Farid Majedi, Farid
Prodi Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Politeknik Negeri Madiun

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Parameter Kinetik Char Hasil Pirolisis Serbuk Kayu Mahoni (Switenia Macrophylla) dengan Variasi Heating Rate dan 1 Temperatur Majedi, Farid; Wijayanti, Widya; Hamidi, Nurkholis
Rekayasa Mesin Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.059 KB) | DOI: 10.21776/ub.jrm.2015.006.01.1

Abstract

The value of k (rate constant) is one of the important parameters in the equation speed of reaction (kinetics of reactions). This paper discusses the value of k (rate constan) at each heating rate (673 K / h and 873 K / h). Where k is the value obtained by calculating the value of k temperature 523 K, 623 K, 723 K, 773 K and 873 K heating rate of 673 K / h and k values of temperature 523 K, 623 K, 723 K, 773 K and 873 K heating rate 1073 K / h. From the k value of each temperature, calculated values of k in the heating rate. Calculation results obtained kinetic parameters heating rate of 673 K / h Kinetic is 𝑘 = 24,022 . 𝑒 −1230 𝑇 ⁄ , Ea = 10226.2 kJ Mol -1 , A = 269.4548 min -1 and a heating rate of 1073 K / h is 𝑘 = 8,998 . 𝑒 , Ea = 6550.6 kJ Mol -1 , A = 100.9273 min . From the k value of each heating rate validated into the mass loss is calculated, which obtain the actual mass loss results with the mass loss calculation results of kinetic equations for each temperature and heating rate can be seen that the value of mass loss value calculation results is approaching mass reduction so the actual kinetic equation respectively temperature and heating rate. Rate constan) is one of the important parameters in the equation speed of reaction (kinetics of reactions) -1
Pengaruh Penggunaan Panas Gas Hasil Pembakaran Terhadap Penguraian Gas CO (Karbon Monoksida) Menjadi C (Karbon) dan O2 (Oksigen) pada Asap Knalpot Sepeda Motor dengan Adsorben Zeolit Majedi, Farid
JEECAE (Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering) Vol 1, No 1 (2016): Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)
Publisher : Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.512 KB)

Abstract

Zat beracun seperti karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), oksida nitrogen (Nox), sulfur oksida (SOx), zat debu timbal (Pb), dan partikulat. Untuk mengurangi kadar CO dari asap knalpot menjadi unsur yang tidak beracun. Untuk mengurangi emisi gas buang CO, maka dibuat alat yang menggunakan panas gas buang yang berfungsi untuk memecah molekul CO(g) menjadi C(s) + O2(g), sehingga dengan alat re-heater ini diharapkan bisa mengurangi unsur emisi gas buang CO. Dari hasil pengujian, prosentase CO mengalami penurunan hingga 30 - 75%,  prosentase HC mengalami penurunan hingga 40 - 65%, presentase CO2 mengalami peningkatan hingga 11 - 12%, dengan menggunakan tambahan modifikasi re-heater dan re-heater + Zeolit.Kata kunci— Reduksi Emisi gas buang, motor, zeolit
Penggunaan Modul Thermoelectric (Elemen Peltier) Pada Sistem Pendingin Bahan Bakar Bensin Majedi, Farid; Yuwono, Indarto; Nugroho, Windi
JEECAE (Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering) Vol 3, No 1 (2018): JOURNAL OF ELECTRICAL, ELECTRONICS, CONTROL, AND AUTOMOTIVE ENGINEERING (JEECAE)
Publisher : Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32486/jeecae.v3i1.206

