Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kesesuaian Penggunaaan Alat Kontrasepsi Dengan Tujuan BerKB menggunakan Aplikasi e-KABE Annisa Rahmidini; Chanty Yunie Hartiningrum
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah Vol 17, No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.874 KB) | DOI: 10.31101/jkk.1732

Abstract

Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia merupakan salah satu upaya dalam mengendalikan dan menurunkan laju pertumbuhan penduduk dengan cara meningkatkan angka prevalensi kontrasepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sebuah aplikasi yang dapat membantu akseptor KB terwujud kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi dengan tujuan ber-KB. Aplikasi e-KABE dirancang untuk dapat membantu para akseptor sehingga meningkatkan efektifitas alat kontrasepsi, didalam aplikasi tersebut terdapat beberapa menu diantaranya reminder meminum pil KB dan kunjungan ulang untuk KB Suntik. Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan analisis data reduction (reduksi data), data display (penyajian data-data) dan conclusion drawing atau verifikasi. Dari hasil uji coba terhadap 7 akseptor KB aplikasi e-KABE dinyatakan dapat membantu dalam mengingatkan waktu meminum pil dan kunjungan ulang KB Suntik.
GAMBARAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DAN TUJUAN KELUARGA BERENCANA PADA PASANGAN USIA SUBUR DI DUSUN GUNUNG KAWUNG DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2017 annisa Rahmidini; Milan milan
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i2.339

Abstract

Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016 presentase KB aktif sebesar 74,8% dan presentase KB tidak aktif sebesar 12,77%. Berdasarkan laporan Puskesmas Singaparna tahun 2016 didapatkan data dari 10.675 pasangan usia subur, jumlah akseptor KB aktif adalah 7.954 atau 74,5%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis alat kontrasepsi dan tujuan KB yang digunakan oleh PUS di wilayah Dusun Gunung Kawung tahun 2017Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskristif. Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur di wilayah Dusun Gunung Kawung yaitu 61 orang. Tehnik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah total sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah jenis alat kontrasepsi dan tujuan KB. Instrumen yang digunakan adalah format isian yang tehnik pengambilan data penelitiannya dilakukan secara langsung terhadap responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang dihitung persentasenya kemudian disajikan dalam bentuk persentase dan naratif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontrasepsi hormonal suntik cenderung dipilih oleh karena kemudahan dalam menggunakan serta tujuan KB menjarangkan kehamilan. Petugas kesehatan dalam hal ini yang dimaksud adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan atau perawat memiliki peran serta dalam pemberian informasi, penyuluhan dan penjelasan mengenai alat kontrasepsi hormonal maupun non hormonal. Calon akseptor KB yang masih ragu dalam memakai alat kontrasepsi memutuskan memakai alat kontrasepsi non hormonal sesuai anjuran dari petugas dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari alat kontrasepsi tersebut. Petugas kesehatan merupakan pihak yang mengambil peran dalam tahapan akhir proses pemakaian alat kontrasepsi
GAMBARAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SOSIAL EKONOMI IBU YANG MEMILIKI BAYI DENGAN BERAT LAHIR RENDAH DI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016 Setiawan Setiawan; annisa Rahmidini
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 8 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v8i1.345

Abstract

Salah satu penyebab kematian bayi yang angka kejadiannya paling tinggi adalah berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir rendah adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Berdasarkan data Puskesmas Singaparna pada tahun 2015 yang didapatkan di wilayah Puskesmas Singaparna terdapat 44 Bayi dengan BBLR. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi dengan BBLR di wilayah Kecamatan Singaparna yaitu 34 orang. Cara Pengambilan Sampel dilakukan dengan cara total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner 10 pertanyaan untuk pengetahuan, 1 pertanyaan untuk pendidikan dan 1 pertanyaan untuk social ekonomi. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi untuk menggambarkan tiap-tiap variabel yang akan diteliti. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas pengetahuan ibu yang memiliki bayi dengan BBLR di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya termasuk kategori kurang yaitu 64,7%, pendidikan ibu yang memiliki bayi dengan BBLR adalah tamat SD yaitu 67,6%, tingkat social ekonomi ibu yang memiliki bayi dengan BBLR termasuk kategori kurang dari UMR yaitu 76,5%. Diharapkan dapat meningkatkan upaya pencarian informasi untuk mendapatkan pengetahuan yang baik tentang kebutuhan gizi selama hamil serta mencegah faktor resiko penyebab bayi dengan BBLR.
UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PUS DALAM KELUARGA BERENCANA DI DUSUN GUNUNG KAWUNG DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2019 annisa Rahmidini; Teni Supiyani; Adam Akbar
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TASIKMALAYA Vol. 2 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/abdimas.v1i02.285

