekerja seks.Hal ini disebabkan mereka tidak terlindungi dengan semestinya dan pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim. Anak jalanan perempuan bahkan menanggung resiko jauh lebih berat ketimbang anak jalanan laki-laki. Untuk menghindari anak jalanan perempuan menjadi sasaran eksploitasi atau orientasi seksual bebas lelaki, perlu adanya pendampingan khusus bagi anak jalanan perempuan. Saat ini, Proses pendidikan tersebut dapat dilakukan melalui penanganan di lembaga/pusat pelayanan. Lembaga dengan penanganan model semacam ini adalah rumah singgah.Rumah singgah dianggap bisa memberikan pendidikan serta pemahaman bagi anak-anak jalanan perempuan untuk dapat mengubah sikap dan cara pandangnya melihat kehidupan. Berangkat dari masalah ini, saya berinisiatif untuk menawarkan ide rumah singgah khusus anak jalanan perempuan.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA KREATIF DAGO POJOK Choresyo, Berry; Nulhaqim, Soni Akhmad; Wibowo, Hery
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.548 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i1.14211

Abstract

Penelitian ini berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Kampung Wisata Dago Pojok”. Penelitian ini akan mencoba untuk mendeskripsikan bagaimana partisipasi masyarakat di RW 03 terhadap program kampung wisata kreatif Dago Pojok dilihat dari prasyarat partisipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan keinginan dan jenis partisipasi yang terbagi menjadi 5 (lima) jenis antara lain pemikiran, tenaga, keahlian, barang dan uang.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik yang digunakan pada pennelitian ini adalah studi kasus. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang diambil dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 8 (delapan) orang yang dianggap dapat memberikan informasi terperinci mengenai partisipasi masyarakat RW 03 dalam program kampung wisata kreatif.Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa aspek-aspek prasyarat partisipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan keinginan telah terpenuhi. Dengan begitu, partisipasi dalam berbagai jenis dapat terwujud dari masyarakat. Melihat dari jenis partisipasi, warga telah melaksanakan kelima jenis partisipasi yang terdiri dari partisipasi pemikiran, tenaga, keahlian, barang dan uang. Meskipun masih ada kekurangan dalam hal partisipasi uang, hal tersebut dikarenakan masih kurangnya kemampuan warga untuk memberikan partisipasi uang dan belum adanya sistem yang mengatur pendanaan program dari uang warga.Berdasarkan pada hasil penelitian, saran yang diberikan oleh peneliti adalah penguatan sumber dana untuk program kampung wisata kreatif. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menutupi kekurangan warga secara individu untuk memberikan partisipasi uang dan memperkuat sumber pendanaan kampung wisata kreatif.
PEMBERDAYAAN PETANI KOPI MELALUI PENGUATAN KAPASITAS DALAM PENGOLAHAN HASIL KOPI DI DESA GENTENG, KECAMATAN SUKASARI, KAB. SUMEDANG APSARI, NURLIANA CIPTA; GUTAMA, ARIE SURYA; NURWATI, NUNUNG; WIBOWO, HERY; RESNAWATY, RISNA; DARWIS, RUDI SAPRUDIN; SANTOSO, MEILANNY BUDIARTI; HUMAEDI, SAHADI
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.565 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14346

Abstract

Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, merupakan daerah pegunungan dan perbukitan, termasuk dalam kategori dataran tinggi dengan ketinggian tempat 800-1200 mdpl. Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, merupakan daerah pegunungan dan perbukitan, termasuk dalam kategori dataran tinggi dengan ketinggian tempat 800-1200 mdpl. Salah satu potensi yang dimiliki oleh Desa Genteng adalah pada sektor perkebunan yaitu kebun kopi, yang telah menjadi menjadi roda perekonomian dalam menopang kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hasil assessment lapangan mengenai kondisi masyarakat akan ketersediaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup, maka dapat ditinjau bahwa masyarakat belum memiliki kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup atas dasar hasil dari kegiatan perekonomian masyarakat sehingga memungkinkan terjadinya kesinambungan antara kegiatan perekonomian masyarakat dengan pelestarian lingkungan hidup.Dalam hal ini, maka potensi untuk pengendalian stabilitas lingkungan hidup dapat ditelaah dari keadaan mayoritas mata pencaharian warga yang didominasi oleh Petani Kopi. Mitra tidak mampu memasarkan secara maksimal hasil kopi, salah satu kendala yang dirasakan oleh mitra adalah kemasan produk yang kurang memadai. Selain itu mitra juga berikeinginan untuk dapat mengolah biji kopi menjadi kopi yang siap saji dengan kualitas yang bagus. Maka dapat ditinjau bahwa perlu diadakannya program Pengabdian Kepada Masyarakat melalui kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Petani Kopi Melalui Penguatan Kapasitas Dalam Pengolahan Hasil Kopi di Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.
INTERAKSI SOSIAL ANAK DOWN SYNDROME DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL (STUDI KASUS ANAK DOWN SYNDOME YANG BERSEKOLAH DI SLB PUSPPA SURYAKANTI BANDUNG) RENAWATI, RENAWATI; DARWIS, RUDI SAPRUDIN; WIBOWO, HERY
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.649 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14341