Abstract

Abstrak— Efisiensi volumetrik motor 4 langkah pada dasarnya tidak mencapai 100% tetapi hanya berkisar antara 65-85%. Hal ini di pengaruhi oleh Tipe bahan bakar, air/fuel ratio, Temperatur campuran udara-bahan bakar, Compression ratio, Putaran mesin, Desain intake dan exhaust manifold, Geometri dan ukuran katup termasuk valve lift and timing. Salah satunya adalah dengan mendinginkan suhu bahan bakar bensin agar menjadi lebih dingin. Dengan permasalahan ini penulis mencoba riset tentang Penggunaan Modul Thermoelectric (Elemen Peltier) Pada Sistem Pendingin Bahan Bakar Bensin. Dalam penelitian ini akan menguji penurunan temperatur pada ruang pelampung karburator dan intake manifold, dan juga akan menguji pengaruh pemakaian modul termoelectric terhadap daya dan torsi. Dari hasil pengujian didapatkan terjadi penurunan temperatur pada campuran bahan bakar dan udara (intake manifold) sebesar 4 -8,9%. Sedang temperatur bensin di pelampung karburator juga mengalami penurunan sebesar 6,9 -15,1%. Dalam penggunaan modul termoelektrik ini juga menguji perfoma mesin. Dari hasil pengujian didapat hasil nilai daya mesin dengan modul termoelektik naik antara 0 – 8,8 % dibanding dengan daya mesin tanpa modul termoelektrik. Torsi mesin dengan modul termoelektrik naik 0 – 8,8 % dibanding dengan torsi mesin tanpa modul termoelektrik.
PERFORMA DAN EMISI MESIN EMPAT LANGKAH BERBAHAN BAKAR CAMPURAN BIOETHANOL DAN PERTALITE DENGAN VARIASI TIMING IGNITION Dhani, Ayuk Rima; Majedi, Farid
Jurnal Teknologi Terapan Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.481 KB) | DOI: 10.31884/jtt.v5i1.162

Abstract

AbstrakJumlah kendaraan bermotor yang meningkat menyebabkan peningkatan konsumsi bahan bakar dan pencemaran udara. Solusinya dengan memakai campuran bioethanol pada bahan bakar pertalite. Penambahan bioethanol dapat meningkatkan angka oktan sehingga membutuhkan beberapa perubahan pada mesin. Salah satunya dengan memajukan timing ignition. Metode yang digunakan adalah dengan memajukan timing igniton sebesar 21° BTDC, dan 30° BTDC dari kondisi standar yaitu 12° BTDC. Pengujian dilakukan dengan dynotest untuk mengetahui daya dan torsi. Pengujian emisi gas buang menggunakan alat gas analyzer. Berdasarkan hasil pengujian, penambahan bioethanol dapat meningkatkan daya, torsi, serta dapat menurunkan emisi gas buang. Daya tertinggi dicapai oleh variasi timing ignition 30° BTDC dengan E10 yaitu sebesar 6,7 Hp pada putaran mesin 6750 rpm. Torsi tertinggi dicapai oleh variasi timing ignition 30° BTDC dengan E10 sebesar 9 Nm pada putaran mesin 4000 rpm. Emisi gas buang, konsentrasi CO rata-rata terbaik dicapai oleh variasi timing ignition 30° BTDC dengan E10 sebesar 4%. Konsentrasi HC terendah pada variasi timing ignition 30° BTDC dengan E10 sebesar 74 ppm. Nilai rata-rata konsentrasi CO2 tertinggi pada timing ignition 30° BTDC dengan E10 sebesar 13,6%. Konsentrasi O2 terendah pada variasi timing igniton 30° BTDC dengan E10 sebesar 3% pada putaran mesin 7000 rpm.Kata Kunci: timing ignition, daya, torsi, emisi gas buang  AbstractThe increasing number of motorized vehicles has led to increased fuel consumption and air pollution. The solution is to use a bioethanol mixture on pertalite fuel. The addition of bioethanol can increase octane numbers so that it requires some changes to the engine. One of them is by advancing timing ignition. The method used is to advance the timing igniton at 21 ° BTDC, and 30 ° BTDC from the standard condition of 12 ° BTDC. Testing is done with dynotest to determine power and torque. Exhaust gas testing uses a gas analyzer. Based on the results of testing, the addition of bioethanol can increase power, torque, and can reduce exhaust emissions. The highest power is achieved by variations of the timing ignition 30 ° BTDC with E10 which is 6.7 hp at 6750 rpm. The highest torque is achieved by variations of the timing ignition 30 ° BTDC with E10 of 9 Nm at 4000 rpm engine speed. Exhaust gas emissions, the best average CO concentration is achieved by variations of the timing ignition 30 ° BTDC with E10 by 4%. The lowest HC concentration in the variation of timing ignition 30 ° BTDC with E10 is 74 ppm. The highest average CO2 concentration at the timing ignition 30 ° BTDC with E10 is 13.6%. The lowest O2 concentration in timing variations igniton 30 ° BTDC with E10 at 3% at 7000 rpm engine speed