Abstract

Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah penduduk sebanyak 252.124.458 jiwa dengan luas wilayah 1.913.378,68 km2 dan kepadatan penduduk sebesar 131,76 jiwa/km2 (Depkes RI, 2014). Masalah yang terdapat di Indonesia adalah laju pertumbuhan penduduk yang 2 relatif masih tinggi. Perkiraan penduduk pertengahan (2013) sebesar 248,8 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,48%. Laju pertumbuhan ditentukan oleh kelahiran dan kematian dengan adanya perbaikan pelayanan kesehatan menyebabkan tingkat kematian rendah, sedangkan tingkat kelahiran tetap tinggi hal ini penyebab utama ledakan penduduk.Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2014 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta KB baru sebesar 7.761.961 (16,15%) meliputi suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB sebanyak 1.951.252 (25,14%), kondom sebanyak 441.141 (5,68%), implan sebanyak 826.627 (10,65%), IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 555.241 (7,15%), MetodeOperasi Wanita (MOW) sebanyak 116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062 (0,2%). Sedangkan peserta KB aktif sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak 3.896.081 (11,07%), MOW sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak 241.642 (0,69%), implant sebanyak 3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak 1.110.341 (3,15%), suntikan sebanyak 16.734.917 (47,54%), dan pil KB sebanyak 8.300.362 (29,58%) (Depkes RI, 2014).Dari hasil penelitian yang diketahui banyak alasan dikemukkan oleh wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi, antara lain karena menginginkan anak. Alasan yang cukup menonjol adalah karena efek samping dan masalah kesehatan, dengan pasangan yang menolak (10%), alasan karena agama (0,5%) dan alsan yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yaitu biaya yang mahal (0,8%) (BKKBN,2010). Faktor ketidak berhasilan gerakan keluarga berencana dipengaruhi oleh faktor, umur pasangan usia subur (15- 49 tahun), pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi), pekerjaan (pertanian dan non pertanian), budaya5(faktor keturunan, banyak anak banyak rejeki, anak sebagai faktor ekonomi, kualitas pelayanan akseptor KB (pilihan metode kontrasepsi, kualitas pemberian informasi, kemampuan teknis petugas, hubungan interpersonal, mekanisme pelayanan ketetapan konstelasi pelayanan akseptor KB, strategi penerapan pelaksanaan gerakan keluarga berencana). (BKKBN, 2016).Upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dengan pembentukan Kampung KB, Pelayanan KB gratis untuk keluarga kurang mampu, pembinaan Generasi Berencana (GenRE), pembinaan kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL dan UPPKS, pembinaan PIK-R serta pembinaan dan pelatihan - pelatihan tenaga penggerak desa.Dalam kurun satu tahun jumlah pertambahan penduduk di kabupaten tasikmalaya yang mempunyai 39 kecamtan mencapai 30 ribu jiwa tingkat pertumbuhan penduduk di kabupaten tasikmlaya cukup tinggi jika di persentasekan jumlah pertumbuhan penduduk 1,4% dari total populasi kabupaten tasikmalaya bahkan persentase nya hampir sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk secara nasional yang di angka 14 % Kepala dinas BKKBN Kabupaten Tasikmalaya jumlah penduduk sebanyak itu sudah sepadan dengan populasi sebuah kecamatan Untuk mengendalikan jumlah penduduk pihaknya terus menggiatkan sosialisasi program keluarga berencana kepada warga Kepala dinas BKKBN menyebut masih ada sekitar 47 Ribu pasangan usia subur di Kabupaten Tasikmlaya yang belum ber status akseptor KB . Jumlah tersebut mencapai 13 % dari total populasi pasangan usia subur Upaya nya terus mensosialisasi secara door to door ke masyarakat di desa desa agar semua kalangan bisa tersentuh ( BKKBN Kabupaten Tasikmlaya )Berdasarkan data Praktek Belajar Lapangan I (PBL I) yang dilakukan di Dusun Gunung Kawung Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2018, di dapatkan hasil frekuensi kontrasepsi Dari 61 Orang (60.6%) Pasangan Usia Subur terdapat 38 Orang (39.4%) wanita subur tidak Ber KB. Berdasarkan wawancara dengan kader, jenis KB yang di gunakan di dusun Gunung kawung mayoritas menggunakan KB suntik sebanyak 46 Orang (75.4%), berdasarkan alasan menggunakan KB di dusun Gunung kawung sebanyak 28 orang (45.9%) menjarangkan kehamilan sebanyak 18 Orang (29.5%) menunda kehamilan 15 orang (24.6%) Ketidak sesuaian jenis KB dengan alasan penggunaan KB terdapat 28 orang tujuan menjarangkan kehamilan menggunakan PIL kb 4 Orang (14.3%) menggunakan kondom 1 Orang (3.6%) yang menggunakan IUD 2 orang (11.1).