Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDIDIKAN ISLAM BERKEADILAN GENDER : MENYOROTI PEMIKIRAN MUHAMMAD ATIYYAH AL-ABRASHI Maslikhah, Maslikhah
PALASTREN Vol 8, No 2 (2015): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan adalah hak dan kewajiban bagi setiap orang baik laki-laki maupun perempuan. Melalui pendidikan, setiap perempuan dapat mengembangkan kemandirian mereka untuk berkontribusi membangun dunia. Pendidikan berkeadilan gender menurut Atiyah al-Abrashi adalah manifestasi dari pengembangan konsep pendidikan yang mampu membangun kemadirian dan demokrasi. Berlandaskan pandangan ini, Atiyyah al-Abrashi berpendapat perempuan harus mendapatkan hak dan melakukan kewajibannya untuk mengembangkan kemandirian melalui pendidikan. Pendidikan bagi perempuan ini dilegitimasi oleh data sejarah tentang peran perempuan Islam terdidik sepanjang masa. Education becomes the right and obligation of every human being, including women. Through education, women can develop their autonomy in order to build their world. Gender equitable education in the perspective of Athiyah is a manifestation of the development of educational concepts that can build self-reliance and democracy. Based on this, Athiyah views that women should also get the rights and perform its obligation to develop the self-reliance potency based on the historicity of the role of women (Muslim women) of all time. 
PENDIDIKAN ISLAM BERKEADILAN GENDER : MENYOROTI PEMIKIRAN MUHAMMAD ATIYYAH AL-ABRASHI Maslikhah, Maslikhah
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 8, No 2 (2015): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v8i2.969

Abstract

Pendidikan adalah hak dan kewajiban bagi setiap orang baik laki-laki maupun perempuan. Melalui pendidikan, setiap perempuan dapat mengembangkan kemandirian mereka untuk berkontribusi membangun dunia. Pendidikan berkeadilan gender menurut Atiyah al-Abrashi adalah manifestasi dari pengembangan konsep pendidikan yang mampu membangun kemadirian dan demokrasi. Berlandaskan pandangan ini, Atiyyah al-Abrashi berpendapat perempuan harus mendapatkan hak dan melakukan kewajibannya untuk mengembangkan kemandirian melalui pendidikan. Pendidikan bagi perempuan ini dilegitimasi oleh data sejarah tentang peran perempuan Islam terdidik sepanjang masa. Education becomes the right and obligation of every human being, including women. Through education, women can develop their autonomy in order to build their world. Gender equitable education in the perspective of Athiyah is a manifestation of the development of educational concepts that can build self-reliance and democracy. Based on this, Athiyah views that women should also get the rights and perform its obligation to develop the self-reliance potency based on the historicity of the role of women (Muslim women) of all time. 
GAMBARAN KESIAPAN PETUGAS KESEHATAN DALAM PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN HIV-AIDS PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN BATANG Maslikhah, Maslikhah; Baequny, Ahmad; Hidayati, Resti Ayu
JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN Vol 14 (2018)
Publisher : BAPPEDA Kota Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.556 KB)

Abstract

Penularan HIV dari ibu ke bayi merupakan akhir dari rantai penularan yang kemungkinan berawal dari seorang laki-laki HIV positif yang menularkan HIV kepada pasangan perempuannya melalui hubungan seksual tidak aman, dan selanjutnya pasangan perempuan tersebut menularkan HIV kepada bayi yang di kandungnya. Bidan dan perawat mempunyai peran penting dalam membantu perempuan hamil dengan HIV-AIDS yang membutuhkan pertolongan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan petugas kesehatan dalam penatalaksanaan pemeriksaan HIV-AIDS. Mengetahui kesiapan petugas kesehatan terkait dengan ruangan, informed consent, konseling yang diberikan sebelum dilakukan, pemeriksaan HIV-AIDS, pemberian hasil tes pemeriksaan HIV-AIDS dan konseling yang diberikan setelah mengetahui hasil pemeriksaan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan yang sudah mendapatkan pelatihan tentang pemeriksaan HIV-AIDS di Kabupaten Batang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 responden yang terdiri dari dokter, bidan, perawat, dan analis kesehatan. Hasil penelitian diketahui bahwa kesiapan ruangan yang digunakan untuk melakukan konseling masuk dalam kategori memenuhi standar, kesiapan petugas kesehatan terkait dengan informed consent, konseling yang diberikan sebelum dilakukan pemeriksaan HIV-AIDS, pemeriksaan HIV-AIDS, pemberian hasil tes pemeriksaan HIV-AIDS dan konseling yang diberikan setelah mengetahui hasil pemeriksaan sebagian besar dilakukan oleh tenaga kesehatan. Kata Kunci: Kesiapan, Pemeriksaan HIV-AIDS, Petugas kesehatan
THE TEACHING TECHNIQUE OF INDONESIAN IN MADRASAH IBTIDAIYAH: LEARNING FROM MI SURUH 1 PLUS, MIFTAHUL ULUM AND MA’ARIF PULUTAN Maghfiroh, Nurul; Maslikhah, Maslikhah; Widhyahrini, Khusna
ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal Vol 8, No 2 (2020): ELEMENTARY
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/elementary.v8i2.8109

Abstract

By language skill possessed, students can blow on a variety of knowledge to appreciate literature and to develop themselves sustainably. But there are still many students who do not like Bahasa Indonesia n lessons because of being boring. They were not boring the teacher can use some methods.  The Teaching technique was a concrete implementation in the learning process for students.  The teachers can change their methods anytime for the same subject.  The purpose of this study was to find out various kinds of teaching methods to teach Bahasa Indonesia in the 2nd and 5th Grade in Madrasah Ibtidaiyah (MI) or Primary School level.  This research used the qualitative method by interview semi-structured and questionnaire on the theme.  The research obtained that MI Suruh 1 Plus used 10 techniques for 2nd Grade and 14 techniques for 5th Grade; MI Miftahul Ulum used 10 techniques for 2nd Grade and 13 techniques for 5th Grade, and MI Maarif Pulutan used 10 techniques for 2nd Grade and 14 techniques for 5th Grade. Variations in techniques used in 3 schools still use almost the same technique, which is different for each school in applying classroom learning techniques according to the material during learning.Keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa mampu menggali berbagai pengetahuan untuk mengapresiasi sastra, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan. Tetapi masih banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran Bahasa Indonesaia dengan alasan membosankan. Agar tidak bosan guru dapat menggunakan beberapa teknik. Teknik Mengajar adalah implementasi konkrit dalam proses pembelajaran bagi siswa. Para guru dapat mengubah metode mereka untuk mata pelajaran yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai macam teknik pengajaran untuk mengajar Bahasa Indonesia  di kelas 2 dan 5 di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara semi struktur dan angket. Penelitian ini memperoleh bahwa MI Suruh 1 Plus menggunakan 10 teknik untuk kelas 2 dan 14 teknik untuk kelas 5; MI Miftahul Ulum menggunakan 10 teknik untuk Kelas 2 dan 13 teknik untuk Kelas 5; dan MI Maarif Pulutan menggunakan 10 teknik untuk Kelas 2 dan 14 teknik untuk Kelas 5. Variasi teknik yang digunakan di 3 sekolah masih menggunakan teknik yang hampir sama yang membedakan tiap sekolah dalam mengaplikasi teknik pembelajaran dikelas disesuaikan dengan materi saat pembelajaran.