Abstract

Jumlah penyandang down syndrome di Indonesia ada sekitar 300 ribu lebih. Down syndrome adalah suatu kelainan genetik yang terjadi pada manusia yang menyebabkan mereka yang mengidapnya memiliki kelainan baik fisik maupun psikis. Dalam kesehariannya, orang yang menyandang down syndrome selain menghadapi permasalahan yang ada pada dalam dirinya, juga harus menghadapi permasalahan yang datang dari luar. Penerimaan masyarakat adalah hal yang menjadi sangat sensitif. Tidak semua masyarakat paham apa itu down syndrome sehingga memperlakukan mereka secara berbeda (diskriminasi). Sehingga dalam berbagai aspek kehidupan, seorang yang menyandang down syndrome kadang tidak selalu dapat ikut serta menjadi bagian. Kesulitan berinteraksi dengan orang lain terutama dialami oleh penyandang down syndrome anak-anak. Anak penyandang down syndrome kerap dikucilkan di lingkungan bermainnya. Keterlambatan perkembangan yang dimilikinya membuat teman sebayanya ‘enggan’ untuk bermain dengannya. Mereka juga kerap mendapatkan perilaku diskriminasi karena perbedaan kemampuan yang dimilikinya. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, pekerja sosial memiliki tanggung jawab profesi dalam pemberian pelayanan dan intervensi terhadap penyandang down syndrome tersebut. Intervensi pekerjaan sosial dalam hal ini bertujuan untuk mencapai keberfungsian sosial mereka.
SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP STRATEGI KOPING PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN FISIK OLEH SUAMI Rusyidi, Binahayati; Fedryansyah, Muhammad; Raharjo, Santoso Tri; Bintari, Antik; Wibowo, Hery
Sosio Konsepsia Vol 8, No 2 (2019): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mengases sikap mahasiswa sarjana kesejahteraan sosial terhadap strategi koping istri korban kekerasan fisik dalam rumah tangga yang berulang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel dipilih secara non-random dari mahasiswa program studi kesejahteraan sosial di 3 (tiga) perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di wilayah Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui self administered survey. Penelitian menunjukkan mahasiwa pada umumnya melaporkan dukungan yang tinggi terhadap strategi koping yang melibatkan intervensi pihak luar, khususnya keluarga dan tokoh agama serta strategi personal oleh korban. Sebaliknya, dukungan lebih rendah ditunjukkan untuk strategi koping yang melibatkan pendekatan hukum. Sikap terhadap peran jender berasosiasi dengan dukungan bagi korban untuk menghindari atau memutuskan hubungan dengan korban dan mengakses intervensi layanan formal.  Interaksi dengan perempuan korban kekerasan fisik oleh suami juga berasosiasi positif dengan dukungan untuk meninggalkan pelaku sementara waktu atau secara permanen. Sebaliknya, sikap terhadap peran jender dan interaksi dengan korban berasosiasi dengan penolakan terhadap strategi koping korban yang bersifat internal. Sementara itu tingkat keberagamaan berasosiasi positif dengan dukungan terhadap pelibatan intervensi lembaga informal. Analisa dan rekomendasi penelitian didiskusikan dalam konteks peran lembaga pendidikan pekerjaan sosial dalam mempersiapkan calon pekerja sosial yang memiliki keberpihakan pada perlindungan korban kekerasan.Kata kunci: kekerasan fisik, korban kekerasan dalam rumah tangga, strategi koping AbstractThe research assessed attitudes of social welfare undergraduate students toward coping strategy of victims of repeaded physical violence against wives and its associated factors. Non-random sampling was applied to recruit social welfare students from 3 (three) public and private universities in East Java Province, West Java Province, and Yogyakarta Province. Data were collected through self-administered survey. The study showed that in general the students reported high support toward coping strategy that involved external intervention, especially families and religious leaders as well aspersonal focused coping by victims. In contrast, much lower agreement was reported toward coping strategy that involved legal approach. Attitudes toward gender roles was found to associate with greater support toward avoiding or cutting off relationships with perpetrator and accessing formal intervention. Having known the victim well associated with strategy to leave abusive perpetrator temporarily or permanently. On the contrary, attitudes toward gender roles was found to have positive association with the rejection of victims? internal coping strategy. The level of religiosity had significant association with support for using intervention from informal institutions. Analysis and recommendations were discussed within the context of social work education role to promote sensitivity of students in protecting the victims of domestic violence. Key words: coping strategy, physical violence, victims of domestic violence